Anda di halaman 1dari 3

Nama : Teuku Akmal Juansyah

NPM : 2017200130

Kelas : DB

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Tugas Bab Konstitusi dan Sistem Penegakan Hukum di Indonesia

1. Bacalah UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah amandemen! Bandingkan minimal 3 pasal
dalam batang tubuh UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah amandemen, setujukah anda
dengan pasal-pasal yang pilih untuk anda bandingkan dan kemudian berikan argumentasi
kritis anda terkait pasal-pasal tersebut dengan menyertakan sumber yang anda gunakan
untuk membuat argument tersebut!
2. Buatlah essay kritis terhadap kinerja aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim, dan KPK)-
pilih salah satu profesi aparat penegak hukum saja dan rumitnya prosedur penanganan
perkara hukum di Indonesia (terutama dalam perkara pidana)!

Jawaban :

1. UUD 1945 sebelum amandemen menurut saya sangatlah menafsirkan tentang


kepemimpinan otoriter yang menguntungkan diri sendiri, membuat pemimpin itu sendiri
kebal dari segala hukum, karena kekuasaan terbesar ada pada presiden terdapat 12
pasal yang menunjukkan kekuatan terbesar ada pada presiden karena memiliki hak
prerogative dan legislative.
Pada pasal 7 UUD 1945 sebelum amandemen kita dapat melihat bahwa presiden dan
wakilnya memegang jabatan selama 5 tahun dan dapat dipilih Kembali, tidak ada jangka
waktu batasan presiden dapat memegang kekuasaannya. Setelah amandemen diganti
menjadi presiden memegang jabatan selama 5 tahun dan punya satu kali masa jabatan.
Dari sini kita bisa melihat apabila ke otoriteran Presiden negara jika memiliki kekuasaan
setinggi ini, Negara dapat hancur lebur karena yang menurut saya kekuasaan demokrasi
ada pada rakyat tetapi menjadi tidak check and balance 1, saya sangat setuju akan
perubahan pada pasal tersebut.

Pada Pasal 6 UUD 1945 sebelum amandemen juga menjelaskan tentang Presiden dan
Wakilnya dipilih oleh MPR dengan suara terbanyak diubah menjadi Pasal 6A ayat 1 yang
menyebutkan bahwa Presiden dan Wakilnya dipilih oleh rakyat . saya sangat setuju
perubahan atas pasal tersebut karena menurut saya jika Presiden dan Wakilnya dipilih
oleh rakyat secara langsung, berarti pendapat rakyat sendiri di hargai dan memiliki
legimitasi dan otoritas atas rakyat sendiri. 2.

1
H.Mu’min Ma’aruf.Lembaga – Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945.Hal.1
2
Op.cit hal 2
Pasal 1 ayat 2 yang diubah setelah amandemen menurut saya perumusannya sangatlah
baik, karena mengganti sistem kedaulatan ada ditangan rakyat yang mempertegas
kedaulatan bersumber dari rakyat seluruhnya dan harus dilaksanakan menurut
ketentuan UUD itu, serta pelaksana prinsip kedaulatan rakyat itu tidak terbatas dengan
MPR tetapi pada semua Lembaga Negara. 3

2. Essai kritis tentang kinerja KPK

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi salah satu organ yang


Independen di pemerintahan dalam upaya memerangi oknum atau pejabat untuk
melakukan Tindakan yang merugikan negara dengan mengambil uang negara untuk
memperkaya diri sendiri. Pada kenyataanya, Indonesia masih memiliki banyak
permasalahan di bidang Korupsi sendiri. Berdasarkan data dari Lembaga Pemantau
indeks Korupsi Global yang bertajuk “Gobal Corruption Barometer – Asia” Indonesia
masuk menjadi negara nomor tiga paling korup di Asia. Permasalahan Indonesia
akan korupsi sendiri harus diselesaikan untuk mengurangi kerugian negara yang
disebabkan oleh koruptor.
Berdasarkan permasalahan korupsi yang ada, Indonesia sendiri belum dapat
menjalankan sistem atau aturan yang memberikan efek jera terhadap pelaku,
bagaimana tidak , UU Tipikor 31 Tahun 1999 dan No 20 Tahun 2001 terus di preteli
yang menyebabkan hukuman menjadi ringan . 4Para koruptor sejatinya tak hanya
berasal dari golongan politisi saja. Beberapa diantaranya adapula yang merupakan
seorang pengusaha, petinggi negara, penegak hukum, polisi, pegiat media, bahkan
para pelaku seni (artis). Meskipun mereka tidak secara langsung berperan sebagai
eksekutor korupsi, akan tetapi mereka turut mengambil peranan penting dalam
memuluskan aksi kejahatan yang satu ini.
Kinerja KPK sendiri dinlai sangat buruk oleh Peneliti Indonesian Corruptio
Watch (ICW), Wana Alamsyah, mengatakan kinerja penindakan kasus korupsi yang
dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi masuk dalam kategori sangat buruk. 5
Dapat dilihat dari jumlah kasus penindakan kasus korupsi yang dilakukan oleh KPK
berjumlah 13 persen dari target 120 kasus sepanjang 2020 6. Jumlah tersebut sangat
jauh apabila dibandingkan dengan penindakan pada 2018 yang mencapai 216 kasus.

3
Op.cit hal 14
4
Faqih Fikri. “ Indonesia Peringkat 3 Negara Terkorup Di Asia, Perlu Perampasan Kekayaan Koruptor”. (
https://www.merdeka.com/peristiwa/indonesia-peringkat-3-negara-terkorup-di-asia-perlu-perampasan-
kekayaan-koruptor.html?page=1). Diakses pada tanggal 17 Agustus 2021.
5
Madrim Sasmito. “ICW Sebut Kinerja KPK Buruk Sepanjang 2020”. Dipublikasikan pada tanggal 19 – 04 –
2021. (https://www.voaindonesia.com/a/icw-sebut-kinerja-kpk-buruk-sepanjang-2020/5858293.html) diakses
pada tanggal 17 Agustus 2021.
6
Ibid.
Upaya KPK sendiri untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi dinilai sangat
buruk karena penerapan pasal – pasal dalam UUD tidak terlaksana dengan baik,
ringannya dakwaan terhadap terdakwa menjadi alasan yang sangat sering terjadi di
KPK.
Kebocoran surat perintah dalam beberapa kasus yang menyebabkan pelaku
dapat melarikan diri atau menyembunyikan bukti dinilai juga sangat sering terjadi di
ruang lingkup KPK ataupun Dewan Pengawasnya sendiri. Saat ini hanya Presiden
yang dapat mengevaluasi kinerja dari pimpinan institusi penegak hukum, serta
mempertimbangkan alokasi anggaran yang diberikan kepada institusi berdasarkan
kinerja

Kebijakan KPK sendiri tidak hanya menghukum para pelaku dengan


hukuman penjara untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku korupsi, tetapi KPK
juga melakukan hukuman denda, uang pengganti, perampasan asset hasil korupsi.
KPK merupakan institusi penting dalam penegakkan hukum terhadap tindak pidana
korupsi yang dapat merugikan Indonesia, kondisi yang diharapkan di kedepannya
agar KPK tidak mendapat intervensi dari luar, harusnya KPK mendapat julukan
Organisasi Independen dapat bekerja dengan leluasa dan tidak membela para
koruptor . KPK sendiri telah menjadi organ yang diharapkan oleh masyarakat dapat
melaksanakan tugasnya tanpa memandang bulu, guna menciptakan Indonesia tanpa
korupsi keberhasilan KPK bukan diukur melalui banyaknya tangkap tangan yang
dilakukan tetapi penerapan pasal – pasal yang dinilai sangat penting untuk
ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai