Puji syukur selalu tercurah pada Tuhan yang maha Esa, atas
segala nikmat dan karunianya sehingga modul public speaking
ini dapat kami susun.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada panitia
Diklat/Pembekalan pengurus HIMATIKA periode 2016/2017
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk sharing
maslah public speaking. Harapannya dengan disusunnya modul
ini peserta diklat dapat memahami dan melakukan teknik dasar
public speaking.
Namun dalam penyusunan buku ini tentunya masih banyak
kekurangan oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis nantikan, terimakasih.
1
A. PENGERTIAN PUBLIC SPEAKING
Untuk dapat memahami pengertian public speaking, terlebih
dahulu kita perlu memahami arti/definisi publick speaking.
Berikut beberapa devinisi public speaking.
1. Menurut Webster’s Third New International Dictionary,
Public Speaking adalah:
a. The act of process of making speeches in public (proses
pembicaraan di depan publik).
b. The art of science of effective oral communication with
an audience (seni ilmu pengetahuan mengenai
komunikasi lisan yang efektif dengan para
pendengarnya).
c. Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking:
Strategic for Success; “Public speaking is a continous
communication process in which message and signals
circulate back and forth between speaker and listeners.”
(Berbicara di muka umum adalah suatu proses
komunikasi yang berkelanjutan di mana pesan dan
lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara
pembicara dan para pendengarnya).
2. Menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi;
Public Speaking adalah komunikasi yang dilakukan secara
lisan tentang sesuatu hal atau topik dihadapan banyak
orang. Tujuannya antara lain untuk mempengaruhi,
mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan
2
penjelasan, dan memberikan informasi kepada masyarakat
di tempat tertentu.
Secara umum pengertian public speaking berarti adalah
kemampuan berbicara di depan umum. Kemampuan
berbicara di depan umum ini lebih merupakan keterampilan,
sehingga kemampuan ini lebih banyak ditentukan berdasar
latihan, pengalaman dan praktek. Kemampuan yang didapat
dari membaca dan teori hanya menunjang saja, tetapi
pengetahuan teori yang baik akan mempercepat dan
menunjang penguasaan public speaking dengan baik,
sehingga penguasaan teori tetap juga penting.
4
d. Jika gugup terjadi saat Public Speaking berlangsung,
perlambat pembicaan, dan "curi waktu" untuk menarik
napas.
e. Jangan tatap mata hadirin, tapi lihat atas kepala mereka.
f. Banyak latihan.
g. Kuasai materi "sekuasa-kuasanya", pelajari sampai paham
betul, mendalam, sehingga kita merasa yakin, kitalah yang
paling menguasa materi/topik/tema pembicaraan saat itu.
5
3. Teknik vokal untuk Public Speaking
Teknik vokal terpenting dalam public speaking adalah
intonasi yang benar, stressing pada kata/kalimat tertentu
yang dianggap penting, pelan saat permulaan dan akhir
(volume), mainkan kecepatan berbicara (speed/tempo)
biar gak monoton, perhatikan pula artikulasi (kejelasan
kata/kalimat) dan pelafalan kata yang benar
(pronounciation). Gunakan suara asli (natural), jangan
meniru suara orang lain atau dibuat-buat. "Merdukan"
dengan "suara perut" (diafragma). Ini bisa dilatih.
a. Latih vokal dengan mengucapkan nada do-re-mi-fa-sol-
la-si-do-re-me-fa ... dst dari nada rendah ke tinggi
(setinggi-tingginya, suara lepas, pengucapan vokal
bulat!).
b. Artikulasi --ucapkan kata demi kata dengan jelas.
c. Intonasi --ucapkan kata/kalimat dengan intonasi yang
pas/sesuai dengan maksud/makna/arti.
d. Aksentuasi --penekanan (stressing) pada kata-kata
penting, seperti nama dan istilah.
e. Volume --bicara jangan terlalu keras, juga jangan terlalu
pelan, yang sedang-sedang saja, bervariasi, dan sesuaikan
dengan jumlah hadirin dan "kualitas mikrofon".
f. Nada --jangan monoton, variasikan! Lakukan aksentuasi
dan intonasi.
6
g. Speed --bicara jangan terlalu lambat (ini bikin kesel dan
ngabisin waktu!), juga jangan terlalu cepat.
h. Phrasering -- pemenggalan kalimat/kata/ejaan dengan
benar.
i. Pause -- jeda beberapa detik, untuk memberikan
kesempatan audience menerima, mengerti, dan tertawa
(jika ada humor).
Tips Pembuka:
Usai salam dan menyapa hadirin (hadirin yang saya
hormati....!), pilih salah satu teknik membuka pidato (Public
Speaking) di bawah ini.
a. Langsung Sebut Inti Pembicaraan: "Saya akan berbicara
tentang --burung kenari. Apa kelebihannya dibandingkan
burung lain, berapa kisaran harganya, dan bagaimana
memeliharanya".
b. Ajukan pertanyaan provokatif/retoris: "Mengapa orang
suka memelihara burung? Bukankah memelihara burung
sama dengan memenjarakan mereka? Merenggut
kebebasan mereka?"
c. Sampaikan fakta unik atau mencengangkan: "Satu ekor
jantan burung kenari mampu mengawini 3-20 ekor betina
8
dalam 1 hari." Contoh lain: "Saudara-saudara, otot
terkuat yang ada di badan kita adalah lidah. Namun,
sekuat-kuatnya lidah, setiap manusia tidak dapat menjilat
siku tangannya sendiri..."
d. Sampaikan humor: "Bersatu kita teguh, bertiga kita trio
macan"; "Bagi sebagian kalangan, rajin itu sumber
kekayaan, yaitu Rajin Mangkal, Kaya".
e. Sampaikan kutipan -- teori, ungkapan, pepatah, kata para
ahli: "Manusia itu tempatnya salah dan lupa"; "Dalam
sebuah bukunya, Profesor Anu mengatakan, bahwa anu
itu jangan dianu-anuin...;"
f. Sampaikan cerita, kisah, sejarah, atau pengalaman yang
sesuai dengan topik.
9
Induksi > Deduksi. Fakta, data, ke teori.
Kronologis > Urutan kejadian atau materi (pengertian,
masalah, solusi)
Flash Back > Kejadian masa lalu (sejarah), lalu dikaitkan
ke masalah masa kini.
10
maaf jika ada yang tidak berkenan, wasalam...!" Jangan muter-
muter lagi, menjadikan pidato jadi tambah lama.
11
TIPS MEMBUKA PRESENTASI
12
Percayalah, kemasan menjadikan produk Anda bernilai lebih
mahal. Slide presentasi adalah salah satu kemasan terbaik
untuk menjadikan presentasi Anda menjadi lebih mahal dan
apa yang Anda jual lewat presentasi menjadi lebih mudah
diterima karena disampaiakan dengan slide presentasi yang
lebih menarik.
Bersiaplah untuk merevolusi slide presentasi Anda,Are you
ready? “
14
“Sekarang Anda benar-benar kehilangan 100% dari hidup
Anda.” Kata situkang perahu.
Bapak ibu Anda boleh belajar ilmu apapun di dunia ini tapi
pastikan Anda belajar ilmu berkomunikasi & menyampaikan
ide kepada banyak orang, karena ilmu ini akan menjadi daya
ungkit untuk kesuksesan Anda & menjadikan ilmu-ilmu lain
yang Anda pelajari menjadi bermanfaat bagi banyak orang,
ilmu ini adalah public speaking.
Selamat malam, nama saya Mustofa Thovidsdan malam ini
saya berbicara mengenai public speaking mastery with NLP.”
15
4. Quote – Berikan makna berbeda dengan Quote yang
menginspirasi
Anda hanya perlu mencari quote yang relefan dengan materi
yang dibahas, usahakan quote ini dari orang terkenal sehingga
memiliki pengaruh jika Anda gunakan. Walaupun begitu selalu
jelaskan dulu siapa yang Anda ambil quote-nya karena belum
tentu semua orang mengenalnya.
Berikut ini contoh penggunaan quote untuk presentasi tentang
motivasi karyawan:
Siapa yang yang tidak tahu sepedah motor Honda, bahkan
sekarang merajai pasar Indonesia, pendirinya Soichiro Honda
pernah berkata
Success represents the 1% of your work which results from the
99% that is called failure
Jika hari ini Anda gagal yakinlah esok masih ada harapan yang
lebih baik.
18
Saya juga membuat versi slide presentasi dengan judul teknik
pembukaan presentasi yang berkesan, slide berikut Ada
gunakan sebagai referensi untuk mendesain slide
TAMBAHAN
PUBLIC SPEAKING
Ketika akan memulai berbicara di depan umum, baik sebagai MC, Presenter
atau apa saja yang menuntut kita berbicara di depan umum, kita biasanya
berpikir “Apakah aku harus menggebu-gebu atau pelan-pelan?” “Dimanakah
aku harus berdiri?” “Bagaimanakah gerakan yang harus aku lakukan?” “Harus
cepat atau pelankah aku akan berbicara?” “Bagaimana kalau aku berbuat
kesalahan?” “Kapan aku harus berhenti?” dan lain sebagainya. Pertanyaan ini
muncul biasanya dari ketidakpercayaan diri. Kepercayaan diri dalam berbicara
di depan umum memang tergantung dari kebiasaan. Meskipun demikian,
mengetahui bagaimana kita menampilkan diri akan membantu kita
memperoleh kepercayaan diri.
Berbicara di depan umum menuntut pembicara menampilkan dirinya dengan
baik karena pada kesempatan itulah dirinya menjadi pusat perhatian.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: Bagaimanakah penampilan yang
baik itu?
Penampilan yang baik dalam presentasi, berpidato, atau memimpin acara
adalah penampilan yang dapat membuat hadirin dapat menangkap pikiran-
pikiran yang dikemukakan pembicara dengan jelas, menarik dan tidak
“mengganggu” hadirin dalam memahami apa yang disampaikan
pembicara. Seandainya pembicara bergumam, tidak berdiri dengan tenang,
melihat ke luar jendela, atau berbicara monoton, maka pastilah apa yang ingin
disampaikan pembicara sulit ditangkap hadirin. Hadirin juga akan sulit
menangkap misi yang disampaikan jika penyampaiannya terlalu berlebih-
lebihan baik dengan gerakan-gerakan dan suara yang sangat dramatis.
Sebagaian besar hadirin akan lebih menyukai penyampaian yang
mengkombinasikan antara unsur-unsur penyampaian yang formal dan yang
biasa dilakukan dalam bercakap-cakap, yaitu langsung, spontan, dan antusias.
Metode Penyampaian
19
Metode penyampaian merupakan faktor yang penting dalam presentasi, pidato,
atau pembawa acara. Ada empat cara penyampaian yaitu:
· berbicara dengan membaca naskah
· berbicara berdasar hafalan teks yang disiapkan
· berbicara tanpa persiapan
· berbicara dengan catatan pokok pembicaraan
Berbicara dengan membaca naskah, biasanya dilakukan pada upacara-upcara
yang sangat resmi atau karena waktu yang sangat berharga. Dengan demikian
ketepatan dari kata per kata menjadi kunci utama. Meskipun demikian, cara
penyampaian haruslah diusahakan wajar seperti percakapan biasa. Karena
sifatnya yang resmi seorang MC, misalnya, membaca dari teks yang sudah
disiapkan. Makin resmi suatu acara, maka makin besar tuntutan seorang MC
untuk ketepatan berbicaranya.
Berbicara berdasar hafalan tidak banyak dilakukan orang lagi. Dalam
memakai metode ini speaker harus betul-betul hafal dan harus nampak wajar
seperti berkomunikasi.
Berbicara dengan tanpa persiapan biasanya dilakukan dalam pertemuan
bisnis, menjawab pertanyaan, dll. Kelemahan metode ini adalah dalam masalah
strukturnya, karena mengorganisasi apa yang diucapkan dalam waktu yang
mendesak memang cukup sulit.
Berbicara dengan catatan kecil, outline, atau pokok-pokok pembicaraan saja,
memberikan kondisi yang komunikatif. Memang terlihat sulit tetapi metode ini
adalah metode yang paling mudah dalam menciptakan output yang baik karena
metode ini memungkinkan kita mengorganisasikan pikiran kita, menciptakan
suasana yang lebih formal, dapat beradaptasi dengan keadaan, tidak kaku.
Ekspresi Suara
Setiap orang mempunyai karakter suara yang berbeda-beda dan masing-masing
memberi keunikannya sendiri-sendiri. Meskipun pembicara memberikan ciri-
ciri khasnya ada kriteria umum yang disukai orang dan menarik. Jadi dapat
dikatakan bahwa salah satu aspek dari keberhasilan berbicara di depan umum
adalah suara kita. Ekspresi suara harus diperhatikan oleh pembicara adalah:
1. Volume. Pada masa sekarang ini loud speaker sangat membantu
penampilan suara kita sehingga kita tidak terlalu sulit menyesuaikan
suara kita.
2. Intonasi. Mengutarakan apa yang ada dalam pikiran kita tidaklah hanya
memperhatikan kata-kata yang meluncur dari mulut kita saja. Intonasi
adalah faktor yang sangat penting dalam menjalin komunikasi dengan
hadirin. Dari intonasilah pembicara akan nampak kaku, tidak percaya
diri, sombong, malas, seperti anak-anak, senang, bosan, dinamis,
menyenangkan dsb.
20
3. Ritme atau tempo bicara. Kecepatan berbicara seseorang merupakan
hal yang penting dalam berpidato. Agar efektif, pembicara haruslah
menyesuaikan ritme berbicaranya dengan hadirin, suasana yang ingin
diciptakan, dan kata-kata yang ingin ditekankan, dan materi yang
disampaikan.
4. Pause. Meskipun pause atau berhenti ketika berbicara tidak nampak
penting, tetapi faktor ini yang dapat memberikan kesan mampu dan
tidaknya seseorang berbicara. Tidak ada orang yang berbicara tanpa
berhenti, seseorang pasti berhenti tetapi yang menjadi masalah adalah
pembicara haruslah tahu kapan dia dapat berhenti. Yang penting diingat
adalah mengusahakan menghilangkan filler ketika berhenti. Meskipun
yang tersulit dalam public speaking adalah menghilangkan filler tetapi
jika terus berlatih filler tersebut akan hilang.
5. Artikulasi. Artikulasi sangat dipengaruhi oleh budaya suatu daerah.
Artikulasi dalam berpidato atau presentasi tidaklah seketat artikulasi
dalam ke-MC-an. Meskipun demikian, pembicara harus memperhatikan
artikulasinya karena menunjukkan kejelasan dan kerapian berbicara.
Aspek Non-Verbal
(Ekspresi Wajah dan Bahasa Tubuh)
“Men trust their ears less than their eyes” kata ahli sejarah Yunani,
Herodotus, kurang lebih 2400 tahun yang lalu. Disini dapat berarti bahwa
seandainya gerak-gerik tubuh tidak sesuai dengan apa yang dikatakan maka
orang akan lebih percaya bahasa tubuhnya daripada kata-katanya.
Presenter pemula biasanya bingung dan cemas bagaimana dia akan
membawakan dirinya. Dia terutama akan bingung dimana dia akan menaruh
tangannya. Yang sering terjadi adalah dia akan menaruh tangannya disaku.
Orang boleh-boleh saja merasa nervous tetapi dia tidak dapat menampakkan
kenervousan tersebut. Pembicara haruslah nampak tenang, percaya diri dan
gaya. Jadi pembicara tidaklah hanya cukup tahu apa yang hendak dikatakannya
tetapi juga tahu bagaimana dia mengungkapkannya.
1. Penampilan Busana,
Yang termasuk aksesoris, sepatu, rambut. Aspek non verbal ini dan dapat
disebut dengan “bahasa’ artifactual. Meskipun sifatnya semu dan seolah-olah
bukan merupakan bagian dari diri pembicara, tetapi pengaruh terhadap hadirin
begitu besar. Yang paling penting dalam masalah berbusana ini, kita tahu
21
kapan dan dalam kesempatan apa kita berbicara karena busana selalu harus
menyesuaikan kesempatannya, waktu, hadirin, dan kesan yang ingin kita
dapatkan dengan busana tersebut.
Dalam berbusana, seseorang haruslah tahu prinsip berbusana untuk berbicara
di depan umum adalah “common sense” dan “achieving good taste”. Dalam
meraih kesan tersebut orang haruslah nampak: (1) percaya diri; (2) enak atau
nyaman; (3) terkendali (kita memakai busana bukan busana memakai kita).
Dari ketiga prinsip tersebut dapat kita simpulkan bahwa penampilan busana
kita haruslah dapat memperjelas apa yang hendak disampaikan dan bukan
sebaliknya membuat bingung hadirin.
2. Gerakan Tubuh dan Tangan.
Gerakan tubuh dan tangan haruslah dapat membuat hadirin lebih jelas
menangkap maksud si pembicara. Pembicara
melakukan “moving”; “acting” hanyalah semata-mata untuk memperjelas apa
yang dikatakannya. Dengan demikian gerakan yang terlalu berlebihan akan
sangat mengganggu penampilannya. Sebaliknya, gerakan yang monoton atau
tidak ada gerakan sama sekali akan membuat hadirin mengantuk.
Perasaan nervous sering mendorong seseorang menggerakkan tubuh dan
wajahnya secara tidak wajar. Perasaan ini mendorong orang kadang
terlihat overacting dan sebaliknya terlihat minder. Gerakan tubuh dan tangan
haruslah nampak anggun, wajar dan spontan, serta dapat membantu
memperjelas dan menekankan ide yang ingin disampaikan serta sesuai dengan
hadirin.
3. Kontak Mata
Kira-kira 75% dari komuniksi non verbal dilakukan dengan wajah kita. Jika
penting kita belajar menggunakan otot-otot wajah kita untuk mengungkapkan
apa yang kita kehendaki dengan tepat. Bola mata memang tidak
mengekspresikan emosi, tetapi dengan memanipulasi bola mata dan wajah
sekelilingnya, terutama kelompok mata atas dan alis, kita dapat menangkap
pesan-pesan non verbal yang disampaikan. Begitu pentingnya kontak mata,
sehingga ada pepatah mengatakan bahwa mata adalah “jendela jiwa kita’.
Cara yang tercepat untuk menciptakan komunikasi dengan pendengar adalah
lihatlah mata mereka dengan bersahabat. Idealnya berbicara di depan publik
80% sampai 90% dari waktu pembicaraan, haruslah melihat audience. Akan
tetapi, tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, melainkan bagaimana cara
memandang itupun sangat penting. Pandangan yang kosong meskipun melihat
mata lawan bicara, juga hampir sama jeleknya dengan tidak melakukan kontak
mata sama sekali. Demikian juga pandangan mata yang dingin, kaku, dan
sombong.
Mata harus memancarkan rasa percaya diri, kesungguhan, jujur dan bersahabat.
Mata harus mengatakan “saya senang berbicara di depan anda; saya benar-
22
benar jujur dengan apa yang saya katakan dan saya ingin andapun demikian”.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://blogromeltea.blogspot.co.id/2013/11/teknik-dasar-
public-speaking-untuk.html
http://www.romelteamedia.com/2014/08/7-teknik-dasar-public-
speaking.html
24