Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

PEMBELAJARAN SENI TARI

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nerosti, M.Hum., Ph.D

Oleh :

Laras Purdi Sutrisno


15 BKT 08

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KAMPUS V UPP IV BUKITTINGGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
UJIAN TENGAH SEMESTER

PEMBELAJARAN SENI TARI

1. Pembelajaran seni tari untuk anak SD tidak menuntut siswa menjadi seorang penari.
Akan tetapi bertujuan mengembangkan daya imajinasi siswa. Jelaskan hakekat
pembelajaran yang sebenarnya pada siswa SD untuk kelas 1,2, dan 3.
Jawab :
Pembelajaran seni tari di sekolah dasar setidaknya perlu memperhatikan
aspek-aspek yang bersifat fungsional, yaitu: 1) Siswa perlu menyadari fungsi-fungsi
mekanisasi tubuh (sadar akan ruang diri) artinya sadar akan tubuhnya yang memiliki
ukuran tinggi, lebar, dan berat. Kesadaran ini mengarahkan pada pemahaman teknis
tentang bagaimana dan dengan cara apa tubuh itu digerakan. Tujuannya siswa tidak
merasa asing terhadap anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala, dan sistem
persendiannya.
Pada siswa SD untuk kelas 1,2, dan 3 kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9
atau 10. Kegiatan gerak tari yang dapat dilakukan adalah (1) Menirukan, anak-anak
SD pada tingkat rendah, dalam bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya.
Gerak-gerak apa yang dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung
dilakukan oleh orang lain, teman ataupun binatang. (2) manipulasi. Anak-anak kelas
rendah secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi
dari pengamatan objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.
Misalnya seorang anak SD akan selalu berkhayal bahwa dia akan menjadi
tokoh yang kuat, disegani sehingga dalam imajinasinya dia dapat mengalahkan
musuh-musuhnya dengan mudah. Gerak-gerak dan mimik yang dilakukan sangat
menggambarkan kuatnya suatu imajinasi tertentu. Jika diberi kesempatan menirukan
gerak binatang buas, dia akan benar-benar berkhayal seandainya aku menjadi
harimau. Kegiatan-kegiatan bermain dalam aneka gerak akan membina imajinasi
mereka sehingga secara langsung akan berkembang.

2. Baca kembali soal nomor 1. Jelaskan pula bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan
untuk siswa SD kelas 4,5, dan 6.
Jawab :
Anak SD kelas tinggi pada umumnya sedikit banyak sudah memiliki sifat
kemandirian dan rasa tanggung jawab. Meskipun presentasinya sangat kecil, pada
dasarnya memiliki perasaan lebih peka dan daya pemikirannya lebih kritis. Sehingga
karakteristik tari anak kelas tinggi sedikit berbeda dengan karakteristik kelas rendah.
Untuk dapat mengajarkan tari pada anak kelas tinggi dengan memperhatikan
karakteristiknya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh seorang calon guru SD,
antara lain: (1) Tema Pada umumnya anak kelas tinggi mulai memperhatikan hal-hal
yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau cerita tentang lingkungan sosial. Hal
seperti itulah yang dapat dijadikan sebagai tema, misalkan : menengok, teman sakit,
suka menolong orang lain, mau memperhatikan di lingkungan keluarganya dan lain
lain. (2) Bentuk gerak, Anak SD kelas tinggi sudah memiliki keberanian dan
kemampuan mengekspresikam kegiatan-kegiatan yang telah dilakukannya menjadi
bentuk-bentuk gerak tari. Dalam hal ini anak sudah memiliki keterampilan melakukan
gerak yang cukup tinggi kualitasnya, misalkan: gerak mengekspresikan orang marah,
gerak mengekspresikan orang sedih, gerak menirukan tingah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari, dan gerak lainlain uang diambil dari alam sekitarnya (3)
Bentuk iringan, Berbincang tentang bentuk iringan pada kelas tinggi, paling tidak
anak sudah mempunyai kepekaan irama pada musik pengiringnya. Mereka dapat
mengekspresikan gerak tariannya sesuai dengan suasana garapan atau temanya.
Misalkan: iringan pada suasana sedih, marah, gembira, sakit, menangis, dan lain-lain.

3. Bagaimana bentuk pembelajaran tari kreatif dengan konsep tari pendidikan? Jelaskan
dengan contoh dalam bentuk simulasi seolah-olah anda berada dalam kelas.
Jawab :
Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecerdasan
majemuk setidaknya harus bertumpu pada belajar kreatif. Pembelajaran kreatif dalam
tari setidaknya mencakup aspek; eksplorasi, improvisasi, inkubasi dan hasil.
Eksplorasi merupakan proses pencarian berbagai macam ragam gerak. Di dalam
eksplorasi ini pebelajar berusaha untuk menemukan pengetahuan gerak. Kemudian
dilanjutkan dengan proses improvisasi. Di dalam proses ini pebelajar sudah mulai
merangkum gerak yang diperoleh melalui hitungan-hitungan angka atau dengan ritme,
untuk kemudian diendapkan melalui proses inkubasi. Di dalam proses inkubasi ini
pebelajar mulai menetapkan gerak-gerak yang akan dipakai sebagai sebuah tari.
Dengan demikian pengembangan model pembelajaran tari kreatif merupakan
salah satu jalan untuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dilakukan secara
sistematis dan terencana untuk mencapai suatu tujuan.
Contoh simulasi :

DESKRIPSI

TARI “ALAM”

Kegiatan di Kelas

a) Guru memandu siswa untuk mengamati gerak apa saja yang termasuk di alam.
b) Guru bersama siswa mengidentifikasi gerak di alam sekitar
c) Guru bersama siswa mendiskusikan contoh tarian apa saja yang terdapat
diaplikasikan dari alam sekitar misalnya gerak kupu-kupu, gerak daun kelapa
melambai
d) Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan apa saja yang ada di alam
sekitar yang dapat diaplikasikan terhadap gerak.
e) Guru membentuk kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang
f) Siswa bersama kelompok menciptakan gerak tari yang berasal di alam.
g) Guru meminta siswa bersama kelompok untuk menampilkan tari alam.

4. Metode pembelajaran tari untuk anak-anak dapat dilakukan melalui bentuk


rangsangan awal. Jelaskan 4 rancangan awal yang tertulis dibawah ini:
a. Rangsangan kinestetik
b. Rangsangan idesional dan cerita
c. Rangsangan auditif
d. Rangsangan visual

Jawab :

a. Rangsangan kinestetik
Rangsangan Kinestetik dalam tahap ini dapat dilakukan seperti pada saat
mengolah gerak berdasarkan pola hitungan. Dalam menciptakan sebuah karya tari,
kita dapat menggunakan gerak tertentu sebagai rangsang kinestiknya. Gerak dapat
diperoleh dari gerakan-gerakan dalam tari tradisional maupun kreasi baru/modern.
Gerak dalam tari tradisional misalnya : ukel, sabetan, langkah step, srigig(lari
kecil-kecil) dan lain-lain. Kita dapat menggabungkan gerakan-gerakan dasar
tersebut untuk dirangkai menjadi sebuah tarian.

b. Rangsangan idesional dan cerita


Rangsangan Gagasan (idesional) adalah rangsangan yang seringkali digunakan
peñata tari dalam membuat karyanya. Untuk menyampaikan gagasan atau cerita
yang akan disajikan biasanya gerak dirangsang dan dibentuk dengan kapasitas
kemampuan penata tari.

c. Rangsangan auditif
Rangsangan dengar (Auditif) adalah salah satu tahapan pengembangan
gagasan gerak yang dilihat oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan
sendiri. Contoh rangsang dengar antara lain suara instrumen musik (gendang,
seruling, gamelan dan lain-lain), suara manusia (nyanyian, puisi, tangisan, dan
lain-lain), suara alam (gemuruh ombak, angin, kicauan burung dan lain-lain).

d. Rangsangan visual
Rangsangan visual dapat muncul karena panca indera, rangsangan ini dapat
timbul dari objek gambar, warna, wujud, patung, melihat orang menari atau
bergerak, dan lain sejenisnya. Dari benda-benda ini dapat kita amati dari segi
bentuk, tekstur, fungsi, wujud dan lain-lain. Hasil dari pengamatan dengan
rangsang visual kita dapat menemukan gerak yang keras, patah-patah, dan
berirama Seorang penata tari melalui gambaran visual tersebut dapat mengambil
gagasan/konsep yang ada di balik hasil penglihatannya dan dengan segera mampu
bereksplorasi menciptakan gerak tarian yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai