Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 2

Nama : REVIKA
NIM/Kelas : 856977949/ PGSD BI
Mata Kuliah : PDGK 4207/PENDIDIKAN SENI DI SD.

SOAL

1. Uraikan tahap penyusunan komposisi tari!


2. Apa yang dimaksud dengan kerja studio?
3. Tuliskan unsur-unsur estetik dalam tari!
4. Uraikan perbedaan mencipta karya seni rupa dwi matra dengan tri matra dan tuliskan
contohnya!
5. Uraikan secara singkat proses pembelajaran pendidikan tari kreasi baru yang cocok bagi
anak SD!

JAWABAN

1. Tahap penyusunan komposisi tari, terdiri dari 4 tahapan, yaitu: eksplorasi, improvisasi,
evaluasi, dan forming.
a. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal yang dilakukan seseorang dalam penyusunan tari. Dalam tahap
ini meliputi berpikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu obyek untuk dijadikan
bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, dan sebagainya.
Eksplorasi dilakukan melalui rangsangan. Beberapa rangsangan yang dapat dilakukan untuk
bereksplorasi antara lain:
 Rangsang  Visual
Mengamati suatu benda hidup maupun mati untuk dijadikan obyek pengamatan.
Rangsangan ini bisa muncul dari pengamatan terhadap patung , gambar, dan lain-lain.
 Rangsang Audio/Dengar
Berbagai macam bunyi-bunyian dapat dijadikan rangsangan dalam menemukan gerak.
Yang termasuk rangsang audio antara lain untuk iringan tari, musik-musik daerah, semua
kentongan, lonceng gereja, suara yang ditimbulkan oleh angin, dan suara manusia.
 Rangsang gagasan/Ide
Gagasan atau ide sangat membantu dalam berkarya tari. Ide apapun itu dapat dijadikan
rangsang untuk menciptakan gerak.
 Rangsang Kinestetik
Dalam menciptakan karya tari, kita dapat menggunakan gerak tertentu sebagai rangsang
kinestetiknya. Gerak dapat diperoleh dari gerakan-gerakan dalam tari tradisional maupun
kreasi baru. Gerak dalam tari tradisional misalnya ukel, sabetan, langkah step, srigigi
(lari-lari kecil), dan lain-lain. Kita dapat menggabungkan gerakan-gerakan dasar tersebut
untuk dirangkai menjadi sebuah tarian.
 Rangsang Peraba
Sentuhan lembut, sentuhan kasar, emosi kemarahan, sedih yang kita rasakan juga dapat
dijadikan rangsangan dalam penciptaan sebuah tari. Gerak yang dapat ditemukan dari
pengamatan ini antara lain gerak dengan tempo cepat, gerakan berlawanan, dan gerak
yang patah-patah.

Dari rangsangan-rangsangan tersebut kita dapat memulai bereksplorasi. Eksplorasi dapat


dilakukan melalui alam, binatang, buku cerita, dan lingkungan sekitar.

 Eksplorasi melalui alam


Alam memiliki banyak ragam yang dapat kita amati untuk kita jadikan gerakan-gerakan
dalam penciptaan tari. Cobalah kita keluar kelas, lihatlah sekitar kita. Amati sebuah
pohon. Ada gerakan berayun, bersentuhan, melayang, bergandengan.
 Eksplorasi melalui binatang
Binatang dapat kita amati dari wujud, jenis, suara, dan tingkah laku. Satu contoh, kita
ingin menciptakan tari kupu-kupu. Perhatikanlah kupu-kupu dari wujud, jenis, dan
tingkah lakunya. Kemudian kita terapkan pada diri kita untuk dijadikan sebuah gerakan
seperti kupu-kupu terbang, diam dengan mengepakkan sayapnya, dan lain-lain.
 Eksplorasi melalui buku cerita anak
Beragam buku cerita anak-anak dapat kiata amati untuk dujadikan gerakan tari. Jika kita
mengeksplorasi buku cerita anak, mulailah mencari tahu bagaimana karakter tokoh dalam
cerita tersebut. Hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan pengamatan.
 Eksplorasi melalui lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar kita banyak ragamnya yang dapat kita jadikan sebuah karya tari. Dari
bentuk, warna, serta fungsinya. Contoh gitar, beragam pandangan orang akan gitar. Ada
yang melihatnya sebagai alat musik, ada yang melihatnya sebagai bentuk tubuh ideal
seorang wanita, ada pula yang melihatnya sebagai hiasan saja.

b.      Improvisasi

Improvisasi adalah pengalaman spontanitas mencoba-coba atau mencari-cari kemungkinan


ragam gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang
dihasilkan pada waktu eksplorasi, dikembangkan dari aspek tenaga, ruang atau tempo dan
ritmenya, sehingga menghasilkan ragam gerak yang sangat banyak. Improvisasi memberi
kesempatan lebih luas dalam melakukan imajinasi, pemilihan, dan penciptaan disbandingkan
dengan eksplorasi. Ciri dari improvisasi ditandai dengan gerak spontanitas. Improvisasi
memacu kreativitas dan memberi kesadaran bahwa gerak itu bersifat ekspresif. Contohnya
bentuk gerakan tangan ke atas, bentuk gerakan tangan ke bawah, atau mencari bentuk-bentuk
gerak tangan lainnya.
c.       Evaluasi

Evaluasi adalah pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang telah
dihasilkan pada tahap inprovisasi. Dalam kegiatan ini penata tari mulai menyeleksi dengan
cara membuat ragam gerak yang tidak sesuai dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan
gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh penata tari pada tahap komposisi. Pemilihan
gerak juga didasarkan pada ide dasar yang meliputi tema, ceritera, watak gerak, dan gerak-
gerak yang menjadi ciri dari ide dasarnya.

d.      Forming (Pembentukan Gerak/Komposisi)

Komposisi adalah tahap pembentukan gerak-gerak yang sudah pasti diperoleh tetapi belum
membentuk sebuah karya tari utuh. Kebutuhan membuat komposisi lahir dari hasrat manusia
untuk memberi bentuk pada apa yang ditemukan dalam eksplorasi. Langkah melakukan
spontanitas gerak juga penting, tetapi spontanitas gerak hendaknya dipadukan atau ditambah
dengan proses pemilihan gerak, pengintegrasian gerak, dan penyatuan gerak. Kesatuan gerak
tersebut dinamakan tari atau bentuk tari.
Dalam penciptaan tari terdapat beberapa unsur, yaitu:
 Penata Tari
Dalam buku penciptaan Tari sunda, Iyus Rusliana menjelaskan: jadi yang disebut
dengan pencipta atau koreografer, yaitu seniman yang mampu menemukan ide-ide
dan konsep garapan yang orisinil menjadi karya tari inovatif.
 Ide dan Kreativitas
Unsur ide dan kreativitas merupakan dua hal yang saling mendukung satu sama lain
untuk menentukan identitas dan ciri khas dalam penggarapan sebuah tarian

2. Kerja studio adalah kerja mandiri, yaitu ketika seorang koreografer atau penata tari sudah
melakukan tahap-tahap eksplorasi, improvisasi, evaluasi, dan forming sampai pada
penyusunan gerak-gerak yang kemudian menjadi suatu bentuk tari yang utuh. Penata tari
juga membuat konsep-konsep garapan sebelum diekspresikan dalam bentuk garapan karya
tari.

3. Unsur-unsur estetik dalam tari, yaitu:


Nilai keindahan dalam tarian tidak semata-mata terletak pada gerak tari itu sendiri, tetapi
juga bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung gerak tari tersebut. Beberapa hal
yang dapat mempengaruhi keindahan dalam gerak tari diantaranya adalah arah, leveling, dan
kepadatan (density).
1. Arah
Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu sebagai
berikut :
a. Arah hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke
belakang, menengadah atau menunduk.
b. Arah gerak, menunjukkan kemana penarik akan bergerak, membuat lingkaran, zig zag,
berjalan maju dan mundur, seorang diagonal, spiral, dan sebagainya. Secara teknis, arah ini
ditunjukkan dalam pola lantai yang disusun oleh koreografernya.

2. Leveling atau Tingkatan


Leveling atau perbedaan tingkatan posisi penari akan menunjukkan tingkat kekuatan seorang
penari di atas pentas. Tingkatan ini akan menentukan jangkauan gerak penari atau tinggi
rendahnya gerak penari.
Secara teoretis terdapat tiga level yang dapat dieksplorasi penari dari keadaan normal
(berdiri) dalam menari, yaitu:
a. Level tinggi, yang dapat diperoleh diantaranya dengan cara meloncat dan meninggikan
posisi tubuh.
b. Level sedang yang dapat dicapai dengan cara membungkuk atau merendahkan posisi
tubuh.
c. Level rendah yang dapat diperoleh dengan cara menggunakan sikap duduk.

3. Kepadatan (Density)
Kepadatan mengacu kepada penguasaan ruang (space). Hal ini terutama berlaku bagi tari
kelompok. Penempatan atau formasi penari di atas pentas harus sedemikian rupa, sehingga
indah dan tidak tampak penuh. Dalam tari Nusantara, nilai keindahan atau estetika ditentuka
oleh unsur-unsur wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.

a) Wiraga
Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat menyalurkan
ekspresi batin dalam bentuk gerak tari.
Gerakan anggota tubuh itu antara lain :
 Jari-jari tangan
 Pergelangan tangan
 Siku-siku tangan
 Bahu
 Leher
 Muka dan kepala
 Lutut
 Mulut
 Jari-jari kaki
 Dada
 Perut
 Pinggul
 Biji mata
 Alis
 Pergelangan kaki

b) Wirama 
Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari.
Ada dua macam Wirama pada tari, yaitu:
1. Wirama tandak  adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan
aksen yang berulng-ulang dan teratur. Dalam wirama tandak, gerak tari dan musik
lebih mudah disusun.
Seorang dapat bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda,
ketukan menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan
gerakan musiknya).
2. Wirama bebas adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang
berulang-ulang dan teratur.

c) Wirasa
Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian,
penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian. 
Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. seperti : tegas,
lembut, gembira dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah
sehingga melahirkan keindahan.

d) Wirupa
Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah.
Wirupa adalah unsur yang memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan
melalui warna, busana dan tata rias.

4. Perbedaan mencipta karya seni rupa dwi matra dengan tri matra serta contohnya adalah :
1. Seni Rupa Dua Dimensi (Dwimatra)
Dwi matra adalah sebuah dimensi ruang secara artifisial dimana sebuah gambar atau
lukisan terkesan memiliki sebuah ruang kedalaman sekalipun gambar atau lukisan itu
sesungguhnya hanya terdiri dari sebuah bidang datar. 
Seni rupa dua dimensi yaitu karya seni rupa yang terbentuk dari unsur panjang dan lebar.
tanpa mempunyai dimensi ketiga yaitu ruang dan hanya dapat dinikmati dari satu arah.
Contohnya: gambar atau lukisan, foto, ilustrasi, design grafis, desain reklame.

2. Seni Rupa Tiga Dimensi (Trimatra)


Tri matra adalah konsep ruang yang sesungguhnya dimana kita bisa merasakan dan
lelihat keberadaan sesuah ruang secara kongkrit.   
Seni rupa tiga dimensi yaitu karya seni yang mempunyai tiga unsur, yaitu panjang, lebar,
dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan volume. Sehingga karya seni
rupa 3 dimensi bisa dinikmati dan dilihat dari Segala arah. Contoh: candi, arsitektur,
pura, patung, maket, taman dan bangunan.

Karya Seni Rupa 2 Dimensi


Contoh : Lukisan dua dimensi petani menggembala sapi

 Tampilan hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu bisa depan atau belakang atau
flat.
 Hanya memiliki koordinat X,Y
 Hanya memiliki panjang dan lebar.
 Frame layar terbatas
 Tidak menggunakan efek cahaya.
 Dalam hal Pewarnaan hanya menggunakan warna dasar.

Karya Seni Rupa 3 Dimensi


Contoh : Guci keramik

 Tampilan dapat dilihat dari berbagai arah, kiri-kanan-depan-belakang-atas-bawah.


 Memiliki koordinat X,Y,Z
 Memiliki panjang, lebar, dan tinggi.
 Frame layar lebih luas.
 Banyak menggunakan efek cahaya.
 Dalam hal Pewarnaan dengan menggunakan warna-warna yang lebih kompleks,
dan juga menggunakan gradasi-gradasi warna lebih rumit

Karya Seni Rupa 2 Dimensi Karya Seni Rupa 3 Dimensi


Tampilan hanya dapat dilihat dari satu arah
Tampilan dapat dilihat dari berbagai arah, kiri-kanan-
yaitu bisa depan atau belakang atau flat. depan-belakang-atas-bawah.
Hanya memiliki koordinat X,Y Memiliki koordinat X,Y,Z
Hanya memiliki panjang dan lebar Memiliki panjang, lebar, dan tinggi (ruang/volume)
Frame layar terbatas Frame layar lebih luas
Tidak menggunakan efek cahaya Banyak menggunakan efek cahaya
Dalam hal Pewarnaan hanya menggunakan Dalam hal Pewarnaan dengan menggunakan warna-
warna dasar. warna yang lebih kompleks, dan juga menggunakan
gradasi-gradasi warna lebih rumit.
Tabel Perbedaan Seni rupa 2 Dimensi dan 3 Dimensi

5. Uraian proses pembelajaran pendidikan tari kreasi baru yang cocok bagi anak SD adalah :

Tari kreasi baru adalah tarian tradisional yang dikembangkan bersifat baru dan kekinian
bahkan dapat mengikuti perkembangan jaman. Ciri- cirinya tari kreasi baru yang paling
umum adalah terdapatnya kekreativitasan klasik yang dikembangkan menjadi menarik dan
relevan dengan keadan yang sekarang, sehingga lebih disukai siswa karena dari segi gerak
maupun musiknya yang lebih menarik.

Pembelajaran seni tari khususnya dalam tari kreasi baru disekolah dasar (SD) bertujuan agar
siswa mampu mengaplikasikan aspek-aspek dasar menari dan berkreasi dalam gerakan yang
sederhana. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar sesungguhnya merupakan suatu
aktivitas yang tepat. Apabila tidak ada pembelajaran seni tari, warisan seni tari tak akan
dikenal, dikagumi, dan dicintai oleh siswa-siswa sekolah dasar.

Sebagai contoh penerapan di sekolah tempat saya mengajar di SD Negeri 1 Campang Tiga,
saya mengajarkan tari kreasi baru dalam mata pelajaran SBDP kepada siswa kelas III sesuai
dengan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum 2013. Saya mencoba memahami
dan mempraktikkan sesuai dengan pemahaman saya. Jadi yang saya ajarkan keterampilan
gerak meskipun, saya tidak menuntut anak mampu (terampil) seperti gerakan yang saya
contohkan, tapi bila bentuk geraknya sudah jelas itu sudah cukup.

Saya mengajarkan tari kreasi baru seperti Tari Kupu-Kupu yang berasal dari Pulau Dewata
yaitu Pulau Bali. Seperti namanya, bahwa Tari Kupu-Kupu ini mengekspresikan kehidupan
dari seekor kupu-kupu biru tua. Dengan mengajarkan kepada siswa tahap-tahapan gerakan
tari nya dengan menggunakan metode demonstrasi yang meningkatkan motivasi dan
antusias siswa dalam pembelajaran tari di sekolah.
Untuk meningkatkan kemampuan tari kreasi baru d i SDN 1 Campang Tiga, tempat saya
mengajar maka perlu diadakan berbagai upaya diantaranya adalah dengan menyuruh siswa
untuk memperhatikan guru pada waktu proses pembelajaran berlangsung dan untuk
memotivasi siswa akan betapa pentingnya suatu pembelajaran itu harus lebih kreatif
agar mendapat hal yang baru dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Sebagai guru yang mengajarkan tari kreasi baru harus menggunakan metode demonstrasi
yang kreatif pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya bidang tari
kreasi adalah:

1. Dalam perencanaan guru seni tari harus membuat perencanaan yang biasa dibuat oleh
guru-guru pada umumnya, yaitu RPP seni tari itu sendiri agar lebih jelas dan terarah.

2. Metode yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari kreasi baru
adalah metode demonstrasi sebagai metode utamanya disertai pendekatan klasikal maupun
individual.

3. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran seni tari kreasi baruyaitu tape, sound,
vcd player untuk menyetel musik tari. Media tergantung pada jenis tarian tersebut ada yang
menggunakan media langsung yang berupa alat musik seperti gendang dan rebana serta yang
tidak berupa alat musik seperti selendang dan alat make up.

4. Materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan pada siswa. Siswa sangat senang menari
dengan tempo yang cepat dan mudah bila tempo yang lambat dan sulit untuk menghafal
gerak tari.

5. Dalam proses pembelajaran guru memberikan kode untuk pergantian gerakan tari supaya
sejalan dengan gerakan dan irama tari. Bentuk kode kesepakatan antara siswa dan guru.

6. Dalam proses pembelajaran seni tari guru memberikan reinforcement kepada siswa
sebagai penguatan. Reinforcement diberikan berupa tos, pujian bagus, bertepuk tangan dan
memberikan jempol tanda bagus.

7. Evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran seni tari adalah test perbuatan.
Evaluasi harian yang dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara
individual maupun kelompok. Evaluasi berguna untuk membuat siswa mandiri dalam
menari serta menghafal dari setiap gerak tarian.

Dengan demikian, kepada guru seni yang mengajar tari kreasi baru di sekolah agar dapat
menerapkan metode yang kreatif untuk meningkatkan kemampuan siswa khususnya
dalam bidang seni tari. Diharapkan kepada guru hendaknya menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, aktivitas guru selama penggunaan metode yang kreatif harus
ditingkatkan, jika masih terdapat kekurangan karena aktivitas dapat mempengaruhi aktivitas
siswa dan kemampuan siswa.
Semakin baik aktivitas guru maka semakin baik pula aktivitas siswa dan kemampuan siswa
dalam melakukan gerak tari, sehingga meningkatkan kualitas pengajaran kesenian
disekolah dan meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam pembelajaran seni budaya
dan keterampilan di sekolah khususnya tingkat SD.

Anda mungkin juga menyukai