Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa

NIM : 2007163
Kelas : 3A PGSD
Konsep Berkarya Seni : Konsep Seni Tari “Petani Sang Penyelamat Kelaparan”
A. Permasalahan
Dilihat dari kondisi dan situasi yang ada di daerah saya, dapat dikatakan bahwa
daerah saya merupakan daerah dengan mayoritas masyarakatnya memiliki pekerjaan
sebagai petani. Permasalahannya adalah pekerjaan seorang petani kerap kali
diremehkan dan dianggap sebagai pekerjaan yang kurang memiliki nilai tinggi dalam
status sosial, padahal petani adalah merupakan pelopor sandang, pangan dan papan bagi
masyarakat. Melalui seni tari saya ingin membawa wibawa petani sebagai salah satu
pelopor bangsa yang sangat penting.
B. Tema
Tema yang akan saya gunakan adalah “Petani Sang Penyelamat Kelaparan”,
yang didalamnya akan memuat gerakan-gerakan ketika melakukan kegiatan bercocok
tanam dimulai dari pemilihan bibit, melakukan persemaian, melakukan penanaman,
merawat lahan, sampai melakukan pemanenan serta memperlihatkan keadaan ketika
petani mengalami kegagalan yang mana akan mengakibatkan kurangnya pemasokan
makanan sehingga terjadinya bencana kelaparan.
C. Langkah-Langkah Karya Seni Tari
a. Menentukan Tema
1. Tema Tari
Jika akan mempergelarkan tarian yang sudah ada, beberapa hal yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jenis atau judul tarian yang akan dipentaskan.
2. Menentukan bentuk tarian yang akan dipentaskan (solo/tari tunggal,
duet, trio, kelompok, atau massal), jumlah penari dan siapa yang akan
membawakan tarian.
3. Menentukan jumlah tarian yang akan dipentaskan.
4. Menentukan nama-nama penari dan tarian yang akan dipentaskan,
beserta penanggung jawab tiap materi yang akan dipentaskan.
5. Menentukan jadwal dan tempat latihan (berkoordinasi dengan bagian
Iain untuk pengaturan jadwal per tari dan jadwal latihan gabungan).
6. Menentukan tempat penyewaan kostum.
Jika akan mementaskan tarian dengan koreografi yang baru, tentukan
siapa yang akan menjadi koreografen. Langkah berikutnya adalah
menyusun kepanitiaan, staf produksi, dan siapa saja yang terlibat dalam
pementasan. Setelah panitia terbentuk, barulah mengadakan pertemuan
untuk menentukan segala sesuatunya (materi pementasan, personal yang
terlibat, dan penanggung jawab) pada pertemuan pertama setelah
kepanitiaan atau staf produksi terbentuk. Mementaskan karya baru
memerlukan waktu persiapan lebih lama dan lebih rumit dibandingkan
mementaskan karya yang sudah ada.
b. Iringan Musik
Iringan tari dapat dibuat dengan sangat sederhana. Hal ini dimungkinkan
terjadi bila tidak mempunyai iringan musik sama sekali. Perlu diketahui bahwa
aspek artistik yang menghidupkan karya tari adalah musik yang mengiringi tari.
Untuk membuat iringan musik tari ada beberapa cara yang harus ditempuh oleh
penata tari, diantaranya adalah :
1. Cara pertama, hampir sama dengan konsep gerak, maka konsep
iringan/musik juga dapat berpijak dan mengembangkan musik daerah
tertentu, sesuai dengan garapan geraknya. Artinya kalau garapan tarinya
berpijak pada gerak-gerak tari Minang, maka musik iringannya juga
dikembangkan dari musik daerah Minang. Namun demikian dapat pula
tidak mengembangkan musik daerah tertentu tetapi membuat kreasi
musik/iringan baru yang sengaja dibuat untuk tari tersebut.
2. Cara kedua, musik iringan dapat juga dibuat dengan cara editing, yaitu
garapan tari tersebut tidak menggunakan musik iringan yang sengaja
dibuat dengan menggunakan instumen musik lengkap untuk
kepentingan tersebut, tetapi menggunakan musik-musik yang sudah ada
dalam bentuk rekaman pita kaset. Kita bisa memilih berbagai jenis
musik, lalu menyeleksi musik yang sesuai dengan gerak-gerak tari yang
kita buat. Kemudian lakukan proses editing, sehingga memperoleh
musik iringan tari yang sesuai dengan konsep geraknya. Dalam
melakukan editing musik harus memperhatikan segi estetisnya terutama
dalam proses `sambungan` atau pergantian antar jenis musik dan juga
irama, sehingga diperoleh hasil yang halus estetis, tidak tampak seperti
tempelan-tempelan atau gabungan musik tanpa makna.
3. Cara ketiga, ada tari yang tidak menggunakan alat musik maupun
editing, tetapi menggunakan alat musik internal yaitu musik yang
suaranya dihasilkan dari anggota badan manusia. Misalnya suara penari,
tepukan tangan, tepukan tangan dipaha, jentikan ibu jari dan jari tengah,
seruan atau teriakan penari.
4. Cara keempat, tari dapat juga di iringi dengan syiar-syair lagu yang
dinyanyikan oleh penari atau oleh kelompok vokalis.
5. Cara kelima, irngan tari juga dapat dihasilkan dari kreatifitas kita
memanfaatkan benda-benda yang ada disekeliling kita. Atau
menggunakan alat-alat musik sederhana misalnya rebana, garputala,
atau yang lainnya untuk mengiringi tari yang sederhana.
c. Eksplorasi Gerak
Membuat karya tari tidak sesulit yang dibayangkan. Hal mendasar yang
harus dapat dipenuhi untuk membuat karya tari adalah mau memulai. Memulai
membuat karya tari memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa.
Bagong Kusudiardja, salah seorang koreografer yang sudah menciptakan
ratusan tari, menyarankan bahwa yang perlu dan penting dilakukan dalam
membuat karya tari adalah bergerak dulu. Tidak usah terlalu mementingkan
teori, yang penting bergerak. Pembuatan karya tari dapat juga dimulai dengan
mempraktikkan gerak yang sudah dikuasai, lalu dikembangkan atau diubah
menjadi gerak baru. Setelah itu, carikan atau buat musik pengiring yang cocok,
sehingga jadilah sebuah tarian.
Dalam membuat karya tari, buang jauh-jauh rasa takut karena tidak ada
istilah betul dan salah atau indah dan tidak indah dalam karya tari. Membuat
gerak adalah wilayah 'bebas nilai' karena masuk dalam wilayah kreativitas. Saat
akan membuat tarian, kebebasan berkreasi yang tidak dibatasi dan diikat dengan
berbagai aturan sangat diperlukan. Jadi, jauhkan pikiran dari berbagai ketakutan
bahwa karya tari akan dianggap jelek atau ditertawakan. Untuk membuat gerak
tari yang lebih leluasa tanpa aturan, perlu diperhatikan juga eksplorasi anggota
gerak yang akan ditampilkan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adatah
sebagai berikut.
1. Melakukan eksplorasi gerak tangan dengan merentangkan tangan ke
samping, julurkan ke depan, buka-tutup, naik-turun, gerakkan telapak ke
luar dan ke dalam, gerakkan jari-jari, dan cari kemungkinan gerak sebanyak-
banyaknya. Putar bahu, tekuk lurus tangan. Padukan gerak lengan bahu dan
telapak serta jari-jari. Coba berkali-kali sampai menemukan bentuk, pose,
atau gerak yang disukai
2. Melakukan eksplorasi gerak kaki dengan mengangkat kaki, menekuk,
memutar badan, kemudian meletakkan kaki atau melakukan tumpuan pada
lutut. Ganti dengan kaki lainnya. Langkahkan kaki dengan berbagai cara dan
ritme. Lakukan beberapa kati. sampai menemukan bentuk dan gerak yang
unik
3. Melakukan eksplorasi gerak tubuh dengan melakukan liukan, mendhak
yang ekstrem, nglayang, merundukŕ atau mayuk, Cobalah melakukan gerak
dan pose yang unik Padukan dengan gerak tangan dan kepala. Bawa
berpindah tempat dengan melangkah, kemudian kembali ke tempat semula.
4. Kombinasikan temuan dari eksplorasi gerak tangan dan kaki, cobalah
dengan berbagai tempo dan ritme yang berbeda-beda sampai menemukan
pengulangan yang enak. Diulangi kiri dan kanan, lalu gerak tangan di tempat
saja, gerak tangan sambil berjalan, berlari, melompat, berguling, trisig, atau
kengser.
5. Carilah musik pengiring, misalnya musik etnik, boleh dari dalam negeri atau
pun mancanegara. Ambil bagian-bagian yang menarik, sambung dengan
yang lain, jangan lupa untuk tetap mencantumkan komposernya. Jadi,
sangat mungkin terdapat beberapa judul lagu untuk sebuah tarian.
6. Sambungkan gerak-gerak yang sudah ditemukan, padukan dengan musik
etnik yang sudah ditemukan, lalu edit dengan rapi.

Eksplorasi merupakan proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan


merespon suatu obyek untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa
berupa benda, irama, cerita, dan sebagainya. Eksplorasi dilakukan melalui
rangsangan. Beberapa rangsangan yang dapat dilakukan untuk bereksplorasi
antara lain :

1. Rangsang Visual
Mengamati suatu benda hidup maupun mati untuk dijadikan obyek
pengamatan. Rangsang ini bisa muncul dari pengamatan terhadap patung,
gambar, dan lain-lain. Dari benda-benda ini dapat kita amati dari segi
bentuk, tekstur, fungsi, wujud dan lain-lain. Hasil dari pengamatan dengan
rangsang visual kita dapat menemukan gerak yang keras, patah-patah, dan
berirama.
2. Rangsang Audio/Dengar
Berbagai macam bunyi-bunyian dapat dijadikan rangsangan dalam
menemukan gerak. Yang termasuk rangsang audio antara lain untuk iringan
tari, musik-musik daerah, semua kentongan, lonceng gereja, suara yang
ditimbulkan oleh angin, dan suara manusia. Gerak-gerak yang dapat
diperoleh dari pengamatan ini antara lain gerak mengalun seperti angin,
gerak yang lembut dan lemah gemulai.
3. Rangsang gagasan/ide
Gagasan atau ide sangat membantu dalam berkarya tari. Ide apapun itu
dapat dijadikan rangsang untuk menciptakan gerak.
4. Rangsang kinestetik
Dalam menciptakan sebuahkarya tari, kita dapat menggunakan gerak
tertentu sebagai rangsang kinestiknya. Gerak dapat diperoleh dari gerakan-
gerakan dalam tari tradisional maupun kreasi baru/modern. Gerak dalam tari
tradisional misalnya : ukel, sabetan, langkah step, srigig(lari kecil-kecil) dan
lain-lain. Kita dapat menggabungkan gerakan-gerakan dasar tersebut untuk
dirangkai menjadi sebuah tarian.
5. Rangsang Peraba
Sentuhan lembut, sentuhan kasar, emosi kemarahan, sedih yang kita
rasakan juga dapat dijadikan rangsangan dalam penciptaan sebuah karya
tari. Gerak yang dapat kita temukan dari hasil pengamatan ini antara lain
gerak dengan tempo cepat, gerakan berlawanan, dan gerak yang patah-
patah.

d. Tipe Tari
Tipe tari yang dapat dipakai untuk menyusun konsep garapan tari ialah
sebagai berikut :
1. Dramatari, merupakan suatu karya tari yang mengungkapkan suatu
cerita yang didalamnya terdapat beberapa tokoh yang kehadirannya
memiliki arti, punya peranan yang bersifat kausal atau sebab akibat.
Seperti dramatari dengan cerita Malin Kundang, Ramayana, Kartini dan
lain sebagainya. Dalm cerita tersebut ada beberapa tokoh yang harus
dimunculkan, dan masing-masing tokoh memiliki peranan yang saling
berhubungan.
2. Dramatik, karya tari yang mengandung unsur ceritra meskipun
didalamnya tidak menggambarkan tokoh-tokoh tertentu.
3. Komik, suatu garapan tari yang bersifat komikal. Misalnya tari karya
Didi Nini Thowok berjudul “ Dwi Muka”, tari Golek Kayu, atau bentuk
tari jenaka lainnya.
4. Abstrak, suatu garapan tari yang pengungkapannya tidak diekspresikan
secara jelas. Karya-karya tersebut biasannya karya kontemporer atau
karya tari non-Tradisional.
e. Mode Penyajian
Mode penyajian adalah semacam gaya penyajian dalam sebuah pertunjukan
tari. Mode penyjian ini terdiri dari dua, yaitu :
1. Simbolik, bahwa cara pengungkapan garapan suatu tari diekspresikan
dengan simbol-simbol, baik dalam gerak, kostum maupun pola lantai.
Contonya tari Bedaya dari Jawa yang dilakukan oleh penari puteri
semua dengan kostum yang sama.
2. Representasional, pengungkapan karya tarinya jelas, baik ceritera dan
tokohnya diungkapkan secara jelas, sehingga penonton mudah
memahami. Biasanya tari dengan mode penyajian representasional akan
mudah dipahami oleh penonton yang tingkat apresiasinya masih awam
sekalipun. Contohnya ialah ceritera Malin Kundang dari Sumatera.
f. Konsep Tata Teknik Pentas
Tata teknik pentas menyangkut tempat pertunjukan yang akan digunakan,
penataan tata letak panggung, dekor properti, tata lampu, dan sebagainya yang
semuanya menyangkut hal-hal artistik dipanggung. Beberapa hal yang
berkaitan dengan tata teknik pentas diantaranya, yaitu :
1. Tempat pertunjukan yang akan digunakan jenis procenium atau arena
pentas berupa lapangan atau pendopo.
2. Dekor atau backdrop atau latar belakang panggung dapat berwarna
hitam, putih atau abu-abu. Untuk tata panggungnya apakah
menggunakan setting, misalnya trap, tiruan gapura dan sebagainya atau
panggung tidak menggunakan setting sama sekali atau kosong.
3. Properti apa saja yang digunakan, misalnya penggunaaan keris, tongkat,
kain, busur, saputangan dan sebagainya.
4. Tata lampu menggunakan penerangan listrik atau obor. Untuk
dramatari, desain lampu disesuaikan dengan adegan atau ceritanya.
D. Analisis Rancangan Karya Seni
Seni tari adalah suatu kesenian dengan media ungkap berupa gerakan.
Berdasarkan kutipan dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang mempunyai
media ungkap atau substansi gerak melalui gerakan manusia. Pengertian seni tari yaitu
gerak badan secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Pertanyaan yang
sering muncul saat membuat sebuah tarian adalah mana yang harus ditentukan terlebih
dahulu apakah gerakan, judul, atau justru tema tarian. Sehingga pertanyaan ini menjadi
pertimbangan untuk membuat sebuah tarian. Fungsi tari dalam kehidupan manusia,
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu tari sebagai sarana upacara, sebagai hiburan, seni
pertunjukan, dan sebagai media pendidikan. Ada beberapa langkah-langkah dalam
membuat sebuah karya seni tari meliputi : menentukan tema, iringan musik, eksplorasi
gerak, tipe tari, mode penyajian, dan konsep tata teknik pentas. Mungkin ada juga
beberapa peran pendukung dalam membuat karya seni tari seperti menentukan seorang
penari, menentukan tata rias dan tata busana dan sebagainya. Jika tidak memenuhi salah
satu langkah tersebut, maka dalam pembuatan seni tari ini akan terasa kurang pas untuk
dibuat ataupun dilaksanakan. Dalam Langkah-langkah tersebut terdapat beberapa poin
yang sangat penting untuk kita pahami sebelum memulai untuk membuat karya seni
tari. Seni tari terbagi kedalam beberapa jenis yaitu tari tradisional, tari kontemporer dan
tari kreasi baru. Sebuah tarian tidak hanya terbatas pada sebuah gerakan tetapi terdapat
pada unsur keindahan yaitu meliputi wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa.
Dalam pembuatan tari ini, saya akan membentuk sebuah tarian baru yang
memiliki ciri khas dari seorang petani yaitu dengan tema “Petani Sang Penyelamat
Kelaparan”. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, mengapa saya mengambil tema
ini karena untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa sebuah bangsa tanpa
adanya sumber daya manusia yang melakukan pekerjaan untuk bercocok tanam yaitu
petani tidak akan berjalan dengan semestinya. Kita harus dapat menghargai jerih payah
seorang petani sebagai pelopor sandang, pangan, dan papan di kehidupan kita. Nah
musik iringan yang dibuat, menggunakan cara editing, yaitu garapan tari tersebut
menggunakan musik instrument musik lengkap untuk kepentingan tersebut yaitu
menggunakan instrument suara air mengalir, cicitan burung-burung serta instrument
yang berkaitan dengan pemandangan alam serta instrument dengan keadaan sedih.
Mode penyajian yang akan saya gunakan dalam seni tari ini adalah mode simbolik,
yaitu cara pengungkapan garapan suatu tari diekspresikan dengan simbol-simbol, baik
dalam gerak, kostum maupun pola lantai yang bercirikan pemandangan alam berupa.

Anda mungkin juga menyukai