Anda di halaman 1dari 4

TARI KREASI BARU

A. Hakikat Tari Kreasi Baru


Dalam ranah seni tari, kreasi baru dapat bermakna ganda. Makna pertama
adalah tarian yang benar-benar baru belum ada pernah ada sebelumnya mulai dari
gerak, iringan hingga kostum. Makna lain adalah kelanjutan dari tari tradisional. Namun
tidak berarti tari kreasi baru lantas menghilangkan ciri dan nilai tari tradisi sama sekali
tetapi justru merupakan pengembangan atau pembaruan pada beberapa segi dari tari
tradisional.
Dalam tari kreasi baru, tari-tarian tidak lagi berpijak pada pola-pola tradisi baik
pada pola geraknya, iringan, kostum, juga dalam pengungkapan geraknya. Gerak tidak
lagi memiliki aturan tertentu. Semuanya lebih bebas terutama dalam ekspresi wajah
atau mimik muka.

B. Teknik Berkarya Tari Kreasi Baru


Saat ini generasi muda dapat eksis dengan menciptakan tari kreasi baru. Apalagi
pada saat ini hampir semua sajian musik juga menyuguhkan koreografi. Meskipun
seolah tanpa aturan, tari kreasi baru tetap mengambil nilai-nilai estetika tari tradisional.
Begitu pula dengan teknik tari, sikap dasar tari tetap sama karena sebagian besar tari
kreasi baru merupakan pengembangan atau kelanjutan dari tari tradisional. Tari kreasi
baru yang melahirkan gerak atau pose baru pun tetap membawa semangat tradisional.
Pengembangan tarian bertujuan untuk menjadikan tari rakyat menjadi lebih
singkat, padat, dan memikat. Waktu yang singkat dan modifikasi gerak menjadikan tari
kreasi baru ini tontonan yang menarik dan atraktif. Durasi tari kreasi baru berkisar lima
menit bahkan ada yang hanya dua sampai tiga menit saja. Hal itu tidak dapat dihindari
karena sekarang ini tidak banyak orang yang mampu dan mau menikmati tarian yang
memakan waktu berjam-jam, walaupun tarian tersebut memiliki kualitas yang baik. Lain
hal jika dikemas dalam drama tari atau sendratari. Pengembangan dilakukan di semua
unsur mulai dari gerak, pola lantai, iringan, dan kostum.
Selain durasi, tari kreasi baru lebih menekankan emosi penari sehingga terlihat
lebih ekspresif dan lebih berani dalam menampilkan gerak tarian yang bebas tanpa
ikatan.

C. Berkarya Seni Tari Kreasi Baru


Menurut Bagong Kussudiardja, hal terpenting dalam memulai membuat karya
tari adalah berani bergerak tanpa memikirkan teori. Contohnya memulai dengan gerak
yang dikuasai kemudian dikembangkan atau diubah sehingga menjadi gerakan baru.
Setelah itu membuat atau mencari musik yang sesuai sehingga tercipta tarian yang utuh.
Tidak perlu takut membuat gerak karena tidak ada gerak yang salah dan benar,
juga indah atau tidak indah. Membuat gerak adalah wilayah “bebas nilai” karena
merupakan kreativitas diri.
Ada beberapa pendapat mengenai cara mengawali sebuah karya. Pendapat
pertama menyatakan bahwa hal terpenting dalam proses berkarya tari adalah
menentukan tema atau gagasan tari baru kemudian melakukan proses pencarian gerak.
Pendapat kedua menyatakan hal terpenting adalah mencari gerak terlebih dahulu
kemudian menentukan tema dan judul. Keduanya benar dan dapat diterapkan tinggal
memilih mana yang akan diikuti.
Berikut adalah langkah-langkah yang adapat dijadikan panduan untuk membuat
suatu karya tari kreasi baru :

1. Menentukan Tema Tari


Terdapat lima stimulus (rangsangan) yang dapat digunakan :
a. Stimulus Ideasional
Diperoleh dengan banyak membaca cerita, kisah, dongeng, atau berita. Bisa juga
membuat tema berdasarkan pengalaman sendiri atau teman .
b. Stimulus Peraba
Diperoleh dengan merasakan tekstur suatu benda. Contohnya saat tangan
meraba selendang sutra tentu berbeda rasanya dengan memegang kain lurik,
buah durian, atau rambutan.
c. Stimulus Visual
Diperoleh dengan cara mengamati gambar alam dan lingkungannya, melihat
lukisan, patung, pemandangan alam, aktivitas sehari-hari dan bianatang sekitar.
d. Stimulus Audio
Diperoleh dengan cara mendengarkan musik. Ada beberapa musik dengan irama
atau aliran tertentu yang memang enak untuk mengiringi gerak.
e. Stimulus Kinestetik
Diperoleh dengan banyak memiliki perbendaharaan gerak melalui pertunjukan
tari, seni bela diri, senam, gerak kompak para prajurit berbaris atau teater anak-
anak.

2. Proses Menggarap Tari


a. Eksplorasi
Memiliki arti penjajakan yang merupakan tahap lanjutan setelah mendapat ide
tari yang akan dibuat. Contohnya memutuskan menari dengan mengguankan
selendang maka selendang digerakkan dengan berbagai cara seperti dikibaskan,
diputar, dilempar atau dibuat bentuk-bentuk tertentu dengan memegang kedua
ujung selendang. Selendang juga dapat dililitkan, direntangkan atau dibuat
simpul.
b. Improvisasi
Dalam tari adalah gerakan spontan. Proses improvisasi merupakan lanjutan dari
eksplorasi. Contohnya setelah menemukan gerak dengan menggunakan
selendang, gerak-gerak tersebut dapat dikembangkan atau diolah misalnya
dengan menggerakkan selendang sambil berjalan ke sana-sini dan sebagainya.
c. Evaluasi
Tahap pemilihan gerak yang sudah diperoleh pada saat improvisasi. Tahap ini
adalah penentuan rangkaian gerak yang akan digunakan di dalam tarian yang
dibuat.
d. Komposisi/forming
Tahap mengurutkan gerak yang sudah dipilih pada tahap evaluasi. Gerak-gerak
tersebut diseleksi untuk dijadikan bagian awal, klimaks, dan akhir tarian. Pada
tahap ini terjadi bongkar pasang penggantian dan perubahan urutan gerak tari.

3. Menentukan Musik Pengiring


Sebagian besar tari diiringi musik atau bunyi-bunyian alat musik, baik iringan
langsung maupun rekaman. Namun ada pula pertunjukan tari yang hanya diiringi
dengan langkah kaki, entakan kaki, tepukan kaki, tepukan tangan dengan tangan,
atau tepukan tangan dengan anggota badan lain.

4. Merancang Tata Busana/Kostum


Tata busana/kostum adalah semua yang dipakai penari di atas panggung dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Kostum digolongkan menjadi lima bagian yaitu :
a. Pakaian dasar
Pakaian yang dipakai untuk membentuk kesan tubuh penari, misalnya perut
besar, dada busung, dan pinggang ramping. Contoh pakaian dasar adalah stagen,
korset, bantalan bahu, bantalan dada, dan bantalan perut.
b. Pakaian tubuh
Pakaian yang benar-benar dilihat penonton, misalnya baju, kebaya, kemben, jas,
rompi, celana, kain, dan dodot (kain yang dililitkan).
c. Pakaian kepala
Penataan rambut termasuk dalam pakaian kepala. Rambut penari bisa dibirkan
terurai, dikuncir, atau dibuat sanggul disesuaian dengan kostum dan riasan
wajah.
d. Aksesori
Semua jenis perhiasan seperti anting, kalung, gelang, bros, cincin, sabuk,
selendang atau kipas, dll. Sebagian dari aksesori ini juga dapat difungsikan
sebagai properti tari (selendang dan kipas).
e. Pakaian sepatu
Pemakaian sepatu, sandal, atau bakiak yang disesuaikan dengan peran yang
dibawakan akan membantu karakter pemakai. Alas kaki juga harus disesuaikan
dengan latar cerita dari zaman apa, negara mana, memakai hak atau tidak semua
harus diperhitungkan dengan baik.
5. Merancang Tata Rias dan Tata Rambut
Tata rias adalah pekerjaan mengubah yang alami/natural menjadi estetik. Tata
rias berfungsi untuk mempertegas karakter sedangkan tata rambut biasanya lebih
mewakili penggambaran tokoh dalam sebuah tari. Tata rambut juga dapat
memperjelas asal usul atau akar budaya sebuah tarian.
Tata rias pertunjukan tari harus diaplikasikan dengan jelas dan tebal untuk
memperkuat ekspreasi wajah penari dan membentuk karakter penari karena jarak
antara penari dan penonton biasanya relatif jauh, tata rias yang jelas dan tebal
sangat diperlukan.

6. Latihan
Tahap latihan merupakan tahap mematangkan gerak tari, apabila dilakukan
berkelompok proses latihan tari sangat dibutuhkan agar kekompakkan gerak tari
terjaga.

7. Pementasan/Presentasi Karya Tari


Tahap terakhir adalah penampilan atau pementasan hasil karya.

==============================================================================

Anda mungkin juga menyukai