No :34
A.Coreografi
Koreografi disebut juga sebagai komposisi tari merupakan seni membuat/merancang struktur
ataupun alur sehingga menjadi suatu pola gerakan-gerakan. Istilah komposisi tari bisa juga
berarti navigasi atau koneksi atas struktur pergerakan. Hasil atas suatu pola gerakan terstruktur
itu disebut pula sebagai koreografi.
Adapun definisi koreografi dan koreografer menurut para ahli, antara lain:
Koreografer ialah sebagai penata tari yang berkedudukan menata rangkaian gerak tari
menjadi suatu entuk tarian yang indah.
Koreografer yaitu sebagai seniman penyusun dalam tarian yang pada dasarnya
menggunakan gerak sebagai medianya.
Dalam tarian, koreografi adalah tindakan mendesain tarian. Koreografi juga dapat merujuk pada
desain itu sendiri, yang kadang-kadang diungkapkan dengan notasi tari. Koreografi tari kadang-
kadang disebut komposisi tari.
Aspek koreografi tari termasuk penggunaan komposisi kesatuan organis, artikulasi ritmik atau
non-ritmik, tema dan variasi, dan pengulangan. Kesatuan organis itu sendiri bisa diartikan
sebagai gagasan bahwa sesuatu terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung. Sebagai
contoh, sebuah tubuh terdiri dari organ-organ penyusunnya, dan sebuah masyarakat terdiri dari
peran-peran sosial penyusunnya.
Beberapa teknik yang mendasar yang umumnya digunakan dalam koreografi untuk dua atau
lebih penari, diantaranya yaitu:
1. Mirroring (Pencerminan), yaitu saling berhadapan dan melakukan hal yang sama
2. Retrograde, yaitu melakukan urutan gerakan dalam urutan terbalik
3. Canon , yaitu orang yang melakukan langkah yang sama satu demi satu
4. Level , yaitu orang lebih tinggi dan lebih rendah dalam tarian
5. Shadowing (Membayangi), yaitu berdiri satu di belakang yang lain dan melakukan
gerakan yang sama
6. Unison (Serentak), yaitu dua atau lebih orang melakukan berbagai gerakan pada saat
yang bersamaan
Gerakan-gerakan di atas mungkin ditandai oleh dinamika, seperti cepat, lambat, keras, lunak,
panjang, dan pendek.
Koreografer
Koreografer adalah orang yang menciptakan tarian, atau definisi yang lebih lengkap yaitu
koreografer adalah seseorang yang menciptakan komposisi dan rencana tarian dan mengatur
gerakan dan pola tarian untuk tarian.
Koreografer menciptakan rutinitas tarian yang menarik dengan cara yang menerjemahkan emosi
melalui gerakan. Mereka kemudian mengarahkan latihan selama mereka mengajar Penari,
Penyanyi, dan kadang-kadang Aktor tentang bagaimana melakukan rutinitas yang mereka
ciptakan dengan cermat.
Koreografer dapat mengajar di akademi tari dan sekolah tari, dalam hal ini mereka kemungkinan
besar akan memberikan pelajaran menari kepada pemula, membantu mereka menguasai gerakan
dan teknik dan mengajar mereka gerakan yang lebih kompleks saat mereka maju dalam pelatihan
mereka.
Koreografer dianggap sebagai inovator tari. Mereka dapat membuat rutinitas menari untuk
sejumlah orang. Kadang-kadang koreografi yang mereka ciptakan hanya untuk diri mereka
sendiri, dan kadang-kadang bisa untuk kelompok besar orang untuk melakukan.
Koreografer yang berbeda juga dapat menggabungkan gaya yang berbeda untuk membuat tarian
mereka. Sementara setiap penari dapat belajar menjadi koreografer, butuh waktu, kreativitas, dan
banyak pengamatan untuk menjadi ahli dalam seni ini.
Koreografer terbaik biasanya mengikuti tiga langkah ini dalam menciptakan tarian:
1. Mengumpulkan gagasan
Koreografer terinspirasi oleh sejumlah hal di lingkungan mereka, termasuk pengalaman pribadi
mereka sendiri, lingkungan, dan gaya hidup. Beberapa ide yang diperoleh koreografer untuk
pekerjaan berasal dari cerita dan budaya tradisional.
Membuat tarian adalah cara untuk membagikan warisan pribadi dan komunitas mereka kepada
orang lain. Selain itu, kreasi seorang koreografer adalah cara mereka membangun ide-ide dan
tarian tradisional untuk menjadikannya lebih modern dan mudah diakses.
Frasa tarian adalah pengelompokan gerakan tarian yang mengekspresikan perasaan atau emosi
tertentu. Dengan mengelompokkan gerakan tarian bersama, koreografer memastikan bahwa
tubuh berada dalam gerakan intensional yang berkesinambungan, bahkan jika “gerakan” itu
diam.
Niat berkesinambungan ini sangat penting ketika menyangkut pelaksanaan koreografi karena
ketika frasa dan gerakan menjadi tidak jelas mereka dapat menjadi canggung dan jelek, terutama
dalam kelompok penari yang lebih besar.
Frase tarian yang berbeda digunakan untuk mengekspresikan rangkaian emosi yang berbeda, dan
dapat diulang sepanjang tarian tergantung pada irama pola tarian dan lagu atau irama yang
menyertainya.
Frase dalam tarian digunakan mirip dengan bagaimana mereka akan digunakan dalam menulis.
Frase tarian yang berbeda ditempatkan bersama-sama dan diorganisir untuk membuat seluruh
tarian yang menyampaikan ide tertentu, seperti kalimat.
Biasanya, setiap frasa tarian termasuk jeda pendek, atau gerakan tubuh yang kuat yang
membedakannya dari frasa lain dalam tarian. Kompleksitas frasa tarian ditentukan oleh gerakan
yang dibuatnya. Terkadang frase ini diulang sepanjang sepotong untuk penekanan atau nilai
kejutan.
Tari hip-hop terdiri dari sejumlah frasa yang diatur untuk musik Hip-Hop atau digunakan untuk
mengomunikasikan bagian penting dari sejarah dan budaya Hip-Hop. Seperti semua tarian, Hip-
Hop biasanya menuntut gerakan dan ritme yang konstan.
3. Struktur
Struktur tarian itulah yang menentukan tujuan tarian itu sendiri. Ketika berbicara tentang banyak
tarian religius dan budaya, struktur ini dibuat untuk mengekspresikan cerita dan emosi
keagamaan secara meyakinkan dan otoritatif. Dalam Hip-Hop, struktur ini dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan budaya dan cerita Hip-Hop dan para pengikutnya.
Biasanya, tarian disusun untuk menceritakan kisah-kisah ini dan menciptakan emosi ini di antara
penonton, tetapi tarian juga dapat dipengaruhi oleh musik yang mereka atur. Karena tarian sangat
tergantung pada koneksi dengan musik dan beat, tanpa koneksi ke musik, koreografinya
mungkin akan gagal.
Tentunya kita bisa mengetahui dengan jelas perbedaan diantara keduanya. Poin utamanya yaitu
koreografi bisa dipandang sebagai proses dan objek. Proses yang dimaksud dala hal ini yaitu
proses membuat atau menciptakan tarian.
Koreografi sebagai objek maksudnya yaitu koreografi juga bisa merujuk pada hasil dari proses
penciptaan tersebut yang berupa gerakan tarian. Sedangkan, koreografer adalah subjek yang
merujuk pada orang yang membuat atau menciptakan gerakan tarian.
Tari tunggal atau solo merupakan jenis tari yang diperagakan oleh satu orang penari, baik laki-
laki maupun perempuan. Contoh dari jenis tari tunggal di Indonesia adalah tari Golek dari Jawa
tengah.
2. Tari Berpasangan
Tari berpasangan atau duet adalah jenis tari yang diperagakan oleh dua orang secara
berpasangan. Contoh dari jenis tari berpasangan adalah tari Topeng dari Jawa Barat.
3. Tari Kelompok
Tari kelompok atau Group choreography merupakan jenis tari yang diperagakan lebih dari dua
orang atau secara berkelompok.
4. Tari Kolosal
Tari kolosal adalah tari yang dilakukan secara massal lebih dari banyak kelompok dan biasanya
dilakukan oleh setiap suku bangsa diseluruh daerah Nusantara.
Yaitu suatu jenis tari yang memiliki fungsi sebagai sarana upacara adat atau keagamaan.
Fungisnya Sebagai media persembahan dan pemujaan terhadap kekuasaan yang lebih tinggi
( ketua suku ataupun tuhan) dengan maksuda umtuk mendapatkan perlindungan atau mengusir
keburukan demi keselamatan dan kesejahteraan hidup masyarakat.
Ciri-ciri
- Suasana mistis, magis, dan religius
- Unsur pembentuk tari sederhana
- Keindahan bersifat sekunder, yang primer atau utama adalah kehendak atau tujuan
- Musik iringan sederhana dan monoton, tapi menggugah
- Adanya sesaji atau persembahan
Contoh
Tor-tor (Sumatra), Bedaya Semang (Yogyakarta), Bedaya Ketawang (Jateng), Seblang (Jatim),
Mon (Papua), dan tari Hudog (Kalimantan), serta masih banyak lainnya.
Berikut beberapa penjelasannya:
1. Tari Seblang, dari banyuwangi yang dahulunya ditarikan oleh seorang atau dua orang
anak laki-laki yang belum dewasa diberi dandanan sebagai wanita. Akan tetapi pada
tahun 1995 telah dilakukan oleh penari wanita yang juga masih belum remaja. Dengan
mantra dan diasapi dupa, penari dibuat tidak sadar. Dalam keadaan tidak sadar tersebut ia
melakukan gerakan tari. Si penari menutup kepala dengan daun pisang serta daun-daun
muda yang disebut "omprok", namun sekarang diganti dengan kulit.
2. Tari Bedaya Semang (Keraton Yogyakarta) dan Bedaya Ketawang (Keraton Surakarta),
merupakan tari sakral yang menggambarkan hubungan suci antara Nyi Roro Kidul (ratu
pantai selatan) dengan Sultan Agung (Raja Mataram). Tarian ini hanya dipentaskan pada
saat upacara penobatan raja atau hari lahir raja yang karena sifatnya sakral, maka hanya
ditarikan oleh para gadis dalam keadaan bersih jiwa raganya.
3. Tari Pendet, merupakan tari sakral di Bali yang ditarikan oleh para gadis yang bersih jiwa
dan raganya. Tari ini menggambarkan gadis-gadis yang membawa sesajian untuk
persembahan para Dewa.
2. Tari Pergaulan
Yaitu jenis tari yang menjadi sebuah sarana untuk mengungkapkan rasa gembira, dengan kata
lain fungsinya adalah memeriahkan keakraban pertemuan dan memberikan kesempatan serta
penyaluran hobi dan kegemaran dalam menari.
Ciri-ciri
- Mood yang gembira ria adalah faktor utamanya
-Umumnya tari berpasangan laki-laki dan perempuan
-Bersifat rekreatif
-Gerak relative mudah dipelajari,bahkan banyak gerak improvisasi
-Mudah melibatkan banyak peserta
Contoh:
Rantak kudo (Sumatra),Keruk Tilo(Sunda),Tayub (Jateng),Gandrung (Jatim),Joged Bumbung
(Bali),Jenger(Lombok),Yosim(Papua),dan masih banyak lainnya.
3.Tari Pertunjukan
Yaitu sebuah tari yang disajikan kepada penonton,sehingga penonton dapat merasa terhibur.
Ciri-ciri:
Contoh:Piring(Sumatra),Gambyong(Jateng),Pakarena(Sulawesi),Tawedar(Papua),Golek(Yogyakarta),Ke
ursus(Jawa Barat),dan masih banyak tarian lainnya.Beberapa penjelasannya:
c. Tari Heroik
Tari Heroik/ kepahlawanan ini mempunyai sifat gagah, angkuh, berwibawa, berani, jantan, keperwiraan
yang rupanya selalu dikagumi orang karena mempunyai daya tarik yang kuat. Tari heroik biasanya
mengambil cerita-cerita yang berkisar pada kegagahan atau kemenangan, misalnya beksa lawung,
tarunajaya, hanuman obong, karno tanding, rama-rahwana, gatotkaca kiprah, dan sebagainya.
d. Tari Dramatik
Tarian ini lebih banyak diungkapkan dalam bentuk sendratari atau wayang yang sifatnya lebih mengarah
pada pengungkapan sebuah cerita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, cerita fiksi/ imajinatif,
ataupun berbau kenangan historis. Tarian dramatik ini ada yang mementingkan gerak tariannya, ada yang
mementingkan dialognya, ada yang berdialog tembang serta ada juga yang mementingkan unsur cerita.
Dari masing-masing tari tersebut, mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan satu dengan yang lainnya,
contohnya: