Anda di halaman 1dari 12

NAMA : I Komang Egi Marditya

ABSEN : 19
KELAS : XI MIPA 2
TUGAS : SENI BUDAYA

SENI TARI
1. Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan
waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Tarian merupakan
perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa. Tari adalah desakan perasaan manusia di
dalam dirinya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.
Menurut Corrie Hartong, ahli tari dari Belanda, mengajukan batasan tari yang berbunyi tari adalah
gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan didalam ruang.

Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari juga berarti ungkapan jiwa
manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa
adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak. Menurut Dr Soedarsono, tari adalah
ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Gerakan pada seni tari diiringi dengan
musik untuk mengatur gerakan penari dan menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki
gerakan berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berjalan.  Gerakan pada tari tidak realistis tetapi
ekpresif dan estetis. Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni
tari melibatkan anggota badan. Unsur-unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari
dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.

2. Fungsi Seni Tari


Adapun fungsi seni tari adalah sebagai berikut :
(a) Seni tari sebagai sarana upacara
Tari dapat difungsikan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak jenisnya, seperti tari untuk
upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.
(b) Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan sarana pendidikan, misalnya mendidik anak untuk bersikap dewasa dan
menghindari tingkah laku yang dilarang oleh norma-norma agama. Nilai-nilai keindahan dan
keluhuran pada seni tari bisa membangkitkan perasaan seseorang.
(c) Seni tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan sangat banyak jenis-jenisnya sehingga tidak membuat jenuh. Oleh sebab  itu,
jenis ini menggunkan tema-tema yang sederhana tidak berlebihan, diiringi dengan lagu yang meriah.
Kostum dari tata panggungnya dipersiapkan semenarik mungkin.
(d) Seni tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya difungsikan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya
bisa dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna
rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental.
(e) Seni tari sebagai katarsis
Katarsis yang artinya pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilakukan oleh
orang telah mencapai taraf atas dalam penjiwaan seni. Oleh sebab itu, biasanya jenis tari ini
dilakukan oleh seniman yang mendasar.
(f) Seni tari sebagai media pergaulan
Seni tari merupakan kolektif, artinya pelaksanaan tari dilakukan bersama-sama. Oleh sebab itu,
kegiatan tari bisa bertujuan sebagai media pergaulan. Kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin
atau pementasan tari bersama, ialah sarana pergaulan yang baik.
(g) Seni tari sebagai pertunjukan
Tari bukan hanya sebagai sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukan
yang sengaja digarap untuk dipertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dengan baik, mulai dari
latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih
menitikberatkan pada segi artistiknya, pelaksanaan koreografi yang sempurna, mengandung ide-ide,
interpretasi, konsepsional, dan memiliki tema serta tujuan.

3. Unsur-unsur Seni Tari


Berikut ini adalah unsur-unsur dalam seni tari:

(a) Ragam Gerak adalah salah satu unsur yang paling utama, karena seni tari menggunakan gerakan
semua tubuh.
(b) Bentuk Iringan merupakan bentuk iringan tarian yang bisa berupa jenis musik iringan tari
internal dan jenis musik iringan tari eksternal. Contohnya pada tarian salman yang
menggunakan tepukan dada, dan telapak tangan.
(c) Kostum Tari ialah sebuah estetika yang tidak mampu dipisahkan dari sebuah bentuk tarian.
Kostum pada tarian untuk upacara berbentuk lebih sederhana dan tidak mementingkan sebuah
estetika
(d) Pola Lantai atau blocking merupakan sebuah posisi yang dilakukan oleh seorang penari tunggal
maupun penari kelompok. Pada pola lantai pada suatu tarian bisa berupa simetris, asimetris,
lengkungan, garis lurus dan lingkaran.

Unsur pokok yang di lakukan dalam gerakan tari itu bukanlah suatu gerakan-gerakan biasa yang sering
dilakukan dalam kehidupan biasanya. Gerakan tari tersendiri memiliki gerakan-gerakan yang sudah
memiliki proses-proses tertentu. Sehingga gerakan dalam tari ini sudah tidak alami lagi karena dalam
gerakan tari sudah ada beberapa perubahan-perubahan yang berbeda dari bentuk semula. Dalam
gerakan tari sudah diubah dan diolah dengan khusus oleh pengolahnya dan sudah berdasarkan
perasaan, berdasarkan khayalan, berdasarkan persepsi dan juga berdasarkan interprestasi tersendiri.
Dalam gerakan-gerakan yang di gunakan dalam menari juga salah satu hasil dari perpaduan beberapa
pengalaman yang estetis dengan melakukan intelektualitas. Sehingga akan menimbulkan suatu
pengertian bahwa gerakan tari adalah suatu gerakan-gerakan yang sudah distilir jadi akan menghasilkan
suatu gerakan-gerakan yang indah.Setiap gerakan tari memiliki ragam gerakan yang berbeda-beda tetapi
juga memiliki kesamaan dalam elemen gerak tari. 

Berikut ini akan di jelaskan beberapa elemen gerakan tari yang wajib anda ketahui untuk keindahan hasil
tarian anda. Anda bisa mempelajari sedikit demi sedikit, maka elemen gerak tari seperti berikut ini :

1. Ruang
Ruang adalah salah satu unsur pokok tari yang menentukan terwujudnya atau terungkapnya gerak.
Hal ini karena mustahil suatu gerak lahir tanpa adanya ruang gerak. Penari dapat bergerak atau
menari karena adanyaruang. Ruang gerak tersebut meliputi posisi (arah hadap dan arah gerak), level
atau tingkatan gerak, dan jangkauan gerak.
Posisi merupakan salah satu aspek ruang. Posisi menunjukkan arah hadap dan arah gerak penari.
Arah hadap penari saat melakukan gerak tari, misalnya, ke depan atau muka, ke belakang, ke sudut
kanan, ke sudut kiri, ke samping kanan, dan ke samping kiri. Adapun, arah gerak penari, misalnya, ke
depan, mundur, ke samping kanan, ke samping kiri, ke arah zig-zag, dan berputar searah jarum jam.
Ruang gerak tari yang lain adalah level atau tingkatan gerak. Level dalam ruang lingkup tari terdiri
atas level atas, level sedang, dan level rendah. Level rendah ditunjukkan oleh berbagai posisi duduk
saat menari. Pada level sedang, penari berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai pada posisi kaki
diluruskan. Adapun level tinggidalam menari ditunjukkan oleh penampilan gerak tari mulai dari
posisi kaki jinjit sampai gerakan meloncat-loncat atau menjauhkan badan dari lantai. Perhatikan
contoh gerak tari dengan level tinggi, sedang, dan rendah dalam gambar dibawah ini :
2. Waktu
Gerak yang diungkapkan dalam suatu tarian tidak hanya satu gerakan. Ungkapan gerak dalam
sebuah tarian pada dasarnya merupakan susunan beberapa rangkaian gerak yang sudah terpolakan.
Jika seorang penari melakukan beberapa gerakan, secara langsung akan tampak peralihan dari gerak
yang satu ke gerak berikutnya. Dalam peralihan ini, akan tampak kekosongan sesaat sebagai napas
dari ungkapan gerak yang satu ke gerak berikutnya. Hal itu menunjukkan bahwa dalam penyajian
sebuah tarian banyak ditemukan waktu atau tempo sebagai sisipan antargerak, walaupun
sisipan waktu tersebut hanya sekejap. Oleh karena itu, unsur pokok gerak tari di samping tenaga dan
ruang adalah waktu atau tempo.
Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo gerak.
Ritme gerak adalah elemen atau detail waktu dari awal sampai berakhirnya suatu gerak atau
rangkaian gerak. Adapun tempo adalah ukuran waktu untuk menyelesaikan suatu rangkaian gerak
atau gerakangerakan. Agar lebih jelas, perhatikan contoh di bawah ini :

Gambar diatas menunjukkan seorang penari berlari-lari kecil dari arah belakang menuju arah depan.
Tempo dalam gerakan tersebut merupakan sejumlah waktu yang diperlukan penari untuk bergerak
dari belakang sampai ke depan. Adapun ritme geraknya dapat dilihat dari detail-detail waktu atau
irama langkah kaki penari. Untuk menunjukkan dinamika tempo atau waktu, seorang penari harus
mampu mengatur irama gerak. Selain itu, penari harus betul-betul cermat dan penuh kontrol  dalam
mengatur perubahan-perubahan dari ritme atau irama yang cepat ke yang lambat atau dari tempo
yang pendek ke tempo yang panjang.

3. Tenaga
Pengaturan dan pengendalian tenaga pada saat menari merupakan salah satu kunci yang harus
dikuasai agar dapat menari dengan baik dan kreatif. Tenagalah satu-satunya kekuatan yang
mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Adanya aliran tenaga pada seluruh tubuh
akan menjadikan tubuh bergerak. Selanjutnya, tenaga yang dikeluarkan dalam melakukan gerak tari
akan menimbulkan dinamika.
Rangkaian gerak dalam setiap tarian tidak hanya menggunakan satu macam tenaga. Ada gerak yang
memerlukan tenaga ringan, ada juga gerak yang memerlukan tenaga kuat. Oleh karena itu, saat kita
menari harus lebih cermat dan teliti serta penuh konsentrasi dalam memanfaatkan tenaga.
Perhatikan contoh beberapa gerak yang memerlukan tenaga yang berbeda berikut ini :
1) Gerak dengan tenaga ringan

2) Gerak dengan tenaga kuat

4. Macam-macam Seni Tari


Jenis seni tari jika ditinjau berdasarkan perkembangan peradaban di nusantara dapat dibedakan
menjadi tiga, meliputi:
(a) Tari Tradisional
Tari tradisional merupakan jenis tarian yang sudah turun temurun, diwariskan dari zaman nenek
moyang. Jenis tari ini sangat mengedepankan nilai filosofis, simbolis, dan religius. Segala aturan
tari ini masih kaku bertumpu pada pedoman leluhur. Di Indonesia, tari tradisional ini dibagi
menjadi dua yaitu:
Tari tradisional klasik
Tari ini dikenal juga sebagai tari keraton karena berkembang dikalangan kerajaan dan
kebangsaan. Pertunjukan tari ini cenderung memakai busana mewah dan gerakan yang
anggun. Tarian ini memiliki aturan yang baku dan dipertahankan dari generasi ke generasi.
Contoh: Tari Topeng Kelana dari Jabar.
Tari tradisional kerakyatan
Tari ini berkembang di kalangan rakyat biasa, baik di pedesaan maupun perkotaan. Tari ini
sering ditampilkan dengan busana dan iringan musik yang sederhana. Selain itu, tarian ini
tidak memiliki aturan baku sehingga bentuk tariannya cenderung bervariasi. Tari ini biasanya
ditampilkan saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contonya tari Lili dari Sumbar.
(b)Tari Kreasi Baru
Tari ini merupakan pelebaran sayap dari tari tradisional yang gerakannya dipadukan dengan
gerakan baru dari jenis tarian lain. Jenis tari ini biasanya dilakukan saat upacara ritual,
keagamaan, adat dan lainnya. Pada umumnya, tari kreasi baru ini dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
Tari kreasi baru berpola tradisi
Tari kreasi baru ini sangat berpedoman pada kaidah tari, baik itu kaidah musik, tata rias,
koreografi, maupun teknik pementasannya. 
Tari kreasi baru berpola non tradisi
Jenis tari kreasi baru ini tidak terikat dengan kaidah tari seperti halnya tari berpola tradisi.
Namun, bukan berarti jenis tari ini tidak menggunakan pola tradisi sama sekali. Melainkan,
penggunaan kaidah tari akan disesuaikan dengan konsep gagasan tari yang akan ditampilkan.
(c) Tari Kontemporer
Tari kontemporer merupakan jenis tari modern yang tidak lagi terpengaruh unsur tari
tradisional. Tari ini menampilkan koreografi unik dan penuh makna. Selain itu, iringan musiknya
pun bukan merupakan lagu sederhana yang lazim digunakan melainkan menggunakan program
musik komputer dan masa mini. Tak khayal, penikmat yang ingin menikmati jenis seni ini harus
berwawasan luas.
SENI TEATER
1. Pengertian Seni Teater
Seni teater adalah salah satu jenis kesenian berupa pertunjukan drama yang dipentaskan di atas
panggung. Secara spesifik, seni teater adalah sebuah seni drama yang menampilkan perilaku manusia
dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting para pemainnya. Kata
teater diambil dari bahasa Yunani, theatron, yang artinya tempat atau gedung pertunjukan.

Istilah ‘teater’ dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas, pengertian seni teater adalah
seluruh adegan akting dan peran yang dipertunjukan di atas panggung di depan banyak penonton.
Contohnya ketopak, wayang, sintren, dagelan, akrobat.

Sedangkan secara sempit, pengertian seni teater adalah adegan tentang perjalanan hidup seseorang
yang dibuat sedemikian rupa sehingga patut untuk dipertontonkan kepada khalayak umum di atas
panggung pertunjukan dan didramakan sesuai dengan naskah yang telah dibuat.

2. Fungsi Seni Teater


Menurut perkembangan teknologi fungsi seni teater mengalami pergeseran yang luas. Dari yang
dulu fungsi teater hanya sebagai tontonan untuk umum, namun sekarang teater tersebut berfungsi
sebagai pendidikan juga. Fungsi teater tersebut tidak hanya sebagai hiburan bagi masyarakat namun
berfungsi pula sebagai afektif masyarakat. Adapun fungsi seni teater sebagai berikut :
(a) Teater sebagai Sarana Upacara
Pada zaman dahulu teater berfungsi sebagai sarana persembahan bagi dewa Apollo serta
persembahan pesta bagi dewa Dyonesos. Teater juga berfungsi sebagai upacara kedatangan
seseorang yang berada pada daerah tertentu. Pada sarana upacara tersebut tidak memerlukan
penonton karena penonton tersebut merupakan bagian dari peserta upacara persembahan
tersebut. Sarana upacara persembehan seperti ini biasanya dapat disebut sebagai teater Tradisional.
(b) Teater sebagai Media Ekspresi
Seni teater telah menjadi media ekspresi siswa dalam menyalurkan bakat yang mereka miliki.
Berbeda dengan seni seni lainnya seperti seni musik yang mengedepankan sebuah gerakan atau
tarian dengan irama suara. Seni teater lebih mengedepankan gerakan tubuh serta ucapan dalam
memerankan sebuah peran. Seni teater juga mengekpresikan penghayatan jiwa dalam memerankan
sebuah tokoh cerita.
(c) Teater sebagai Media Hiburan
Seni teater sebagai media hiburan memiliki fungsi penting dalam menghibur penonton yang
menyaksikan sebuah pertunjukan, sehingga penonton tersebut merasa terhibur sesuai dengan yang
mereka inginkan. Dalam memerankan sebuah tokoh dalam cerita tersebut pemain harus
mempersiapkan dirinya secara semaksimal mungkin agar penonton merasa puas dalam
menyaksikan pertunjukan tersebut.
(d) Teater sebagai Media Pendidikan
Didalam teater terdapat kerjasama tim yang terjadi secara harmonis antar satu pemain dengan
pemain lainnya. Karena teater tersebut tidak dikerjakan oleh individual maka dapat disebut sebagai
seni kolektif. Dalam sebuah pementasan seni selalu ada pesan yang terkandung dalam sebuah cerita
ynag telah disampaikan oleh pemain. Pesan pesan moral tersebut akan lebih mudah dipahami
melalui sebuah pertunjukan daripada harus membaca sebuat cerita pada buku.

3. Unsur-unsur Seni Teater


Dalam sebuah seni teater juga terdapat unsur unsur seni yang harus ada dalam sebuah pementasan.
Adapun unsur tersebut dapat dibedakan menjadi Unsur Internal dan Unsur Eksternal. Penjelasan dari
unsur tersebut sebagai berikut :
(a) Unsur Internal Teater
Unsur Internal merupakan unsur utama dalam sebuah pertunjukan seni teater serta harus ada
apabila akan melakukan sebuah pertunjukan seni teater. Unsur internal dapat disebut sebagai
jantungnya sebuah pementasan, karena apabila salah satu unsur tersebut tidak ada maka sebuah
pertunjukan tidak dapat dilaksanakan. Adapun unsur-unsur internal seni teater meliputi naskah,
sutradara, pemain, pentas, properti, dan penataan. Selanjutnya penjelasan dari setiap unsur-unsur
tersebut yaitu:
 Naskah atau Skenario : Naskah dapat disebut juga sebagai skenario yang merupakan alur dari
sebuah cerita yang akan dipentaskan dan biasanya berupa nama tokoh serta dialog pemain.
Naskah tersebut juga penghubung antara unsur unsur lain seperti pentas, pemain, sutradara
dan kostum bagi pemain.
 Pemain : Pemain adalah tokoh yang akan diperankan dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain
tersebut  adalah unsur penting yang harus ada dalam sebuah cerita agar cerita tersebut dapat
tersampaikan kepada penonton. Didalam unsur ini terdapat unsur penunjang lain seperti gerak
dan suara. Pemain dapat dibagi menjadi tiga yaitu peran utama baik protagonis maupun
antagonis, peran tambahan atau figuran dan peran pembantu. Dalam sebuah film atau sinetron
pemain perempuan biasanya disebut Aktris, sedangkan pemain laki laki biasanya disebut
sebagai Aktor.
 Sutradara : Sutradara adalah otak dari sebuah cerita karena memiliki tugas untuk mengatur
serta memimpin sebuah pementasan maupun teknik pembuatan teater tersebut. Skenario
adalah unsur yang memiliki sifat paling sentral. Tugas sutradara seperti menciptakan ide ide
yang akan digunakan dalam sebuah pentas, membedah naskah, mengarahkan para pemain, dan
sebagainya.
 Pentas : Pentas merupakan unsur penunjang dalam sebuah pertunjukan seni teater seperti tata
lampu, properti, serta beberapa dekorasi lain yang akan membantu terlaksananya sebuah
pertunjukan. Unsur ini biasanya memberikan kesan estetika dalam sebuah cerita yang
diperankan oleh seorang pemain.
 Properti : Properti adalah perlengkapan yang diperlukan dalam sebuah pertunjukan teater agar
pertunjukan tersebut dapat terlaksana. Properti tersebut meliputi, meja, robot, kursi, dekorasi
dan lain lain.
 Penataan : Penataan berisi semua pekerja yang ikut serta dalam sebuah pementasan seperti
tata busana, tata rias, tata lampu, dan tata suara. Tata Busana memiliki tugas sebagai pembuat
pakaian atau pengatur kostum yang akan dipakai oleh pemain dalam memainkan peranan dalam
sebuah cerita. Tata Rias bertugas untuk mendandani pemain agar dapat menyatu dengan
karakter peran dalam sebuah cerita. Tata Lampu bertugas mengatur serta mengontrol cahaya
yang terdapat pada panggung. Tata Suara bertugas mengatur pengeras suara.
Selain memiliki unsur internal, teater juga memiliki unsur eksternal yang secara garis besar
bersinggungan dengan segala unsur unsur yang terdapat diluar panggung teater. Untuk
memahaminya silahkan simak penjelasannya dibawah ini.
(b) Unsur Eksternal Teater
Unsur Eksternal adalah salah satu unsur unsur seni teater yang mengurus seluruh kebutuhan yang
diperlukan dalam sebuah pementasan teater. Unsur Eksternal meliputi Sutradara atau Derektor, Staf
Produksi, Desainer, Stage Manajer dan Crew. Adapun penjelasan dari unsur eksternal tersebut yaitu:
 Staf Produksi : Staf produksi adalah kumpulan beberapa orang yang bekerja sama dalam sebuah
tim, baik sebagai pimpinan produksi maupun bagian lain yang berada dibawahnya. Seluruh
bagian staf produksi memiliki tugas yang berbeda beda, contohnya saja tugas dari seorang
pimpinan produksi meliputi mengatur seluruh hal yang berkenaan dengan produksi,
menetapkan program kerja dan sebagainya.
 Sutradara atau Derektor : Sutradara juga merupakan unsur eksternal dari seni teater. Sutradara
tersebut bertugas untuk mengarahkan pemain, mencari serta mempersiapkan aktor dari sebuah
cerita, menyiapkan make up serta hal lain yang berkaitan dengan kru, dan mengkoordinasi
pelaksanaan sebuah pementasan agar berjalan dengan baik.
 Stage Manajer : Stage Manajer merupakan unsur eksternal yang berfungsi untuk membantu
tugas dari seorang sutradara serta memimpin dan bertanggung jawab dalam sebuah
pementasan.
 Desainer : Desainer bertugas menyiapkan segala sesuatu dalam sebuah pementasan baik dari
segi panggung, tata lampu, pencahayaan, kostum serta perlengkapan lain yang berkaitan
dengan aspek visual.
 Crew : Crew merupakan penanggung jawab dari setiap sub  yang terdapat dalam bagian
desainer, seperti bagian perlengkapan, tata musik, tata lampu, dan bagian pentas.

4. Jenis-jenis Seni Teater


Selain unsur-unsur seni teater diatas ada pula jenis-jenis seni teater. Adapun jenis-jenis seni teater
sebagai berikut :

(a) Drama Musikal


Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni
peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian
kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal
karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak
tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera.
Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh
dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan
dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.

PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL

(b) Teater Dramatik


Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika
lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat
diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita
dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah
menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku
aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk
keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris.
Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
TEATER DRAMATIK
(c) Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya
puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas.
arena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di
atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung
dan blocking  dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya
dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.

TEATRIKALISASI PUISI

(d) Teater Gerak


Dalam jenis teater ini lebih mengedepankan sebuah gerakan serta ekpresi wajah pemainnya.
Pementasan teater gerak sangat meminimalisir sebuah dialog bahkan dialog tersebut dihilangkan
seperti dalam pertunjukan pantomin. Namun seiring perkembangan jaman, pemain teater ini lebih
bebas dalam melakukan pementasan sehingga gerakan yang mereka pertontonkan tidak
berdasarkan skenario yang dibuat sebelumnya. Gerakan gerakan tersebut berdasarkan suasana hati
dari seorang pemain teater. Dari suasana hati inilah yamg memberi kebebasan dari seorang pemain
sehingga muncul gerakan gerakan baru lain. Teater gerak lebih dikenal dengan nama Pantomin.
Pantomin tersebut menggambarkan kesunyian karena tidak ada sepatah katapun dialog yang
terucap dan lebih mengedepankan mimik wajah serta gerakan pemain. Makna dari cerita yang
ditontonkan kepada publik tersebut diapresiasikan dalam sebuah gerakan.
TEATER GERAK

Anda mungkin juga menyukai