Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK 4

GERAK DASAR TARI

OLEH :

 RINDAWATI
 NABILA KHAERANI
 CLAUDIA FEBRIANTY
 ANDI SRIWAHYUNI
 NUR KHOLIK
 GILANG ALFHIADY
A. KONSEP GERAK TARI

Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari
tubuh/fisik dan mimik. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis,
keindahan, dan ekspresi. Perlu kita ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang
beraneka ragam. Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing.
Sehingga gerak tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat
dikembangkan menjadi gerak tari kreasi.

Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari Cokek.
Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer,
pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas.
Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas upacara
keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar tari
bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali yang sangat
dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet).

Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu dari Toraja
(Sulawesi Selatan). Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe,
Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di pertunjukkan
di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku Toraja dengan
dirinngi intrumen gendang. Setiap gerakangerakannya dalam pa’gellu adalah simbol
keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut dalam aturan dan
adat leluhur mereka.

Gerak pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan
berkembang di keraton atau istana. Gerak-gerak yang berkembang di keraton memiliki
aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi
tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa tendapat srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser,
seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak tari Jawa.

Di dalam gerak terkandung tenaga / energi yang mencakup ruang dan waktu. Artinya
gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga dan bergerak berarti memerluang ruang dan
membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf Von Laban membagi aspek
gerak menjadi beberapa bagian yaitu gerak bagian kepala, kaki, tangan dan badan ( the
Body), jarak.

Rentangan atau tingkatan gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan (
dynamich ). Oleh karena itu timbulnya gerak tari tberasal dari hasil proses pengolahan
yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang kemudian
melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Berikut ini merupakan beberapa gerak murni yang terdapat pada tari tradisi.

a. Pada gerak dasar kaki

1. Adeg-adeg (Jawa) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari

2. Wedhi kengser (Jawa) dan seser (sunda) adalah gerak menggeser telapak kaki ke samping
kanan dan kiri

3. Trecet adalah gerakan bergeser ke samping (kiri atau kanan) dengan kaki jinjit dan lutut
di tekuk

4. Trisig (Jawa) adalah gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar dengan
berlari kecil, jinjit dan tubuh agak merendah.

b. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan terdapat gerakan ngiting,
nyampurit (Sunda), nyempurit (Jawa), ngrayung, pa’blang dan kewer (Betawi ),
capang (Sunda) dan gerak ukel.

c. Pada gerak dasar tari bagian kepala

1. Gilek adalah kepala membuat lengkungan ke bawah, kiri dan kanan

2. Galieur adalah gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian
ditarik dengan leher kembali ke arah tengah

3. Pacak gulu dan jiling adalah gerak kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat

B. TEKNIK DAN PROSEDUR GERAK TARI

Gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Keunikan dapat berdasarkan dari daerah
mana tarian tersebut berasal. Untuk dapat melakukan gerak diperlukan teknik dan
prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak sedangkan
prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Gerak berjalan misalnya, ada yang
dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk melakukan gerak berjalan dengan jinjit
misalnya dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan melangkah setahap demi
setahap.

1. Gerakan Badan Gerakan badan pada tari, diantaranya sebagai berikut.

Hoyog, yaitu gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri.

Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap tangan
lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah pandangan.
Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. Entrag, yaitu menghentakkan
badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.

2. GERAK KEPALA dalam tari Jawa Barat yaitu galeong, gelieur dan gelengan kepala tengok
kanan dan kiri.

3. Gerakan Kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki. Gejuk yaitu
menghentakan kaki kebelakang dengan jinjit. Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan
dengan menggerakkan kedua telapak kaki. Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet,
yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri
diam.

4. Gerakan Tangan yaitu lenggang yaitu menggerakkan kedua tangan dengan arah yang
berlawanan, pakblang yaitu meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan
mengarah keatas dan kebawah, ngerayung yaitu gerak telapak tangan membuka dan ibu
jari di tekuk ke telapak tangan.

C. BENTUK GERAK TARI

Bentuk (form) sehubungan penataan dengan komposisi tari,menurut Autard merupakan


proses penataan atau pembentukan sebuah komposisi tari menghasilkan bentuk
keseluruhan. Kata bentuk atau form digunakan pada bentuk seni maupun untuk
menjelaskan sistem yang dilalui oleh setiap proses pekerjaan karya seni tersebut. Bentuk
merupakan aspek yang secara estetis dievaluasi oleh penonton dimana penonton pada
umumnya tidak melihat setiap elemen karya seni yang ditampilkan tetapi memperoleh
kesan secara keseluruhan dari karya tersebut .

John Martin menyatakan bahwa bentuk dapat didefinisikan sebagai hasil dari penyatuan
berbagai elemen tari, yang dipersatukan secara kolektif sebagai kekuatan estetis, yang
tanpa proses penyatuan ini bentuk tersebut tidak dapat terwujud. Keseluruhan atau
kesatuan bentuk itu, menjadi lebh bernmakna daripada beberapa bagiannya yang terpisah.
Proses menyatukan, untuk memperoleh bentuk itu, dinamakan komposisi.

Berdasarkan dari pengertian bentuk pada tari maka dapat disimpulkan bentuk tari
berdasarkan geraknya, yaitu ;
a. Tari representasional adalah tari yang menggambarkan sesuatu dengan jelas
(wantah), seperti tari tani yang menggambarkan seorang petani, tari nelayan yang
menggambarkan nelayan dan tari bondan yang menggambarkan kasih sayang ibu
kepada anaknya
b. Tari nonrepresentasional yaitu tari yang melukiskan sesuatu secara simbolis ,
biasanyamenggunakan gerak gerak maknawi. Contohnya tari topeng klana, tari
srimpi, dan tari bedaya.

D.JENIS GERAK TARI

Gerak tari yang indah berasal dari proses pengelolahanyang telah mengalami
stilasi(digayakan) dan distorsi(pengubahan)sehingga lahirlah dua jenis gerak yaitu sebagai
berikut ;

1. Gerak murni
Gerak tari yang tujuannya semata untuk fungsi estetis sehingga hanya untuk
memperindah sebuah tarian tanpa ada maksud melambangkan sesuatu. Contohnya
adalah gerakan memutar-mutarkan pergelangan kaki dan menghentakkan kaki
tanpa maksud tertentu, atau gerak menggulung selendang ketika akhir tarian, dll.

2. Gerak maknawi
Gerak tari yang selain fungsi estetis, juga lebih mengedepankan maksud atau
lambang tertentu dari sesuatu yang ingin disampaikan ke penonton tarian. Misalnya
dalam tari Merak terdapat gerakan melebarkan selendang sambil bergerak
mengelilingi panggung yang menggambarkan gerak-gerik burung merak, dll

E. NILAI ESTETIS DALAM GERAK TARI

Nilai estetis pada gerak tari adalah kemampuan dari gerak itu untuk menimbulkan
suatu pengalaman estetis. Pengalaman estetika dari seorang penari dalam
melaksanakan gerak wajib dilihat pula dalam kualiatas gerak yang dilakukannya.
Setiap gerak tarian pasti mempunyai nilai estetis tersendiri yang dapat diuraikan
dan dijelaskan secara cermat. Jadi apa itu estetis? Hal yang perlu dipahami dalam
mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif dan objektif. Benda itu sangat
estetis sebab adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak terkait dengan orang
yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu sebab
adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada sebab proses
hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati.

Masing-masing gerak setiap daerah mempunyai keunikannya tersendiri yang tidak


bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan yang ada pada daerah itu sendiri. Genre
dalam suatu daerah juga mempunyai pengaruh besar dalam menilai nilai estetis
suatu gerak tari. Jenis tari berdasar penyajiannya terbagi menjadi dua yaitu tari
tradisional dan kreasi baru. Tari tradisional terbagi lagi menjadi tiga yaitu tari
primitif, tari rakyat dan tari klasik.

Sebagai contoh adalah pada tari saman, nilai estetis pada tari saman adalah pada
harmonisasi gerakannya. Gerakan pada tari Saman sangat unik karena hanya
menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan gerakan-gerakan sejenis.
Semua penari harus menari dengan harmonis dan biasanya tempo tari Saman makin
lama makin cepat dan hal ini yang membuat tarian ini sangat menarik. Tari Saman
biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi
menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya
dikombinasikan dengan memukul dada dan paha mereka sebagai sinkronisasi dan
menghempaskan badan ke berbagai arah.

Anda mungkin juga menyukai