Anda di halaman 1dari 14

GERAK TARI

Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang
realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu
melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk
mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer.
Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan degan gerak yang
indah adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi
sentuhan seni akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul,
menimba air di sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang
mengandung nilai seni, maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.
Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu,
pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:
1.    Gerak Stilatif
Gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-
bentuk yang indah.
2.    Gerak Distorsif
Pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses
stilasi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua
jenis gerak tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
1.    Gerak murni
Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian
tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.
2.    Gerak maknawi
Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam
pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya.
Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).
a.    Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
b.    Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.
Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari
kita akan mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan disusun menjadi tarian yang
indah dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik,
kembangkan menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah
tarian, perhatikan dan terapkan hal – hal berikut:
a.    Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan
b.    Ketepatan gerak dengan iringan
c.    Penguasaan ruang pentas
d.   Rasa percaya diri

A.  RAGAM GERAK TARI DAERAH


Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika
kita mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.
Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya
menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.
Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta
imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia
dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan
patokan atau pola- pola gerak yang sudah ditentukan.
Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional,
sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung
oleh generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. Tokoh tari kreasi baru di Indonesia
sangatlah banyak. Beberapa diantaranya yaitu :
1.    Bagong Kusudiharjo dari Yogyakarta
2.    Guruh Soekarno Putra dari Jakarta
3.    Didik Nini towok dari Yogyakarta
4.    Munasiah Najamuddin dari Jenoponto, Ujung Pandang
5.    Sardono W. Kusumo
6.    Farida Faisal
7.    Denny Malik
Gerak tari tradisional:
1.    Gerak Jari
a.    Ngruji / ngrayung, semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan.
Tangan kiri dan kanan sama.
b.    Nyempurit, ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari – jari
lainnya melengkung mengikuti arah jari tengah. Tangan kanan dan kiri sama.
c.    Nagarangsang / boyomangap, seperti ngruji atau ngrayung hanya ibu jari membuka lurus
kedepan. Tangan kanan dan kiri sama.
d.   Nyekithing, ruas ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, jari–jari lainnya
melengkung searah jari tengah.
2.    Gerak Kaki
a.    Nggrundho, sikap kaki nggrundho yaitu sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung.
b.    Lumaksono, berjalan ke depan. Sikap dan posisi kaki kiri lumaksono dengan arah telapak kaki
serong ke luar atau meger timun.
c.    Gejuk atau Seblak, sikap kaki kiri gejuk atau dihentakkan ke lantai terap di belakang tumit kaki
kanan.
d.   Tanjak kiri
e.    Trecetan , melangkah jinjit dengan cepat ke kanan atau ke kiri.
f.     Kicat

B.  ASAL GERAK


Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan
proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca
indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra
seperti prosa dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia,
perangai binatang, sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi
yang merangsang terjadinya respon gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas,
dingin, marah, senang dan sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini
dapat kita himpun menjadi gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah mencari dan merespon
gerak maka kita harus mengetahui tema dari tari tersebut. Tema merupakan gambaran awal
gerak-gerak yang diperagakan, contohnya:
a.    Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri atau olah
kanuragan.
b.    Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.
c.    Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak suka cita, meloncat-loncat, melambai-lambai,
melenggang, bergoyang.
d.   Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.

C.  MENYUSUN GERAK


Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian.
Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.
Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan
suatu hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.
Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak
menyimbolkan sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar
pergelangan tangan atau menggoyangkan pinggul.
Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:
1.    Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang,
menengadah atau menunduk.
2.    Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan
maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari perlu diperhatikan level dan kepadatan.


1.    Level
Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.
Ada tiga level dalam menari, yaitu:
a.    Level Tinggi : Meloncat
b.    Level Sedang : Membungkuk
c.    Level Rendah : Duduk
2.    Kepadatan (density)
Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau
formasi penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.
Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat
oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari
disebut desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat
oleh penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan,
gerak payung, pita dll.
Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila
koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:
1.    Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.
2.    Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.
3.    Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.
4.    Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.
Gerak Dasar Kaki 
(lanjutan gerak dasar tangan)
(oleh: Tien Kusumawati, S. Pd)
 melanjutkan postingan saya yang lalu mengenai istilah-istilah gerak dasar tarian
(tradisional Jawa). kali ini saya tulis tentang gerakan dasar kaki. Semoga bermanfaat.

Beberapa istilah gerakan kaki pada tari tradisional Jawa Tengah, antara lain:

1.     Nggroda
Adalah bentuk dasar gerakan kaki dimana posisi telapak kaki saling merapat bagian tumit
sedang bagian depan membuka 45 derajat (menghadap sudut)

2.      Mendak
Adalah bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi lutut kaki ditekuk (merendah).
Posisi ini dilakukan selama menari.

bentuk telapak kaki nggroda


posisi kaki mendhak (lutut di tekuk)
 

 
3. Tanjak Kanan
Adalah posisi kaki dimana letak telapak kaki kanan agak di depan telapak kaki kiri dan kaki
kiri dibelakang kaki kanan. Pada tari putri, tidak ada jarak antara telapak kaki kanan dan
kaki kiri. Sedang pada tari putra alus berjarak satu telapak kaki, dan pada tari putra gagah
lebih lebar lagi, dengan ukuran lebar kurang lebih 2 x telapak kaki.

tanjak kanan tari putri

tanjak kanan tari putra      


Tanjak Kiri
Kebalikan dari tanjak kanan.
 
5.      Sila
Adalah posisi duduk bersila. Kaki kanan didepan kaki kiri.

6.      Jengkeng
Adalah posisi duduk di atas kaki. Jengkeng pada ketigajenis tari sangat berbeda. Pada tari
putri posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang posisi kaki kiri didepan kaki kanan
Pada tari putra, posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang kaki kiri membuka
kesamping kiri.

jengkeng tari putri


jengkeng tari putra

7.      Srisig
Srisig adalah posisi atau gerakan lari-lari kecil, dengan posisi kaki jinjit dan mendak (lutut
ditekuk)

8.      Jinjit
Berdiri dengan menggunakan ujung telapak kaki bagian depan.

9.      Trecet
Trecet adalah gerakan seperti lari ditempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit.

10. Kenser
kenser adalah gerakan kaki dengan berpindah posisi menggeserkan telapak kaki secara
bersamaan

11. Lumaksana
Lumaksana dalam tari Jawa adalah gerakan berjalan. Baik itu berjalan kedepan (maju)
maupun berjalan ke arah belakang (mundur).

12. Enjeran
Lumaksana/jalan yang dilakukan seperti jalan kepiting/jalan miring. Jalan kesamping baik
kekanan maupun ke kiri.

13. Debeg
Debeg adalah menghentakkan telapak kaki bagian depan. Debeg kanan yang dihentakkan
kaki kanan, sedang debeg kiri yang dihentakkan kaki kiri. Setiap gerakan debeg selalu
diikuti gejug. Debeg dan gejug merupakan satu rangkaian, namun gejug tidak selalu diawali
dengan debeg. Gejug dapat berdiri sendiri.

14. Gejug
Gejug adalah menghentakkan kaki bagian telapak kaki kebelakang kaki yang menjadi
tumpuan. gejug ada 2, yaitu gejug kanan dan gejug kiri

Masih banyak istilah gerak yang belum saya tulis. namun inilah gerakan-gerakan yang
sering dipakai pada pelajaran seni tari, baik praktek maupun teori seni tari. semoga
bermanfaat.
Tuntutan keindahan yang terkandung dalam ungkapan dalam gerak distilir yang ritmis untuk seni
tari pada hakikatnya berbeda, nilai keindahannya dapat diartikan luas, karena ungkapan gerak
tari dari awal hingga akhir merupakan suatu rangkaian yang memiliki kesatuan makna. Nilai
keindahan kemolekan, kecantikan tidak mutlak untuk sebuah seni tari karena keindahan seni tari
terletak pada keselarasan antara gerak yang dilakukan dengan tujuan tari yang bersangkutan.
Kata indah di sini berarti bahwa gerak tari disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan,
contohnya seorang penari Gambyong pareanom yang halus dengan langkah gajah oling (maju ke
kiri kebyok kanan, maju kanan gebyok kiri) tidak boleh sembarangan melakukan gerakan, seperti
penari joget dangdut , tetapi perlu penjiwaan.
 Dari contoh itu dapat dikatakan bahwa indah berarti jika seorang penari dalam membawakan
tarian sesuai dengan perwatakan dan karakter yang dituntut dari tarian yang bersangkutan.
 Tujuan apresiasi adalah mengarahkan penafsiran pada suatu karya tari agar memilki kemampuan
dalam menikmati, menghargai jenis-jenis karya tari secara baik dan positif. Tari adalah dalah
salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau pantomime. Sebagai seni, tari
memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain. Seni tari secara umum memiliki aspek-
aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang,
tenaga, dan waktu. Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan.
 Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan,
kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang,
memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level
tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncat-loncat,. Jangkauan berhubungan
dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil. Tenaga sangat dibutuhkan
dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari
sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot.
 Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan
membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.
 Jenis dan Peran Seni Tari dalam Konteks Masyarakat dan Budaya Seni tari sangat berhubungan
dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu, fungsi peranan, fdan jenis-
jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam
perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan budayanya. Fungsi
dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari
sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari
sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan
seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).

 a.Seni tari sebagai sarana upacara. Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini
banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan
manusia..

b.Seni tari senagai hiburan Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan
menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-
muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan
derngan cara yang menarik.    

c.Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat
fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat
tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita
cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak
sampai hati.

 d.Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti
mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-
nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.

e.Seni tari sebagai media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari
melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana
pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah
sarana pergaulan yang baik.

 f.Seni tari sebagai media pertunjukkan Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga
bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini
biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh
perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan
koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema
dan tujuan.

 g.Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media
media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam
penghayatan seni Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi
berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun.
Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang
secara turun menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah
Nusantara.
    Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah
seni pertunjukan sehingga tari tradisional merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi.
Tari tradisi semacam ini disebut tari tradisional klasik.
  Tario tradisional klasik mempunyai cirri-ciri yangbtelah mengalami pengolahan dan
penggarapan gerak secara berkembang, yaitu keindahan yang di salurkan melaluim pola-pola
gerak yang telah ditentukan . gerakan itu melampaui kebutuhan minimal yang diperlukan oleh
konteksnya, dan ukuran-ukuran. Keindahannya yang telah terbukti melampaui batas-batas
daerah. Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya, tari di bagi menjadi tiga
jenis, yaitu tari upacara, tari pergaulan atau hiburan, dan tari pertunjukkan. Tari Upacara.

 a.Upacara keagamaan. Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali).
Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor
(Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari
Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).

 b.Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton) Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang
(Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo)
Gending Sriwijaya (Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu
(Sumenep).
 c.Upacara Penting dalam kehidupan manusia Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena
(Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan tari
Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari
Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi),
Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju perang menggunakan Tari
Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur). - See more at: http://kuliah-
seni.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsijenisdan-peran-seni-
tari.html#sthash.v9HC2eO8.dpuf

Anda mungkin juga menyukai