2. Fungsi tari
1. Sarana upacara
2. Sarana pendidikan
3. Sarana hiburan
4. Sarana pertunjukan
b. Wirama
Wirama adalah pengaturan tempo dan ritme gerakan yang berkaitan dengan Irama.
Irama yang timbul, baik dari iringan maupun irama yang langsung diatur oleh penari
sendiri merupakan unsur yang benar-benar harus dipahami dan dikuasai oleh penari.
Irama merupakan landasan untuk melaksanakan gerakan. Setiap penari dituntut mampu
mengendalikan dan mengatur tempo dan ritme. Hal ini bertujuan agar tarian yang
sedang dibawakannya terlihat memiliki dinamika gerakan yang teratur sehingga nilai-
nilai yang terkandung pada tarian itu tetap utuh. Ada dua jenis wirama, yaitu wirama
tandak dan wirama bebas.
c. Wirasa
Wirasa adalah unsur keindahan gerak tari yang bersifat rohaniah. Aspek ini dapat
mendukung pementasan tari secara keseluruhan. Wirasa merupakan tingkatan
penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan melalu gerakan dan mimik
wajah penari. Penjiwaan itu melahirkan keindahan, seperti halus, lembut, sedih, dan
gembira.
Wirasa, wiraga, dan wirama dalam gaya tani Surakarta dapat dijabarkan menjadi
delapan aspek yang disebut hasta sawanda. Hasta sawanda berarti ada delapan jenis
syarat menari yang harus diperhatikan. Hasta sawanda terdiri atas pacak, pancat, ulat,
lulut, luwes, wiled, irama, dan gendhing.
4. Jenis-jenis gerak (gerak murni dan gerak maknawi)
Gerak murni adalah gerak yang tidak mengandung arti, tetapi masih mempunyai
unsur keindahan atau estetika. Beberapa contoh gerak mumi dalam tarian Jawa
sebagai berikut
1) Ngithing atau nyekithing adalah gerakan tangan dengan posisi jari menempel pada jari
tengah yang membentuk bulatan. Sementara itu, yang lain ditekuk
(menekuk/melengkung ke bawah).
2) Nyempurit adalah gerakan dengan posisi jari-jari tangan hampir sama dengan
ngithing. Hanya saja, posisi ibu jari menempel pada sisi jari tengah, sedang jari yang
lainnya pada posisi tekuk (melengkung ke bawah).
3) Ngrayung adalah bentuk gerak tangan dengan posisi ibu jari menempel pada telapak
tangan dan keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat.
4) Kebyak adalah gerakan tangan menggunakan selendang yang dientakkan atau
dibuang sehingga selendang lepas dan tidak lagi menyangkut pergelangan tangan. Gerak
kebyak dilakukan setelah kebyok
5) Mbaya mangap adalah gerakan tari dengan posisi tangan yang mirip dengan buaya
menganga. Posisi tangan sama seperti ngrayung, tetapi posisi ibu jari tidak menempel
pada telapak tangan. Ibu jari membuka lurus ke depan.
6) Nayung adalah gerakan tari dengan posisi tangan kanan mbaya mangap yang letaknya
di depan dada, biasanya berpasangan dengan gerak mingkis
7) Mingkis adalah gerakan tari pasangan nayung yang dilakukan tangan kiri Posisi tangan
kiri mbaya mangap dengan telapak tangan menghadap ke atas, terletak di pinggang kiri
(trap cethik).
8) Seblak adalah gerakan menyibak selendang/sampur dari pangkal ikatan selendang
sampai merentang lurus ke samping badan. Selendang lalu diarahkan ke belakang Seblak
kanan dilakukan ke arah kanan sedangkan seblak dilakukan ke arah dengan tangan kiri
atau secara bersamaan
9) Ngepel adalah gerakan tari dengan posisi jari tangan mengepal, dengan ibu jari
menempel di depan jari telunjuk. Gerakan tersebut digunakan pada tan putra gagah.
10) Bapang adalah gerakan pada tari putra gagah dengan posisi telapak tangan kin
mbaya mangap yang membuka menghadap atas, lengan tangan membuka ke samping
Sementara itu, tangan kanan membuka lurus pundak dengan posis telapak tangan
mbaya mangap menghadap ke depan
11) Trecer adalah gerakan seperti lari di tempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit
12) Kenser adalah gerakan berpindah posisi dengan menggeserkan telapak kaki secara
bersamaan
13) Lumaksana adalah gerakan berjalan, baik maju maupun mundur.
14) Debeg adalah gerakan mengentakkan telapak kaki bagian depan ke arah depan.
Gerakan debeg kanan yang dientakkan kaki kanan, sedang debeg kiri yang dientakkan
kaki kiri.
15) Gejug adalah gerakan mengentakkan telapak kaki ke belakang kaki tumpuan. Gejud
dibedakan menjadi dua, yaitu gejug kanan dan gejug kiri.
Gerak Maknawi
Gerak maknawi adalah gerak yang mengandung arti atau Beberapa contoh gerak maknawi dalam
tarian Nusantara sebagai berikut.
1) Ulap-ulap, cara melakukannya, yaitu posisi tangan seperti ngrayung, posisi per gelangan tangan
ditekuk dan posisi ibu jari berdiri, dan terletak lurus pada dahi/kening (seperti hormat). Ada dua
macam ulap ulap, yaitu ulap-ulap kanan dan ulap-ulap kiri. Gerak ulap-ulap melambangkan
seseorang memandang jauh ke depan.
2) Trisik pada tari ledhek dilakukan dengan kedua kaki jinjit, tangan kiri ditekuk di tawing kanan,
tangan kanan lurus menthang, kedua tangan jimpit sampur, pandangan kedepan. Jalan kecil-kecil,
lalu putar ke kiri, kembali menghadap ke depan
3) Ukel adalah gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam,
dengan posisi tangan ngithing. Gerak ukel melambangkan sifat manusia yang mensyukuri nikmat
Tuhan.
4) Dalam tari gambyong, gerakan tangan yang melebar sebelah kanan dan kiri mempunyai makna
kelembutan dan watak seorang wanita dalam kehidupan sehari-hari. Goyang pinggul dengan
memainkan selendang melambangkan kegemulaian wanita dalam menari, sedangkan bagi pria
melambangkan menarik simpatik sosok wanita yang menari dengannya.
5) Dalam tari kipas pakarena terdapat beberapa gerakan yang memiliki makna. Pada awalan dan
akhir, tari ini mengambil posisi duduk. Hal memberikan tanda atau makna rasa hormat dan sopan
santun para penari. Pola gerakan memutar searah jarum jam bermakna siklus hidup manusia yang
selalu berputar. Gerakan naik turun pada tari ini bermakna kehidupan manusia yang kadang berada
di bawah dan kadang berada di atas
5. Fungsi dinamika
Fungsi dinamika: untuk memperindah gerakan tari,nilai yang terkandung pada tarian
tetap utuh
6. Unsur-unsur gerak
Gerak tidak dapat dipisahkan dengan unsur tenaga, waktu, dan ruang. Oleh karena itu,
tari merupakan penjabaran dari gerak, tenaga, waktu, dan ruang.
a. Ruang
Ruang merupakan elemen pokok tari karena mustahil jika suatu gerakan tari lahir tanpa
adanya ruang gerak. Ruang dapat diartikan sebagai tempat penari berada (panggung)
yang diakibatkan oleh gerak. Ruang gerak tari yang lain adalah level atau tingkatan
gerak. Level dalam ruang lingkup tari terdiri atas level tinggi, level sedang, dan level
rendah. Level rendah ditunjukkan oleh berbagai posisi duduk. Pada level sedang, penari
berdiri dengan posisi kaki menekuk sampai pada posisi kaki diluruskan. Adapun level
tinggi dalam menari ditunjukkan oleh penampilan gerak tari mulai dari posisi kaki jinjit,
gerakan meloncat-loncat, atau menjauhkan badan dari lantai.
b. Tenaga
Tenaga merupakan energi yang dibutuhkan seorang penari untuk bergerak, baik itu
energi yang besar maupun kecil. Tanpa menggunakan tenaga, para penan tidak mungkin
bisa menghasilkan gerakan tari yang baik dan sempurna karena tenaga merupakan
kekuatan yang akan mengawali, memberikan pengendalian, dan akan menghentikan
gerakan.
Penggunaan tenaga jika dikombinasikan dengan pengaturan ruang, gerak. dan waktu
akan membuahkan berbagai macam kontras, antara lain keras-lembut, cepat-kuat-
bertenaga, dan cepat-lembut-bertenaga Penggunaan tenaga dalam melakukan gerakan
yang di dalamnya terdapat intensitas, tekanan atau aksen, dan kualitas gerak disebut
dinamika Dinamika gerak tari akan dapat menimbulkan daya tarik, tidak membosankan,
dan penuh variasi sehingga hal itu dapat memukau para penonton saat pertunjukan
C. Waktu
Unsur waktu dalam ruang lingkup seni tari didominasi oleh ritme gerak dan tempo
gerak. Ritme gerak adalah elemen atau detail waktu dari awal sampai berakhirnya suatu
gerak atau rangkaian gerak. Adapun tempo adalah ukuran waktu untuk menyelesaikan
suatu rangkaian gerak atau gerakan-gerakan Untuk mengetahui dinamika tempo atau
waktu, seorang penari juga harus bisa mengatur beberapa irama gerakan yang lakukan.
Selain itu, para penari juga harus benar-benar cermat dalam melakukan gerakan dan
mengontrol perubahan-perubahan ritme dari gerakan atau irama yang cepat dan
lambat, tempo pendek dan tempo panjang
7. Bentuk gerak tari
Bentuk dan jenis gerak tari dapat menjadi ciri khas dari sebuah tari tradisional. Menurut
Autard, bentuk tari selalu berhubungan dengan komposisi gerak seseorang. Menurut
John Martin, bentuk tari dapat digabungkan dari beragam jenis elemen tari yang
dipersatukan dalam sebuah kekuatan estetis dalam sebuah gerakan Pemilihan komposisi
bentuk dan jenis gerak tari yang tepat akan melahirkan koreografi yang berkualitas dan
indah. Berdasarkan bentuk geraknya, tarian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
tari representasional dan nonrepresentasional.
a. Tari Representasional
Tari representasional adalah tarian yang menggambarkan sesuatu secara jelas (realistis),
seperti tari yang menggambarkan kehidupan, tingkah laku, serta keindahan makhluk
hidup. Meskipun tari representasional cenderung realistis, tetapi gerakannya telah
mengalami distorsi atau stilasi Stilasi artinya mengubah gerakan sesuai dengal nilai-nilai
keindahan. Contoh tari representasional, yaitu tar bondan yang merepresentasikan kasih
payang seorang ibu kepada anaknya
b. Tari Nonrepresentasional
Tari nonrepresentasional adalah tari yang melukiskan sesuatu secara simbolis yang
biasanya menggunakan gerak yang abstrak (tidak realistis). Contoh tari
nonrepresentasional, antara lain tari golek, tari bedaya, tari srimpi, tani monggawa, dan
tan legong keraton