Anda di halaman 1dari 5

KONSEP, TEKNIK DAN PROSEDUR GERAK DASAR TARI

TRADISIONAL
1.KONSEP DAN RAGAM RERAK TARI DAERAH
Konsep, Teknik, Simbol, Nilai Estetis dan Prosedur dalam Gerak Dasar Tari
Tradisional- Setiap daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Oleh
karena itu, jika kita mengamati tariannya terdapat perbedaan bentuk gerak dan teknik
memperagakannya .Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitataif dan
ekspresif .Gerakannya menirukankegiatan dan emosi manusiasampai menirukan
perangai bintang.
Ragam gerak tari klasik banyak menggunakann gerak murni dan gerak ekspresif
serta imitatif yang telah distilasi atau diperhalus .Tema gerakannya juga menirukan
kegiatan manusia dan perangai hewan,tetapi geraknya sudah terpilih dan mempunyai
nilai simbolik dengan patokan atau pola-polagerak yang sudah di tentukan .
Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak
tradisional sehinnga menjadi bentuk baru.bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan
energik karena didukung oleh generasi muda dan di tata oleh koreografer yang kreatif.
Untuk menjadikan rangkaian gerak tari,penari harus menguasai gerak dasar
anggota tubuh sebagai sarana pengekspresian tari.gerak dasr suatu tari dari beberapa
kelompok yaitu sebagai berikut.
a.Gerak Kaki
Telapak kaki berperan penting dalam pelakasanaan sikap dan gerak kaki yang
bisa menambah keindahan sikap gerak seluruh tubuh .Dasar sikap kaki yang utama
adalah sebagai berikut.
 Sikap telapak kaki rapat kembar.
 Sikap telapak kaki rapat silang.
 Sikap telapak kaki renggang silang.
 Sikap telapak kaki rapat siku
 Sikap telapak kaki renggang.
Sikap telapak telapak kaki yang tidak penuh dan banyak menghiasi gerak tari
tradisional yaitu sebagai berikut.
1. Tumit terangkat (jinjit)
2. Menapak pada ujung kaki kembar .
3. Tekukan kaki,pada pergelangan ,lutut,dan pangkal paha.
b.Gerak Tangan
Gerak tangan merupakan ciri yang menonjol dari seni tari dunia timur .pada dunia
barat ,gerak tari lebih menonjolkan gerak kaki sebagai ekspresi ide tari.
c.Gerak Bahu dan Kepala
Gerakan ini sangat berperan pada tarian tradisi ketimuran di samping menjadi
pelengkap pada gerak yang dapat memperkuat suatu sikap atau gerak.
d. Gerak Mata
Gerakan ini merupakan pelengkap dari sikap dan gerak kepala dalam mewujudkan
keterpanaan pengungkapan bersama anggota badan lain.
e. Gerak Lambung
Sikap dan gerak lambung mengesankan bentuk badan membesar.
2. ASAL GERAK DAN MENYUSUN GERAK
Gerak dapat diperoleh melalui ekplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan
proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon objek yang diperoleh melalui
pancaindra. Objek tersebut dapat berupa benda, alam, suara, dan rasa. Mengamati karya
seni dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang terjadinya respon gerak spontan.
Adapun penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang dan sedih akan
membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi
gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah mencari dan merespons gerak, kita
harus mengetahui tema dari tari tersebut.
Tema merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan, contohnya sebagai
berikut.
 Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, bela diri,
atau contoh kanuragan.
 Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.
 Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak sukacita, meloncat-loncat,
melambai-lambai, melenggang, dan bergoyang.
 Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang.
Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah berkumpul, barulah dirangkai menjadi
tarian.
Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni,
dirangkai sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak
dan arah hadap.
Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari yaitu
sebagai berikut.
 Arah handap, menunjukan arah penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke
belakang, menengadah, atau menunduk.
 Arah gerak, menunjukan arah penari akan bergerak, membuat lingkaran, zigzag,
berjalan maju dan mundur, serong diagonal, spiral, dan sebaginya.
Dalam menata tari perlu diperhatikan level dan kepadatan yaitu sebagai berikut.
a. Level yaitu tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.
1. Level tinggi : berdiri
2. Level sedang : membungkuk
3. Level rendah : duduk
b. Kepadatan (Density)
Penguasaan ruang oleh penari penting untuk tari kelompok. Penempatan atau
formasi penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak
penuh. Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang
terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai
oleh para penari disebut desain bawah, misalnya garis diagonal, horizontal, zig-zag,
spiral, dan lain-lain. Garis yang dilihat oleh penonton sebagai geakan penari di atas
pentas adalah desain atas, contohnya loncatan, gerak payung, pita, dan lain-lain.
Merankai gerak agar indah dan menarik perlu adanya harmoni. Harmoni dapat dicapai
bila koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut.
 Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerakan.
 Pengusaan ruangan dengan desain atas, bawah, dan medium.
 Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah
penari.
 Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.
SIMBOL DALAM TARI
Kelahiaran seni tari tidak bisa dilepaskan dari zamannya dan mencerminkan situasi,
kondisi dan budaya saat itu. Seni tari sebagai bagian kesenian tidak terlepas dari simbol
yang digunakan untuk mewujudkannya, bahkan hampir setiap kegiatan manusia selalu
menggunakans simbol karena manusia merupakan animal simbolicum atau makhluk
yang bermain dengan simbol-simbol. Selain itu, manusia adalah Homo estheticus, yaitu
setiap manusia memiliki rasa indah meskipun keindahan tidak memiliki bentuk mutlak.
Oleh karena itu, manusia selalu bermain dengan simbol yang sesui dengan pengalaman
keindahannya masing-masing. Manusia dapat menggunakan akal budi dan pikirannya
untuk memahami simbol dan menjadikannya sebuah sarana untuk merespon terhadap
segala sesuatu yang dihadapi dalam hidupnya.
Hubungan anatar simbol dan seni sangat erat karena biasanya berkaitan dengan
pemujaan terhadap sesuatu atau yang sifatnya religius dan ini diwujudkan berupa
tarian, patung, lukisan dan nyanyian dalam bentuk simbol-simbol. Simbol selalu
mencerminkan sesuatu yang sedang dirasakan sang kreator yang sebelumnya memlui
proses kreatif shingga orang lain yang melihat ataupun mendengarnya dapat
merasakan hal yang sama.
NILAI ESTETIS DALAM GERAK TARI
Berbicara mengenai simbol akan berkaitan dengan estetika. Estetika diartikan indah.
Pada awalnya estetika mencakup seluruh nilai seperti nilai seni, alam moral, dan
intelektual. Perkembangan berikutnya, definisi estetika (keindahan) adalah kesatuan
dari hubungan bentuk yang terdapat diantara kesadaran kita. Dengan demikian estetika
bukan bagian dari kualitas atau peristiwa, melainkan cara kita menagkapnya atau
mengacu pada selera. Simbol dan estetika tari dapat diamati malalui wirama (irama),
wiraga (keterampilan gerak), wirasa (rasa), serta unsur-unsur yang mendukungnya
seperti musik.
Hasil karya seni merupakan ungkapan perasaan yang dibentuk dari unsur-unsur yang
dipadu menjadi satu kesatuan yang utuh untuk dapat dinikmati secara estetis. Seorang
seniman mengomunikasikan pikiran dan perasaannya dalam bentuk karya seni untuk
dinikmati nilai-nilai keindahannya oleh para penikmat seni. Untuk memahami hasil
keindahan karya seni, masing-masing memiliki tolak ukur atau kriteria tersendiri,
misalnya pada karya surakarta nilai-nilai keindahan tari terangkum dalam hasta
sawanda serta wiraga, wirama, dan wirasa. Adapun hasta sawanda berarti delapan
, sa/esa artinya satu, wanda artinya muka atau badan. Jadi hasta sawanda berarti
delapan ketentuan normatif yang menjadi satu kesatuan untuk diterapkan bagi seorang
penari agar membawakan suatu tarian dengan baik. Unsur-unsur pada hasta sawanda
yaitu sebagai berikut.
1. Pacak : Suatu norma atau ketentuan yang meliputi keseluruhan ekspresi gerak
setiap tarian yang harus diterapkan dan diataati. Sebagai contoh dalam
membawakan tokoh Srikandhi pacaknya berbeda dengan tokoh Shinta meskipun
karakter tarinya sama-sama tari putri.
2. Pancat : Pola kesinambungan antara motif gerak satu dan motif gerak lainnya
yang dirangkai secara berurutan, serasi, dan menyatu.
3. Ulat : Sikap pandangan, polatan, atau ekspresi wajah ketika menari supaya
mencapai dramatik peran yang dibawakan, seperti ekspresi gembira, sedih,
gelisah, dan sebagainya.
4. Lulut : Hafal secara secara keseluruhan dengan insting sehingga gerakan-
gerakan tarinya akan keluar dengan sendirinya tanpa harus mengingat atau
menghafal.Wiled : Kreatifitas yang menjadi ciri (gaya) setiap penari yang
diterapkan saat melakukan gerakan tari.
5. Luwes : Gerakan tari luwes dan enak dipandang yang biasanya dipengaruhi
faktor pembawaan atau bakan seseorang.
6. Irama : Ketukan-ketukan tertentu yang mengatur cepat-lambatnya gerakan tari.
Penari harus dapat menepati irama, artinya tidak boleh mendahului ataupun
ketinggalan dalam irama tersebut.
7. Gending : Seorang penari harus memahami dan mampu menerapkan bentuk-
bentuk gending sebagai iringan tari serta dapat mengetahui saat jatuhnya ketuk,
kenong, kempul, dan gong.
Perhatikan contoh analisis simbol dan nilai estetis tari tradisional (tari payung) dari
aspek secara keseluruhan mulai gerak, busana, iringan, hingga properti yang digunakan!

1. DESKRIPSI TARI PAYUNG DARI SUMATERA BARAT


Tari payung merupakan tari klasik masyarakat Minang (Sumatera Barat) yang
mengisahkan kasing sayang sepasang kekasih. Tari ini merupakan jenis tari pergaulan
muda-mudi yang dilambangkan dengan payung yang melambangkan pelindung. Tarian
ini dimainkan secara berpasangan, penari laki-laki menggunakan payung, sedangkan
penari perempuan menggunakan selendang sebagai pelengkap. Tari ini biasanya
ditarikan secara khusus pada upacara adat seperti pernikahan dan pada kegiatan
tertentu, seperti pesta, perayaan tertentu, dan lain-lain.

2. KOSTUM TARI
Kostum tari yang digunakan bervariasi sesuai dengan kebutuhan acara yang sedang
dilaksanakan. Namun, pada umumnya menggunakan pakaian adat tradisional Sumatera
BArat. Penari wanita memakai hiasan kepala berupa gelang-gelang, kalung bersusun,
dan anting. Penari laki-laki mengggunakan baju khas Sumatera Barat yaitu celana
panjang , baju lengan panjang dengan hiasan kepala (saluak), dan selembar kain
selempang di bahu, ditambah kain songket yang melingkar di badan. Penari lelaki
membawa payung, sedangkan penari perempuan memakai selendang.

3. RAGAM GERAK TARI


Di dalam tarian ini, yang membawa payung hias adalah penari pria. Payung ini dibawa
dalam gerakan menari yang aktraktif, sementara penari perempuan mengiringi dengan
menari menggunakan selendang. Masing-masing pasangan menari berputar dan
bersebelahan dengan irama musik yang semakin lama semakin dibuat cepat sehingga
semakin lama tarian terlihat semakin dinamis.
Tarian ini dulunya termasuk tarian yang memiliki pakem cukup ketat dalam berbagai
aspek, termasuk dalam gerakannya. Akan tetapi dengan semakin banyaknya

4. IRINGAN TARI
Musik ala melayu dengan alat musik yang bervariasi semakin membuat tarian ini
semakin menarik untuk dilihat. Lagu yang digunakan dalam mengiringi tari Payung
berjudul Berbendi-bendi Sungai Tanang. Lagu ini mengisahkan seorang suami istri yang
baru saja menikah dan berbulan madu. Mereka mandi di sungai Tanang.
5. SIMBOL DAN MAKNA TARI PAYUNG
Ada makna tersendiri di balik properti yang dibawa oleh para penari laki-laki dan
perempuan dalam tari payung. Penari laki-laki menggunakan payung melambangkan
seorang laki-laki yang harus menjadi pelindung dan bertanggungjawab terhadap
pasangannya. Adapun penari perempuan dengan selendangnya melambangkan
kesiapan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Tari payung menggambarkan kasih sayang yang kuat dengan pasangannya dalam
mengarungi bahtera rumah tangga, baik dalam keadaan suka maupun duka. Hal ini
terpancar dari gerakan tari yang mengalun pelan dan kencang. Alunan musik yang
tenang dengan gerakannya yang pelan menyiratkan kehidupan tanpa kesusahan,
sedangkan alunan musik yang kencang menyiratkan kehidupan yang naik turun. Jadi,
pada dasarnya tari ini menyimbolkan kewajiban suami dalam melindungi istrinya.

Nah itulah pembahasan materi pelajaran seni budaya mengenai konsep, teknik, simbol
dan prosedur gerak dasar tari.

Anda mungkin juga menyukai