Anda di halaman 1dari 5

GERAKAN TARI KREASI BERDASARKAN TEKNIK TATA

PENTAS
Tata Teknik Pentas adalah sebuah pengetahuan tentang penataan pentas yang hendak
dijadikan tempat untuk menampilkan sebuah karya tari, karena pada dasarnya sebuah karya tari
memerlukan ruang pentas. Pengetahuan penataan pentas ini meliputi komposisi pentas, dekorasi
pentas, tata rias dan busana, tata lampu, tata suara, property pentas, yang semuanya berkaitan
langsung dengan keberhasilan penampilan sebuah karya tari.
Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di tempat dan waktu
tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran.
Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa unsur, yaitu wiraga (raga),
wirama (irama), dan wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang
harmonis dan unsur yang paling utama dan membangun sebuah tarian adalah gerak.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau
berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busanannya juga
merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomin (gerak patah-patah penuh
tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan,
terlihat tak beraturan tapi berkonsep).
Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali), tari
kijang, tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (jawa), tari pattenung, tari padendang, tari bosara,
tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tari kreasi
berpolakan tradisi dan tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi). Berikut
penjelasannya.
a. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada
pengembangan tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
b. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Merupakan tari yang garapanya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.
Terdapat dua masalah dalam suatu dunia pertunjukan seni tari, yang paling utama adalah
menyangkut pelaku seninya atau kreator ( penari ), yaitu : menari dan menata tari.
Menari pada umumnya merupakan mengekspresikan berbagai hal yang menyangkut
perasaan melalui gerak tari yang memiliki tujuan yang berdasarkan keinginan, daya cipta,
imajinasi, kreativitas, serta interprestasi dari pelaku seni.
Sedangkan menata tari merupakan proses dari seniman dalam menciptakan tari yang
merupakan pengembangan dari tari yang sudah ada ( tari tradisional ).
Pada saat menari, seorang penari atau pelaku seni membutuhkan konsentrasi yang baik
dalam membawakan tarian sehingga dapat mengingat urutan gerak tari yang benar. Apabila,
ketika seorang penari melakukan kesalahan atau lupa terhadap urutan gerak tari yang dibawakan
maka, penari tersebut bisa melakukan gerakan spontanitas atau yang lebih sering disebut sebagai
gerakan improvisasi.
Gerakan Improvisasi adalah suatu ekspresi gerak spontanitas atau merupakan sebuah
bentuk gerak baru yang dilakukan oleh seorang penari ketika penari tersebut lupa terhadap
urutan gerak tari yang dibawakan.

Pengertian Gerak Tari Kreasi


Gerak dalam suatu jenis karya seni tari pada dasarnaya dapat dikembangkan menjadi
beberapa sumber gagasan gerak. Biasanya, sumberide gerak dari sauru tari kreasi dapatberangkat
dari pola gerak tari tradisional, atau lepas dari pola gerak dalam tari tradisional.
Dalam pengelompokannya, jenis tari menurut pola garapannya diklasifikasikan menjadi
2 ( dua ) bagian besar yaitu, tari tradisional dan tari kreasi.
Tari tradisional terbagi menjadi kedalam dua bagian, yaitu tari tradisional rakyat serta tari
klasik, sedangkan tari kreasi dapat diklasifikasikan menjadi kedalam 2 ( dua ) kelompok besar,
yakni tari kreasi yang gerakanya berangkat dari nilai tradisi dan seni tari kreasi yang gerakannya
berangkat lepas dari nilai tradisi.
Sebagai contohnya adalah Tari Merak karya Rd. Tjetje Somantri. Ide gerak tari merak
tersebut diciptakan oleh sang koreografer yang mengembangkan gerakan dari gerak tradisional
yang berkembang dari daerah Jawa Barat.

Tari merak merupakan salah satu tari kreasi baru Sunda yangberasaldari Jawa Barat yang
menirukan gerakan serta perilaku dari burung merak jantan yang melibatkan keinndahan
sayapnya. Tari merak tersebut mempunyai karakter yang lincah sesuai dengan karakter burung
merak itu sendiri.

Pengelompokan Jenis Gerak Tari

Bagan tersebut menjelaskan bahwa gerak tari dibagi menajdi dua bagian besar yakni,
Gerak Murni dan Gerak Maknawi. Gerak murni merupakan bentuk gerak yang hanya
mementingkan bentuk artistik atau kebutuhan keindahan dari gerak saja ( dalam gerak tari Sunda
terdapat yang terdapat beberapa istilah gerakan capang, adeg-adeg, gerak keupat serta jenis gerak
lainnya yang hanya mementingkan masalah keindahan termasuk bentuk gerak tari kreasi ).
Sedangkan gerak maknawi, merupakan gerak yang mengandung makna ( contohnya
gerak sembah memliki makna yang menghormati orang lain, gerak sawang yang mempunyai
makna melihat sesuatu yang dipandang dalam jarak jauh, dan lain sebagannya ).
Terdapat peristiwa gerak yang perlu dipahami yaitu pola gerak simetris dan asimetris.
Secara definisi, garis gerak simeris mempunyai waktak sederhana, tenang, kokoh, akan tetapi
dapat membosankan apabilaterlalu sering digunakan, apabila dilihat atau diamati pola gerak pun
mempunyai kesan fokus sudut pandang seimbang.
Sedangkan gerak simetris adalah gerak yang mempunyai wakat kurang kokoh, akan
tetapi dinamis dan menarik, dan apabla dilihat pola gerak pun mempunyai kesan fokus sudut
pandang tidak seimbang.
Dengan terdapatnya perbedaan watak pada garis gerak, maka seorang koreografer agar
gerapanya tetap menarik maka dianjurkan untuk lebih banyak menggunakan garis tidak simetris.

Unsur Unsur Gerak Tari


Sebelum melangkah pada tahap yang berikutnya yaitu, mengolah gerak. Maka perlu
diingat kembali mengenai masalah unsur gerak dalam seni tari yakni unsur tenaga, unsur waktu,
serta unsur ruang.
Unsur tenaga adalah sebuah penyajian dari gerak tari akan terkait dengan masalah dari
penggunaan tenaga si penari atau pelaku seni. Hal tersebut dapat membedakan karakter tarian
yang bereda antara satu dengan yang lainnya, contohnya karakter tari halus, karakter tari ladak,
serta karakter tari gagah.
Keberhasilan seorang penari dalam membawakan tarian adalah penari tersebutdapat
menerapkan tenaga secaraproposional, yang artinnya penari tersebut dapat membawakan tarian
tersebut pada bagian mana yang harus menggunakan tenaga yang besardan kuat, pada bagian
mana harus menggunakan tenaga yang lembut dan halus, dan lain lain.
Unsur penggunaan waktu adalah dalam gerak tari, yangberkaitan dengan penyelesaian
sebuah gerakan.Unsur waktu yang terkait dengan hal ritme atau irama gerak yang dibawakan
sekaligus mampu memberikan nafas pada tarian sehingga tari tampak lebih hidup dan dinamis.
Unsur Ruang dalam unsur ruang pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 ( dua ) hal yaitu
ruang sebagai tempat pementasan dan ruang yang diciptakan oleh seorang penari.
1.    Ruang sebagai tempat pementasan merupakan tempat penari dimana untuk melaksanakan
gerakan sebagai wujud ruang secara nyata dan merupakan arena yang dilewati oleh penari pada
saat manari. Pengertian ruang yang dimaksud di sini adalah ruang yang berupa panggung
proscenium dan arena atau tempat pertunjukan lainnya.
2.    Ruang ang diciptakan oleh seorang penari ketika membawakan tarian. Suatu gerakan yang besar
tentu membutuhkan ruang yang luas, dan gerakan yang kecil akan menggunakan ruang yang
tidak terlalu luas. Misalnya ketika penari harus menirukan gerak burung ketika terbang, tentunya
ruang yang dibutuhkan akan lebih luas dan besar maka berbeda ketika penari menirukan gerak
semut berjalan, tentunya ruang gerak yang dibutuhkan lebih kecil.

Mengolah Gerak Tari Berdasarkan Pola Hitungan Lambat, Sedang, dan Cepat
Dalam mengembangkan suatu gerak tari, maka agar mudah dilakukan kita bisa
melakukan dengan cara yang simpel dan sederhana, salah satunya yaitu dengan cara mengelola
gerak berdasarkan pola hitungan.
Biasanya, pola hitungan dalam satu rangkaian gerak pokok ataupun peralihan adalah 1
( satu ) x 8 ( delapan ). Selain itu, kita bisa mengolah gerak tari dari unsur gerak tangan, kepala,
kaki, dan badan. Dalam sebuah tarian utuh, gerak tari dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
seperti dibawah ini :

Berdasarkan jenis serta fungsi gerak tari tersebut, gerak pokok merupakan gerak yang
mempunyai tingkat variasi gerak yang berbeda dari gerak yang datu ke gerak yang lain.
Sedangkan gerak peralihan merupakan gerak yang variasi gerakan yang terdapat dalam
sebuah tarian yang terbentuk, variasi geraknya dapat mempunyai kesamaan desain gerak dengan
beberapa gerak lain dalam satu penyajian tari secara utuh.
Contohnya, dalam suatu tarian terdpat 10 ( sepuluh ) gerak tari, dari 10 ( sepuluh ) gerak
tari tersebut terdapat beberapa gerak pokok serta gerak peralihan.

Simbol Tari Kreasi


1.    Simbol gerak
Simbol gerak di sini adalah upaya penyampaian sebuah pesan pesan dalam tarian melalui
gerakan. Contoh yang paling mudah adalah gerakan tari dayak yang menyerupai burung atau
satwa. Hal ini menggambarkan bagaimana penari berusaha mengekspresikan dirinya sebebas
satwa tersebut. Atau contoh lainnya adlaah tari baris dari Bali, dimana penari mengangkat bahu
hingga setinggi telinga. Di sini maksudnya adalah penari berusaha untuk menggambarkan tubuh
tegap para prajurit Bali di masa lalu. Dan juga mata yang melirik sangat tajam, menggambarkan
bagaimana mereka berusaha awas dan waspada. 
2. Simbol tata busana
Tata busana di sini terlihat pada tarian dayak dimana mereka berusaha menyerupai
burung. Di sini simbol tata busana akan membuat pemirsanya lebih mudah mengintepretasikan
cerita yang ada. 
3. Simbol rias 
Simbol tata rias juga berpengaruh penting. Semisal tari jaipong. Di sini pada tari jaipong
tata rias wajah sangat kontras karena apa pun ekspresi penari harus terlihat jelas di penonton.
Terutama di bawah tata cahaya yang kuat. 
Apabila ingin lebih akademis, maka ada beberapa simbol yang bisa lebih ditelaah:
1.  Konstitutif, biasanya merupakan hal yang berkaitan dengan kepercayaan seperti agama. 
2.  Kognitif, biasanya berkaitan dengan ilmu pasti. 
3.  Moral, berkaitan dengan norma dan moral
4.  Ekspresif, berkaitan dengan pengungkapan perasaan. 

Anda mungkin juga menyukai