Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

MENATA GERAK TARI

A. GERAK TARI

Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis,
melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu melibatkan unsur
anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan
maksud-maksud tertentu dari koreografer.

Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang indah
adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni
akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di
sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni,
maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.

Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu,
pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:

1. Gerak Stilatif

Gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk
yang indah.

2. Gerak Distorsif

Pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak
tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.

1. Gerak murni

Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu,
yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.

2. Gerak maknawi

Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam
pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak
maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).

a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.

b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita akan
mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan disusun menjadi tarian yang indah
dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik, kembangkan
menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan
terapkan hal – hal berikut:

a) Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan


b) Ketepatan gerak dengan iringan
c) Penguasaan ruang pentas
d) Rasa percaya diri

B. MENYUSUN GERAK

Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian.
Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai
dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.

Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan
suatu hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.

Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan
sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau
menggoyangkan pinggul.

Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:

1. Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang,
menengadah atau menunduk.

2. Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan
maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari perlu diperhatikan level dan kepadatan.

1. Level

Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.

Ada tiga level dalam menari, yaitu:

a) Level Tinggi : Meloncat


b) Level Sedang : Membungkuk
c) Level Rendah : Duduk

2. Kepadatan (density)

Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau formasi penari di
atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.

Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh penonton
yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut desain
bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton
sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, pita dll.

Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila koreografer
memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:
1. Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.
2. Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.
3. Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.
4. Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.

C. MENATA GERAK TARI KREASI

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menata tari kreasi baru antara lain:

1. Menentukan tema.

Dalam penataan tari, tentunya harus memperhatikan tema yang akan diusung. Agar tidak kesulitan
dalam proses penataannya. Penentuan tema sangat berpengauh pada proses-proses lain dalam
penataan tari tersebut. Tema dalam sebuah penataan tari yang biasa diusung adalah tema
kepahlawanan, peperangan, percintaan, dan sebagainya.

2. Alur cerita dan sinopsis.

Alur cerita dalam penata sebuah karya teri kreasi juga tidak kalah pentinganya dalam penataan tari.
Karena alur cerita akan mempermudah penata tari dalam menata tariannya, dan penari akan lebih
mudah memahami maksud dari tariannya tersebut.

3. Memperhatikan target objek tari.

Target objek penari merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Target objek tari merupakan
objek yang menyangkut oleh siapa penari itu akan dibawakan (ditarikan). Peruntukan tingkat penari
mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa menjadikannya perlu untuk diperhatikan. Oleh karena
terjadi daya tangkap, kekuatan, kelenturan, dan daya fisik setiap tingkta berbeda, dari itu penataan
geraknya juga sangat diperhatikan. Misalnya penataan gerak yang mudah untuk digerakkan bagi anak-
anak. Memberikan penataan gerak yang rumit pada tingkat dewasa, dan lain-lain.

4. Estetika gerak.

Estetik gerak yang tercipta juga tergantung dari perbendaharaan penata tari, penataan pola, komposisi,
level, dan lain-lain yang mampu meningkatkan kualitas estetika gerak.

5. Estetika Musik.

Penataan musik adalah salah satu bagian dari terbentuknya harmoni dalam sebuah penataan tari. Maka
dari itu, komponen-komponen musik pengiring dalam penataannya juga sangat diperhatikan.

Bab 6

MENATA GERAK BERDASARKAN POLA IRINGAN TARI

1. UNSUR- UNSUR PENDUKUNG DALAM SAJIAN TARI

Kehadiran tari di depan penikmat/penonton bukan hanya menampilkan serangkaian gerak


yang tertata baik ,rapi dan indah semata, melainkan juga perlu dilengkapi dengan tata rupa atau unsur
unsur lain yang dapat mendukung penampilannya. Dengan demikian, tari akan mempunyai daya tarik
dan pesona guna membahagiakan penonton yang menikmatinya.
Unsur-unsur pendukung/pelengkap sajian tari antara lain adalah iringan (music),tema,tata
busana,tata rias, tempat (pentas atau panggung), tata lampu/sinar dan tata suara.

a. Iringan (Musik)

Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Curt Sachs dalam
bukunya World History of the Dance mengatakan, bahwa pada zaman pra sejarah andaikata musik
dipisahkan dari tari, maka musik mengandung suasana-suasana tertentu dengan kesan kesan tertentu
pula. Pada dasarnya bentuk musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan
eksternal.

1. Musik Internal

Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri.

Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb

2. Musik Eksternal

Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan
orang lain.

Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb

b. Tema

Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Tema lahir dari pengalaman hidup
seorang seniman tari yang telah diteliti dan dipertimbangkan agar bisa dituangkan ke dalam gerakan-
gerakan. Sumber tema di antaranya dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Pengalaman hidup pribadi seseorang


2. Kehidupan binatang dengan sifat dan perangainya yang khas.
3. Kejadian sehari-hari di sekitar kita.
4. Cerita-cerita rakyat, cth: Jaka Tingkir, Roro Jonggrang, dsb.
5. Karya sastra, seperti epos Ramayana dan Mahabarata.
6. Upacara-upacara tradisional, seperti upacara keagamaan atau upacara adat.
7. Persepsi dari seni lainnya, seperti drama, music, sastra, dsb.

Ada beberapa sumber tema yang sulit diungkapkan ke dalam gerak tari dan dilarang unuk
digunakan, seperti tema yang terlalu berfilsafat, tema tentang keberadaan dunia, nyanyian surgawi,
dan tema-tema abstrak, dsb.

c. Tata Busana atau Kostum

Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas peranan-
peranan dalam suatu sajian tari. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari
hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:

1. Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton.
2. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat menghadirkan suatu
kesatuan antara tari dan tata busana.
3. Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton.
4. Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari.
5. Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya.
6. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana.

Dalam tari kita, busana tari mencerminkan identitas suatu daerah yang sekaligus menunjuk
pada tari itu berasal. Demikian pula dalam pemakaian warna busana. Pada dasarnya penggolongan
warna dapat dibedakan menjadi dua yaitu warna primer dan warna sekunder. Warna primer disebut
warna utama, warna primer seringkali memiliki arti simbolis bagi masyarakat tertentu yang
memakainya. Arti simbolis dihubungkan dengan kepentingan tari dapat dikemukakan seperti berikut:

1. Warna merah merupakan simbol keberanian dan keagresifan


2. Warna biru merupakan simbol kesitiaan dan mempunyai kesan ketentraman.
3. Warna kuning mrerupakan simbol keceriaan atau berkesan gembira.
4. Warna hitam merupakan simbol kebijaksanaan atau kematangan diri
5. Warna putih merupakan simbol kesucian atau bersih.

d. Tata Rias

Fungsi rias antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang
dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik penampilan. Agar tata rias
tari tetap konsisten terhadap kaidah-kaidah yang diperlukan dalam pertunjukan tari, maka perlu
diperharikan prinsip-prinsip penataan rias yang antara lain adalah:

1. Rias Hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran.


2. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan.
3. Jelas garis-garis yang dikehendaki.
4. Ketepatan pemakaian desain rias.

e. Tempat Pentas

Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna
menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Pemangungan dipergunakan untuk menyebutkan suatu
pertujukan yang dipagelarkan dan diangkat ke atas pentas guna dipertontonkan. Bentuk
pemanggungan atau bentuk pentas, ada bermacam-macam:

1. Proscenium
2. Tapal Kuda
3. Pendapa
4. Bentuk Pentas Terbuka
5. Arena
6. dsb.

f. Tata Lampu/Pencahayaan
Tata lampu di dalam pergelaran tari, di samping untuk mene-rangi serta menyinari juga dipakai untuk
membentuk suasana yang diper-lukan dalam adegan-adegan yang ditampilkan. seorang penata lampu
harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat peng-aturan lampu-nya. Jenis-jenis lampu antara
lain :

1. Lampu khusus atau spotlight digunakan untuk menyinari objek secara khusus
2. Follow spotlight lampu sentral yang berfungsi mengikuti objek
3. Strip light lampu berderet dan bermacam-macam warna
4. General light sebagai penerangan keseluruhan arena pentas

Fungsi tata lampu:

1. Menerangi dan menyinari pentas


2. Mengingatkan efek lighting alamiah

2. PENGERTIAN MUSIK DALAM TARI

Pengertian music dalam tari adalah music yang digunakan untuk mengiringi sebuah karya tari.
Keberadaan music dalam sebuah tarian memiliki peran penting antara lain :

a) Music dalam tari mampu memberikan warna dan karakter penyajian gerak yang ingin
disampaikan
b) gerak yang dibawakan dalam sebuah penyajian tari.

3. JENIS MUSIK DALAM TARI

Pada dasarnya jenis musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal.

a. Musik Internal

Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri.

Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb

b. Musik Eksternal

Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain.

Contoh: Nyanyian, puisi, suara-suara alat musik, instrument gamelan / gendhing – gendhing gamelan,
orkestra musik ,dsb

4. FUNGSI MUSIK DALAM TARI

Keberadaan music dalam tari memiliki peran penting antara lain :

a) Memperkuat keutuhan penyajian tari.


b) Pengiring tarian
c) Penguat suasana dan penekanan terhadap penyampaian dari makna gerak yang
dipresentasikan
d) Pendukung dan penguat gerak

5. MENGOLAH GERAK BERDASARKAN POLA IRINGAN


Mengolah gerakan dapat dilakukan dengan mengubah cepat lambatnya gerakan, memperbesar atau
memperkecil ruang gerak penari serta penggunaan tenaga. Penari dapat mengolah gerak berdasarkan
pola iringan yaitu pola iringan lambat, sedang dan cepat. Pola iringan ini ditunjukkan dari banyak atau
sedikitnya jumlah hitungan.

Anda mungkin juga menyukai