TARI
KELOMPOK 4
1. HILLARY S. JANFER GIAWA
2. IMAN PUTRA NDRURU
3. FAMATI ZISOKHI LAIA
4. SALMAN WARUWU
5. SMALL HEART NDRURU
6. WINDY JULIA BU’ULOLO
Puji syukur kami panjatkan kehendak Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmatnya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah kami ini tepat
pada waktunya. Adapun tema dari makalah kami ini adalah
“ Gerak Dasar Tari “.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Guru Mata Pelajaran Seni Budaya yang telah memberikan
tugas kepada kami.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari
study sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Kelompok 4
i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah ………..……………………………………………..1
1.3 Tujuan Pembahasan ……………………………………………………..1
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….1
Bab II Pembahasan
2.1 Konsep Gerak Dasar Tari ………………………………………………2
2.2 Teknik dan Prosedur Gerak Tari ………………………………….……3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerak adalah materi dasar dari tari dan pada hakikatnya setiap manusia dapat
bergerak, sehingga dapat menari. Tari tidak menggunakan sarana lain kecuali tubuh
manusia itu sendiri yang menghasilkan gerak. Namun untuk dapat menari dengan baik
perlu dibangun pengetahuan dan rasa kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan
bagian-bagiannya. Kinesthesis menyadarkan penari akan tubuhnya (body awareness),
kesadaran tubuh yaitu suatu kemampuan untuk memahami dan mengendalikan tubuh
dan seluruh bagian tubuhnya. Sehubungan dengan kesadaran akan tubuh (body
awareness) tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Gerak Tari
Perlu kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam. Setiap
tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak tari tidak
hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan menjadi gerak
tari kreasi.
Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan tari
Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak,
kewer, pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas.
Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua rutinitas
upacara keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar
tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerakkan tari bali yang sangat
dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet).
Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu dari
Toraja (Sulawesi Selatan). Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe,
Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di pertunjukkan
di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku Toraja dengan dirinngi
intrumen gendang. Setiap gerakangerakannya dalam pa’gellu adalah simbol keseharian
masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut dalam aturan dan adat leluhur
mereka.
Gerak pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan
berkembang di keraton atau istana. Gerak-gerak yang berkembang di keraton memiliki
aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi
tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa tendapat srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser,
seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak tari Jawa.
Di dalam gerak terkandung tenaga / energi yang mencakup ruang dan waktu.
Artinya gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga dan bergerak berarti memerluang
ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf Von Laban
membagi aspek gerak menjadi beberapa bagian yaitu gerak bagian kepala, kaki, tangan dan
badan ( the Body), jarak.
Rentangan atau tingkatan gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis,
penekanan ( dynamich ). Oleh karena itu timbulnya gerak tari tberasal dari hasil proses
pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang
kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Berikut ini merupakan beberapa gerak murni yang terdapat pada tari tradisi.
1. Adeg-adeg (Jawa) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari
3
2. Wedhi kengser (Jawa) dan seser (sunda) adalah gerak menggeser telapak kaki
ke samping kanan dan kiri
3. Trecet adalah gerakan bergeser ke samping (kiri atau kanan) dengan kaki
jinjit dan lutut di tekuk
4. Trisig (Jawa) adalah gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar
dengan berlari kecil, jinjit dan tubuh agak merendah.
b. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan terdapat gerakan ngiting, nyampurit
(Sunda), nyempurit (Jawa), ngrayung, pa’blang dan kewer (Betawi ), capang
(Sunda) dan gerak ukel.
2. Galieur adalah gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu,
kemudian ditarik dengan leher kembali ke arah tengah
3. Pacak gulu dan jiling adalah gerak kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat
Gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Keunikan dapat berdasarkan dari
daerah mana tarian tersebut berasal. Untuk dapat melakukan gerak diperlukan teknik dan
prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak sedangkan
prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Gerak berjalan misalnya, ada yang
dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk melakukan gerak berjalan dengan jinjit
misalnya dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan melangkah setahap demi setahap.
Engkyek, yaitu gerakan badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan, dengan sikap
tangan lurus ke samping. Polatan, yaitu gerakan arah pandangan.
Oklak, yaitu menggerakkan pundak ke depan dan belakang. Entrag, yaitu
menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengeper.
4
2. Gerakan Kepala dalam tari Jawa Barat yaitu galeong, gelieur dan gelengan kepala
tengok kanan dan kiri.
3. Gerakan Kaki Debeg, yaitu menghentakkan ujung telapak kaki. Gejuk yaitu
menghentakan kaki kebelakang dengan jinjit. Kengser, yaitu bergerak ke kiri atau ke kanan
dengan menggerakkan kedua telapak kaki. Srisig, yaitu lari kecil dengan berjinjit. Trecet,
yaitu telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan. Tunjak tancep, yaitu sikap berdiri
diam.
4. Gerakan Tangan yaitu lenggang yaitu menggerakkan kedua tangan dengan arah
yang berlawanan, pakblang yaitu meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan
mengarah keatas dan kebawah, ngerayung yaitu gerak telapak tangan membuka dan ibu jari
di tekuk ke telapak tangan.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna
(seni terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi). Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya
terbagi tiga kelompok, yaitu: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan
individu, social dan komunikasi.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya
cukup lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli
antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara
keagamaan dan juga alam. Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton adalah tari yang
semula berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang
hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia masing-masing
memiliki tarian tradisional.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila ada terdapat kesalahan dalam penulisan, mohon agar dapat dimaklumi
dan dimaafkan, karena kami adalah Hamba Tuhan yang tak pernah luput dari
kesalahan, khilaf, dan lupa. YA’AHOWU!
6
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tari
http://zulfikart.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-tari.html
http://buratna.blogspot.com/2012/08/fungsi-dan-peranan-tari.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tari
iii