Di susun oleh:
1.Tauhid Maulana
2. Sahidin
5. Maryam
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena
itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak pihak yang terkait.
Makalah ini memuat tentang seni tari tradisional di Indonesia yang sangat
penting kita untuk mempelajarinya dan menjaganya. Walaupun makalah ini mungkin
kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas untuk kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR______________________________________________________ i
BAB I PENDAHULUAN
3. Tujuan_______________________________________________________________ 1
BAB II PEMBAHASAN
C. Rangkuman ___________________________________________________ 4
D. Refleksi _______________________________________________________________4
A. Kesimpulan______________________________________________________________ 6
B. Saran__________________________________________________________________ 6
DAFTAR PUSTAKA_____________________________________________________ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Gerak adalah materi dasar dari tari dan pada hakikatnya setiap manusia dapat
bergerak, sehingga dapat menari. Tari tidak menggunakan sarana lain kecuali tubuh
manusia itu sendiri yang menghasilkan gerak. Namun untuk dapat menari dengan baik
perlu dibangun pengetahuan dan rasa kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan
bagian-bagiannya. Kinesthesis menyadarkan penari akan tubuhnya (body awareness),
kesadaran tubuh yaitu suatu kemampuan untuk memahami dan mengendalikan tubuh
dan seluruh bagian tubuhnya.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Perlu kalian ketahui bahwa gerak tari memiliki bentuk yang beraneka ragam.
Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan geraknya masing-masing. Sehingga gerak
tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku melainkan gerak tari dapat dikembangkan
menjadi gerak tari kreasi.
Tari Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis tari yaitu bentuk tari Topeng dan
tari Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat
nindak, kewer, pakblang, goyang plastik dan gonjingan. Dari ragam gerak dasar tersebut
dapat dikembangkan lagi menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang
lebih luas. Tari merupakan bagian dari kehidupan masyakat Bali, hampir semua
rutinitas upacara keagaman maupun upacara adat didalamnya terdapat unsur tari.
Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh.
Gerakkan tari bali yang sangat dimanis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan
gerakan mata (nyeledet).
Seorang penari yang menari di atas Gendang menjadi ciri khas dari tari Pa’gellu
dari Toraja (Sulawesi Selatan). Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu,
Pa’tabe, Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu. Tari pa’gellu di
pertunjukkan di setiap upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku
Toraja dengan dirinngi intrumen gendang. Setiap gerakangerakannya dalam pa’gellu
adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut
dalam aturan dan adat leluhur mereka.
Gerak pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada gerak yang bertumbuh dan
berkembang di keraton atau istana. Gerak-gerak yang berkembang di keraton memiliki
aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi
tersendiri. Gerak dasar pada tari Jawa tendapat srisig, sabetan, hoyog, lumaksana,
kengser, seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak tari
Jawa.
Di dalam gerak terkandung tenaga / energi yang mencakup ruang dan waktu.
Artinya gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga dan bergerak berarti
memerluang ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf
Von Laban membagi aspek gerak menjadi beberapa bagian yaitu gerak bagian kepala,
kaki, tangan dan badan ( the Body), jarak.
Rentangan atau tingkatan gerak (space) dan gerak yang kuat, lemah, elastis,
penekanan ( dynamich ). Oleh karena itu timbulnya gerak tari tberasal dari hasil proses
pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang
kemudian melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
2
Berikut ini merupakan beberapa gerak murni yang terdapat pada tari tradisi.
1. Adeg-adeg (Jawa) adalah kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari
2. Wedhi kengser (Jawa) dan seser (sunda) adalah gerak menggeser telapak kaki
ke samping kanan dan kiri
3. Trecet adalah gerakan bergeser ke samping (kiri atau kanan) dengan kaki jinjit
dan lutut di tekuk.
4. Trisig (Jawa) adalah gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar
dengan berlari kecil, jinjit dan tubuh agak merendah.
b. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan terdapat gerakan Ngiting,
Nyampurit (Sunda), Nyempurit (Jawa), Ngrayung, Pa’blang dan Kewer (Betawi ), Capang
(Sunda) dan gerak ukel.
Gerak merupakan salah satu keunikan pada tari. Keunikan dapat berdasarkan
dari daerah mana tarian tersebut berasal. Untuk dapat melakukan gerak diperlukan
teknik dan prosedur yang berbeda. Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak
sedangkan prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Gerak berjalan
misalnya, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk melakukan gerak
berjalan dengan jinjit misalnya dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan
melangkah setahap demi setahap.
2. Gerak Kepala
• Dalam tari Jawa Barat yaitu galeong, gelieur dan gelengan kepala tengok kanan
dan kiri.
3
3.Gerakan Kaki
4.Gerakan Tangan
C. Rangkuman
Setiap etnis di Indonesia memiliki gerak dasar tari berbeda. Salah satu factor
yang mempengaruhi perbedaan gerak adalah factor sosial. Hal ini terjadi karena tari
merupakan bagian dari kehidupan masyarakatpendukungnya. Gerak dasar tari Minang
misalnya lebih banyak diambil dari ragam gerak pencak silat. Demikian juga jika
diperhatikan beberapa ragam gerak daerah Banyuwangi memiliki kemiripan dengan
ragam gerak Banyumasan.
Gerak tari dapat dilakukan secara baik dan benar jika teknik dan prosedur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dari mana gerak tari itu berasal. Gerak pada tari tradisi
sering memiliki standar atau aturan baku yang harus dilakukan.
Gerak agem pada tari Bali memiliki teknik dan prosedur baku sehingga kesalahan
sedikit akan terlihat dengan jelas. Seorang penari dapat melakukan teknik dan prosedur
gerak tari tradisi dengan baik jika dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Penari-penari tradisi melakukan satu jenis tari berulang dan
semakin dilakukan semakin terlihat kemampuan keterampilan melakukan gerak
semakin meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik dan prosedur
setiap gerak dilakukan berbeda-beda.
D. Refleksi
Kegiatan gerak dasar merupakan kegiatan yang mengarah pada penciptaan karya
tari. Seseorang dapat menciptakan karya tari bila dalam dirinya memiliki kemauan dan
kemampuan.
4
E. Teknik Berkarya Tari Kreasi
Memahami teknik berkarya dari tari kreasi adalah dasar untuk mengeksplorasi
berbagai teknik gerak. Seluruhnya kemudian bisa dirangkai menjadi sebuah tarian.
Setiap tarian di Indonesia mempunyai teknik tari yang berbeda-beda.
Teknik gerak dan prosesnya bisa saja sama, tetapi penyebutannya berbeda-beda.
Atau bisa juga teknik dan prosesnya sama, tetapi istilahnya pun sama. Mengutip buku
Seni Budaya Kelas XI Semester 1 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut
teknik berkarya seni kreasi:
• Teknik kepala
• Teknik badan
Teknik badan menyerupai badan lurus ke depan, sedangkan tangan dan kaki terbuka
lebar. Badan dapat digerakkan dan diputar ke kiri maupun ke kanan. Apabila diputar ke
kanan badan menjadi serong kanan, sedangkan bila diputar ke kiri menjadi serong kiri.
Gerak badan juga dapat dilakukan ke atas dan ke bawah. Contoh gerak badan yang
berputar 180 derajat, yakni tari Topeng Cirebon gaya Losari atau disebut ngelier.
• Teknik tangan
Teknik tangan dilakukan dengan membuka telapak tangan ke depan. Dalam bahasa
Sunda teknik ini disebut dengan gerak lontang kembar. Kemudian, pergelangan dan
tangan menyilang dengan jari-jari menghadap ke bawah. Gerakan ini disebut tumpang
sali dalam istilah bahasa Sunda.
• Teknik kaki
Teknik kaki adalah teknik dengan cara membuka kedua kaki secara lebar ke depan
berat badan. Teknik ini dinamakan adeg-adeg dalam bahasa Sunda, sedangkan dalam
bahasa Jawa disebut tanjak. Lalu kaki kanan diangkat ke atas setinggi betis, sehingga
tumpuan badan berada di kaki kiri.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan
melalui stimulan individu, social dan komunikasi.
B. Saran
Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang
ternama bagi seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka.
Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari
serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di
Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tari
http://zulfikart.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-tari.html
http://buratna.blogspot.com/2012/08/fungsi-dan-peranan-tari.html
https://tulisanorangcerdas.blogspot.com/2018/08/makalah-gerak-dasar-tari.html