OLEH:
1. FEBI FEBRIANTY MY
2. INDHIRA SEPTIANI PUTRI
3. AFIFAH SAFIRAH
4. MUHAMMAD NUR DZAKI
5. RONALD SAUL
6. STEVEN IMMANUEL TANDIBUA
7. MUHAMMAD RIFQY AINUR RAHMAN
X MIPA 5
SMA NEGERI 22 MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya
tentang "Tari Daerah Nusantara".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan masalah...................................................................................
1.3 Tujuan masalah .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 Pengertian Tari Tradisional
2.2 Sejarah
1. Tari Tradisional
2. Tari Bungong Jeumpa
2.3 Unsur - Unsur Tari Bungong Jeumpa
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Rumusan Masalah
1. Pengertian tari Tradisional
2. Sejarah tari Tradisional dan tari Bungong Jeumpa
3. Apa saja unsur - unsur tari Bungong Jeumpa
1. 3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari tari Tradisional
2. Untuk mengetahui sejarah tari Tradisional dan Bungong Jeumpa
3. Untuk mengetahui unsur - unsur tari Bungong Jeumpa
BAB II
PEMBAHASAN
Gerak kaki
● Duduk deku, gerakan melipat kedua bagian kaki ke dalam
● Mincid, gerakan gabungan dari kepala, tangan, dan kaki secara
bersamaan
● Sirig, menggoyangkan kedua kaki secara bersamaan
● Jinjit, menapak pada ujung kaki kembar, tekukan kaki pada
pergelangan, lutut, dan pangkal paha.
Gerak tangan
● Tumpang tali, gerakan dua tangan yang disilangkan
● Sembah, gerakan untuk menunjukkan rasa hormat
● Capang, gerakan membengkokan salah satu tangan
● Lontang, gerakan mengayunkan tangan kanan dan kiri
Gerak kepala
● Kadet, gerakan kepala dan diikuti menarik dagu
● Gedug angka delapan, gerak kepala yang fokus pada lagu
● Gedug, gerakan kepala tegak dan digerak ke samping kanan-kiri
Gerak Mata
● Gerak mata lurus ke samping (mengerling)
● Gerak mata lurus ke bawah
● Gerak mata menyudut ke kanan atas dan bawah
● Gerak mata menyudut ke kiri atas dan bawah
2. 2 Sejarah
1. Tari Tradisional
1. Gerak Pancat
Gerak pancat adalah gerakan pertama dalam tari Bungong
Jeumpa. Gerakan ini berupa gerakan awal untuk menyiapkan tubuh.
Untuk memulai tarian, para penari harus berdiri dengan tegak seraya
mempersiapkan tubuhnya.
Setiap penari juga diharuskan untuk menautkan kedua telapak
tangannya di depan dada. Gerakan ini dilakukan seperti seseorang yang
sedang bertapa. Bedanya, dalam tari bungong jeumpa gerakan ini
dilakukan dalam posisi berdiri.
Dalam posisi ini, penari kemudian akan berjalan ke kanan dan ke
kiri serta maju dan mundur sambil mengikuti irama musik sesuai
temponya. Selain itu, para penari pun harus memperhatikan ekspresi
wajahnya. Jadi dalam gerak pancat ini, tidak hanya gerakan tubuh saja
yang dilakukan oleh penari. Tetapi juga mimik atau ekspresi wajahnya
bermain. Penari harus melakukan gerakan betapa dalam posisi berdiri
ini dalam ketukan atau hitungan sampai 8 sebanyak 2 kali.
2. Gerak Mandhak
Setelah gerak pancat selesai, penari akan melakukan gerak
mandhak. Gerakan ini adalah gerakan di mana tangan kanan sang penari
yang berdiri, sedangkan tangan kirinya memegang siku lengan sebelah
kanan.
Gerakan ini dilakukan para penari secara bergantian dan
berkebalikan. Oleh karena itu, terkadang tangan kiri penari berdiri dan
tangan kanannya memegang siku sebelah kiri begitu seterusnya.
Setelah gerakan tersebut selesai, maka jari tangan penari akan
digerakkan seperti sedang memetik senar gitar. Posisi tubuh penari pun
ketika melakukan gerakan mandhak (patrap) ini harus bergeser ke kiri
sebanyak 2 kali dan bergeser ke kanan sebanyak 2 kali juga. Gerak
mandhak ini dilakukan sampai hitungan 8 dan dilakukan sebanyak 4 kali
pengulangan.
3. Gerak Ngrayung
Gerak tari Bungong Jeumpa yang selanjutnya adalah gerak
ngrayung. Gerak ini adalah gerak jari tangan penari yang harus
mengacungkan ibu jarinya agar menempel ke depan dan 4 jari yang
lainnya dirapatkan.
Setelah itu, para penari harus menghadapkan kedua telapak
tangannya ke arah atas dan ke bawah. Penari juga melakukan gerak
ngrayung ini 2 kali ke kanan dan 2 kali ke kiri. Gerakan ini juga dilakukan
sampai hitungan 8 dan diulang sebanyak 4 kali.
4. Gerak Lutut
Pada gerakan ini, penari harus membentuk lingkaran yang seperti
bulan dengan menggunakan kedua tangannya. Setelah itu, penari juga
harus melakukan gerak kaki berupa jalan di tempat.
Gerakan ini cukup unik karena ketika penari melakukan gerak jalan
di tempat, mereka harus menjaga kestabilan lututnya. Seperti gerakan
lain, gerakan ini juga dilakukan sampai hitungan 8 dan dilakukan
sebanyak 4 kali.
5. Gerak Wirasa
Nama pola gerak yang selanjutnya adalah gerak wirasa. Gerakan
ini dilakukan dengan cara para penari yang meletakkan kedua tangannya
di bahu. Kemudian, penari juga harus bergerak berjalan ke depan
dengan gerakan turun yang dilakukan secara perlahan.
Gerakan ini dinamakan gerak wirasa adalah karena penari harus
memberikan rasanya saat penari. Mereka juga harus menuangkan rasa
di antara gerakan dan alunan lagu bungong jeumpa sebagai
pengiringnya.
6. Gerak Pandeleng
Gerak pandeleng adalah sebuah gerakan yang mengharuskan
penarinya untuk memegang bahu kanan menggunakan tangan kirinya.
Sedangkan tangan kanannya memegang pinggang. Kemudian, para
penari pun akan melakukan gerakan ini secara bergantian dan
berulang-ulang.
Saat gerakan ini dilakukan, selain tubuh dan tangannya yang
bergerak, para penari juga harus mengatur dan memainkan sorot mata
serta gerakan kepalanya. Gerakan ini menjadi cukup sulit karena penari
harus melakukan sinkronisasi yang pas antara gerakan kaki, tangan,
kepala, dan sorot atau tatapan matanya.
7. Gerak Solah
Pada gerakan solah, para penari harus menempelkan kedua
tangannya ke depan, kemudian ke atas kepala, dan juga ke dada. Untuk
melakukan gerakan yang satu ini, para penari perlu memiliki
kemampuan atau pengetahuan tentang musik yang menjadi
pengiringnya.
Kemampuan atau pengetahuan akan musik pengiring ini
diperlukan agar penari paham dan tahu kapan gerakan ini harus di
mulai. Hal ini disebabkan karena seluruh penari harus kompak ketika
melakukan gerakannya bersama-sama. Gerak solah dilakukan sampai
hitungan 8 dan dilakukan berulang sebanyak 4 kali.
8. Gerak Penutup
Gerak penutup adalah gerakan terakhir dalam rangkaian gerak tari
bungong jeumpa. Gerak ini dilakukan ketika penari sudah hendak
mengakhiri pertunjukan panggung.
Sebenarnya, gerakan ini hampir sama dengan gerakan pertama
saat pembukaan, yaitu gerakan di saat penari bergaya seperti orang
yang sedang bertapa, tetapi dalam posisi berdiri.
Gerakan ini jugalah yang menjadi akhir dari pementasan tarian
bungong jeumpa. Gerak penutup ini memiliki arti sebagai ucapan terima
kasih kepada para penonton yang sudah bersedia menyaksikan
pertunjukan tari Bungong Jeumpa.
BAB III
PENUTUP
● KESIMPULAN
● SARAN
Saran dari penulis adalah seni dan kebudayaan daerah Indonesia
khususnya seni tari harus dilestarikan dan dihargai karena melalui seni
tari itu kita akan mengenal budaya kita sendiri dan merupakan kekayaan
yang sangat berharga. Sehingga seni tari itu dapat dinikmati oleh
generasi-generasi selanjutnya.