Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANALISIS TARIAN INDANG

NAMA KELOMPOK:

Arifin Roihan

Jasir Prosenta M.S

Jahida Qurrota A

M.Septian A

Rifa Audina

Sultan Hafiz A

Kelas: X IPS 2

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 3 CIBINONG

Jl.Perum Bogor AsriKel.NanggewerKec. Cibinong Kab.Bogor 19612

( 0251 ) 8-659- email: sman3_cibinong@yahoo.co.id


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Cibinong, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

Bab1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3. Manfaat Penelitian.....................................................................................................1

Bab 2 Pembahasan

2.1.Sejarah Tari Indang.................................................................................................2

2.2.Makna Tari Indang..................................................................................................2

2.3.Gerakan Tari Indang................................................................................................3

2.4.Iringan Tari Indang..................................................................................................3

2.5.Settingan Panggung..................................................................................................3

2.6.Tata Rias dan busana................................................................................................3

Bab 3 Penutup

3.1.Kesimpulan...............................................................................................................4

3.2. Saran........................................................................................................................4

Daftar Pustaka

Lampiran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tarian ini mungkin akan menyangka bahwa Tari Indang ini adalah tarian
berkelompok biasa, dengan jumlah penari yang mencapai 7 orang dan biasanya terdiri dari
penari pria plus seorang yang bertugas sebagai ‘tukang zikir,’ yang menyampaikan pesan
lisannya sekaligus memberi isyarat.

1.2.Rumusan Masalah

1. Mengapa Didalam tari indang harus ada tukang zikir?

2. Digunakan untuk apa tari indang ?

3. Bagaimana Upaya melestarikan tari tradisional?

1.3.Manfaat Pementasan

1.Untuk menambahkan rasa percaya diri yang tinggi

2. Sebagai Media Apresiasi

3.Sebagai Media Pengembangan Bakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Sejarah Tari Indang

Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari Minangkabau, Etnik
Minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul Tari Indang adalah dari
kata Indang atau disebut Badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk
sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana
kecil.

Pada awalnya kesenian tari indang bertujuan untuk keperluan dakwah Islam. Itu
sebabnya, sastra yang dibawakan berasal dari shalawat Nabi Muhammad SAW atau hal-hal
bertema keagamaan. Tari Indang berkembang dalam masyarakat tradisional Minangkabau
yang menghuni wilayah kabupaten Padang Pariamam.

Nasrul Azwar, aktivis budaya yang tinggal di Padang menyebutkan, secara historis
Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad
ke-14. Pperadaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke Aceh melalui pesisir
barat Pulau Sumatra dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman.

Kalau dibedakan lebih dalam, Tari Indang muncul jenis-jenis nyanyian maqam, iqa’at
dan avaz serta penggunaan musik gambus. Maqam menggambarkan tangga nada, struktur
interval dam ambisius. Iqa’at menyimpan pola ritmik pada musik Islam. Avaz ialah melodi
yang bergerak bebas tanpa irama dan diperkenalkanlah musik Islam.

Pentas Tari Indang biasa diramaikan oleh tujuh penari yang semuanya laki-laki.
Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut
tukang dzikir. Ya, memang Indang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat suara dana
kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau.

Tari Indang kini tidak hanua dipentaskan saat upacara Tabuik. Tari ini pun sering
dipentaskan pada berbagai acara lain, seperti acara Penyambutan Tamu Agung, Pengangkatan
Penghulu di suatu desa, atau acara Festival Budaya. Tari Indang merupakan salah satu
kekayaan kebudayaan nusantara. Tari ini merepresentasikan masyarakat Pariaman yang
bersahaj, saling menghormati dan patuh kepada perintah Tuhan sesuai dengan budaya
Melayu.

2.2.Makna Tari Indang

Tari Indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah
SWT dalam gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian
dimasukkan ke dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu
dibedah, isi tarian ini adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang
banyak membentuk corak budaya di daerah ini hingga sekarang.
2
Akan tetapi, bahkan bagi yang bukan muslim atau orang luar Sumatra Barat, tarian ini
tetap dianggap sebagai salah satu tarian khas Sumatera Barat yang dinamis, unik dan sangat
berkesan. Selain itu, tarian ini sebenarnya merupakan satu bentuk dokumentasi sejarah dan
budaya, karena ‘merekam’ kisah awal masuknya Islam ke Sumatra Barat.

2.3.Gerakan tari indang

Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari saman yang
berasal dari aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari indang akan cenderung
lebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih jika
dikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa melayu.

Gerakan tari indang dindin badindin diawali dengan pertemuan 2 kelompok penari
yang kemudian akan menyusun diri berbanjar dari kiri ke kanan. Mereka akan duduk bersila
dan memperagakan gerakan simetris yang sangat membutuhkan kerja keras dan latihan yang
cukup. Gerakan tari indang akan dapat anda saksikan di youtube jika anda tidak memiliki
kesempatan melihat seni tari ini secara langsung.

2.4. Iringan tari

Tari indang dindin badindin diiringi oleh 2 ragam bunyi, yaitu bunyi yang berasal dari
tabuhan alat musik tradisional khas melayu seperti rebana dan gambus, serta bunyi yang
berasal dari syair yang dinyanyikan oleh seseorang tukang dzikir. Tukang dzikir sendiri
adalah bagi seseorang yang memandu tari melalui syair dan lagu yang dinyanyikannya.

Pada perkembangannya, alat musik yang mengiringi tari indang kini semakin beragam.
Beberapa alat musik modern seperti akordeon, piano dan beberapa alat musik lainnya juga
kerap ditemukan. Selain itu, syair lagu yang kerap dinyanyikan kini juga lebih sering hanya 1
jenis saja, yaitu lagu dindin badindin lagu ini merupakan salah satu karya tiar ramon.

2.5. Setting panggung

Tari indang hanya boleh ditarikan oleh penari pria saja. Hal ini sesuai dengan ajaran agama
Islam yang tidak memperkenankan wanita mempertontonkan dirinya di khalayak umum.
Namun, aturan ini kian lama semakin ditinggalkan. Buktinya dari beberapa pementasan tari
indang kini kerap di temukan dengan penari wanita.

Jumlah penarinya sediri cukup beragam, tapi yang sering ditemukan tarian ini ditampilkan
oleh penari bejumlah ganjil, sperti 7 orang penari, 9 orang, 11 orang atau bahkan 13 orang
dengan satu atau dua orang bertindak sebagai tukang dzikir. Para penari tari indang dalam
budaya minang disebut dengan istilah anak indang.

2.6.Tata rias dan busana

Dalam perkara tat rias dan busana, tari indang tidak memiliki banyak aturan. Yang jelas,
khusus untuk para penarinya wajib mengenakan pakaian adat melayu sebagai simbol dan
identitas asal tarian tersebut. Ementara untuk tukang dzikir bebas untuk engenakan pakaian
apapun asal sopan.

3
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari

merupakan sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak – gerak yang indah. Di

mana setiap unsur gerakan yang mempunyai arti dan tujuan dari sang koreografinya. Gerak

seni tari bukan hanya tertumpu pada tubuh saja tetapi kelengkapan tari( Rias, busana, musik,

dll ) menjadi kebutuhan yang sangat terkait.

Berbagai macam tari yang sering kita lihat banyak di pengaruhi oleh fungsi sosial

seperti tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukkan.Sementara bedasarkan penyajiannya

bentuk tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tari berpasangan dan tari paduan

berpasangan.

3.2. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

4
DAFTAR PUSTAKA

http://putrakalpas.blogspot.com/2014/12/makalah-tari-indang-smk-bintang.html

(Hari jumat,16 nov 2018,pukul 10:52)

http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/11/tari-indang-dindin-badindin-asal-
minang.html (Hari jumat,16 nov 2018,pukul 10:55)

https://blogkulo.com/tari-indang-pariaman-sumatera-barat/ (Hari jumat,16 nov


2018,pukul 10:00)

https://sahlanazwar.blogspot.com/2013/01/sejarah-tari-rantak-dan-tari-
indang.html (Hari kamis,15 nov 2018,pukul 20:52)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai