Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GERAK TARI TRADISIONAL

GURU PEMBIMBING
RANI DIAH PRATIWI, S.PD

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 (X MIPA 3)
LAUDYA,MESSYA,ANISA1,EKA,TITA

SMA NEGERI 1 SINTANG


2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Muhammad SAW yang kita nanti –
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahkan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Gerak Tari Tradisional”. Penulis tentu masih menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya.

Maka kritik & saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi tercapainya makalah
yang sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya. Terima Kasih.

Sintang, 13 Januari 2023

2
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4

C. Tujuan................................................................................................................. 5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi & Klasifikasi Tari Tradisional............................................................. 6

B. Fungsi & Unsur – unsur Tari Tradisional.......................................................... 7

C. Ragam Gerak Dasar & Komponen Pendukung Tari Tradisional..................... 9

D. Nilai Estetis Gerak Tari Tradisional................................................................. 11

BAB 3 PENUTUPAN

A. Kesimpulan...................................................................................................... 12

B. Saran................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia kaya akan budaya Nusantara setempat dari Sabang sampai Merauke
terdapat berbagai budaya khususnya seni tari. Sampai bangsa – bangsa di luar negeri belajar tari
– tarian di Indonesia. Seni tari sudah dikenal nenek moyang kita sejak zaman dahulu. Apabila
disimak secara khusus, tari membuat seseorang bergerak untuk mengikuti irama tari, gerak tari,
maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas.

Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi
pendukungnya. Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, oleh
karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat
dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi
bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.

Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia
terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari
mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun
tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi
kelompok.

Kesiapan tubuh secara fisik bagi seorang penari sangat vital keberadaannya untuk melakukan
aktivitas gerak tari. Keterampilan tari yang dimiliki dapat dibentuk melalui kesiapan organ –
organ tubuh (fisik) yang akan digunakan untuk melakukan gerak. Menari memiliki beberapa
unsur – unsur yang harus dikembangkan kemampuannya melalui latihan, kemampuan tubuh
yang baik adalah hasil dari koordinasi unsur – unsur kondisi fisik yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas didalam
makalah tentang Gerak Tari Tradisi sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Tari Tradisional?

2. Apa saja Tarian Tradisional khas Nusantara?

3. Apa saja fungsi dari Tarian Tradisional?

4. Apa saja unsur – unsur Gerak Tari Tradisional?

5. Apa saja ragam Gerak Dasar Tari Tradisional?

4
6. Apa komponen pendukung Tari Tradisional?

7. Apa nilai estetis pada Gerak Tari Tradisional?

C. TUJUAN
Dengan disusunnya makalah ini maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah :

1. Mengetahui arti Tarian Tradisional

2. Mengetahui lebih dalam apa saja Tarian khas Nusantara

3. Mengetahui fungsi – fungsi dari Tarian Tradisional

4. Mengetahui unsur – unsur Gerak Tari Tradisional

5. Mengetahui ragam Gerak Dasar Tari Tradisional

6. Mengetahui komponen pendukung Tari Tradisional

7. Mengetahui nilai estetis pada Gerak Tari Tradisional

5
BAB II
PEMBAHASAN
GERAK TARI TRADISI
A. Definisi & Klasifikasi Tari Tradisional
Gerak Tari Tradisi adalah gerak atau tarian yang dibawakan dengan tata cara yang berlaku di
suatu lingkungan etnik atau adat yang bersifat turun temurun. Tarian tradisional mempunyai
makna dan pesan yang tersirat dalam setiap gerakan tariannya. Tarian daerah ditujukan untuk
mengutarakan isi hati yang harmonis dan sistematis, dipadu oleh bunyi – bunyian dari alat musik
tradisional yang membangkitkan apresiasi manusia sebagai pencipta karsa dan seni.

Berbagai jenis tarian daerah Nusantara yang tersebar di berbagai provinsi yang ada di
Indonesia diantaranya sebagai berikut :

1. Tari Gambyong

Gambyong merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal mula dari wilayah
Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Jenis tari ini kerap
disebut tari Gambyong Pareanom. Nama dari tarian ini diberikan sebagaimana nama penciptanya
seorang seniman kelahiran Surakarta yang memiliki nama Mas Ajeng Gambyong yang juga
dikenal sebagai Waranggana oleh masyarakat Jawa sekitar tahun 1500.

Secara umum busana yang dikenakan oleh para penari Gambyong identik dengan jarik,
mekak, selendang, sabuk, gelang, dan kalung. Irama penggiring yang digunakan dalam sebuah
pementasan tari Gambyong berasal dari alat musik gambang, kendang, kenong, dan gong yang
terkumpul sebagai gamelan Jawa dalam alunan Gendhing Pangkur.

2. Tari Piring

Tari Piring adalah tarian tradisional dari daerah Minangkabau yang menampilkan suatu
atraksi atau gerakan tarian menggunakan piring. Asal usul tari Piring ini sebagai bentuk
pemujaan atau bentuk terima kasih kepada Dewi Padi atas hasil panen yang berlimpah dan
dipentaskan ketika musim panen tiba.

3. Tari Yapong

Tari Yapong adalah suatu tarian semi tradisional asal pesisir utara Jawa Barat khas etnis
Betawi saduran dari Jaipong (tarian tradisional Jawa Barat khas etnis Sunda) yang umumnya
dipamerkan sebagai suatu tarian pertunjukkan. Musik khas tari Yapong diiringi lirik lagu
terdengar suara “ya-ya-ya” serta alat musik tradisional yang berbunyi “pong-pong-pong”.

6
4. Tari Barong

Tari Barong merupakan salah satu bentuk seni yang sering diasosiasikan dengan spiritual.
Tarian yang menggambarkan pertempuran klasik antara “Kebaikan dengan Kejahatan”,
menjelma menjadi satu tarian yang paling terkenal. Tari Barong berasal dari Bali.

5. Tari Pendet

Tari Pendet adalah tarian khas daerah Bali yang pada awalnya merupakan tari pemujaan yang
banyak diperagakan dipura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini
melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.

6. Tari Kecak

Tari Kecak adalah salah satu tarian yang berasal dari Bali yang disebut juga dengan nama
Tari Api atau Tari Cak. Tari Kecak menggambarkan tentang cerita pewayangan, khususnya
cerita Ramayana yang dipertunjukkan dengan seni gerak dan tari. Tari Kecak merupakan sebuah
kreasi yang diciptakan oleh seorang pemuda keturunan Bali bernama Wayan Limbak.

B. Fungsi & Unsur – unsur Tari Tradisional


Adapun beberapa fungsi tari tradisi diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai Sarana Keagamaan

Sejak dahulu manusia menggunakan tari – tarian sebagai sarana berkomunikasi dengan
Tuhan. Umumnya tarian yang digunakan sebagai sarana keagamaan bersifat sakral. Misalnya
tarian sang hyang, kecak, keris, dan rejang.

2. Sebagai Sarana Upacara Adat

Tari tradisi sebagai sarana upacara adat dikategorikan sebagai berikut :

a. Peristiwa Alamiah

Tarian upacara adat yang bersifat alamiah umumnya berhubungan dengan kejadian alam.
Contohnya tarian Tari Seblang (panen padi) dari Jawa Timur.

b. Peristiwa Kehidupan

Tarian upacara adat pada peristiwa kehidupan yang berhubungan dengan kehidupan manusia
itu sendiri. Contohnya Tari Holana (menyambut kelahiran bayi) dari Nusa Tenggara Timur.

7
3. Sebagai Tontonan/Hiburan

Fungsi tarian sebagai tontonan/hiburan yang dimana bertujuan untuk menghibur masyarakat,
memeriahkan juga merayakan suatu pertemuan. Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga
tidak menjemukan dan menjenuhkan.

4. Sebagai Media Pendidikan

Yang dimana bersifat untuk mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan dan
pengalaman berkarya kreatif. Dalam pendidikan, tarian juga sering digunakan untuk
mengajarkan perkembangan budaya dari suatu daerah.

Persamaan unsur dari gerak tari tradisional antara lain sebagai berikut :

a. Tenaga

Untuk mendapatkan gerak tari yang dinamis, kompak, dan ritmis tentunya membutuhkan
tenaga. Tanpa tenaga suatu gerakan yang baik tidak mungkin dapat dihasilkan, karena tenaga
merupakan hal yang utama dalam gerak tari. Tenaga dalam seni tari berhubungan dengan emosi
dan perasaan.

b. Ruang

Ruang identik dengan volume besar tempat yang digunakan untuk bergerak oleh penari.
Gerak didalam ruangan dapat dilakukan penari secara tunggal, berpasangan, ataupun
berkelompok. Ruang terbagi atas dua, yaitu ruang gerak sempit (pribadi) dan ruang gerak luas
(umum).

c. Waktu

Waktu identik dengan lamanya kesempatan yang akan digunakan untuk melakukan gerak
oleh si penari. Perbedaan cepat atau lambat suatu gerak disebut dengan tempo. Fungsi tempo
pada gerak tari yaitu memberikan kesan dinamis sehingga suatu tarian tersebut enak untuk di
tonton. Waktu dalam penggunaannya, dikategorikan sebagai berikut :

1. Irama, identik dengan ketepatan waktu yang dijadikan patokan pada saat melakukan gerak.

2. Ritme, identik dengan pengaturan waktu melakukan rangkaian gerak dalam patokan irama
tertentu.

3. Tempo, identik dengan ukuran waktu yang dipergunakan dalam melakukan ragam gerak tari.

8
C. Ragam Gerak Dasar & Komponen Pendukung Tari Tradisional
Gerak didalam tari dapat diartikan sebagai suatu gerak yang indah atau suatu gerak yang telah
diberi sentuhan seni. Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau
penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilasi dan distorsi. Gerak
stilasi ilaha gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah pada
bentuk yang indah.

Sedangkan gerak distorsif ialah pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya
dan merupakan salah satu proses stilasi. Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami
stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari, yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak
murni adalah gerak tanpa tujuan. Sedangkan gerak maknawi adalah gerakan yang memiliki
makna atau maksud secara mendalam.

a. Gerak Dasar Mata

Dasar – dasar dari gerak mata yakni mata lurus kesamping (mengerling), gerak mata lurus
kebawah, gerak mata menyudut kekanan atas dan bawah, serta gerak mata menyudut kekiri atas
bawah. Sedangkan sikap mata atau kelopak mata dapat berupa memejamkan mata, kelopak mata
sedikit terbuka, dan kelopak mata terbuka lebar.

b. Dasar Gerak Leher dan Kepala

Seperti gerak kepala menoleh, gerak kepala mematuk, gerak kepala menongol, gerak kepala
mengibas, gerak kepala berputar, gerak kepala berzikir, gerak kepala mengangguk, gerak kepala
mendongak, gerak kepala menggeleng, dan gerak kepala memalingkan muka.

c. Dasar Gerak Kaki

Seperti menghentakkan uung telapak kaki, menghentakkan kaki kebelakang dengan posisi
jinjit, menggeser telapak kaki kesamping kanan dan kiri dan lain lain.

d. Dasar Gerak Tangan

Beberapa gerak tangan seperti mengepal, membuka, dan melambai. Untuk gerak putaran
tangan pada pergelangan dalam tari Jawa disebut ukel.

e. Dasar Gerak Bahu

Seperti bahu bergerak ke muka ke belakang bergantian, gerak bahu naik turun, gerak bahu
naik turun bergantian kiri kanan, bahu keduanya bergerak ke muka dan ke belakang, bahu
bergerak berputar bersama – sama, dan bahu bergerak berputar beda arah.

f. Pola Lantai Tari Tradisional

9
Pola lantai ini sebenarnya merupakan teknik blocking (penguasaan panggung) seorang penari.
Pola lantai dapat diartikan sebagai suatu pola denah yang dilakukan oleh seorang penari dengan
bentuk perpindahan, pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang bagi menari. Pada
dasarnya, pola lantai berfungsi untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak.

Beberapa macam pola lantai pada tarian tradisional, antara lain yakin pola lantai vertikal
(lurus), pola lantai horizontal, pola lantai diagonal, pola lantai garis melengkung banyak.

Dalam penyajiannya atau pentas karya seni tari agar nampak keharmonisannya diperlukan
komponen pendukung diantaranya sebagai berikut :

a. Tata Rias dan Kostum Media Pentas Seni Tari Tradisional

Dalam memilih desain pakaian dan warna juga membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
matang karena kostum berfungsi untuk memperjelas pemeranan pada tema cerita. Dari fungsinya
tata rias tari dikategorikan menjadi delapan bentuk riasan, yaitu sebagai berikut :

1. Rias bangsa, identik dengan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada
pemain yang memerankan bangsa lain.

2. Rias aksen akan memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan
dimainkannya.

3. Rias usia, identik dengan yang mengubah seorang muda menjadi orang tua usia tujuh puluhan.

4. Rias tokoh diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan.

5. Rias lokal, identik dengan rias yang dibutuhkan untuk memperjelas keberadaan tempat
pemain.

6. Rias jenis, identik dengan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain
berjenis kelamin laki – laki menjadi perempuan maupun sebaliknya.

7. Rias watak, rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain.

8. Rias temporal, sebagai riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya.

Busana tari ialah segala sandang dan perlengkapan yang dikenakan oleh penari saat diatas
panggung. Yang dimana terdiri dari pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian tubuh, pakaian kepala,
dan berbagai aksesoris lainnya.

b. Perlengkapan Tari Tradisional

10
Perlengkapan tari identik dengan salah satu unsur yang hampir selalu ada di setiap jenis dan
ragam tarian. Perlengkapan tari berupa semua alat yang digunakan sebagai media atau
perlengkapan dari pementasan suatu tarian. Contohnya piring digunakan pada saat mementaskan
tari piring.

D. Nilai Estetis Gerak Tari Tradisional


Nilai estetis pada gerak tari tradisional identik dengan kemampuan dari gerak tersebut guna
menimbulkan suatu pengalaman estetis. Misalnya nilai estetis pada tari Bali yang memiliki ciri
khas pada mata yang melotot dalam istilah Bali dinamakan nuding, sedangkan pada tari Jawa
gerak mata mengarah ke bawah.

BAB III

11
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gerak tari tradisi adalah gerakan tari yang masih bersifat tradisional atau masih kuat
kemasyarakatannya. Berbagai jenis tarian daerah Nusantara yang tersebar diberbagai provinsi
yang ada di Indonesia diantaranya Tari Gambyong, Tari Piring, Tari Yapong, Tari Barong, Tari
Pendet, Tari Kecak dan masih banyak lainnya. Tari tradisi juga memiliki fungsi sebagai sarana
keagamaan, sebagai sarana upacara adat, sebagai tontonan/hiburan, sebagai media pendidikan.

Unsur – unsur gerak tari tradisional meliputi tenaga, ruang, dan waktu. Berikut ragam gerak
dasar tari tradisi yaitu dasar gerak mata, dasar gerak leher dan kepala, dasar gerak kaki, dasar
gerak tangan, dasar gerak bahu, dan pola lantai tari tradisional. Komponen pendukung tari tradisi
diantaranya tata rias dan kostum media pentas seni tari tradisional, dan perlengkapan tari
tradisional. Nilai estetis pada gerak tari tradisional identik dengan kemampuan dari gerak
tersebut guna menimbulkan suatu pengalaman estetis.

B. SARAN
Dari pembahasan yang diuraikan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan yakni dengan mengetahui banyaknya tarian tradisional di Indonesia, apa saja yang
dibutuhkan pada saat menari tarian tersebut, apa saja yang harus kita pelajari dari tarian tersebut.
Kita harus tau bagaimana cara melestarikannya, kita harus tau bagaimana cara melakukannya tari
tradisional tersebut.

Tidak pernah patah semangat serta bosan dalam mempelajarinya, dan jangan pernah
berfikiran kalau kalian percuma mempelajarinya. Beragam tarian tradisional di Indonesia
merupakan salah satu faktor pendukung agar bangsa Indonesia lebih dikenal oleh negara –
negara lain. Jika kita tidak melestarikannya, maka akan punah satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

12
Galba, Sindu., dkk.2022. Seni Budaya Untuk SMA/MA Kelas X. Sukoharjo: CV CAHAYA
PUSTAKA.

13

Anda mungkin juga menyukai