Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG
"TARI MELINTING"

DIBIMBING OLEH: NUR JANNAH S.pd

DISUSUN OLEH : NURDITA FADILAH

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan karunianya kami

1
dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang
berjudul “TARI MELINTING"
Selain itu, saya pun mengucapkan
terimakasih kepada para penulis yang tulisannya saya
kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga saya
ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan
pembahasan yang keliru dari saya. Saya berharap
kritik dan saran Anda. Semoga makalah kami ini dapat
menjadi pelajaran dan menambah wawasan Anda dalam
mata pelajaran seni busaya dan keterampilan
Semoga dengan makalah yang saya buat ini
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita semua
tentang budaya nusantara dan keragaman. Saya sadar
dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Akan tetapi saya yakin makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4
A. Latar belakang ................................................................................................ 4

B. Perumusan masalah....................................................................................... 4

2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................4

1. Asal-usul dan sejarah tari melinting ............................................................. 6

2. Analisis koreografi dari aspek bentuk............................................................. 6

3. Analisis koreografi dari aspek teknik ......................................................... 6

BAB III ..........................................................................................................................7

PENUTUP............................................................................................................ 9

1. Kesimpulan......................................................................................................... 9

2. Saran................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10

3
BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar belakang
Seni tari merupakan budaya yang dapat di lestarikan, karena
memiliki peran penting bagi masyarakat. Indonesia salah satu bangsa
yang memiliki keanekaragaman budaya, yang membuat bangsa Indonesia
semakin maju dan berkembang dari segi kesenian dapat membuat bangsa
Indonesia semakin di kenal dengan beragam budayanya. Kesenian merupakan
unsur kebudayaan yang mempunyai ciri khusus yang menunjukan sifat-sifat
kedaerahan yang berbeda dari daerah satu dengan daerah lainnya.
Kesenian merupakan salah satu bagian dalam kehidupan
manusia dan kesenian menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan
gagasan-gagasan atau pemikiran. Dalam kegiatan berkesenian manusia
mengekspresikannya melalui beberapa media antar lain melalui media
gerak yaitu tari. Tari adalah bagian dari kebudayaan manusia yang
dapat kita jumpai di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Kebudayaan masyarakat tersebut berkembang pada setiap
daerah itu sendiri serta memiliki peran penting dalam kehidupan
manusia, kerena bisamemberikan berbagai manfaat seperti hiburan dan
sarana komunikasi antara penonton / seniman. Budaya menari hidup dan
berkembang di dalam berbagai kolompok masyarakat yang akhirnya
melahirkan tari-tarian tradisi.

Rumusan masalah
1. Sejarah dan asal usul tari melinting
2. Analisis koreografi tari melinting dari aspek bentuk
3. Analisis koreografi tari melinting dari aspek tehnik

BAB II
PEMBAHASAN

4
1. Asal-usul dan sejarah tari melinting
Kata Melinting juga merupakan nama dari jenis tumbuhan dan nama wilayah adat
Keratuan Melinting atau Kerajaan Melinting. Meliting dari kata Mininting yang artinya
Membawa. Nama tari Melinting karena tarian ini berasal dari daerah Melinting, salah
satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur. Kata Melinting juga merupakan nama
dari jenis tumbuhan dan nama wilayah adat Keratuan Melinting atau Kerajaan Melinting.
Meliting dari kata Mininting yang artinya Membawa.
Asal tari ini dari Kecamatan Melinting, Labuhan Maringgai, dan Kecamatan
Gunung Pelindung, Kabupaten Lampung Timur. Tari Melinting menggambarkan
keperkasaan serta keagungan Keratuan Melinting. Awalnya, tari ini digunakan untuk
pelengkap pada acara Gawi Adat; yaitu acara Kegungan Keratuan Melinting. Pementasan
Tari Melinting ini biasanya diadakan di balai adat. Dikarenakan Gawi Adat merupakan
tarian keluarga ratu, penarinya juga terbatas pada orang-orang tertentu seperti putera dan
putri Keratuan Melinting.
Tari Melinting dapat dibawakan oleh penari pria dan penari wanita. Terdapat 8
penari; 4 penari wanita dan 4 penari pria. Pakaian yang dikenakan adalah busana adat
Lampung dengan atribut berupa kopiah berwarna emas untuk penari pria dan siger untuk
hiasan kepala pada wanita serta kipas untuk masing-masing penari. Alunan musik
tradisional juga digunakan sebagai pengiring tarian ini. Gerakan penari pria dan wanita
berbeda pula setiap babaknya.
Pada tahun 1958, Tari Melinting yang tadinya hanya dipakai untuk acara sakral
seperti Gawi Adat, sekarang sudah mulai berkembang menjadi tarian rakyat. Tarian ini
sekarang ditampilkan pada acara-acara budaya maupun sebagai tari pada upacara
penyambutan Tamu Agung. Selain itu, Masyarakat Lampung juga melakukan tarian ini
sebagai ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan yang dimiliki

2. Analisis koreografi tari melinting dalam aspek bentuk

Sajian tari dapat dilihat dari segi bentuknya, maka tarian terbentuk dari adanya
gerak, pola lantai, pengulangan gerak, serta perpindahan dari motif satu ke motif lainnya.
Bentuk tari dalam pengertian koreografi dapat diartikan sebagai hasil dari berbagai

5
elemen tari yaitu, gerak, ruang, dan waktu yang tampak secara empirik struktur luarnya
saja (surface structure), tanpa memperhatikan aspek isi atau struktur dalamnya (deep
structure) Motif gerak mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu terdapat awalan dan akhiran
yang jelas sehingga dapat dilakukan secara berulang-ulang, mempunyai arti atau makna,
memiliki teknik, dan melibatkan totalitas tubuh secara keseluruhan saat bergerak
1. Keutuhan atau Kesatuan (Unity)
Kesatuan dalam koreografi Tari Melinting selain didukung oleh susunan bagian
dalam penyajian, juga didukung oleh bentuk pola lantai dan arah hadap para penari.
Ketika penari melakukan motif gerak salaman, penari terlihat menjadi satu kesatuan
dengan saling berhadapan dan jarak antar penari yang tidak jauh dan melakukannya
dengan rampak. Artinya pada komposisi Tari Melinting hubungan kerjasama antar penari
sangat dibutuhkan. Secara keseluruhan koreografi Tari Melinting dibagi menjadi empat
bagian. Pembagian Tari Melinting dibagi berdasarkan musik iringan. Iringan tersebut
adalah tabuh arus, tabuh cetik dan tabuh kedanggung.Tabuh arus terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian pembuka dan bagian penutup. Bagian dua setelah bagian pembuka diiringi
dengan tabuh cetik. Bagian tiga diiringi dengan tabuh kedanggung.
2. Variasi
Pada Tari Melinting variasi dalam aspek gerak dan ruang terdapat pada gerak kenui
putar dan ngiyau bias nginjak tahi manuk. Variasi pada gerak tersebut terdapat
pengembangan ruang dan gerak kaki. Gerak kenui putar merupakan variasi dari gerak
kenui melayang. Pada kenui melayang gerak kaki melakukan motif nginjak lado
sedangkan pada gerak kenui putar gerak kaki hanya melakukan putaran di tempat. Pada
gerak ngiyau bias nginjak tahi manuk merupakan pengembangan dari motif gerak ngiyau
bias. Ngiyau bias sendiri dilakukan dengan gerak kaki nginjak lado kemudian
divariasikan dengan gerak kaki nginjak tahi manuk sebagai gerak transisi dalam
perpindahan pola lantai.
3. Repetisi
Di dalam Tari Melinting setiap motif gerak yang dilakukan oleh penari selalu
terdapat Tari Melinting dilakukan selama 7 menit hanya menggunakan dua belas gerak
yang ada, sehingga hal tersebut memungkinkan dalam keseluruhan rangkaian Tari
Melinting semuanya terdapat pengulangan gerak.
4. Transisi
Transisi pada Tari Melinting terdapat dua motif transisi pada penari putri, dan satu
gerak transisi pada penari putra. Pada penari putri gerak transisi yaitu motif gerak kenui

6
melayang dan kenui putar. Kenui melayang dilakukan untuk menuju ke gerak ngiyau bias
yaitu pada gerak balik palau, gerak balik palau telah menjadi satu kesatuan dengan gerak
mapang randu. Masing masing gerak transisi dilakukan 1x8 hitungan. Selain gerak
transisi sebagai pembatas antar gerak, pada Tari Melinting terdapat gerak transisi berupa
gerak ngiyau bias nginjak tahi manuk, timbangan dengan gerak kaki nginjak tahi manuk,
luncat kijang, dan babar kipas suali. Gerak-gerak tersebut merupakan gerak melangkah
karena adanya perpindahan pola lantai.
5. Rangkaian
Rangkaian pada Tari Melinting dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi satu
kesatuan komposisi tari. Rangkaian pada Tari Melinting terdiri dari empat rangkaian,
yaitu: pembuka atau bagian satu, bagian dua, bagian tiga atau inti dan penutup atau
bagian empat. Pada bagian pembuka penari berjalan memasuki area pementasan dengan
gerak babar kipas dengan rampak, kemudian bagian dua diawali dengan gerak jong
sumbah dengan rampak. Bagian tiga atau inti, seluruh gerak Tari Melinting dan banyak
perpindahan pola lantai muncul di bagian ini. Bagian empat atau penutup penari
meninggalkan area pementasan dengan gerak yang sama dengan pembukaan yaitu mulai
dari gerak jong sumbah laluTransisi juga ada dalam iringan Tari Melinting dengan bunyi
kendang d meninggalkan area pementasan dengan gerak babar kipas secara rampak
selang-seling. Sehingga secara keseluruhan rangkaian dari Tari Melinting adalah diawali
dari A lalu ke B, C dan kembali lagi ke A atau A B C A.
6. Klimaks
Klimaks sangat berkaitan dengan penempatan suatu rangkaian atau kontinyunitas
yang telah dibahas sebelumnya. Sebuah tari atau koreografi klimaks dapat dinikmati
sebagai titik puncak dari perkembangan, serta memberi arti dari kehadiran permulaan,
perkembangan, dan penyelesaian Pengertian tersebut pada Tari Melinting terdapat pada
pengelompokkan gerak dalam urutan penyajiannya. Pada bagian pertama gerakan yang
muncul hanya motif gerak babar kipas. Pada bagian kedua hanya terdapat lima motif
gerak yang diulang sebanyak dua kali. Pada bagian ketiga seluruh motif gerak Tari
Melinting muncul di sini. Bagian keempat sama dengan bagian pertama hanya motif
gerak babar kipas yang muncul. Maka dapat dilihat dari bentuk penyajiannya bahwa
klimaks Tari Melinting terdapat pada bagian ketiga.
7. Gaya
Tari Melinting lebih cenderung engarah pada sebuah representasi gaya emblem
yang menyatakan “inilah kami”. Hal tersebut menunjukkan Tari Melinting sebagai

7
identitas yang memiliki gaya kelompoknya sendiri yang berbeda dengan tari Lampung
dari daerah lain. Beberapa poin yang membedakan Tari Melinting dengan tari Lampung
lainnya adalah pada gerak, tata busana, dan musik iringan yang digunakan. Gerak Tari
Melinting diyakini memiliki makna yang mencerminkan tingkah laku orang Lampung
yang berpegang pada prinsip hidup orang Lampung yaitu pi’il ppesenggiri.
8. Motif Gerak
Gerak merupakan substansi penting dalam terbentuknya tarian. Gerak-gerak pada
Tari Melinting secara keseluruhan memiliki dua belas motif gerak yang spesifik muncul
dalam tarian. Dua belas motif gerak tersebut yaitu; babar kipas lapah tebeng, jong
sumbah, balik palau, kenui melayang, mapang randu, ngiyau bias nginjak lado, sughung
sekapan, salaman, timbangan, ngiyau bias nginjak tahi manuk, babar kipas suali, dan
luncat kijang. Dalam mendeskripsikan gerak Tari Melinting tersebut akan dianalisis
berdasarkan apa yang tampak secara empirik dari struktur luarnya saja.

3. Analisis Koreografi Tari Melinting dalam Aspek Teknik


Analisis teknik bentuk, teknik medium, dan teknik instrumen secara bentuk akan
dianalisis secara tekstual terhadap teknik yang dilakukan penari dalam mewujudkan
gerak dalam sebuah bentuk koreografi atau tari. Teknik bentuk yang akan dianalisis
adalah bagian-bagian sikap badan, sikap kaki, sikap tangan, sikap kepala yang berupa
pandangan dan arah hadap. Berikut beberapa gerak yang dalam Tari Melinting yang
dibagi berdasarkan anggota tubuh.

1. Badan
Badan merupakan instrumen tari yang berperan penting dalam sebuah garapan tari,
karena jika tidak dapat memenuhi teknik badan akan dapat mempengaruhi pada gerak
yang dilakukan. Tari Melinting memiliki teknik badan dengan sikap agak membungkuk
atau mayuk, tunduk, dan sandar. Hal tersebut merupakan sikap badan penarivMelayu
yang cenderung sedikit condong ke depan. Gerak badan pada Tari Melinting terdapat
pada gerak babar kipas nunduk dan rebah. Sikap badan tersebut dilakukan saat
penghormatan kepada para tamu atau penonton. Sikap badan pada Tari melinting juga
cenderung mengikuti gerak tangan dan gerak kaki.
2. Kaki
Kaki merupakan instumen penting bagi tari karena menjadi tumpuan tubuh saat
menari. Sikap kaki dalam Tari Melinting yaitu mendak atau merendah, berdiri tegap

8
lurus dan ujung kaki menyentuh lantai, jongkok serta duduk simpuh. gerak kaki pada
Tari Melinting yaitu nginjak lado, nginjak tai manuk, lapah tebeng, suali, dan niti batang.
Dari hasil pengamatan pada teknik kaki penari, Tari Melinting memiliki satu teknik yang
khas dan menjadi sumber ciri khas dari tari ini. Gerak yang dimaksud berada pada teknik
gerak kaki yaitu motif nginjak lado. Motif nginjak lado dilakukan oleh penari putri dan
menimbulkan efek terhadap tubuh.
3. Tangan
Teknik tangan pada Tari Melinting meliputi bagian lengan atas lengan bawah,
tangan, dan jari tangan. Tari Melinting menggunakan properti kipas. Setiap penari
menggunakan dua kipas, masing-masing kipas dipegang oleh tangan kanan dan tangan
kiri. Kipas selalu dalam genggaman penari dengan posisi kipas tetap terbuka. Kipas
dipegang pada bagian belakang kipas yang telah disediakan tali untuk memegang kipas.
Cara memegang kipas ini memerlukan teknik khusus agar kipas tetap dalam posisi
terbuka lebar. Sikap tangan pada Tari Melinting yaitu sikap sumbah. Gerak pada tangan
penari yaitu sabung melayang, sembah, babar kipas, ngiyau bias, sughung sekapan, kenui
melayang, mapang randu.
4. Kepala
Sikap dasar kepala pada Tari Melinting yaitu sikap tegak lurus menghadap ke depan
mengikuti gerak tubuh artinya tidak menunduk atau memandang ke atas. Gerak kepala
juga menoleh ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak tangan gerak
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Tari Melinting adalah tarian tradisonal dari peninggalan Ratu Melinting berasal dari
daerah Labuhan Meringgai Lampung Timur. Keberadaan tarian ini masuk sejak
berkembangnya ajaran agama Islam ke Lampung. Tari Melinting diciptakan oleh Ratu
Melinting II bergelar Pangeran Panembahan Mas putra dari Minak Kejala Bidin pada
abad XVI. Asal-usul nama Melinting berasal dari dari kata “mininting” yang artinya
“membawa”. Bersamaan dengan masa penyebaran agama Islam tari melinting sempat
dijadikan media dakwah, karena ulama dahulu telah memasukan unsur-unsur Islam

9
kedalam Tari Melinting, sehingga tari ini disebut sebagai tari yang membawa misi Islam.
2. Tari Melinting tidak terlalu banyak perubahan, persamaan Tari Melinting dahulu dan
sekarang yaitu dari gerak, dan kostumnya yang masih dilestarikan oleh masyarakat
Lampung dan masih dipertahankan sampai sekarang. Sedangkan perubahan pada Tari
Melinting yaitu dari fungsi, penari, pemain musik dan penontonnya. Yang diketahui
bahwa dahulu Tari Melinting hanya berfungsi untuk upacara gawi adat saja namun
sekarang sudah beralih fungsi menjadi tari pertunjukan. Dan para penari, pemain musik
maupun penontonnya sekarang bisa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Yang
awalnya hanya bisa dilakukan dari keluarga

B.Saran
Makalah yang berjudul ini merupakan karya tulis berdasarkan himpunan
material yang diambil dari berbagai sumber. Oleh karena itu, jika ada kesalahan
dalam penulisan dan dalam penyajian bahwa penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca dan pendengar demi terwujudnya kebenaran yang kita
kehendaki semua dan demi kesempurnaan penyelesaian makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anjjateng. (2007). Seni tari tradisional. Artikel. http://Indonesia Indah. Com.

Astono, S. (2006) Apresiasi seni (Seni tari dan seni musik). Jakarta:Yusdisdtira.

Atkinson, R.L. Atkinson, R.C. Smith, E.E. Bem, J.D. (2003). Pengantar psikologi

jilid satu (Terjemah Kusuma, W). Jakarta: Interaksa.

Bastomi, S. (1996). Budaya dan perkembangannya. Artikel. Kongres bahasa Jawa

II. Tanggal 22 samapi dengan 26 oktober 1996, halaman 4. Batu Malang.

Bungin, B. (2008). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

persada.

Chaplin, A. (2002). Kamus lengkap psikologi. Penterjemah Kartini Kartono.

Jakarta Raja Grafindo Persada.

Clara dan Papenhuyzen. (1991). Seni tari jawa, tradisi jawa dan peristilahannya.

Jakarta.

Goleman, D. (2002). Haling emosions (Penyembuhan emosi). Batam: Interaksa.

11

Anda mungkin juga menyukai