Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS

TARI JUNJUNGAN BUAY PUN

Untuk Memenuhi dan Melengkapi Tugas


Seni Tari

OLEH

ZEFANYA DEVI YUNTIKA


Kelas: XII IPS 1

YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN LAMPUNG


SMA KRISTEN 1 METRO
Jalan Flores 21 Ganjarasri Metro Barat Kota Metro
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
keberkahanNya lah akhirnya saya mampu menyelesaikan Karya Tulis ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Saya sepenuhnya menyadari, karena apa
yang saya sajikan pada Karya Tulis ini keberadaannya masih sederhana dan jauh
dari kesempurnaan karena sumber bacaan, pengetahuan yang saya miliki
sangatlah terbatas. Ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Tatag Prayogo, S.Si, M.Pd. selaku Kepala SMA Kristen Metro
2. Ibu Afriyani Dwi S.,S.Pd selaku Pembimbing
3. Rekan-rekan yang membantu dalam penulisan Karya Tulis.
Disamping itu juga, saya sangat berharap kritik serta saran yang
membangun demi perbaikan mutu dan bobot karya tulis ini yang lebih baik.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan bila ada hal-
hal yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, atas
perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Metro, 1 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Latar Belakang Penciptaan............................................................. 2
B. Tujuan dan Manfaat Penciptaan..................................................... 2
C. Elemen Karya................................................................................. 2
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Junjungan Buay Pun merupakan karya seni yangterisnpirasi dari
keramahtamahan masyarakat Kota Metro, kota yang penuh keterbukaan serta
terdepan dalam menyongsong gemilang masa depan. Kolaborasi masyarakat
majemuk dan multikultur yang saling berdampingan menjadi karakteristik
kehidupan Kota Metro yang dinamis dan harmonis. Spirit masyarakat nan
terpelajar dan berbudaya hadir dalam alunan melodi gerak tari yang tenang
serta tegas, penuh keanggunan, dalam senyuman tulus memberikan
penghormatan kepada sesame, selaras dengan warisan gen seni kebuayan
Nuban. Fluralisme tetap menyatu dalam suatu garis keturunan yang
menjunjung tinggi tradisi adat budaya Kebuayan. Berbaris dalam bergaris
harmonis menyambut dengan senyuman manis.
Tarian Junjungan Buay Pun dibawah binaan Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Metro (Ir. Ria Andari, M. Pd), dengan penata tari
(Gusti Ayu Mariana Devi Lestari, M. Sn), dan Penata Musik (Gusti Ngurah
Nyoman Arsana, S. Ag, M. Si), Tim Pelatih Tari sebanyak 20 orang dan Tim
Pemusik sebanyak 10 orang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang penciptaan Tarian Junjungan Buay Pun?
2. Apakah tujuan dan manfaat diciptakannya Tarian Junjungan Buay Pun?
3. Bagaimana elemen karya Tarian Junjungan Buay Pun?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang penciptaan Tarian Junjungan Buay Pun.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat diciptakannya Tarian Junjungan
Buay Pun.
3. Untuk mengetahui elemen karya Tarian Junjungan Buay Pun.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Penciptaan


Kota Metro berbudaya, multikultur, dan dinamis Keharmonisan
masyarakat dengan berbagai variasi latar belakang budaya mengisi dinamika
kehidupan sosial budaya di Kota Metro yang diperkuat secara arif sesuai local
wisdom, Kebuayan Nuban. Spirit Kebuayan Nuban dalam perspektif lintas
budaya menginspirasi warna gerak yang hadir dalam koreografi Junjungan
Buay Puun Pengalaman ketubuhan serta apresiatif penata tari menjadikan
salah satu sumber kreativitas dalam penggarapan karya tari ini.
B. Tujuan dan Manfaat Penciptaan
1. Tujuan
Mewujudkan koreografi yang berakar pada kearifan lokal Kebuayan
Nuban (Lampung) dengan melibatkan literasi variasi gerak budaya
Nusantara lainnya (sesuai dengan fenomena kehidupan masyarakat kota
Metro)
2. Manfaat
Sebagai kesenian yang menjadi identitas khas masyarakat kota Metro dan
dapat dilakukan secara terus-menerus (mentradisi)
C. Elemen Karya
1. Gerak
Merupakan pengembangan gerak dasar tari Lampung yang juga
mengadopsi dari beberapa teknik gerak tradisi Nusantara, misalnya:
langkah silang gerak silek dari Minang, teknik gerak terisik dan kengser
wedi yang sering dijumpai pada Tari daerah Jawa bagian tengah, sikap
tangan tumpangtali dari Tari Sunda, sikap torso menyerupai tribangga
seperti yang sering dijumpai pada Tari Bali, dll.
2. Musik
Merupakan penuangan kreativitas komposer dan pelaku (pemusik)
dalam mengemas karya tari sesuai dengan prinsip gagasan awal. Dalam

2
musik dijumpai nada-nada Tallo Balak dimainkan dengan ritme yang juga
mengadopsi dari berbagai kesenian musik yang telah berkembang di
daerah Nusantara lainnya.
3. Pola Lantai
Terinspirasi pada pola lantai pada penari Bedhaya, koreografer
mewujudkan karyanya dalam pola lantai yang cukup variatif, dinamis, dan
kompleks serta terbagi melalui beberapa peran penari. Penari Junjungan
sangat variatif sesuai kebutuhan dan sikon yang ada. Jumlah penari dapat
bervariasi sesuai kebutuhan dan kondisi pementasan, idealnya terpenuhi
kebutuhan beberapa orang penari agar nampak lebih dinamis dan
kompleks
Idealnya: penari terdiri dari 10 orang yang terbagi dalam 2 orang
penjunjung muka, 6 orang penjunjung juntai, 2 orang atau lebih
penjunjung tepi
4. Properti Tari
Berupa tepak sekapur sirih yang berbentuk siger dan selalu
dijunjung diatas kepala oleh satu penari junjungan (penjunjung muka),
gelang kanarincing dipakai di pergelangan tangan seluruh penari
5. Setting Tari
Berupa podium/trap/level bagi penari junjungan ketika melakukan
gerakan statis di tengah tarian (kondisional ifatnya)
6. Kostum Tari:
Bernuansa tradisi Lampung dalam desain terbarukan hasil
kolaborasi terhadap teknik berkain serta aksesoris yang difungsionalkan
sebagai properti penunjang tarian. Warna yang muncul cenderung emas
sebagai simbol keagungan Kebuayan yang dijunjung. Juntaian rantai pada
kostum menambah estetika serta sarat makna persatuan meski dalam
perbedaan.
7. Alur Tarian
a. Pebukou
b. Kughuk Buay

3
c. Sanjung Junjung
d. Nemui Buay
e. Balik Ibah
8. Sikap dan Gerak Tubuh
a. Jajar Langit
b. Jajar Tiyan
c. Jajar Rendah
d. Ibah (kanan-kighei)
e. Patah tuku (kanan-kighei)
f. Ngumbak (vertikal - horizontal)
g. Nyikahko ratting: Posisi Jajar Langit dagonal kanan/kiri menuju Jong
Layang diagonal kiri/kanan
h. Jong (jong Salimpat ka-ki, Jong Cundung, Jong Tuwot rendah-tinggi;
Jong Tuwot tinggi silang ka-ki, jong-layang)
9. Sikap dan Gerak Dasar Tangan
a. Pappang: sikap ibu jari ditekuk ke arah depan, 4 jari lainnya berdiri
tegak rapat ke atas
b. Lembayung: sikap kedua tangan saling silang berlilit di depan dada
dengan siku sedikit terbuka
c. Sumbah Rincing: posisi kedua telapak tangan menyatu di depan dada
ditambah dengan aksen hentakan pergelangan tangan kanan-kiri secara
bersamaan
d. Tepis/ Tengis: membuka kedua tangan sedikit ke arah samping,
biasanya diawali dari posisi Sumbah
e. Tepis Kalai: sikap tangan pappang pergelangan tangan didorong ke
arah luar
f. Tepis Tanggai: sikap tangan pappang, telapak tangan dan jari
dipathkan ke arah luar
g. Tetabokh: sikap tangan pappang pergelangan tangan ditekuk ke
bawah, putar ke atas, lalu tabor ke arah luar
h. Kenong cutik: ukel setengah dan berakhir dengan posisi membuka

4
i. Cum Putik: sikap seluruh jari disatukan dalam satu titik, tetapi jari
kelingking tetap naik ke atas. Sikap tangan pappang cum hentak bawah
lalu kembali ke posisi semula
j. Seuntai: sikap tangan cum seperti menarik benang panjang, dapat
dilakukan oleh satu tangan atau dua tangan sekaligus
k. Ngehallik: perubahan posisi tangan dari Lembayung kanan-kiri/
sebaliknya lalu menuju seuntai ataupun sikap tangan lainnya, gerakan
ini seperti memilin benang agar lebih tebal dan kuat, ada pada ragam
Seuntai Silang, awalan gerak pada posisi Jong Salimpat ragam gerak
Sanjung Junjung serta pada ragam gerak Lembayung Langit
l. Ukel Jalin: gerak tangan ukel bergantian saling menyusul, seperti
anyaman
10. Sikap dan Gerak Kaki
a. Lapah Lassagh Mudik: langkah kaki kecil-kecil dengan sangat halus,
arah maju dan mundur
b. Jingkah Ngumbak: langkah kaki tidak terlalu lebar dengan enjotan
tubuh
c. Cukut liyut: posisi kaki lurus di sudut depan, sementara badan ibah ke
sudut belakang berlawanan
d. Salimpat: Gerak kaki silang ke arah berlawanan sebelum berputar
e. Gisegh: gerak kaki bergeser ke samping dengan tetap menapak diserta
badan Jajar
Rendah
f. Jingkah Tilu ( versi pulang, versi lipetto, Lapah Pak)
g. Jingkah Cutik: hentak jinjit satu kaki dengan badan Ngumbak,
hentakan ke atas
h. Putik Tejang Galah: langkah cepat dengan tumpuan satu kaki, badan
Ngumbak
RAGAM GERAK 1
“LAPAH KUGHUK”

5
Gerakan berjalan serta berputar di awal tarian, ditarikan khusus oleh penari
Junjungan meskipun dapat dikreasikan dengan melibatkan penari lainnya.
1. 1-8 Sumbah Ricing langkah maju sebanyak 4x
2. 1-2 Tepis luar Salimpat kanan
3. 3-4 Cum arah bawah badan berputar kiri
4. 5-8 Ukel arah luar menuju sikap Sumbah
Diulangi 1x lagi dengan gerak dan arah yang sama diakhiri dengan gerak di
tempat Jajar langit menuju Jajar Rendah
5. 1-2 Sikap dan posisi sebelumnya dipertahankan
6. 3 Tepis luar
7. 4-7 Gerak tangan dilanjutkan membuka ke samping
8. 8 Gerak tangan Cum Putik, posisi badan Jajar Langit menuju Jajar Rendah

RAGAM 2
“KUGHUK JUNJUNG”
Keanggunan Penari Junjungan memasuki arena pementasan seraya
menyunggi properti tepak dan siger di atas kepala
1. 1-4 Lapah Lasagh Mudik Samber Melayang
2. 5-6 Mempam Biyas Kanan
3. 7-8 Ngumbak
4. 1-4 Tepis lalu ukel menuju posisi Sumbah
5. 5-8+ 1-4 Sumbah Rincing berputar kanan perlahan
6. 5-6 Tepis Samping
7. 7-8 Cum Putik
Diulangi ke arah kiri
PENGHUBUNG 1
Gerak Lapah Pak Seuntai kanan-kiri dilakukan sebanyak 6 kali selama 3x8
hitungan Gerak Lapah Lasagh maju dengan sikap tangan Lembayung selama 1x8
hitungan
RAGAM 3
“TATTU JUNJUNG”

6
Karakter tegas dalam kelembutan dan keramahan menyambut para kehormatan
1. 1-2 langkah kaki kiri tutup kaki kanan badan mengarah sudut kiri, tangan
menuju Lembayung
2. 3-4 pose gerak terakhir
3. 5-6 tangan posisi Lembayung sambil bergerak Cum lalu kembali
Lembayung, kaki kanan Liyut lalu kembali titik disamping kaki kiri
4. 7-8 pose gerak terakhir
5. 1-8 + 1-8 gerak Tepis Kalai sambil berputar arah kanan perlahan
Diulangi utuh arah sebaliknya

RAGAM 4
“TEPAS TEPIS KALAI”
Gerakan tegas dalam posisi statis berkumpul dari segala arah membentuk
satu garis lurus sebagai wujud persatuan masyarakat Kota Metro meskipun datang
dari berbagai daerah asal, menepis segala hal buruk, mengadopsi segala hal yang
baik dalam beradaptasi menjunjung kebudayaan asli Nuban. Diawali dengan sikap
tangan Lembayung, lalu menggerakkan tangan perlahan membuka secara tegas
melalui hentakan pergelangan tangan ke kanan dan kiri
1. 1 Tepis Kalai kanan
2. 2 Tepis Kalai kiri
diulangi sebanyak 16 x dalam 2x8 hitungan
3. 1-6 Lalu dilanjutkan Salimpat berputar ke arah kiri, kedua tangan proses
menuju Sumbah
4. 7-8 Tepis Luar
5. 1-6 Melanjutkan gerakan tangan membuka ke arah samping
6. 7-8 Cum Putik
7. 1-4 Gerak kedua tangan prose cepat menuju Sumbah lalu langsung tepis luar
8. 5-8 Kedua telapak tangan menghadap ke depan dan megusap lingkar luar,
dilanjutkan dengan Ukel menuju sikap Lembayung
RAGAM 5
“MACCOR NGAHELOK”

7
Gerakan membuka sambil membelokkan arah badan, sebagai interpretasi terhadap
pergerakaan sosial masyarakat kota Metro yang selalu memperhatikan dan
mempedulikan sekitarnya dalam kewaspadaan dan keramahan.
1. 1-2 Tangan kanan membuka dengan proses seperti air mancur, berakhir di
sudut kanan depan bawah tubuh, langkah maju kaki kanan, badan membelok
ke arah kanan dalam posisi Jajar Rendah
2. 3-4 (sebaliknya) Tangan kiri membuka dengan proses seperti air mancur,
berakhir di sudut kiri depan bawah tubuh, langkah maju kaki kiri, badan
membelok ke arah kiri dalam posisi Jajar Rendah
3. 5-8 Sikap posisi tubuh, tangan, dan kaki dipertahankan dalam posisi diam
4. 1-4 Ukel perlahan tangan kiri menuju sikap Lembayung, langkah kaki kanan,
badan membelok ke arah kanan
5. 5-8 Ukel perlahan tangan kanan menuju sikap Lembayung, langkah kaki kiri,
badan membelok ke arah kiri
Diulangi 1x lagi dapat dilakukan sambil berpindah posisi

RAGAM 6
“JELANG JALIN”
Ragam gerak yang tidak berpindah tempat namun tetap mencerminkan ketegasan
dalam kelembutan, seperti karakter Kebuayan Nuban yang dijujnjung oleh
masyarakat kota Metro. Keramahan masyarakat menyambut siapa yang datang
serta kesediaan untuk selalu menjalin hubungan baik dengan siapapun menjadi
makna simbolik dari ragam gerak ini.
1. 1-8 Ukel jalin kedua tangan sesuai ritme melodi pada musik, dari arah kanan
bawah menuju kanan atas (agak sudut), Ibah kiri
2. 1-8 Tepis tanggai dengan aksen di hitungaan ganjil, bergerak dari arah sudut
kanan atas kemudian membuka menuju sudut kanan bawah, Ibah kiri
3. 1-4 Ukel Jalin di samping pinggang sebelah kanan, posisi badan Ibah kiri
4. 5-8 kedua tangan pappang diarahkan menuju arah pinggang sebelah kiri,
posisi badan berubah menuju Ibah kanan

8
5. 3-4 Cum sudut atas secara bergantian, cum tangan kiri terlebih dahulu lalu
cum tangan kanan
6. 7-8 Sikap Lembayung
Pengulangan 1x lagi dengan arah posisi badan dan tangan sebaliknya, namun
diakhiri dengan sikap Jong Tuwot rendah sebelah kanan, menghadap ke
belakang, sikap tangan Makurancang kiri.

RAGAM 7
“SEUNTAI SILANG”
Gerak tegas dalam teba gerak silang membuka-melebar-dinamis
1. 1-2 patah tuku kanan, tangan seuntai diagonal kanan
2. 3-4 Jajar Langit, tangan seuntai diagonal kiri
3. 5-6 Patah tuku kiri, tangan lembayung kiri
4. 7 Tangan ganti lembayung kanan, Ngehallik
5. 8 Kaki kiri diangkat menuju patah tuku kanan kembali, tangan seuntai
diagonal kanan
6. 1-2 Posisi tubuh masih sama, gerak tangan kenong cutik
7. 3-4 posisi tubuh masih sama, gerak tangan ukel
8. 5-6 posisi tubuh masih sama, gerak tangan cum putik
9. 7 Jajar langit tubuh hadap diagonal kiri, posisi tangan diagonal dan tangan kiri
lebih tinggi
10. 8 Jong Layang tubuh hadap diagonal kanan, tangan diagonal dan tangan kanan
lebih tinggi

RAGAM 8
“LAYANG JONG LAYANG”
Gerak yang mencerminkan kekuatan dan keseimbangan masyarakat kota Metro
terhadap filosofi kehidupan yang dinamis Posisi Jong Layang samping kanan,
namun badan dibelokkan teteap menghadap ke arah depan
1. 1-4 kedua tangan samber/ silang depan dada, langkah mundur kaki kanan lalu
kiri, badan Ngumbak vertikal

9
2. 5-8 kedua tangan layang diagonal, tangan kanan lebih tinggi, langkah mundur
kaki kanan lalu kiri, badan Ngumbak vertikal diulangi sebanyak 6x selama
3x8 hitungan
PENGHUBUNG 2
Gerakan yang dilakukan untuk menghubungkan sikap Jong Layang -Jong Tuwot-
Jong Salimpat
1. 1-4 Jong Tuwot tinggi silang kaki kanan, tangan seuntai samping kanan-kiri
2. 5-8 gerakan yang sama dilakukan secara bergantian oeh penari lainnya
3. 1-4 gerak tangan ukel sambil mengangkat tubuh dan meluruskan sikap lutut
kaki dalam posisi kaki yang tidak berubah
4. 5-8 + 1-8 Tepis tangan kiri membentuk lingkaran didepan tubuh disusul oleh
tangan kanan dan berakhir pada sikap tangan Lembayung, posisi kaki tidak
berubah hanya menyesuaikan tubuh yang berputar
5. 1-8 + 1-8 Sikap tangan Lembayung, melipat kaki kanan ke belakang agak
menyilang ke arah kiri, tubuh merendah menuju sikap Jong Salimpat

RAGAM 9
“SANJUNG JUNJUNG”
Gerakan dalam level rendah yang mencerminkan bahwa masyarakat kota
Metro yang heterogen sangat menghargai kebudayaan asli leluhur Kebuayan
Nuban Terdiri dari beberapa motif gerak tangan dan tubuh yang kompleks
meskipun dilakukan hanya dalam posisi melantai. Diawali dari posisi Jong
Salimpat kiri, lalu Jong Cundung kanan-kiri, Jong Salimpat kanan, Jong Tuwot
Tinggi Liyut kanan

PENGHUBUNG 3
Gerak yang menghubungkan alur tarian Sanjung Junjung menuju Nemui Buay.
Ragam penghubung dilakukan dalam tempo lebih cepat dari sebelumnya serta
menggunakn teknik gerak yang lebih bertenaga. Motif gerak tangan Seuntai,
langkah Silang, patah tuku, giser, kenong cutik dan cum putik menjadi bagian
gerak penghubung ini.

10
RAGAM 10
“LAJU TENGAREI”
Ragam gerak dalam tempo cepat yang cukup kompleks dan dinamis
namun tetap harmonis dengan kedisiplinan teknik gerak. Ragam gerak ini
merupakan perpaduan gerak yang memperlihatkan gerak- gerik yang indah. Gerak
merupakan stilisasi dari tumbuhan akar wangi yang memiliki banyak serabut dan
menebarkan aroma wangi. Hal tersebut sesuai dengan cerminan kehidupan
masyarakat Metro yang tetap selaras dalam pluralitas serta menjadi kedisiplinan
hidup yang baik dan dijalankan setiap harinya.

RAGAM 11
“JINGKAH TETABOKH”
Langkah kaki menghentak ke atas dalam posisi Jajar rendah sambil menggerakkan
tangan dengan teknik tetabokh.
1. 1-4 langkah kaki kiri-kanan, kiri-kanan-kiri+liyut sambil Samber Melayang
sesuai ritme melodi pada musik, posisi tangan berakhir diagonal kanan 5-8
gerak tangan Tetabokh sebanyak 4x dalam posisi liyut kiri 1 Badan berbalik
kanan, tangan bergerak Samber, langsung melangkahkan kaki kanan mundur
ke arah samping kanan panggung
2. 2-4 Langkah kiri-kanan-kiri mundur ke arah samping kanan panggung, gerak
tangan Melayang hingga berakhir di posisi diagonal kiri 5-8 langkah kiri-
kanan-kiri-kanan, gerak tangan Tetabokh sebanyak 4x diakhiri dengan posisi
tangan diagonal kiri, liyut kaki kanan.

PENGHUBUNG 4
Posisi bertahan pada Liyut kaki kanan, sikap tangan Pappang dalam posisi
diagonal kiri.
1. 1-3 Berputar ke arah kiri, tangan menyesuaikan membentuk lingkaran dan
saling menyususl
2. 4 Lembayung lalu menuju posisi awal kembali

11
3. 5-7 diam atau bisa digerakkan pengulangan gerak seperti pada hitungan 4 oleh
penari lainnya
4. 8 Lembayung lalu menuju posisi awal kembali

RAGAM 12
“LIPETTO MUNDUR”
Gerak tangan Lipetto dengan kaki meyilang ke belakang. Gerak ini dapat
dilakukan dengan arahyang berlawanan dalam pola koreografi kelompok.
1. 1-2 silang belakang kaki kanan posisi tubuh Jajar Rendah disusul oleh langkah
kaki kiri posisi tubuh Jajar Langit berat badan dialihkan ke sebelah kanan,
gerakan tangan Lipetto kanan sebanyak 2x
2. 3-4 mengulang gerak yang sama
3. 5-8 gerak tangan proses menuju sikap Lembayung, langkah kaki kiri diikuti
dengan kaki kanan yang menutup di arah diagonal kiri
4. 1-8 lakukan rangkaian gerak yang sama namun berlawanan arah
5. 1-2 silang belakang kaki kanan posisi tubuh Jajar Rendah disusul oleh langkah
kaki kiri posisi tubuh Jajar Langit berat badan dialihkan ke sebelah kanan,
gerak tangan Lipetto kanan
6. 3-4 gerak yang sama dengan arah berlawanan
7. 5-8 gerak tangan proses menuju sikap Lembayung, salimpat kaki kanan dan
berputar ke kiri

RAGAM 13
“LEMBAYUNG LANGIT”
Diawali sikap tangan Lembayung, kaki kanan di depan kaki kiri dalam posisi
tubuh Jajar Rendah
1. 1-2 Posisi tubuh berubah menjadi Jajar Langit, aksen lembayung ditekan ke
arah depan
2. 3-4 Tangan diluruskan ke arah depan
3. 5-6 Ngehallik mundur kaki kanan dalam posisi Jajar rendah
4. 7 gerak tangan Ngehallik mundur kaki kiri

12
5. 8 posisi tubuh kembali Jajar Langit
6. 1-4 keda tangan membuka dan lurus samping posisi Jajar Langit
7. 5-6 Gerak tangan awalan Kenong Cutik
8. 7-8 Gerak tangan lanjutan Kenong Cutik, Gerak tangan ukel dan Cum Putik,
posisi Jajar Langit

PENGHUBUNG 5
1. 1-2 tepis tangan membuka ke arah samping, posisi tubuh Jajar Rendah, maju
kaki kiri disusul kaki kanan, badan berbelok dari miring samping kiri ke arah
depan
2. 3-8 Ukel perlahan
3. 1-8+1-8 Ukel setiap 2 hitungan dan gisegh ngumbak
4. 1-2 kaki kanan Liyut, ukel kedua tangan
5. 3-4 ukel kedua tangan, kaki kanan kembali menutup disamping kaki kiri
6. 5-8 gerakan tangan berproses menuju sikap Lembayung, langkah kaki kanan
ke arah diagnal kanan lalu tutup kaki kiri
7. 1-2 tepis tangan membuka ke arah samping, posisi tubuh Jajar Rendah, maju
kaki kiri ke arah samping kiri disusul kaki kanan, badan berbelok dari miring
samping kiri ke arah depan
8. 3-8 Ukel perlahan

RAGAM 14
“TITEI LAKU”
1. 1-2 Tusuk tangan kanan, tangan kiri Pappang
2. 3-4 tangan kanan di depan dahi, jingkah tilu kanan
3. 5-8 Cum seuntai kanan, kaki Jingkah Cutik kanan 2x
4. 1-8 Tangan kenong cutik lalu cum putik, kaki bergerak putik tejang galah
sebanyak 4x sambil berputar ke arah kiri
Diulangi dengan arah yang berlawanan

RAGAM 15

13
“PETIK BETIK”
1. 1-2 Lipetto kanan di arah sudut kiri depan, langkah kaki Jingkah Tilu kanan,
Jajar Langit
2. 3-4 tangan diletakkan di arah samping bawah, tubuh dihadapkan ke depan,
sikap Jajar Rendah
3. 5-6 Lipetto kiri di arah sudut kanan depan, langkah kaki Jingkah Tilu kiri,
Jajar Langit
4. 7-8 sama seperti sikap pada hit 3-4
5. 1-2 pengulangan gerak sperti hit 1-2 sebelumnya
6. 3-4 idem
7. 5-8 tepis kalai 4x sambil berputar kanan

RAGAM 16
“SUMBAH RINCING”
Sikap tubuh Patah Tuku kanan/kiri sesuai posisi. Gerak sumbah dengan
tekanan gerak ke arah depan tepat di hitungan ganjil, properti kana rincing
digerakkan hingga berbunyi. Gerakan sumbah diarahkan ke atas tengah lalu
samping kanan, melewati tengah lalu ke samping kiri. Begitu seterusnya
dilakukan sambil menantikan prosesi penyerahan sekapur sirih kepada tamu
agung. Sementara itu, Penari Pejunjung berputar ditempat secara seimbang agar
jurai-jurai tapisnya dapat terangkat.

RAGAM 17
“LAPAH IBAH”
Gerakan kembali menuju luar arena pentas dengan skema gerak
dilakukan secara bercermin

14
BAB III
PENUTUP

Junjungan Buay Pun merupakan karya seni yangterisnpirasi dari


keramahtamahan masyarakat Kota Metro, kota yang penuh keterbukaan serta
terdepan dalam menyongsong gemilang masa depan. Kolaborasi masyarakat
majemuk dan multikultur yang saling berdampingan menjadi karakteristik
kehidupan Kota Metro yang dinamis dan harmonis. Tujuan diciptakannya tari
Junjungan Buay Puun adalah untuk mewujudkan koreografi yang berakar pada
kearifan lokal Kebuayan Nuban (Lampung) dengan melibatkan literasi variasi
gerak budaya Nusantara lainnya (sesuai dengan fenomena kehidupan masyarakat
kota Metro). Demikian deskripsi tentang tari Junjungan Buay Puun ini dibuat
dalam bentuk yang sangat sederhana. Semoga bisa menjadi acuan dan refrensi
yang baik bagi kita semua dalam mempelajari dan melestarikan ikon budaya kota
Metro berupa tari Junjungan Buay Puun.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://disdik.metrokota.go.id/home/berita?title=PERSEMBAHAN
%20JUNJUNGAN%20BUAY%20PUN&id=152&konten=Berita

16

Anda mungkin juga menyukai