Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GERAK DASAR TARI DAERAH BANTEN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pendidikan Seni Tari
Dosen Pengampu : Miftah Komala Putri, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 3:

1. Mildayani 220953
2. Muhammad Abdul Roji 220346
3. Salwa Tsabitah H 221443
4. Siti Ainun Rahmawati 221605

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur penyusun panjatkan atas ke hadirat Allah SWT
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Gerak Dasar Tari Daaerah Banten”.

Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas diskusi
kelompok pada mata kuliah Pendidikan Seni Tari di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Primagraha. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Miftah Komala Putri M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Seni Tari
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Pendidikan Seni Tari.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun
4. Semua pihak yang membantu penyusunan makalah “Gerak Dasar Tari Daerah
Banten” yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


dan penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalamp penyusun tugas makalah
ini. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang
baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Demikianlah yang dapat
penyusun sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan bemanfaat untuk kami
semua.

Serang, 03 November 2023


Penyusun,

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................... 2

Daftar Isi.................................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan................................................................................................................... 4

A. Latar belakang................................................................................................................ 4
B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................................................ 5

BAB II Pembahasan................................................................................................................... 6

A. Hakikat Seni................................................................................................................... 6
B. Pengertian Tari............................................................................................................... 6
C. Jenis-Jenis Seni Tari ...................................................................................................... 7
D. Fungsi Seni Tari............................................................................................................. 8
E. Karakteristik Seni Tari untuk Anak ............................................................................ 12
F. Langkah-langkah Membuat Tari Bagi Anak................................................................ 16
G. Manfaat Tari Bagi Anak .............................................................................................. 16

BAB III Penutup...................................................................................................................... 18

A. Kesimpulan.................................................................................................................. 18
B. Saran............................................................................................................................. 18

Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup
negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara
kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan
masyarakat Indonesia. Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan
ekonomis menguasai seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono
(1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia,
menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia
tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar
(asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni
pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra
pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari perkembangan
masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang merupakan
masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja masing-masing
periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan, karena
kehidupan kesenian sangat tergantung pada
masyarakat pendukungnya. Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis
tarian indonesia seni tari membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian.
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia
mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya
bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri
tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap
suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia
terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak
keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

4
1. Apa pengertian tari?
2. Apa saja manfaat tari bagi anak?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam membuat tari bagi anak?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tari
2. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat tari bagi anak
3. Untuk mengetahui manfaat tari bagi anak

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Seni
Istilah seni bersumber dari beberapa pendapat di antaranya bahwa kata seni
berasal dari “Sani” dalam bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan, pelayanan,
donasi, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur. Ada yang mengatakan
seni berasal dari bahasa Belanda yaitu “genius” atau jenius. Atau versi lain, seni
disebut cilpa yang berarti berwarna (kata sifat) atau pewarna (kata benda), kemudian
berkembang menjadi cilpasastra yang berarti segala macam kekriyaan (hasil
keterampilan tangan) yang artistik. Dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata
seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu (a) seni sebagai karya seni (work of art),
(b) seni sebagai kemahiran (skill), (c) seni sebagai kegiatan manusia (human activity).
B. Pengertian Tari
Menurut Kamaldevi Chattopadhay (India), Tari adalah sebuah desakan
perasaan manusia yang berada pada dirinya yang mendorongnya guna mencari sebuah
ungkapan berupa gerakan ritmis. Hal ini bahwa tari merupakan sebuah ungkapan
tentang perasaan manusia yang diutarakan melalui gerak-gerak sesuai irama yang
beraturan. Inilah pentingnya belajar seni tari dengan ritmis, akan melahirkan karya
seni tari SD yang memiliki ciri khas senang dan bergembira.
Menurut Corrie Hartong (Belanda), Tari adalah ekspresi gerak-gerak yang
diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Maksudnya tari adalah gerak-
gerak badan yang terbentuk dan berirama yang disesuaikan dengan pola gerak dalam
karya seni tari di SD.
Menurut Soedarsono, Pentingnya memahami teorinya Soedarsono, tari anak
inilah yang memiliki Theis keindahan baik secara menjiwai hingga menyampaikan
pesan dalam karya seni tari SD, Tari adalah sebuah ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. Maksudnya bahwa tari adalah
ungkapan jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak berirama yang memiliki
nilai dan makna, makna dalam menjiwai dan makna dalam menyampaikan pesan yang
sesuai tema baik secara tradisional maupun kreasi tradisional.
Menurut S. D Humardani, Tari merupakan sebuah ungkapan bentuk gerak-
gerak ekspresif yang indah dan romantis. Penerjemahan dalam tari tradisional ini
adalah bahwa tari di Sekolah Dasar merupakan ungkapan. bentuk gerak-gerak yang
berasal dari emosi seseorang yang memiliki nilai dan makna serta bersifat estetik.

6
Inilah pentingnya memahami seni tari dengan estetik yang menekankan
rasa dalam menjiwai.
C. Jenis-Jenis Seni Tari
Secara Perspektif, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi
baru. Dansa merupakan tarian yang berasal dari kebudayaan Barat, dilakukan oleh
pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi
musik. Sedangkan berdasarkan koreografinya, jenis-jenis tari dibedakan menjadi:
1. Tari Solo (tunggal), yaitu rati yang disajikan oleh satu orang penari. Pengertian
tari tunggal adalah disebabkan oleh sifat dari penyajiannya, yaitu hanya
menampilkan seorang penari. Kekhasan tari tunggal adalah pada struktur tari yang
menggambarkan karakteristik manusia atau binatang secara khas. Gambaran yang
ditampilkan sebuah penyajian tari tunggal pada umumnya menampakkan kekuatan
komunikasi personal, sehingga pola gerak yang dipresentasikan sangat kuat dalam
menggambarkan personalitas. Contoh tari tunggal: Tari Remo (Jawa Timur),
Klana Raja atau Klana Topeng (Yogyakarta), Gambiranom (Surakarta), Margapati
(Bali), Ponggawa (Sunda - Jawa Barat) dan lain sebagainya.
2. Tari Duet yaitu tari yang disajikan oleh dua orang penari secara interaktif. Tari
duet dapat ditampilkan oleh penari wanita dengan wanita, laki-laki dengan laki-
laki, atau wanita dengan laki-laki. Pada intinya tari duet menampakkan sebuah
pola interaksi, akibatnya jenis tari duet seringkali menggambarkan sebuah jalinan
yang kuat antara penari yang satu dengan penari yang lain. dalam pengertian
structural, tari duet terdiri dari pola gerak yang menempatkan penari pada sebuah
kontruksi yang bersifat interaktif, atau saling memiliki ketergantungan. Tema
yang digarap cukup beragam, bisa sebuah pernyataan cinta, peperangan, atau
menunjukkan pola interaktif untuk menciptakan jalinan hubungan sosial. Contoh
tari duet adalah bentuk tari Wireng (Surakarta) atau tari Beksan (Yogyakarta),
Padang Wulang (Banyuwangi-Jawa Timur), Karonsih (Surakarta), Tari
Menakjinggo-Dayun (Mangkunegaran- Surakarta), Tari Jaipongan (Sunda-Jawa
Barat) dan lain sebagainya.
3. Tari Trio, yaitu jenis tari yang disajikan oleh tiga orang penari. Sifat dari tari trio
adalah menampilkan interaksi dari tiga orang penari yang secara konstruktur
memberikan arti dari masing- masing karakter yang ditonjolkan. Tari trio cukup
langka, sehingga variasi tema dari bentuk penyajiannya tidak banyak. Pada
umumnya dapat mempresentasikan persoalan individual dengan konflik antara
7
dua persaingan, peperangan yang menggambarkan sebuah peristiwa perebutan,
atau semacam. cinta segi tiga. Seperti penyajian tari Tayub yang tampak seorang
tandak dengan dua orang pengibing.
4. Tari Kwartet, yaitu jenis tari yang disajikan oleh empat orang penari. Tari kwartet
adalah sebuah struktur koreografi yang ada pada umumnya menampakkan pola
simbolisasi dari penampakan jumlah penari. Akibatnya tidak banyak penyaji yang
benar-benar menampakkan sebuah kontruksi yang sangat kuat dari sebuah jalinan
interaktif. Contoh Tari Kwartet: bentuk-bentuk tari Serimpi (Surakarta
atau Yogyakarta).
5. Tari Massal, Massal berasal dari kata mass (Ing) yang artinya "banyak" atau
besar-besaran. Tari massal adalah tari yang ditampilkan secara besar-besaran,
artinya didukung oleh banyak penari. Tari massal seringkali dipadankan dengan
tari Kolosal, yaitu tari yang didukung oleh banyak penari dan disajikan secara
besar-besaran, mewah, dan megah. Penulis memahami pengertian tari Massal
berdasarkan sifat koreografinya yang menekankan pada prinsif kolektifitas dalam
melibatkan banyaknya pendukung. Satu penari dengan penari yang tidak dapat
dipisahkan dalam sebuah penyajian, yaitu ditampakkan dari aspek jumlah penari
yang memiliki keterikatan secara structural. Sehingga tari Massal adalah sebuah
koreografi memiliki kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu penari
dengan penari yang lain. sementara ini pemahaman tentang tari massal seolah-
olah merupakan penampilan koreografi sebagai tari kelompok (group
choreographi). Pengertian itu tidak salah, tetapi sangat berbeda sifatnya, terlebih
kalau diartikan sebagai tari kelompok, seperti penggambaran air, api, angina, atau
penonjolan pada sifat "massal" yaitu dipahami sebagai tari yang dipresentasikan
oleh banyak penari, seperti penyajian Ballet Ramayana di Prambanan.
D. Fungsi Seni Tari
Fungsi seni tari terdiri dari beberapa yang meliputi:
1. Seni Tari sebagai Media Pengenalan Fungsi Mekanisasi Tubuh
Perkembangan siswa (anak-anak) diperlukan pengenalan tentang fungsi
meanisasi tubuh (sadar akan ruang diri) sehingga siswa tidak merasa asing akan
anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan, kepala, dan persendiannya. Dalam
perkembangan aspek biologis anak-anak diperlukan cara-cara yang secara sadar
dapat mengenali perubahan-perubahan organ tubuh anak-anak, bahkan hingga
pada bagian yang sensitif sekalipun.
8
2. Seni Tari sebagai Media Pembemtukan Tubuh (forming body)
Seni tari memungkinkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar. Pengaktifan diri terhadap sistem mekanisme ragawi dan juga stamina
dimungkinkan agar anak- anak mengalami pertumbuhan yang wajar. Anak-anak
yang mempunyai kebiasaan buruk, seperti jalan pengkang, jalan bengkok, jalan
dengan perut didorong ke depan, menunjuk atau menengadah serta beberapa cara
berdiri tertentu akan dapat dikontrol dan dilatih, bahkan secara simultar dengan
pengetrapan teknik tari, sehingga anak-anak dapat mengalami pertumbuhan badan
(fisik) yang wajar.
3. Seni Tari sebagai Media Sosialisasi Diri
Seni tari tidak baik apabila diajarkan secara individual, karena tidak akan
mencapai hasil yang bermanfaat bagi pertumbuhan. sosial anak-anak. Maka yang
paling baik adalah mengajarkan seni tari secara klasikal, artinya akan terjadi
sebuah proses kebersamaan, menumbuhkan sikap tenggang rasa, memahami
peran, dan bertanggung jawab, sehingga anak dapat membawa diri dalam
pergaulan (empan papan), misalnya anak tidak merasa minder (rendah hati) atau
tinggi hati (sombong). Mereka dapat menyadari benar tentang peranannya, bahkan
dapat juga menjadi sangat sadar tentang keterlibatan mereka dalam kelompok.
Dengan demikian, maka pengertian tari dalam kerangka pendidikan bukan
dititikberatkan pada "seni", tetapi lebih dititikberatkan pada nilai-nilai sosial
dengan aplikasi pemaknaan pada proses bermain.
Pengajaran seni tari bukan semata-mata pada kegiatan proses kreatif, akan
tetapi tari anak-anak lebih menekankan pada proses "bermain" karena bermain
dapat menumbuhkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak-anak. Sehingga
anak tidak hanya memiliki kecerdasan dalam pengertian intelektualitasnya saja,
akan tetapi juga memiliki sejumlah kecerdasan lain yang dapat dikembangkan,
misalnya kecerdasan emosional, dan kecerdasan kinetik. Tubuh yang terlatih pada
tataran tertentu memiliki kepekaan ruang dan juga waktu, sehingga sensitifitas
ruang dan waktu dapat mengendalikan tenaga. Dalam hal ini dapat diartikan juga
bahwa kontrol emosional dalam diri anak-anak secara berangsur-angsur
mendapat pembinaan.
4. Seni Tari sebagai media Pengenalan Prinsip Pengetahuan Ilmu Pasti-Alam
Secara mendasar, ilmu alam didasarkan pada dua hal, yaitu nilai "ruang" dan
"waktu". Keberadaan sebuah benda menuntut adanya ruang untuk menempatkan
9
dirinya, sementara untuk mempertahankan masa bendanya dibutuhkan waktu
dengan satuan tertentu. Nilai ruang menjadi semakin konkret jika ada ukuran,
berat, isi, dan banun-bangun tertentu. Manusia, bahkan. hewan sekalipun
mempunyai kerangka ruang ertentu yang tunduk pada hokum-hukum alamiah.
Sementara waktu mempnai kodrat yang bersifat matematis dan siklus. Sifat waktu
yang matematis selalu tunduk pada konvensi "tanda awal" dan "tanda akhir" serta
derajat kelipatannya. Sementara sifat waktu yang siklus seperti keadaan cuaca,
misalnya cerah, panas atau dingin, pagi atau petang. Sifat waktu siklus tidak
tunduk pada konvensi, sehingga anak dengan sadar dapat mengetahui kapan hari
panas, kapan hari akan hujan, atau hari telah gelap, dan sebagainya. Melalui
kegiatan menari dimngkinkan membentuk kesadaran anak-anak pada kerangka
tentang realitas dan sekaligus non realitas, maka aadanya pengajaran seni tari
diharapkan dapat membuat siswa memiliki sensitivitas terhadap realitas, misalnya
benda dapat terapung, atau melayang, ada ungags yang terbang, mamalia yang
melata, atau atom-atom yang memiliki mobilitas yang berbeda-beda. Secara
analigis dan bahkan metavoris realitas tersebut dapat diekspresikan
melalui seni tari.
5. Seni Tari sebagai Media Menumbuhkan Kepribadian
Banyak orang yang diangrahi kecantikan atau keterampilan, kekayaan atau
kepandaian, tetapi seringkali terhambat oleh oerasaan rendah diri (minder) atau
tidak yakin akan apa yang dimilikinya sehingga tidak mampu untuk
mengembangkan potensi pribadinya. Hal ini banyak terjadi pada anak-anak yang
mengalami beban psikis akibat adanya tuntutan dari orang tua, guru, dan
lingkungan yang menyebabkan pertumbuhan psikologis anak-anak menjadi
tergangu. Seni tari sebagai kegiatan sosial menempatkan individu dalam kerangka
kebersamaan, atau dalam kerangka pribadi yang mandiri. Anak-anak selalu
dituntut mampu mengontrol dirinya, tetapi juga mampu bekerja sama dengan
orang lain. maka keyakinan akan kemampuan pribadi, dan ketergantungan pada
orang lain dapat dibina secara simultan.
6. Seni Tari sebagai Media Pengenalan Karakteristik (perwatakan)
Manusia sebenarnya memiliki bakat duplikasi, yaitu menirukan sejumlah
perwatakan, mulai dari karakteristik manusia, hewan, maupun sifat-sifat benda
tertentu. Peniruan ini merupakan sebuah makna yang dalam dari sebuah
pernyataan diri atau yang biasa disebut sebagai kualitas pemahaman karakteristik
10
imitative. Bayi tumbuh mendai besar adalah ditentukan oleh kemampuan meniru,
maka seni tari yang didalamnya terkait dengan aspek imitasi menjadi sebuah
media yang memberikan kesadaran berkelanjutan pada anak-anak, bahwa meniru
adalah. sebuah cara belajar, cara memahami sesuat di luar dirinya.
7. Seni Tari sebagai Media Komunikasi
Anak-anak sering kali sulit untuk menyatakan apa yang ada dalam hatinya.
Kadang mereka ingin membagi sesuatu yang dari apa yang dialaminya; di rasakan
sesuatu yang bergejolak dalam hati atau sebuah ilusi yang selalu berkecamuk
dalampikirannya. Sesuatu itu kadang menjadi terhambat; sebab anak-anak tidak
cukup media untuk menyatakannya. Seni tari memberikan peluang kepada anak-
anak untuk dapat menyatakan kegembiraan atau perasaan yang dialaminya
melalui bahasa ragawi. Bahasa ragawi dapat mengkomunikasikan gagasan-
gagasan budaya, nilai-nilai dan tema-tema pada cerita-cerita yang bersifat naratif
atau dramatik. Disamping itu, seni tari juga dapat mengkomunikasikan segenap
rasa (perasaan) dalam batin. Seni tari sebagai media komunikasi dapat juga
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai media menyatakan gagasan non verbal
dan menyatakan gagasan estetik.
a. Seni Tari sebagai Media Menyatakan Gagasan Non Verbal.
Banyak anak yang megalami kesulitan untuk mengemukakan gagasan
secara lisan, tulisan atau pun melalui pernyataan ragawi (bahasa tubuh).
Hal ini terjadi karena mereka tidak terbiasa untuk mengkomunikasikan
sejumlah unsr-unsur persepsinya menjadi sebuah ide. Seni tari lahir dari
taraf imajinasi, berkembang kea rah kemampuan imitasi (menirukan). Hal
ini artinya, gagasan yang timbul dari sebuah pengamatan kemudian
disampaikan kepada orang lain, terutama menggunakan kemampuan
ungkapan non verbal.
b. Seni Tari sebagai Media Komunikasi Estetik.
Nilai-nilai keindahan dalam setiap seni mengkomunikasikan rasa yang
berbeda-beda. Saat kita bermaksud mengkomunikasikan objek kuda,
misalnya. Objek kuda yang tertuang dalam sebuah lukisan merupakan
suatu bentuk komunikasi visual. Sementara itu, objek kuda yang
dituangkan pada sebuah tarian merupakan suatu bentuk komunikasi
kinestetik (rasa gerak). Artinya, setiap perubahan gerak akan memberikan
sentuhan nilai-nilai yang tidak sekedar figurative yang dapat ditangkap
11
oleh mata, tetapi juga memberikan pengalaman rasa gerak bagi penari, dan
pengalaman imajinatif bagi penontonnya.
8. Seni Tari sebagai Media Pemahaman Nilai Budaya
Upaya agar siswa dapat mengenali nilai budaya tidak cukup. hanya dengan
membaca atau memberi pejelasan saja, tetapi mereka juga dimungkinkanuntuk
dapat berpartisipasi dengan cara berperan aktif untuk merasakan secara fisikal
atau melalui ampatinya. Dengan demikian, gerak sembah yang ada pada tari Jawa,
dapat dirasakan atau dihayati maknanya, misalnya sebagai tradisi sungkeman atau
ngebekten (menunjukkan rasa hormat pada orang tua).
Sudah barang tertentu pengenalan nilai budaya dalam seni tari juga
dimungkinkan dapat mengaplikasikan ke dalam etika yang berkembang dalam
masyarakat seperti cara duduk cara berdiri berjalan, menghormati orang lain dan
lain sebagainya.
E. Karakteristik Seni Tari untuk Anak
Karakteristik tari pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karakteristik
anak kelas rendah dan karakteristik anak kelas tinggi. Berikut ini uraian masing-
masing bagian tersebut.
1. Karakteristik tari anak kelas rendah
a. Tema
Anak-anak sd kelas rendah pada umumnya mudah terkesan dengan
pangalaman menyenangkan yang pernah di lihat atau dialaminya. Secara
sepontan anak menirukan gerakan sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya
tersebut. Dengan mengetahui dan memahami lingkungan keseharian anak,
guru dapat mencoba menyusun sebuah tema berdasarkan apa yang pernah
dilihat dan diamati anak. Salah satu tema yang disenangi kelas rendah adalah
tingkah laku binatang seperti: Kupu-Kupu, Kuda, Ayam, Bebek, Burung dan
Katak.
b. Bentuk Gerak
Gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak kelas rendah, pada
umumnya gerak-gerak sederhana dan tidak rumit. Walupun sederhana tidak
berarti imajinasi mereka dibatasi, Karena pada dasarnya imainasi dan daya
kreasi anak kelas rendah dangat tinggi. Bentuk gerakan yang dialkukan
biasanya gerakan-gerakan yang lincah, cepat dan menggambarkan suasana
yang gembira.
12
c. Bentuk Iringan
Musik untuk mengiringi tarian dipilih yang menggambarkan
kesenangan atau kegembiraan. Musik iringan ini terutama yang terdapat pada
lagu-lagu anak yang sederhana dan mudah diingat seperti Kelinciku, Kebunku,
Kupu-Kupu, Cicak di Dinding, Balonku dan lain lain.
d. Jenis Tari
Jenis tari pada kelas rendah mamiliki karakteristik sesuai dengan
bentuk dan iringannya yaitu yang menunjukan sifat kegembiraan atau
kesenangan, gerakannya lincah dan sederhana, iringannya pun mudah
dipahami. Jenis tarian yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni tari
anak SD kelas rendah ini di antaranya: Tari Gembira, Tari kupu-kupu, Tari
Kelinci dan lain lain.
2. Karakteristik tari anak kelas tinggi
Anak usia SD kelas tinggi telah mengalami perkembangan emosi dan
nalarnya. Pada umumnya anak dalam usia ini sudah memiliki sifat kemandirian
dan rasa tanggung jawab, walupun persentasenya kecil, pada dasarnya mereka
memiliki perasana yang lebih paka serta daya pemikiran yang kritis dengan
demikian karakteristik tari anak kelas tinggi sedikit berbeda dengan karakteristik
anak kelas rendah. Agar pembelajaran tari pada anak kelas tinggi dapat
berlangsung dengan baik kita harus memperhatikan beberapa aspek sesuai dengan
karakteristiknya sebagai berikut.
a. Tema
Anak SD kelas tinggi pada umumnya mulai memperhatikan hal- hal
yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau cerita tentang lingkungan
sosialnya. Hal-hal seperti itulah yang dapat dicoba untuk dijadikan sebagai
tema lagu.
b. Bentuk Gerakan
Di kelas tinggi anak sudah memiliki keberanian dan kemampuan
mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang telah dialaminya menjadi bentuk-
bentuk gerak tari. Anak sudah memiliki kemampuan untuk melakuka gerak
yang lebih bervariasai seperti gerak yang mengekspresikan orang marah, sedih
dan gerak yang diinterpretasikan dari alam sekitar.
c. Bentuk Iringan
13
Kepekaan anak SD usia kelas tinggi terhadap irama musik
pengiringannya telah bertambah. Mereka dapat mengekspresikan gerakan
tarinya menyesuaikan dengan suasana garapan atau temanya, minsalnya:
iringan pada suasana sedih, Marah, Gmbira, Sakit, Menangis, dan lain lain.
d. Jenis Tari
Jenis tari yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari pada anak
kelas tinggi antara lain: Tarian Parang, Tarian Tani, Tarian Berlayar, Tari
Satria dan lain lain.
F. Langkah-langkah Membuat Tari Bagi Anak
Dalam proses penciptaan suatu karya tari, ada beberapa tahapan yang perlu
kita ketahui yaitu tahap eksplorasi, tahap improvisasi, tahap evaluasi dan tahap
forming (pembentukan gerak). Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tahapan
tersebut.
1. Eksplorasi
Ekplorasi adalah tahap awal sebagai seorang yang akan menyusun tari dalam
proses penyusunan karya tari. Aktivitas dalam tahap eksplorasi ini meliputi
berfikir, berimajinasi, merasakan dan merespon alam sekitar, lingkungan fisik,
dunia binatang, tumbuhan, kejadian-kejadian sekarang maupun di masa lalu, atau
suatu ceritera. Eksplorasi termotivasi dari luar diri kita sebagai pinata tari,
sehingga tahap eksplorasi ini sangat bermanfaat bagi kita.
Kita dapat melakukan eksplorasi gerak dengan bebas baik dengan seluruh
anggota badan maupun hanya gerak kaki dan tangan saja. Kita dapat menirukan
gerak pohon, angin, gerakan pintu, kelinci meloncat, kucing berlari, gerak burung
terbang atau apa saja yang dapat menjadi objek pengamatan. Hasil pengamatan
kemudian diekspresikan dengan gerak-gerak yang dilakukan menurut kehendak,
ekspresi dan imajinasi kita.
Setelah mengamati beberapa gerak dari tumbuhan atau hewan atau lingkungan
sekitar, kemudian kita dapat memilih satu objek pengamatan yang paling kita
minati. Selanjutnya kita rasakan dan bayangkan gerakan tersebut dalam imajinasi.
Baru kemudian kita mulai bergerak menirukan gerak dari alam atau benda yang
menjadi objek pengamatan kita tadi dengan menggerakkan tubuh sebebas
mungkin mengikuti perasaan dan imajinasi kita. Sampai pada tahap ini kita telah
melakukan eksplorasi gerak, yaitu dengan melakukan eksplorasi alam atau benda-
benda di sekitar kita.
14
2. Improvisasi
Improvisasi memberi kesempatan lebih luas dalam melakukan imajinasi,
pemilihan dan pencintaan dibandingkan dengan eksplorasi. Dalam improvisasi,
seseorang lebih memiliki kebebasan dalam mengungkapkan ekspresi gerak. Ciri
dari improvisasai di tandai dengan gerak spontanitas. Improvisasi memacu
kreativitas dan memberi kesadaran bahwa gerak itu bersifat ekspresif. Improvisasi
dapat tumbuh dari gerak-gerak tertentu yang telah dipelajari. Kita bisa melakukan
pemilihan-pemilihan gerak dengan cara kita sendiri. Proses improvisasi
merangsang imajinasi sedangkan imajinasi merupakan elemen yang paling
esensial dalam laku kreatif.
Kita dapat melakukan improvisasi gerak dengan mengambil motif- motif atau
ciri-ciri gerak yang berasal dari gerak tari gaya daerah tempat kita. Dengan
demikian warna etnis daerah akan terlihat.
3. Evaluasi
Pada tahap evaluasi kita melakukan pemilihan gerak-gerak yang sesuai dengan
ide garapannya. Pemilihan gerak juga didasarkan pada ide dasar yang meliputi
tema, ceritera, watak gerak dan gerak-gerak yang menjadi ciri dari ide dasarnya.
Susunlah gerak terebut meliputi gerak kaki, gerak tangan, gerak kepala dan gerak
tubuh atau torso. Kemudian peragakan secara berulang-ulang. Dan rasakan apakah
gerak sudah sesuai apa belum (mudah, sulit, nyaman dan harmonis) dengan
kemampuan anak SD/MI. Jika belum sesuai gerakan yang dipilih bisa diubah,
ditambahi atau dikurangi. Dan yang terakhir dari tahap ini, pilihlah. gerak-gerak
yang betul-betul sudah sesuai dengan imajinasi dan juga sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.
4. Forming (Pembentukan Gerak/ Komposisi)
Salah satu hasil dalam pengalaman berkreasi tari adalah menyusun gerak tari.
Proses ini disebut composing atau forming (membuat komposisi). Kebutuhan
membuat komposisi lahir dari hasrat manusia untuk memberi bentuk pada apa saja
yang ditemukan (eksplorasi). Langkah melakukan spontanitas gerak juga penting,
tetapi spontanitas gerak hendaknya dipadukan atau ditambah dengan proses
pemilihan gerak, pengintegrasian gerak dan penyatuan gerak. Kesatuan gerak
tersebut dinamakan tari atau bentuk tari. Gerak-gerak yang sudah terorganisir
kemudian menjadi bentuk simbolis (menggambarkan sesuatu), yaitu suatu bentuk
tari yang mengandung ekspresi unik dari penciptanya (penata tari).
15
Inspirasi dapat dating seperti kilat, tetapi untuk membentuk produk final
menjadi sebuah bentuk karya tari yang penuh dengan esensi imajinasi kita,
membutuhkan usaha yang berat. Jadi, proses kreatif membuat suatu karya tari
memang tidak mudah, karena mengembangkan kreativitas memang memakan
waktu. Pengembangan kreativitas menyangkut kemampuan pribadi, menyangkut
masalah pribadi dan tidak dapat dilakuan dengan tergesa-gesa, tetapi harus dicoba.
G. Manfaat Tari Bagi Anak
Berikut ini beberapa manfaat tari untuk perkembangan anak usia sekolah dasar:
1. Membantu perkembangan fisik dan motoric
Manfaat pertama yang didapatkan bila anak belajar menari adalah ia memiliki
perkembangan fisik yang lebih terjaga. Saat menari, semua bagian tubuh akan
digerakkan dan secara otomatis akan membakar kalori dalam tubuhnya dan
mengurangi risiko obesitas.
Teknik menari yang meliputi gerakan berlari, berjalan, melompat, hingga
membungkukkan badan, dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak.
Anak pada akhirnya akan memiliki gerak tubuh yang lebih seimbang serta luwes.
Pola gerakan tari juga mengajar anak melatih kemampuan koordinasi antara kaki,
tangan dan anggota tubuh lainnya. Tari penting untuk anak karena secara alami
mereka akan lebih aktif, kuat, dan terampil.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir
Ketika melakukan gerakan tari, anak diberi ruang untuk melatih kemampuan
berpikirnya. Awalnya anak akan mulai meniru kemudian berusaha menghafalkan
semua gerakan tari yang diajarkan. Setelah rutin mempelajari hal-hal baru, daya
ingat dan kemampuan berpikir si kecil akan semakin terasah.
Bila anak ditantang melakukan gerakan-gerakan tari yang sulit dilakukan,
tentu ia akan berusaha memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan
berkonsultasi dengan guru tari, orang tua atau temannya. Kemampuan
memecahkan masalah ini dapat ia adopsi di sekolah atau rumah.
Untuk membantu anak berpikir lebih baik, memang diperlukan kerja sama dari
pihak lain terutama dari mereka yang berasal dari luar lingkungan rumah. Karena
itu, mengikuti kursus tari merupakan solusi yang tepat.
3. Merangsang Kreativitas
Tari penting untuk anak karena merupakan media pembelajaran efektif untuk
mengasah kreativitas pada anak. Ketika menari, anak dituntut belajar berekspresi
16
baik melalui mimik wajah serta gerakan tubuhnya. Hal ini dapat berdampak baik
pada peningkatan kreativitas serta percaya diri di luar lingkungan sanggar tari.
Lewat tarian, anak juga akan belajar dari pengalaman-pengalam saat menari
dan membantunya menghasilkan ide baru. Misalnya ia terinspirasi menciptakan
gerakan tarian baru.
4. Bekerja Sama
Kerja sama merupakan bagian yang penting dalam kehidupan. Karena itu,
sejak usia dini prinsip ini harus ditanamkan pada anak. Dalam seni tari,
kebanyakan tarian dilakukan secara berkelompok. Untuk penampilan yang bagus,
anak diharuskan bekerja sama dengan teman-temannya.
Ketika memiliki tujuan yang sama dalam kelompok untuk mementaskan tarian
yang bagus, dengan sendirinya anak akan terdorong membantu temannya yang
menemui kesulitan kala berlatih. Diharapkan pengalaman ini akan terus
berkelanjutan di masa mendatang.
5. Kematangan emosional
Menari mempromosikan aspek baik termasuk kesehatan dan kematangan
psikologis anak. Anak dapat menikmati kesempatan mereka dalam
mengekspresikan emosi diri sendiri dan orang lain melalui gerakan yang kreatif.
Dengan tarian anak mampu mendapatkan kematangan emosional secara sadar dan
apresiasi terhadap diri sendiri dan orang sekitar.
Berdasarkan hasil penelitian di dalam jurnal sekolah dasar volume 20 nomor 2
tahun 2011 manfaat seni tari bagi anak sekolah dasar antara lain sebagai berikut:
1. Menunjukan kemampuan teknik mekanistik tubuh siswa,
2. Siswa mempunyai sikap percaya diri,
3. Siswa mampunyai kemampuan bergerak secara sistemik-terstruktur,
4. Siswa mampu menggunakan pemikirannya secara sistematis untuk menghafal dan
mengingat kembali tata urutan gerak,
5. Menunjukan bahwa bergerak yang sistematik berdampak pada kesehatan fisik dan
fisikis, dan
6. Menunjukan siswa mempunyai perkembangan fisik yang besifat signifikan
terhadap usianya.
H.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni tari bagi anak adalah ekspresi suatu individu yang diungkapkan melalui
media gerak dengan iringan lagu yang gembira dengan sesuai dengan tujuan edukatif
untuk anak.
Selain itu, terdapat beberapa karakteristik seni tari untuk anak usia sekolah
dasar mulai dari kelas rendah hingga kelas tinggi. Tentunya terdapat perbedaan
karakteristik seni tari untuk siswa kelas rendah dan kelas tinggi mulai dari tema,
bentuk gerakan, bentuk iringan, hingga jenis tarian. Yang mana di kelas rendah
umumnya yang dipelajari adalah hal hal yang mudah dan tidak terlalu sulit.
Langkah-langkah membuat seni tari bagi anak yaitu ada beberapa tahapan
yang perlu kita ketahui yaitu tahap eksplorasi, tahap improvisasi, tahap evaluasi dan
tahap forming (pembentukan gerak).
Seni tari tidak hanya bermanfaat sebagai hiburan semata, namun juga
bermanfaat membantu dalam proses perkembangan siswa SD, seperti (1) membantu
perkembangan fisik dan motoric, (2) meningkatkan kemampuan berpikir, (3)
merangsang kreativitas, (4) bekerja sama, dan (5) kematangan emosional.
B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat menunjang pengetahuan pembaca khususnya
mahasiswa PGSD mengenai seni tari dan meningkatkan motivasi agar masyarakat
dapat melestarikan seni tari tradisional.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asmarani, Ratih, Evita Widiyati, Muhammad Nuruddin, Claudya Zahrani Susilo, dan Emy
Yunita Rahma Pratiwi. (2020). Pendidikan Seni Tari. LPPM UNHASY TEBUIRENG
JOMBANG.

Restian, Arina. (2019). Koreografi Seni Tari Berkarakter Islami untuk Anak Sekolah Dasar.
Universita Muhammadiyah Malang.

Robby Hidayat,E.W Suprihatin Diah Pratamawati. 2011. manfaat pembelajaran seni tari
sekolah dasar. jurnal sekolah dasar, 20 (2).

Sukarya, Zakaria dkk. (2010). Pendidikan Seni. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai