Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SENI TARI TRADISIONAL

Tari Kecak Bali


disusun oleh : Kelompok 3 (XII IPA 5)

Nama :

1. Greahsena Ajeng Prinjani


2. Finola Patricia Manullang
3. Agestina Wulandari
4. Cahaya Chatarina Mrg
5. Elisabeth Sirait
6. Bunga Adelia A. Mrp

SMA Negeri 4 Kisaran


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai seluk beluk tari tradisional terkhusus Tari Kecak Bali.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak dan
sumber untuk membantu menyelesaikan tugas dan kelengkapan isi makalah selama
masa pengerjaan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada tim kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami dan lebih baik lagi pada penyususan makalah selanjutnya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah . Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Kisaran, 16 Januari 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................... ........................................................ ........

DAFTAR ISI.................................................. ........................................................ ........

BAB I PENDAHULUAN ............................... ........................................................ ........

A. Latar Belakang ............................ ........................................................ ........


B. Tujuan Penelitian......................... ........................................................ ........

BAB II PEMBAHASAN ............................... ........................................................ ........

A. Pengertian Seni Tari .................. ........................................................ ........


B. Jenis-jenis Tari........................... ........................................................ ........
C. Unsur-unsur Tari......................... ........................................................ ........
D. Isi Tentang Tari (Tari Kecak Bali) ................................................... ........

BAB III PENUTUPAN ................................. ........................................................ ........

A. Kesimpulan .................................... ........................................................ ........


B. Saran.............................................. ........................................................ ........

DAFTAR PUSAKA......................................... ........................................................ ........

LAMPIRAN ..................................................... ................................................ .......

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa , tindakan,


serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan
dijadikan miliknya dengan mempelajarinya. Salah satu pengertian
kebudayan yaitu sebagai komplek hasil perbuatan manusia pada umumnya
yang berwujud benda-benda sehingga disebut kebudayaan material.
Contoh : bangunan tempat ibadah, hasil karya seni, tarian, dan lukisan.
Pada makalah ini penulis menggunakan Tari Kecak Bali sebagai bahan
penelitian seni tari tradisional. Bali merupakan pulau yang dikenal dengan
sebutan Pulau Dewata, dan merupakan salah satu pulau surga bagi
wisatawan lokal maupun domestik karena keindahan dan kebudayaannya
yang beragam. Bali dihuni oleh masyarakat yang bermayoritaskan agama
Hindu dengan segala kebudayaannya yang kental dengan berbagai ritual
khusus.
Alasan penulis mengambil Tari Kecak sebagai bahan penelitian karena
Tari Kecak sangat popular di mata dunia, oleh sebab itu tari ini sangat
layak untuk dikenal dan dilestarikan sebagai kesenian yang digemari
semua kalangan masyarakat.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui makna Tari Kecak dalam setiap pertunjukannya, dan


apa pengaruh tarian tersebut terhadap masyarakat Bali.
2. Mengetahui bagaimana keterlibatan masyarakat Bali dalam
menjadikan kesenian Tari Kecak sebagai main attraction.
3. Mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi dasar kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman kelestarian Tari Kecak.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Seni Tari

Seni tari adalah sebuah kesenian yang menggunakan gerak tubuh yang
dilakukan secara berirama, dilaksanakan pada tempat dan waktu tertentu
dengan tujuan sebagai ungkapan perasaan, maksud, maupun pikiran. Jadi
tarian merupakan gabungan dari 3 unsur yaitu unsur raga, irama, dan rasa.

Tarian dapat disebut juga sebagai ungkapan dari jiwa manusia dengan
gerak ritmis, sehingga dapat memunculkan daya pesona. Yang dimaksud
dengan ungkapan jiwa yaitu meliputi ungkapan rasa dan emosional dan
dibarengi dengan kehendak.

Gerakan pada tarian selalu di iringi dengan musik. Musik tersebut


berguna untuk mengatur gerakan seorang penari maupun untuk
menyampaikan maksud pesan tarian tersebut. Setiap seni tari memiliki
gerakan dan ciri khasnya masing-masing. Berikut pengertian seni tari
menurut ahli :

1. Drs. S. Humardani
Seni tari adalah ungkapan bentuk-bentuk dari gerak ekspresif yang indah
serta ritmis.

2. Prof. Dr. Soedarsono


Seni tari adalah ekspresi dari jiwa manusia yang dimanifestasikan dalam
bentuk gerak yang ritmis dan indah.

3. Pangeran Suryadiningrat
Seni tari sebagai "Embahing Sedaya Saranduning badan, ingkang
sinarengan ungeling gendhing, katata sebias wiramaning gendhing,
jumbuling pasemon kaliyan pikajenging Belanda".

4. Corrie Hortong
Seni tari adalah gerak yang diberi bentuk ritmis dari anggota badan di
dalam ruang dan waktu tertentu.

5. BPH Suryodiningrat
Seni tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang
disusun selaras dengan irama serta mempunyai maksud tertentu.

Selain pengertian seni, adapun fungsi tari secara umum diantaranya :

1. Untuk upacara adat

Fungsi tarian salah satunya sebagai sarana untuk upacara adat atau
keagamaan, dan selalu memiliki kriteria khusus pada pementasannya
misalnya seperti: dilaksanakan pada waktu tertentu, ditarikan oleh penari
yang terpilih, di laksanakan pada tempat tertentu, dan umumnya
menggunakan sesajian. Contohnya seperti tarian Gantar yang berasal dari
Kalimantan.

2. Sebagai sarana hiburan

Tarian sebagai sarana hiburan Umumnya tarian dipentaskan sebagai


sarana untuk menghibur penonton, sehingga penonton merasa terhibur
atau gembria karena menyaksikan tarian dengan gerakan tubuh yang
indah.

3. Sebagai media pertunjukan

Tarian sebagai sarana untuk media pertunjukan. Misalnya seperti


tarian Sendratari Ramayana, tarian ini sebagai media pertunjukan di
candi parambanan .

4. Sebagai media pendidikan

Tarian sebagai media untuk pendidikan, biasanya dalam tarian


terdapat kandungan moral-moral dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Sebagai sarana permbersihan jiwa
Tarian sebagai sarana untuk pembersihan jiwa, maksudnya tarian
dimainkan oleh para seniman yang bertujuan untuk memperdalam
penghayatan terhadap kesenian tari.

2. Jenis-jenis Tari

 Jenis Tari berdasarkan Koreografinya

a. Tari tunggal
Tari tunggal (solo) merupakan tarian yang dipentaskan hanya oleh
seorang penari saja, baik itu penari laki-laki ataupun perempuan.
Contohnya seperti Tari Gandrung dari Jawa Timur, Tari Srimpi dari
Mataram, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, dll.

b. Tari berpasangan
Merupakan tarian yang dipentaskan oleh dua orang secara
berpasangan, Contohnya seperti Tari Topeng dari Jawa Barat, Tari
Bedhaya dari Jogjakarta, Tari Golek Menak dari Jogjakarta, dll.

c. Tari kelompok
Merupakan tarian yang dipentaskan lebih dari dua orang. Contohnya
seperti Tari Kecak dari Bali, Tari Saman dari Aceh, Tari Kipas Pakarena
dari Sulawesi Selatan, dll.

d. Tari Kolosal
Merupakan tarian yang dipentaskan oleh banyak penari atau secara
masal terdiri dari banyak kelompok, tarian jenis ini biasanya dipentaskan
oleh setiap suku bangsa di seluruh daerah yang terdapat di nusantara.

 Jenis Tari menurut Fungsi dan Tujuannya

a). Tari Upacara


1. Upacara adat atau keagamaan

Merupakan tarian yang digunakan untuk kepentingan upacara


keagamaan, beberapa contohnya seperti tarian yang berasal dari daerah
Bali yaitu tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dll. Lalu dari
daerah Jawa Barat tari Ngalase, dari Jawa Timur tari Senyang, Dari
Sumatra tari Tortor, dari Papua Tri Tewadan, dll.

2. Upacara Kebesaran Keistanaan/Kraton

Merupakan tarian yang digunakan untuk kepentingan upacara


kebesaran keistanaan, contohnya seperti Tari Legong Kraton dari daerah
Bali, Tari Bedoyo Semang dari Yogyakarta, Bedoyo Kesawang dari
Surakarta, Srimpi dari Jawa Timur, dll.

3. Upacara Penting dalam kehidupan manusia

Merupakan tarian yang dianggap penting dalam kehidupan manusia.


Misalnya seperti tarian upacara panen yang dirayakan dengan Tari
Pakerana dari daerah Sulawesi Tenggara, atau ada juga tarian Mamimbo
yang berasal dari daerah Toraja. Contoh seni tari lainnya seperti tarian
pada upacara kematian yaitu tari Ma’bodang dari daerah Sulawesi, dan
Tari Kerja dari daerah Sulawesi timur.

b). Tari Pergaulan

Tari pergaulan adalah jenis tarian yang dipentaskan untuk


menyampaikan suatu maksud atau pernyataan mengenai kerukunan
antarsesama serta keakraban antara mereka yang ikut menari pata tarian
tersebut. Pada jenis tarian ini kita dapat menyaksikan penonton yang ikut
menari, penonton biasanya akan ikut terlibat secara langsung pada tarian
jenis ini. Contohnya seperti Tari Tayuban, Tari Jaipong, Tari Bangreng,
Tari Rantak Kudo, Tari Seblang, Tari Lendo Ndao, dan lain-lain.
 Jenis Tari menurut Pola Garapannya

a). Tari tradisional

Merupakan jenis tarian yang memiliki sejarah yang sangat lama,


umumnya selalu memiliki ciri khas pola kepada kaidah-kaidah suatu tradisi
yang sudah ada sejak jaman dahulu. Berdasarkan nilai artistik garapanya
tari tradisional dibedakan menjadi dua macam, diantaranya:

1. Tari Rakyat

Disebut juga Tari Tradisi Rakyat, yaitu tarian yang berasal dari
kehidupan dan berkembang dikalangan masyarakat atau sekelompok
masyarakat. Contohnya seperti Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari
Pendet dari Bali, Tari Saman dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatera
Utara, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, dll.

2. Tari Klasik

Disebut juga tari tradisi klasik, yaitu tarian yang mememiliki nilai
artistik tinggi dan memiliki standar atau norma-norma yang kuat sehingga
terdapat pembagian mengenai gerakannya dan mengandung konsep suatu
simbolis maupun filosofis. Salah satu contohnya Tari Srimpi. Contohnya
seperti Tari Topeng Klana dari daerah Cirebon, Tari Bedhoyo Ketawang
dari Keraton Kasunanan Surakarta, Tari Gambir Anom dari surakarta,
Tari Patolan dari Rembang Jawa Tengah.

b). Tari Kreasi


Jenis tarian yang muncul karena ada suatu keinginan untuk mengolah,
menciptakan, dan mengubah suatu gerakan yang menjadi dasar tarian.
Tari kreasi dapat menjadi media yang memberikan kebebasan bagi
seniman-seniman tari, untuk mencari berbagai kemungkinan baru pada
seni tari.
3. Unsur-unsur Tari
Unsur utama dalam tari adalah gerak, tata busana, tata rias, iringan tari,
properti tari, tempat pertunjukan. Selain ke-enam unsur tersebut, ada
pula yang menyebutkan bahwa unsur utama dalam tari adalah wiraga,
wirama, wirasa, dan wirupa. Unsur-unsur utama tari ini harus dan wajib
hadir dalam sebuah pentas tari, baik itu tari tradisional maupun tari
modern.

Selain unsur utama, ada pula unsur pendamping tari yang melengkapi
pementasan tari. Unsur-unsur utama pada seni tari adalah sebagai
berikut :

1. Wiraga (raga)
Unsur utama dalam tari adalah wiraga atau rasa. Wiraga merupakan
unsur tari yang memperlihatkan berbagai macam gerakan seperti berdiri,
duduk, meloncat dan lainnya.

Unsur dari wiraga ini menjadi unsur utama dalam tari, sebab tarian
pasti memiliki gerakan di dalamnya yang penuh dengan makna. Setiap
gerakan tarian selalu diciptakan oleh manusia yang biasa dikenal dengan
koreografer. Dengan hadirnya peran koreografer ini, maka tarian yang
sebenarnya sudah inga, maka akan semakin terlihat indah untuk
disaksikan.

2. Wirama (irama)
Unsur utama kedua dari tari adalah wirama yaitu irama. Adanya irama
dalam seni tari, berasal dari musik yang dimainkan oleh para pengiring
tari. Seorang penari atau sekelompok penari harus mampu menyesuaikan
gerakan-gerakan tari dengan irama musik pengiring. Tidak hanya irama
musik saja yang harus disatu padukan, tetapi penari juga perlu mengikuti
tempo musik dengan baik.

Apabila gerakan tari dan irama berpadu dengan baik, maka pentas tari
pun akan terlihat lebih indah. Selain itu, irama juga melengkapi suasana
dan makna yang berusaha disampaikan oleh koreografi dan penari-
penarinya.
3. Wirasa (rasa)
Unsur utama tari yang ketiga adalah wirasa atau rasa. Suatu tari yang
hanya dipentaskan begitu saja, tanpa ada rasa di dalamnya, maka setiap
gerakan yang ditarikan oleh penari tidak akan menyentuh perasaan dari
para penonton.

Rasa dalam tari ini dapat ditunjukan oleh penari melalui gerakan tarian
ritmis atau menunjukan ekspresi. Dengan begitu, maka suatu tarian dapat
menyentuh perasaan para penonton.

Contohnya seperti tari Bali yang mementingkan ekspresi di dalamnya.


Ketika menari, maka para penari tidak hanya melatih gerakan saja, tetapi
juga ekspresi, gerak mata dan lainnya untuk menyampaikan makna dari
tarian tersebut.

4. Wirupa (ekspresi)
Unsur utama yang terakhir dari tari adalah wirupa atau ekspresi.
Seorang penari harus mampu berekspresi melalui mimik wajah serta
pendalaman karakter dari tokoh yang ia gambarkan. Wirupa ini sama
pentingnya seperti ketiga unsur utama tari yang lain.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa ekspresi dapat


menyampaikan rasa dari para penari ketika mementaskan suatu tarian.
Dengan ekspresi, maka penari dapat mengungkapkan pesan, cerita dan
makna dari suatu tari.
Contohnya gerakan tari yang menggambarkan kemarahan. Apabila penari
menunjukkannya dengan tersenyum, maka tentu akan merubah pesan dan
makna dari suatu tarian. Jadi, penari harus tahu bagaimana cara
berekspresi untuk menyampaikan rasa marah.

Dengan keempat unsur utama dalam tari tersebut, maka tarian yang
dibawakan oleh penari akan melahirkan gerakan yang padu dan ketepatan
dalam menyampaikan pesan.
Unsur utama ada pada setiap tari tradisional Indonesia. Unsur utama
dalam tari tradisional ini akan membentuk suatu ikatan, sehingga
menampilkan tarian yang harmoni serta menampakan keindahan ketika
dipentaskan.

1. Gerak tari
Gerak tari adalah komposisi dari gerakan indah yang dilakukan oleh
anggota tubuh dan telah mengalami penggarapan atau pengerjaan dengan
proses sedemikian rupa, sehingga gerakan-gerakan ini dapat dinikmati
oleh orang lain.

Unsur dari gerak tari memiliki ciri khas yang berbeda untuk setiap
seni tari. Dalam penggarapannya, gerak tari juga sering disebut sebagai
distorsi. Gerak tari dalam seni tari tradisional dibagi menjadi dua, di
antaranya adalah sebagai berikut ini.

Gerak tari murni yaitu gerak tari yang tidak memiliki arti, tetapi tetap
mementingkan faktor keindahan.
Gerak tari maknawi yaitu gerak yang memiliki arti tertentu, contohnya
gerakan tangan di pinggang yang artinya adalah memiliki kekuasaan.

2. Iringan tari
Iringan dari seni tari tidak melulu harus berupa alat musik, tetapi juga
bisa berupa bunyi-bunyian yang mendukung suasana penyajian seni tari..
Ada 2 jenis musik atau iringan tari yaitu :
 Musik internal, Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian
yang berasal dari anggota tubuh manusia (penari), misalnya
tepukan tangan, petik jari, tepuk dada, siulan, hentakan kaki ke
tanah dan sebagainya,
 Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal
dari alat musik atau instrumen seperti talempong, gamelan, dan
sebagainya.
3. Kostum atau properti tarian
Kostum tari merupakan keseluruhan dari semua pakaian, busana yang
dikenakan oleh seorang penari ketika melakukan pertunjukan tari. Kostum
berfungsi untuk membantu menghidupkan karakter atau watak yang telah
menjadi peran dari penari.

4. Tata rias
Selain kostum, tata rias dalam pertunjukan tari juga berfungsi untuk
menghidupkan karakter maupun watak yang diperankan oleh para
penarinya. Tata rias juga dapat merubah penampilan para penari.

Tata rias akan dikatakan berhasil, apabila penari memiliki wajah yang
dibutuhkan dan sesuai dengan karakter yang ia bawakan.

5. Tempat pertunjukan
Unsur utama dalam tari tradisional adalah tempat pertunjukan yang
biasa dilakukan di atas panggung. Ada dua jenis tempat pertunjukan tari
yang umum yaitu pentas terbuka serta tertutup. Pentas terbuka bisa
diadakan di lapangan maupun halaman. Sedangkan pentas tertutup bisa
diadakan di aula, di dalam gedung atau bahkan ruang kelas.

Selain keempat unsur utama dalam tari, ada pula unsur pendukung
dalam tari yang membantu menyempurnakan pementasan tari. Dengan
unsur pendukung, maka pertunjukan tari pun akan terlihat lebih
bermakna dan bahkan membuat para penonton menjadi lebih tertarik.

Berikut beberapa unsur pendukung dalam seni tari :

1. Kostum
Kostum merupakan unsur pendukung dalam tari. Meskipun kostum
adalah unsur pendukung, tetapi keberadaan dari kostum dinilai sangat
penting. Adanya kostum ini dapat memberi warna tersendiri dalam suatu
pertunjukan tari. Selain itu, kostum dalam pertunjukan tari juga memiliki
fungsi untuk menyampaikan pesan serta suasana dari pementasan dengan
baik pada penonton.

2. Tata rias
Selain kostum, unsur pendukung dari seni tari adalah tata rias yang
memiliki nilai penting pula dalam pertunjukan tari. Tata rias tidak hanya
berfungsi untuk membuat tampilan para penari terlihat lebih menarik dan
rupawan saja, tetapi juga berfungsi untuk menyampaikan ketegasan
dalam ekspresi para penari.

Jadi, apabila dalam suatu pertunjukan tari tata rias kurang baik atau
tidak sesuai dengan cerita dan tema tari, maka dikhawatirkan bahwa
pesan maupun suasana tari tidak dapat tersampaikan dengan baik pada
para penonton.

3. Pola lantai
Tari adalah gerakan ritmis yang perlu pola lantai untuk berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain. Pola lantai sebagai unsur pendamping
dari tari akan membuat gerakan tari terlihat lebih indah dan teratur.

Apabila suatu tarian dilakukan dengan cara berkelompok, maka


biasanya pola lainta serta rotasi yang dilakukan akan jauh lebih rumit. Hal
ini bertujuan agar masing-masing dari penari dapat melakukan gerak tari
dengan maksimal.

Maka hasilnya, gerakan tari yang sudah desain dan dibuat sedemikian
rupa oleh koreografer akan terlihat lebih indah. Selain itu, pola lantai
juga berfungsi agar para penari tidak bertabrakan ketika akan berpindah
posisi.

4. Tata lampu
Unsur keempat dari tari adalah tata lampu. Tata lampu dalam
pertunjukan tari dibagi menjadi dua jenis, yaitu tata lampu untuk
pencahayaan serta tata lampu yang digunakan untuk keperluan artistik
pementasan.
Tata lampu untuk pencahayaan, pada umumnya menjadi sumber
penerangan utama ketika pementasan seni tari. Sedangkan tata lampu
untuk keperluan artistik, biasanya berfungsi untuk memberi suasana
sekaligus mendramatisir pementasan tari.

5. Tema
Setiap pertunjukan tari, pada umumnya mengangkat sebuah tema atau
cerita tertentu. Jadi, setiap gerakan tari tidak hanya sekadar gerakan
saja, namun ada makna di baliknya atau menjadi simbol atas tema dalam
pertunjukan seni tari tersebut. Tema dari pertunjukan seni tari akan
mempengaruhi segala aspek unsur dalam tari, baik unsur utama serta
unsur pendukung.

Jadi, meskipun tema adalah unsur pendukung, tetapi memegang peran


penting dalam seni tari. Tema yang berbeda akan memunculkan konsep
pertunjukan yang berbeda pula.

Contohnya apabila dalam pertunjukan tari mengambil tema percintaan


dari kisah Rama dan Shinta, maka unsur utama dan pendukung pun akan
mengikuti tema tersebut. Dengan begitu, kisah Rama dan Shinta dapat
disampaikan dengan baik melalui gerakan tari, meskipun para penari tidak
berbicara atau bercerita.

4. Isi Tentang Tari ( Tari Kecak Bali)


a. Sejarah Tari Kecak Bali
Sejarah Tari Kecak bermula dari ide seorang penari Bali bernama I
Wayan Limbak, bersama dengan pelukis berkebangsaan Jerman yaitu
Walter Spies. Keduanya berkolaborasi mengambil serta memodifikasi
beberapa unsur tari Sang Hyang untuk menciptakan Tari Kecak.
Sekitar tahun 1930-an, Tari Kecak mulai dikenalkan.

Seperti dijlaskan sebelumnya, Tari Kecak berasal dari tradisi Sang


Hyang. Sebuah bentuk kegiatan adat untuk menolak bala. Para
pelakunya akan menari dalam kondisi tidak sadar, dan mulai melakukan
komunikasi dengan para dewa serta roh leluhur.
I Wayan Limbak dan Walter Spies kemudian berinisiatif mengambil
sejumlah komponen tari Sang Hyang, sekaligus memodifikasinya
sebagai sebuah tarian yang ada saat ini. Keduanya juga menyisipkan
cerita popular Ramayana, serta membuatnya menjadi seni tari drama.

Sayangnya, meski Tarian Kecak kini begitu popular dan sudah


terkenal hingga mancanegara, sosok I Wayan Limbuk masih jarang
diketahui. Khususnya masyarakat luar Bali. Hal ini memang wajar
terjadi, karena sumber literatur yang menceritakan tokoh ini tidak
terlalu banyak jumlahnya.

Diketahui I Wayan Limbak menhembuskan nafas terakhirnya pada


2003 di usianya yang 106 tahun. Dia mewariskan karya spektakuker
yang kini menjadi ikon wisata Bali dan Indonesia.

Pak Limbak panggilannya, sudah menciptakn tarian yang dijuluki


“The Monkey Dance”. Terinspirasi dari tarian “pengusir setan’, Limbak
mempopulerkan Tari Kecak dan membantu membentuk citra Bali
sebagai pulau surga dengan budaya yang eksotis.

Sementara itu, berdasarkan artikel yang dimuat di situs


Pesonablahbatuh.com, diketahui kalau I Wayan Limbuk (1897-2003)
tinggal di Banjar Marga Bingung, Desa Bedulu Blahbatu, Gianyar, Bali.
Limbak adalah maestro di bidang seni tari, dan salah satu karyanya
yakni Tari Kecak Bali sudah mendunia.

Tari Kecak lahir dari ide dan gagasan Limbak dan Walter Spies.
Dalam sejumlah catatan disebutkan, bahwa sebelum Walter Spies
dating ke Bali, tepatnya sekitar tahun 1920-an I Wayan Limbak sudah
berinovasi dalam bidang seni tari. Dia memasukkan unsur gerakan tari
baris (sebuah tarian perang) ke dalam cikal bakal Tari Kecak.

Dilansir dari situs Baliilu.com, dalam Tari Kecak I Wayan Limbak


kerap memainkan peran sebagai Kumbakarna, adik Maharaja Raksasa
Rahwana. Seorang tokoh yang gagah perkasa. Kala itu, Limbak menjadi
idola. Setiap pertunjukannya selalu ramai didatangi penonton.

I Wayan Limabk menciptakan Tari Kecak karena terinspirasi dari


tradisi Sang Hyang. Di Bedulu, desa Dia tinggal, masyarakat sekitar
sering menggelar tradisi tersebut apabila ada salah seorang anggota
keluarganya menderita sakit.

Kemudian saat Walter Spies menetap di Ubud, Bali, interaksi


keduanya terjalin. Pada masa itu, Walter tertarik membuat sebuah
tarian karena terinspirasi dengan tradisi Sang Hyang usai menontonnya.
Pada tahun 1930, IWayan Limbak berhasil menciptakan Tari Kecak
hasil kolaborasi bersama Walter Spies.

b. Bagaimana Tari Kecak Mendunia?


Perjalanan panjang harus dilalui I Wayan Limbak, sampai akhirnya
Tari Kecak mendunia. Merujuk dari tulisan berjudul Sang Pencipta Tari
Ck I Wayan Limbak, Hidup Sepanjang Hayat, dijelaskan bahwa Tari
Kecak awalnya dibawakan oleh I Wayan Limbak bersama dengan
kelompok (seeka) Cak Bedulu. Grup tari ini hanya beranggotakan 40
orang yang diambil dari warga Desa Bedulu.

Pada suatu waktu, kelompok tari I WAYAN Limbak ini diundang


Walter Spies untuk menggelar sebuah pertunjukan, yang ditonton oleh
tamu-tamu orang Jerman. Pantas itu berlangsung selama 45 menit.
Menit yang menyaksikan epos Ramayana itu dibuat takjub.

Setelah pementasan itu, kelompok tari I Wayan Limbak kerap


mementaskan Tari Kecak kerap mementaskan Tari Kecak di sejumlah
desa di Bali. Selain memberi pemasukan kepada kelompoknya, I Wayan
Limbak ingin mengenalkan Tari Kecak kepada masyarakat Bali.
Usahanya bisa dibilang tidak sia-sia. Ini mengingat, Tari Kecak
sekarang telah menjadi salah satu identitas kesenian masyarakat Bali.
Setelah melakukan beberapa pentas di Bali, kelompok I Wayan
Limbak pun diketahui sering menggelar tur ke luar negeri. Berkat
usahanya ini, Tari Kecak berhasil mendunia.

Sampai saat ini, belum ada catatan pasti yang mengeksplorasi


kesuksesan I Wayan Limbak sebagai seorang maestro tari pencipta
Tari Kecak.

c. Apa Itu Tari Kecak

Tari kecak sebenarnya bukan sebuah tarian kuno yang ada pada
masa kerajaan. Tari kecak adalah sebuah kesenian sendratari (seni
drama) yang terinspirasi dari ritual Sang Hyang. Sang Hyang
merupakan tarian sakral. Menjadi sarana komunikasi spiritual
masyarakat dengan para dewa atau roh leluhur. Dalam kondisi tidak
sadar, mereka akan menari serta diiringi tembang-temban pemujaan
dan iringan tetabuhan.

Tradisi ini merupakan warisan budaya untuk menolak bala. Tari


kecak dikenal juga dengan nama Fire Dance atau tarian api. Tarian ini
menjadi atraksi yang sangat dinanti oleh para wisatawan yang sedang
berkunjung ke Bali. Tari kecak biasanya dibawakan oleh 50-60 orang
penari pria bertelanjang dada. Mereka duduk melingkar di sebuah
arena atau panggung yang di tengahnya terdapat beberapa obor.
Memakai sarung kotak-kotak khas Bali (kain poleng), para penari
dengan syahdunya akan berteriak “cak” sembari mengangkat kedua
tangannya. Tarian ini begitu unik. Dimainkan tanpa adanya lantunan
bunyi alat musik gamelan dan tidak memakai latar panggung. Penari
hanya fokus berteriak “cak” untuk menjalankan pertunjukan ini. Suara
mereka layaknya paduan suara yang menciptakan nuansa energik,
sebagai pengiring lakon epos kisah Ramayana. Sebagai salah satu
bentuk seni tari drama, tari kecak umumnya dipentaskan di ruang
terbuka pada saat matahari terbenam.

Kekompakan para penarinya akan menciptakan irama dinamis,


enerjik, dan bersemangat. Sehingga tempo pertunjukannya bakal
terasa semakin cepat tiap waktunya, namun tetap menawarkan atraksi
yang begitu memukau. Lokasi terbaik untuk menonton pertunjukan Tari
Kecak ada di Pura Uluwatu. Dengan latar belakang matahari terbenam,
wisatawan dapat menyaksikan pagelaran Tari Kecak yang sangat
fenomenal. Selain di Pura Uluwatu, Tari Kecak bisa juga ditemukan di
Tanah Lot, GWK Cultural Park, Pura Dalem Ubud, Panggung Padang
Tegal, Batubulan, Panggung Umadewi, dan lainnKeunikan Tari Kecak dan
Unsur Cerita Di Dalamnya

d. Keunikan Tari Kecak dan Unsur Cerita Di Dalamnya

Makna tari kecak bisa dijadikan sebagai pelajaran yang berharga. Hal
ini karena, dalam pementasannya para penari akan menampilkan beberapa
adegan dari kisah ramayana. Sebuah lakon yang sedari dulu terkenal di
tengah masyarakat Bali.

Dalam pertunjukan, sekitar belasan penari utama akan bertindak


memerankan sejumlah tokoh dari kisah ramayana. Umumnya, dua
protagonis utama yakni Rama dan Sita akan memasuki panggung. Area ini
sudah dikelilingi para penari lainnya yang membentuk pola lantai tari
kecak, berupa melingkar. Gerakan tari kecak yang utama adalah
mengangkat kedua tangan, sembari berteriak “cak cak cak”. Suara “cak
cak cak” menjadi pengiring cerita ramayana.

Kedua penari yang memerankan tokoh Rama dan Sita, akan menari dan
mengisahkan bagaimana kedua tokoh tersebut menjalankan
kesehariannya.

Kisah Cinta Rama dan Dewi Shinta

Cerita dimulai dari Rama dan Sinta yang sedang asyik bermain di hutan,
tiba-tiba datang seekor kijang emas (jelmaan dari pembantu raja Rahwana
yang ditugaskan untuk memancing Rama untuk memburunya). Melihat
tingkah laku kijang emas yang unik.

Sinta menyuruh Rama untuk menangkapnya. Akhirnya Rama mau pergi


menangkapnya, namun sebelum dia pergi untuk menangkapnya dia meminta
sang adik Laksamana untuk menjaga Sinta. Setelah pergi beberapa lama
kemudian, terdengar suara Rama meminta tolong. Mendengar suara
tersebut, Sinta panik dan menyuruh Laksamana pergi menolong kakaknya.

Namun Laksamana tidak percaya bahwa suara tersebut berasal dari sang
kakak. Karena tidak kepercayaannya tersebut Sinta malah marah kepada
Laksamana.

Akhirnya laksamana mau menyusul sang kakak karena desakan dari Sinta.
Sebelum pergi menyusul sang kakak Laksamana membuat sebuah lingkaran
dan menyuruh Sinta agar tidak melewati lingkaran tersebut. Setelah
Laksamana pergi, datang seorang pendeta yang sebenarnya penjelmaan dari
Rahwana.

Pendeta ini meminta air kepada Sinta. Karena merasa kasihan melihat
sang pendeta, akhirnya Sinta memberikan air kepada sang pendeta dengan
menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga sang pendeta
berubah wujud menjadi Rahwana, Sinta pun kaget mengetahui hal itu lalu
menjauh dari Rahwana.

Disaat Rahwana ingin menculik Sinta datanglah seekor burung garuda


yang ingin menyelamatkan Sinta. Namun karena kekuatan dari Rahwana yang
terlalu tangguh akhirnya burung garuda tersebut kalah dan Sinta pun
tertangkap.

Sinta pun dibawa ke kerajaan Rahwana yang bernama Alengka. Dan


Rahwana menyuruh anak buahnya untuk menjaga Sinta. Sinta pun sedih dan
menyesal karena melanggar perintah dari Laksamana. Dia pun berharap
Rama datang untuk menolongnya. Kemudian muncul sosok kera putih
bernama Hanoman.

Hanoman pun menghampiri Sinta dan mengabarinya bahwa raja Rama akan
menyalamatkannya. Pada awalnya Sinta tidak percaya dan mengira Hanoman
sama seperti pendeta yang merupakan sosok jelmaan dari Rahwana. Namun
setelah Hanoman menjelaskan bahwa dirinya utusan dari raja Rama dan
memberikan bukti sebuah cincin. Akhirnya Sinta percaya dan memberinya
bunga untuk diserahkan kepada Raja Rama.

Ketika Hanoman keluar dari penjara, anak dari Rahwana yang bernama
Magananda melihatnya. Pertempuran antara Hanoman dan Magananda dan
kedua pembantunya pun tak terelakkan.

Karena kalah jumlah akhirnya Hanoman tertangkap dan akan dihukum


dengan cara dibakar. Sebelum eksekusi dibakar dimulai ada pendeta yang
memberikan aji-aji kepada Hanoman. Sehingga Hanoman mendapatkan
kekuatan untuk melawan balik.

Hanoman pun bisa melepas tangannya dari ikatan tali dan lolos dari
eksekusi tersebut. Pembantu dari Magananda yang mengetahui hal tersebut
tak tinggal diam. Karena telah mendapatkan kekuatan tambahan. Hanoman
kali ini bisa memenangkan pertarungan dan membakar tanaman dan
beberapa tempat kerajaan Alengka.
Rama dan Laksamana serta bala tentara keranya pun datang untuk
menyelamatkan Sinta. Peperangan besar pun tidak dapat dihindari.
Magananda melawan raja kera Sugriwa dan Rahwana melawan Rama.

Dalam pertempuran ini kelompok Rama berhasil mengalahkan kelompok


Rahwana. Akhirnya Rahwana kalah dan Rama pun berkumpul lagi dengan
Sinta. Pertemuan antara Rama dan dewi Sinta ini disaksikan oleh
Laksamana, Sugriwa dan Hanoman.

Cerita Ramayana yang dipentaskan dan diiringi lantunan suara “cak cak
cak cak”, menjadi keunikan tari kecak. Setiap atraksinya akan memukau
penonton yang melihatnya.

e. Unsur-unsur Tari pada Tari Kecak Bali


1. Ragam Tari Kecak
 Gerak penari Kecak akan diawali dengan masuknya para penari pria
yang duduk membentuk lingkaran dengan menyisahkan ruang di
tengahnya. Kemudian dilanjutkan dengan lakon Rama Sita.
 Adegan pertama: mengisahkan upaya Rahwana dalam menculik
Sita, dengan mengutus beberapa anak buahnya. Pada adegan ini,
Rama diceritakan sedang berburu di dalam hutan.
 Adegan kedua: menampilkan konflik antara burung garuda, yang
mencoba menyelamatkan Sita. Namun, upaya ini gagal karena
Rahwana begitu kuat.
 Adegan Ketiga: menceritakan situasi Rama yang tersesat di dalam
hutan dan tidak bisa menyelamatkan Sita. Ia kemudian meminta
tolong kepada Hanoman untuk menyelamatkan istrinya.
 Adegan terakhir: mengisahkan keberhasilan Hanoman dalam
menyelamatkan Sita dan membakar kerajaan Alengka Pura. Rama
dan Laksamana dating untuk menyelamatkan Sita.
 Setiap pergantian penari di tiap adegan, para penari yang duduk
membentuk lingkaran akan mengangkat kedua tangan dan
menyerukan “cak cak ke cak cak ke” yang kemudian menjadi asal
nama tarian ini.
 Gerakan tangan di atas melambangkan simbol lidah api yang
menyala.

2. Pola Lantai

Pola lantai adalah garis yang dibentuk oleh perpindahan gerak penari atau
formasi penari untuk menghasilkan gerakan yang indah.

Pola lantai Tari Kecak adalah melengkung dengan barisan penari yang
duduk akan membentuk lingkaran dengan ruang kosong di bagian tengahnya.
Ruang kosong ini akan digunakan penari lain untuk menjalankan cerita dari
potongan kisah Ramayana.

3. Musik

Tari Kecak hanya menggunakan kincringan di kaki sebagai iringan music


yang digunakan oleh pemeran tokoh Rahwana. Sisanya adalah musik internal
dari penari yaitu suara “cak, cak, cak”.

4. Properti
 Kerincingan: benda ini dipakai untuk menambah iringan suara dalam
pertunjukan tari kecak. Bunyi dari kerincingan serta suara teriakan “cak
cak cak”, akan menjadi tontonan yang menarik.
 Bunga Kamboja: sebagai benda pelengkap ritual di Bali, bunga kamboja juga
dipakai sebagai salah satu properti yang harus ada di pertunjukan tari
kecak.
 Bara Api: bara api menjadi properti tari kecak berikutnya. Bara api kerap
dipakai penari untuk melakukan atraksi dengan menginjaknya. Adegan ini
menjadi tontonan yang sangat ditunggu oleh wisatawan.
 Selendang: penari yang duduk melingkar akan mengenakan sarung atau
selendang bermotif kotak-kotak, berwarna hitam dan putih. Selendang ini
sangat lekat dengan kehidupan masyarakat bali karena melambangkan
konsep Rwa Bhineda.
 Topeng: topeng digunakan oleh penari utama yang berperan sebagai
Rahwana dan Hanoman.
 Tempat Sesaji: tempat sesaji identik dengan ritual yang dilakukan oleh
masyarakat Bali. Tidak terkecuali tari kecak. Ini mengingat, tari kecak
merupakan modifikasi dari ritual penolak bala yakni Sang Hyang.

5. Busana

Busana penari utama dalam tarian ini sama seperti busana dalam lakon
wayang wong yang telah dimodifikasi dengan adat Bali sesuai dengan tokoh
yang mereka perankan.

Sementara penari pengiring yang membentuk lingkaran bertelanjang dada


dan hanya mengenakan Kamen berwarna hitam, yang dilapisi oleh kain
berwarna merah dan poleng.Telinga mereka dihiasi dengan bunga sebagai
simbol adat khas pulau Bali.

Pada kaki pemeran Rahwana diikatkan gelang kaki yang bergemerincing, kain
motif parang barong (besar), celana monte, makhuta dan praba, yang
bermakna Rahwana adalah raja raksasa.

Tokoh Anoman menggunakan kain motif poleng, dan gelung supit urang yang
bermakna identitas Anoman Kesatria.

Tokoh Ramawijaya menggunakan kostum berupa baju yang dibuat dari spon
hati dan diberi warna emas. Celana legging dan ditutup dengan alas kaki yang
dibuat dari spon ati dengan aksesoris seperti, sampur, hiasan pinggang, gelang
kaki, hiasan paha, mahkota, kelat bahu, gelang tangan, dan panah.

Tokoh Dewi Shinta menggunakan meka dilengkapi ilat-ilatan warna hitam


motif emas, slepe warna emas, selendang atau sampur gomyak warna kuning.
Kain parang klithik warna coklat, irah-irahan tekes warna hitam dan keemasan.
Sumping warna emas, subang warna putih keemasan. Kalung permata putih
keemasan dan gelang permata putih keemasan.

6. Tata Rias

a. Riasan Tokoh Rahwana


Mengaplikasikan singwit merah pada wajah, membentuk taring dengan
bentuk runcing pada bagian sisi kanan dan kiri, membentuk riasan pada
kelopak mata warna hitam dan pada sudut warna putih, membentuk alis
tegas, dan membentuk kerutan wajah bagian hidung dan bawah mata
dengan warna hitam. Hasil riasan wayang wong tokoh Rahwana yaitu alis
thelengan tajam dan tebal, riasan mata plelengan (mata raksasa), riasan
hidung dempok, dan riasan taring (gusen).

b. Riasan Tokoh Anoman


Mengaplikasikan singwit warna putih pada wajah, membentuk alis
melengkung dan kerutan wajah bagian hidung dan pipi, membentuk riasan
mata dengan warna hitam pada sudut mata, memasang bibir palsu. Hasil
riasan Anoman mata kapi, alis luruh (tonggeng), dan riasan hidung pesekan.

c. Riasan Tokoh Dewi Shinta


Alis melengkung indah, riasan mata warna coklat, hitam, dan abu-abu. Garis
mata warna hitam, rias pipi berwarna merah. Urna warna hitam, godeg
warna hitam. Hidung mancung shadding coklat tua. Bibir ideal warna
merah, dan rambut panjang terurai.

d. Riasan Tokoh Ramawijaya


Bagian bawah mata diberi warna emas yang dibuat tekno dan diberi
eyeliner. Tata rias Ramawijaya menerapkan undur garis lengkung, bentuk
bulat, warna emas, dan beberapa kostum pendukung yang menggambarkan
raja.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dalam perjutunjukan seni tari banyak unsur-unsur yang harus disiapkan dan
diperhatikan, mulai dari gerakan tari, musik iringan tari, busana, riasan,
properti, pola lantai tari, eksprersi penari, makna maupun fungsi, dan masih
banyak lagi. Tari juga memiliki banyak jenis sesuai kebutuhan sang penari dan
tujuan pementasan tari.

Tari yang sempurna untuk dinikmati adalah tari yang memiliki semua yang
diharuskan ada pada konsep pertunjukan tari, persiapan yang matang akan
menjadikan tarian sempurna untuk dipertontonkan.

Untuk tema khusus Tari Kecak Bali dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertunjukan Ramayana yang diiringi tarian kecak ini mengisahkan perjuangan


Rama ketika membebaskan Shinta, sang permaisuri tercinta dari Rahwana. Ia
dibantu oleh Hanoman si kera putih yang memporakporandakan tempat
penyekapan Shinta, sampai nyaris terbakar. Selain itu, Rama juga memohon
pertolongan kepada Dewata.

Kisah ini menunjukan kepercayaan Rama kepada Tuhan, kerja kerasnya, dan
kesetiannya Shinta kepada suaminya.

Makna lainnya juga sering dikaitkan sebagai ritual mengusir penyakit.


Banyak orang yakin bahwa ritual ini akan mendatangkan Dewi Suprabha untuk
mengusir wabah penyakit dan melindungi masyarakat Bali dari berbagai
kekuatan jahat.

Tarian Kecak penuh dengan adegan sakral dan atraksi yang menambah kesan
mistis. Tari Kecak disebut juga tarian api karena menggunakan properti
berupa bara api atau api unggun sebagai pelengkapnya. Saat berada di atas
panggung, suasana mistis bara api akan keluar dan menyelimuti penonton
maupun penari.
Terdapat adegan berbahaya di mana para penari akan melampaui para
bangsawan tanpa alas kaki. Meski berbahaya, atraksi ini diyakini
dimanifestasikan oleh kekuatan gaib dan tarian kecak.

Tentu saja budaya setiap daerah di Indonesia berbeda-beda. Namun,


dengan adanya ragam budaya yang unik membuat nilai pandang dan daya tarik
lebih untuk menarik wisatawan mancanegara. Kita sebagai masyarakat
Indonesia semestinya menjaga hal tersebut agar tak pudar ditelan masa.

Sampai pada hari ini Tari Kecak Bali masih menjadi main attraction di
Indonesia yang dapat menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun tak luput dari perkembangan jaman banyak dari kita yang mulai
terpengaruhi budaya dari luar, yang mana hal ini bisa menjadi ancaman bagi
kepopuleran tari daerah di Indonesia. Mungkin saja suatu saat nanti tari
daerah tidak lebih popular dari pada boyband ataupun girlband K-pop.

Suatu kelegaan ketika masih banyak sekali generasi penerus yang tetap
peduli dan mencintai, serta bahkan costplay untuk menarikan tarian daerah
melalui sosial media terutama sekali di flatform TikTok. Dengan berbagai tren
mix lagu tari daerah dan mengkompilasikan tariannya, membuatkan ini menjadi
suatu kekuatan baru bagi kelestarian budaya di negara kita ini.

B. Saran

Untuk kedepannya lagi diharapkan ada seorang jurnalis yang sudi untuk yang
mengupas tuntas sejarah Tari Kecak Bali dengan sangat lengkap. Karena untuk
mendapatkan informasi yang lengakp mengenai Tari Kecak ini sangatlah sulit,
dan untuk menyusun makalah ini dibutuhkan sangat banyak kesabaran dan
ketelitian untukn terus menelusuri internet guna memastikan informasi yang
dicari benar adanya dan sesuai dengan keinginan untuk dituangkan dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSAKA
Kisah Cinta Rama dan Sinta dalam Tari Kecak Uluwatu. (n.d.). Asliindonesia.net.

Novia, B. (n.d.). Tata Rias Karakter Tokoh Ramawijaya dalam Pergelaran Teater
Tradisi Mahasatya di Bumi Alengka Hanoman Duta.

Octavia, N. A. (2022, November 04). Jadi Kebanggaan Bali, Inilah Makna, Sejarah
dan Filosofi Tari Kecak. travel okezone, 1-2.

Rini. (2015, Februari). Tata Rias Tokoh Dewi Shinta Pertunjukan Seni Tari di
Prambanan. 103-110.

Rohman, F. (2021, December 02). Sejarah Tari Kecak dan Kisah Penciptanya yang
Jarang Diketahui. katadata.co.id, 1.

Setyowati, I. (2014, Agustus 25). Riasan Wayang Wong Tokoh Rahwana dan
Anoman Kisah Ramayana di Taman Hiburan Rakyat Surabaya.
ejurnal.unesa.ac.id, 1-2.
LAMPIRAN
Tugas Makalah Seni Tari Tradisional Tari Kecak Bali

Kisaran, 30 Januari 2023

Halaman : 1-30

Oleh Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai