Nama :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai seluk beluk tari tradisional terkhusus Tari Kecak Bali.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak dan
sumber untuk membantu menyelesaikan tugas dan kelengkapan isi makalah selama
masa pengerjaan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada tim kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami dan lebih baik lagi pada penyususan makalah selanjutnya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah . Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah sebuah kesenian yang menggunakan gerak tubuh yang
dilakukan secara berirama, dilaksanakan pada tempat dan waktu tertentu
dengan tujuan sebagai ungkapan perasaan, maksud, maupun pikiran. Jadi
tarian merupakan gabungan dari 3 unsur yaitu unsur raga, irama, dan rasa.
Tarian dapat disebut juga sebagai ungkapan dari jiwa manusia dengan
gerak ritmis, sehingga dapat memunculkan daya pesona. Yang dimaksud
dengan ungkapan jiwa yaitu meliputi ungkapan rasa dan emosional dan
dibarengi dengan kehendak.
1. Drs. S. Humardani
Seni tari adalah ungkapan bentuk-bentuk dari gerak ekspresif yang indah
serta ritmis.
3. Pangeran Suryadiningrat
Seni tari sebagai "Embahing Sedaya Saranduning badan, ingkang
sinarengan ungeling gendhing, katata sebias wiramaning gendhing,
jumbuling pasemon kaliyan pikajenging Belanda".
4. Corrie Hortong
Seni tari adalah gerak yang diberi bentuk ritmis dari anggota badan di
dalam ruang dan waktu tertentu.
5. BPH Suryodiningrat
Seni tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang
disusun selaras dengan irama serta mempunyai maksud tertentu.
Fungsi tarian salah satunya sebagai sarana untuk upacara adat atau
keagamaan, dan selalu memiliki kriteria khusus pada pementasannya
misalnya seperti: dilaksanakan pada waktu tertentu, ditarikan oleh penari
yang terpilih, di laksanakan pada tempat tertentu, dan umumnya
menggunakan sesajian. Contohnya seperti tarian Gantar yang berasal dari
Kalimantan.
2. Jenis-jenis Tari
a. Tari tunggal
Tari tunggal (solo) merupakan tarian yang dipentaskan hanya oleh
seorang penari saja, baik itu penari laki-laki ataupun perempuan.
Contohnya seperti Tari Gandrung dari Jawa Timur, Tari Srimpi dari
Mataram, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, dll.
b. Tari berpasangan
Merupakan tarian yang dipentaskan oleh dua orang secara
berpasangan, Contohnya seperti Tari Topeng dari Jawa Barat, Tari
Bedhaya dari Jogjakarta, Tari Golek Menak dari Jogjakarta, dll.
c. Tari kelompok
Merupakan tarian yang dipentaskan lebih dari dua orang. Contohnya
seperti Tari Kecak dari Bali, Tari Saman dari Aceh, Tari Kipas Pakarena
dari Sulawesi Selatan, dll.
d. Tari Kolosal
Merupakan tarian yang dipentaskan oleh banyak penari atau secara
masal terdiri dari banyak kelompok, tarian jenis ini biasanya dipentaskan
oleh setiap suku bangsa di seluruh daerah yang terdapat di nusantara.
1. Tari Rakyat
Disebut juga Tari Tradisi Rakyat, yaitu tarian yang berasal dari
kehidupan dan berkembang dikalangan masyarakat atau sekelompok
masyarakat. Contohnya seperti Tari Piring dari Sumatera Barat, Tari
Pendet dari Bali, Tari Saman dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatera
Utara, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, dll.
2. Tari Klasik
Disebut juga tari tradisi klasik, yaitu tarian yang mememiliki nilai
artistik tinggi dan memiliki standar atau norma-norma yang kuat sehingga
terdapat pembagian mengenai gerakannya dan mengandung konsep suatu
simbolis maupun filosofis. Salah satu contohnya Tari Srimpi. Contohnya
seperti Tari Topeng Klana dari daerah Cirebon, Tari Bedhoyo Ketawang
dari Keraton Kasunanan Surakarta, Tari Gambir Anom dari surakarta,
Tari Patolan dari Rembang Jawa Tengah.
Selain unsur utama, ada pula unsur pendamping tari yang melengkapi
pementasan tari. Unsur-unsur utama pada seni tari adalah sebagai
berikut :
1. Wiraga (raga)
Unsur utama dalam tari adalah wiraga atau rasa. Wiraga merupakan
unsur tari yang memperlihatkan berbagai macam gerakan seperti berdiri,
duduk, meloncat dan lainnya.
Unsur dari wiraga ini menjadi unsur utama dalam tari, sebab tarian
pasti memiliki gerakan di dalamnya yang penuh dengan makna. Setiap
gerakan tarian selalu diciptakan oleh manusia yang biasa dikenal dengan
koreografer. Dengan hadirnya peran koreografer ini, maka tarian yang
sebenarnya sudah inga, maka akan semakin terlihat indah untuk
disaksikan.
2. Wirama (irama)
Unsur utama kedua dari tari adalah wirama yaitu irama. Adanya irama
dalam seni tari, berasal dari musik yang dimainkan oleh para pengiring
tari. Seorang penari atau sekelompok penari harus mampu menyesuaikan
gerakan-gerakan tari dengan irama musik pengiring. Tidak hanya irama
musik saja yang harus disatu padukan, tetapi penari juga perlu mengikuti
tempo musik dengan baik.
Apabila gerakan tari dan irama berpadu dengan baik, maka pentas tari
pun akan terlihat lebih indah. Selain itu, irama juga melengkapi suasana
dan makna yang berusaha disampaikan oleh koreografi dan penari-
penarinya.
3. Wirasa (rasa)
Unsur utama tari yang ketiga adalah wirasa atau rasa. Suatu tari yang
hanya dipentaskan begitu saja, tanpa ada rasa di dalamnya, maka setiap
gerakan yang ditarikan oleh penari tidak akan menyentuh perasaan dari
para penonton.
Rasa dalam tari ini dapat ditunjukan oleh penari melalui gerakan tarian
ritmis atau menunjukan ekspresi. Dengan begitu, maka suatu tarian dapat
menyentuh perasaan para penonton.
4. Wirupa (ekspresi)
Unsur utama yang terakhir dari tari adalah wirupa atau ekspresi.
Seorang penari harus mampu berekspresi melalui mimik wajah serta
pendalaman karakter dari tokoh yang ia gambarkan. Wirupa ini sama
pentingnya seperti ketiga unsur utama tari yang lain.
Dengan keempat unsur utama dalam tari tersebut, maka tarian yang
dibawakan oleh penari akan melahirkan gerakan yang padu dan ketepatan
dalam menyampaikan pesan.
Unsur utama ada pada setiap tari tradisional Indonesia. Unsur utama
dalam tari tradisional ini akan membentuk suatu ikatan, sehingga
menampilkan tarian yang harmoni serta menampakan keindahan ketika
dipentaskan.
1. Gerak tari
Gerak tari adalah komposisi dari gerakan indah yang dilakukan oleh
anggota tubuh dan telah mengalami penggarapan atau pengerjaan dengan
proses sedemikian rupa, sehingga gerakan-gerakan ini dapat dinikmati
oleh orang lain.
Unsur dari gerak tari memiliki ciri khas yang berbeda untuk setiap
seni tari. Dalam penggarapannya, gerak tari juga sering disebut sebagai
distorsi. Gerak tari dalam seni tari tradisional dibagi menjadi dua, di
antaranya adalah sebagai berikut ini.
Gerak tari murni yaitu gerak tari yang tidak memiliki arti, tetapi tetap
mementingkan faktor keindahan.
Gerak tari maknawi yaitu gerak yang memiliki arti tertentu, contohnya
gerakan tangan di pinggang yang artinya adalah memiliki kekuasaan.
2. Iringan tari
Iringan dari seni tari tidak melulu harus berupa alat musik, tetapi juga
bisa berupa bunyi-bunyian yang mendukung suasana penyajian seni tari..
Ada 2 jenis musik atau iringan tari yaitu :
Musik internal, Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian
yang berasal dari anggota tubuh manusia (penari), misalnya
tepukan tangan, petik jari, tepuk dada, siulan, hentakan kaki ke
tanah dan sebagainya,
Musik eksternal adalah bunyi-bunyian atau suara yang berasal
dari alat musik atau instrumen seperti talempong, gamelan, dan
sebagainya.
3. Kostum atau properti tarian
Kostum tari merupakan keseluruhan dari semua pakaian, busana yang
dikenakan oleh seorang penari ketika melakukan pertunjukan tari. Kostum
berfungsi untuk membantu menghidupkan karakter atau watak yang telah
menjadi peran dari penari.
4. Tata rias
Selain kostum, tata rias dalam pertunjukan tari juga berfungsi untuk
menghidupkan karakter maupun watak yang diperankan oleh para
penarinya. Tata rias juga dapat merubah penampilan para penari.
Tata rias akan dikatakan berhasil, apabila penari memiliki wajah yang
dibutuhkan dan sesuai dengan karakter yang ia bawakan.
5. Tempat pertunjukan
Unsur utama dalam tari tradisional adalah tempat pertunjukan yang
biasa dilakukan di atas panggung. Ada dua jenis tempat pertunjukan tari
yang umum yaitu pentas terbuka serta tertutup. Pentas terbuka bisa
diadakan di lapangan maupun halaman. Sedangkan pentas tertutup bisa
diadakan di aula, di dalam gedung atau bahkan ruang kelas.
Selain keempat unsur utama dalam tari, ada pula unsur pendukung
dalam tari yang membantu menyempurnakan pementasan tari. Dengan
unsur pendukung, maka pertunjukan tari pun akan terlihat lebih
bermakna dan bahkan membuat para penonton menjadi lebih tertarik.
1. Kostum
Kostum merupakan unsur pendukung dalam tari. Meskipun kostum
adalah unsur pendukung, tetapi keberadaan dari kostum dinilai sangat
penting. Adanya kostum ini dapat memberi warna tersendiri dalam suatu
pertunjukan tari. Selain itu, kostum dalam pertunjukan tari juga memiliki
fungsi untuk menyampaikan pesan serta suasana dari pementasan dengan
baik pada penonton.
2. Tata rias
Selain kostum, unsur pendukung dari seni tari adalah tata rias yang
memiliki nilai penting pula dalam pertunjukan tari. Tata rias tidak hanya
berfungsi untuk membuat tampilan para penari terlihat lebih menarik dan
rupawan saja, tetapi juga berfungsi untuk menyampaikan ketegasan
dalam ekspresi para penari.
Jadi, apabila dalam suatu pertunjukan tari tata rias kurang baik atau
tidak sesuai dengan cerita dan tema tari, maka dikhawatirkan bahwa
pesan maupun suasana tari tidak dapat tersampaikan dengan baik pada
para penonton.
3. Pola lantai
Tari adalah gerakan ritmis yang perlu pola lantai untuk berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain. Pola lantai sebagai unsur pendamping
dari tari akan membuat gerakan tari terlihat lebih indah dan teratur.
Maka hasilnya, gerakan tari yang sudah desain dan dibuat sedemikian
rupa oleh koreografer akan terlihat lebih indah. Selain itu, pola lantai
juga berfungsi agar para penari tidak bertabrakan ketika akan berpindah
posisi.
4. Tata lampu
Unsur keempat dari tari adalah tata lampu. Tata lampu dalam
pertunjukan tari dibagi menjadi dua jenis, yaitu tata lampu untuk
pencahayaan serta tata lampu yang digunakan untuk keperluan artistik
pementasan.
Tata lampu untuk pencahayaan, pada umumnya menjadi sumber
penerangan utama ketika pementasan seni tari. Sedangkan tata lampu
untuk keperluan artistik, biasanya berfungsi untuk memberi suasana
sekaligus mendramatisir pementasan tari.
5. Tema
Setiap pertunjukan tari, pada umumnya mengangkat sebuah tema atau
cerita tertentu. Jadi, setiap gerakan tari tidak hanya sekadar gerakan
saja, namun ada makna di baliknya atau menjadi simbol atas tema dalam
pertunjukan seni tari tersebut. Tema dari pertunjukan seni tari akan
mempengaruhi segala aspek unsur dalam tari, baik unsur utama serta
unsur pendukung.
Tari Kecak lahir dari ide dan gagasan Limbak dan Walter Spies.
Dalam sejumlah catatan disebutkan, bahwa sebelum Walter Spies
dating ke Bali, tepatnya sekitar tahun 1920-an I Wayan Limbak sudah
berinovasi dalam bidang seni tari. Dia memasukkan unsur gerakan tari
baris (sebuah tarian perang) ke dalam cikal bakal Tari Kecak.
Tari kecak sebenarnya bukan sebuah tarian kuno yang ada pada
masa kerajaan. Tari kecak adalah sebuah kesenian sendratari (seni
drama) yang terinspirasi dari ritual Sang Hyang. Sang Hyang
merupakan tarian sakral. Menjadi sarana komunikasi spiritual
masyarakat dengan para dewa atau roh leluhur. Dalam kondisi tidak
sadar, mereka akan menari serta diiringi tembang-temban pemujaan
dan iringan tetabuhan.
Makna tari kecak bisa dijadikan sebagai pelajaran yang berharga. Hal
ini karena, dalam pementasannya para penari akan menampilkan beberapa
adegan dari kisah ramayana. Sebuah lakon yang sedari dulu terkenal di
tengah masyarakat Bali.
Kedua penari yang memerankan tokoh Rama dan Sita, akan menari dan
mengisahkan bagaimana kedua tokoh tersebut menjalankan
kesehariannya.
Cerita dimulai dari Rama dan Sinta yang sedang asyik bermain di hutan,
tiba-tiba datang seekor kijang emas (jelmaan dari pembantu raja Rahwana
yang ditugaskan untuk memancing Rama untuk memburunya). Melihat
tingkah laku kijang emas yang unik.
Namun Laksamana tidak percaya bahwa suara tersebut berasal dari sang
kakak. Karena tidak kepercayaannya tersebut Sinta malah marah kepada
Laksamana.
Akhirnya laksamana mau menyusul sang kakak karena desakan dari Sinta.
Sebelum pergi menyusul sang kakak Laksamana membuat sebuah lingkaran
dan menyuruh Sinta agar tidak melewati lingkaran tersebut. Setelah
Laksamana pergi, datang seorang pendeta yang sebenarnya penjelmaan dari
Rahwana.
Pendeta ini meminta air kepada Sinta. Karena merasa kasihan melihat
sang pendeta, akhirnya Sinta memberikan air kepada sang pendeta dengan
menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga sang pendeta
berubah wujud menjadi Rahwana, Sinta pun kaget mengetahui hal itu lalu
menjauh dari Rahwana.
Hanoman pun menghampiri Sinta dan mengabarinya bahwa raja Rama akan
menyalamatkannya. Pada awalnya Sinta tidak percaya dan mengira Hanoman
sama seperti pendeta yang merupakan sosok jelmaan dari Rahwana. Namun
setelah Hanoman menjelaskan bahwa dirinya utusan dari raja Rama dan
memberikan bukti sebuah cincin. Akhirnya Sinta percaya dan memberinya
bunga untuk diserahkan kepada Raja Rama.
Ketika Hanoman keluar dari penjara, anak dari Rahwana yang bernama
Magananda melihatnya. Pertempuran antara Hanoman dan Magananda dan
kedua pembantunya pun tak terelakkan.
Hanoman pun bisa melepas tangannya dari ikatan tali dan lolos dari
eksekusi tersebut. Pembantu dari Magananda yang mengetahui hal tersebut
tak tinggal diam. Karena telah mendapatkan kekuatan tambahan. Hanoman
kali ini bisa memenangkan pertarungan dan membakar tanaman dan
beberapa tempat kerajaan Alengka.
Rama dan Laksamana serta bala tentara keranya pun datang untuk
menyelamatkan Sinta. Peperangan besar pun tidak dapat dihindari.
Magananda melawan raja kera Sugriwa dan Rahwana melawan Rama.
Cerita Ramayana yang dipentaskan dan diiringi lantunan suara “cak cak
cak cak”, menjadi keunikan tari kecak. Setiap atraksinya akan memukau
penonton yang melihatnya.
2. Pola Lantai
Pola lantai adalah garis yang dibentuk oleh perpindahan gerak penari atau
formasi penari untuk menghasilkan gerakan yang indah.
Pola lantai Tari Kecak adalah melengkung dengan barisan penari yang
duduk akan membentuk lingkaran dengan ruang kosong di bagian tengahnya.
Ruang kosong ini akan digunakan penari lain untuk menjalankan cerita dari
potongan kisah Ramayana.
3. Musik
4. Properti
Kerincingan: benda ini dipakai untuk menambah iringan suara dalam
pertunjukan tari kecak. Bunyi dari kerincingan serta suara teriakan “cak
cak cak”, akan menjadi tontonan yang menarik.
Bunga Kamboja: sebagai benda pelengkap ritual di Bali, bunga kamboja juga
dipakai sebagai salah satu properti yang harus ada di pertunjukan tari
kecak.
Bara Api: bara api menjadi properti tari kecak berikutnya. Bara api kerap
dipakai penari untuk melakukan atraksi dengan menginjaknya. Adegan ini
menjadi tontonan yang sangat ditunggu oleh wisatawan.
Selendang: penari yang duduk melingkar akan mengenakan sarung atau
selendang bermotif kotak-kotak, berwarna hitam dan putih. Selendang ini
sangat lekat dengan kehidupan masyarakat bali karena melambangkan
konsep Rwa Bhineda.
Topeng: topeng digunakan oleh penari utama yang berperan sebagai
Rahwana dan Hanoman.
Tempat Sesaji: tempat sesaji identik dengan ritual yang dilakukan oleh
masyarakat Bali. Tidak terkecuali tari kecak. Ini mengingat, tari kecak
merupakan modifikasi dari ritual penolak bala yakni Sang Hyang.
5. Busana
Busana penari utama dalam tarian ini sama seperti busana dalam lakon
wayang wong yang telah dimodifikasi dengan adat Bali sesuai dengan tokoh
yang mereka perankan.
Pada kaki pemeran Rahwana diikatkan gelang kaki yang bergemerincing, kain
motif parang barong (besar), celana monte, makhuta dan praba, yang
bermakna Rahwana adalah raja raksasa.
Tokoh Anoman menggunakan kain motif poleng, dan gelung supit urang yang
bermakna identitas Anoman Kesatria.
Tokoh Ramawijaya menggunakan kostum berupa baju yang dibuat dari spon
hati dan diberi warna emas. Celana legging dan ditutup dengan alas kaki yang
dibuat dari spon ati dengan aksesoris seperti, sampur, hiasan pinggang, gelang
kaki, hiasan paha, mahkota, kelat bahu, gelang tangan, dan panah.
6. Tata Rias
A. Kesimpulan
Dalam perjutunjukan seni tari banyak unsur-unsur yang harus disiapkan dan
diperhatikan, mulai dari gerakan tari, musik iringan tari, busana, riasan,
properti, pola lantai tari, eksprersi penari, makna maupun fungsi, dan masih
banyak lagi. Tari juga memiliki banyak jenis sesuai kebutuhan sang penari dan
tujuan pementasan tari.
Tari yang sempurna untuk dinikmati adalah tari yang memiliki semua yang
diharuskan ada pada konsep pertunjukan tari, persiapan yang matang akan
menjadikan tarian sempurna untuk dipertontonkan.
Untuk tema khusus Tari Kecak Bali dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kisah ini menunjukan kepercayaan Rama kepada Tuhan, kerja kerasnya, dan
kesetiannya Shinta kepada suaminya.
Tarian Kecak penuh dengan adegan sakral dan atraksi yang menambah kesan
mistis. Tari Kecak disebut juga tarian api karena menggunakan properti
berupa bara api atau api unggun sebagai pelengkapnya. Saat berada di atas
panggung, suasana mistis bara api akan keluar dan menyelimuti penonton
maupun penari.
Terdapat adegan berbahaya di mana para penari akan melampaui para
bangsawan tanpa alas kaki. Meski berbahaya, atraksi ini diyakini
dimanifestasikan oleh kekuatan gaib dan tarian kecak.
Sampai pada hari ini Tari Kecak Bali masih menjadi main attraction di
Indonesia yang dapat menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun tak luput dari perkembangan jaman banyak dari kita yang mulai
terpengaruhi budaya dari luar, yang mana hal ini bisa menjadi ancaman bagi
kepopuleran tari daerah di Indonesia. Mungkin saja suatu saat nanti tari
daerah tidak lebih popular dari pada boyband ataupun girlband K-pop.
Suatu kelegaan ketika masih banyak sekali generasi penerus yang tetap
peduli dan mencintai, serta bahkan costplay untuk menarikan tarian daerah
melalui sosial media terutama sekali di flatform TikTok. Dengan berbagai tren
mix lagu tari daerah dan mengkompilasikan tariannya, membuatkan ini menjadi
suatu kekuatan baru bagi kelestarian budaya di negara kita ini.
B. Saran
Untuk kedepannya lagi diharapkan ada seorang jurnalis yang sudi untuk yang
mengupas tuntas sejarah Tari Kecak Bali dengan sangat lengkap. Karena untuk
mendapatkan informasi yang lengakp mengenai Tari Kecak ini sangatlah sulit,
dan untuk menyusun makalah ini dibutuhkan sangat banyak kesabaran dan
ketelitian untukn terus menelusuri internet guna memastikan informasi yang
dicari benar adanya dan sesuai dengan keinginan untuk dituangkan dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSAKA
Kisah Cinta Rama dan Sinta dalam Tari Kecak Uluwatu. (n.d.). Asliindonesia.net.
Novia, B. (n.d.). Tata Rias Karakter Tokoh Ramawijaya dalam Pergelaran Teater
Tradisi Mahasatya di Bumi Alengka Hanoman Duta.
Octavia, N. A. (2022, November 04). Jadi Kebanggaan Bali, Inilah Makna, Sejarah
dan Filosofi Tari Kecak. travel okezone, 1-2.
Rini. (2015, Februari). Tata Rias Tokoh Dewi Shinta Pertunjukan Seni Tari di
Prambanan. 103-110.
Rohman, F. (2021, December 02). Sejarah Tari Kecak dan Kisah Penciptanya yang
Jarang Diketahui. katadata.co.id, 1.
Setyowati, I. (2014, Agustus 25). Riasan Wayang Wong Tokoh Rahwana dan
Anoman Kisah Ramayana di Taman Hiburan Rakyat Surabaya.
ejurnal.unesa.ac.id, 1-2.
LAMPIRAN
Tugas Makalah Seni Tari Tradisional Tari Kecak Bali
Halaman : 1-30
Oleh Kelompok 3