Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TARI GAMBYONG PANGKUR

Nama Anggota :
Agustina Nurjanah (02)
Annisa Zahrani (08)
Erlita Widyaningrum (16)
Rena Septiana (26)
Wuri Anggraini (33)
XI MIPA 4

SMA NEGERI 2 NGAGLIK


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah ini yang berjudul “Tari Gambyong Pangkur”. Atas dukungan moral dan materi
1
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami selaku penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Sugiana, S.Sn, selaku guru Seni Budaya kami yang
memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada penulis.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurna makalah ini.

Sleman, 03 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................. 4
B. IDENTIFIKASI MASALAH ...................................................................................... 4
C. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN UMUM......................................................................................................................... 5
A. FUNGSI TARI GAMBYONG ................................................................................... 5
B. SEJARAH TARI GAMBYONG ................................................................................ 5
C. UNSUR TARI GAMBYONG .................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 7
A. JALAN PERTUNJUKKAN ........................................................................................ 7
B. RAGAM GERAK ....................................................................................................... 7
C. KOSTUM .................................................................................................................... 7
D. IRINGAN .................................................................................................................... 8
E. CARA PENYAJIAN ................................................................................................... 8
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan
perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun
dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas, perkembangan Indonesia sebagai
negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang
keadaan masyarakat Indonesia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis
menguasai seluruh asia tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah
seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelasakan bahwa,
“Secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat
dipengaruhi oleh adannya kontak dengan budaya luar (asing)”. Berdasarkan pendapat
Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia
secara garis besar terbagi atas periode masa prapengaruh asing dan masa pengaruh
asing. Namun, apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat
ini, masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara
kesatuan. Tentu saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda
bagi seni pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat
pendukungnya.
Mungkin saja banyak anak muda yang kurang melestarikan budaya karena
tidak ingin dikucilkan dari pergaulan, mereka memilih untuk 'kekinian' dengan
mengonsumsi budaya asing. Sebenarnya, banyak sekali budaya yang ada di Indonesia,
salah satunya tarian daerah. Tarian dari Jawa yang terkenal salah satunya gambyong,
mungkin tidak banyak orang tahu sejarah dari tari gambyong itu sendiri. Bahkan tari
gambyong sendiri memiliki banyak jenisnya, contoh yang paling dikenal adalah tari
gambyong pareanom.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
 Kesenian daerah ‘tergeser’ karena banyaknya budaya asing yang masuk.
 Perkembangan seni pertujukkan di Indonesia yang terbagi atas dua periode,
salah satunya masa pengaruh asing.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana jalan pertunjukkan tari gambyong pangkur?
2. Apa saja ragam gerak yang ada dalam gambyong pangkur?
3. Bagaimana kostum yang dikenakan penari gambyong pangkur?
4. Apa saja iringan dalam tari gambyong pangkur?
5. Bagaimana cara penyajian tari gambyong pangkur?

4
BAB II TINJAUAN UMUM
A. FUNGSI TARI GAMBYONG
Tari gambyong pasti selalu ada dalam upacara ritual memulainya bercocok
tanam, hal ini dilakukan oleh masyarakat Surakarta. Para masyarakat itu meyakini dan
berharap agar kesuburan tanah pada sawahnya serta perolehan panen menjadi
melimpah ruah. Penari yang sedang menari itu diibaratkan Dewi Padi atau Dewi Sri.
Tari ini sebelumnya adalah tari milik rakyat biasa, dan biasanya dimainkan di
jalanan untuk mencari nafkah. Semenjak pihak keraton surakarta menetapkan dan
menata ulang gerakan-gerakannya, tarian ini menjadi tarian daerah.
Selain fungsi diatas, tari ini pun dipergunakan untuk memeriahkan acara-acara
dalam masyarakat. Seperti dalam perkawinan, khitanan, atau hajat yang lainnya. Tari
ini juga untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.

B. SEJARAH TARI GAMBYONG


Tari gambyong merupakan tarian hasil kreasi baru dari perkembangan tari
tayub. Tarian ini biasannya ditampilkan pada saat upacara panen dan hendak akan
menanam padi. Tarian ini dipercayai oleh masyarakat untuk memanggil Dewi Sri atau
Dewi Padi, supaya dia memberikan berkah kepada sawah mereka dengan hasil panen
yang melimpah ruah.
Nama gambyong sendiri sebenarnya berasal dari nama seorang penari terkenal
pada waktu itu, yaitu Sri Gambyong. Penari terkenal Sri Gambyong itu memiliki
suara yang sangat indah dan keluwesan dalam menari telah menarik perhatian banyak
masyarakat dan wisatawan.
Pertunjukan seni tari gambyong atau tari tayub awal mulanya dilakukan oleh
Sri Gambyong berkeliling dijalanan. Sehingga pada akhirnya banyak orang yang
menganggap tari ini memiliki keunikan dan ciri khas sendiri.
Dan yang membuat unik itu gerakan tariannya dengan tarian dari penari-penari
lainnya. Karena keluwesan dan keunikannya dalam menari Sri Gambyong dikenal
semua masyarakat Surakarta, Jawa Tengah.

C. UNSUR TARI GAMBYONG

a. Wiraga (raga)
Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa dikenal
dengan gerakan. Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis, dan
estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam suatu seni tari memiliki maksud
tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam sebuah tarian yang tidak
memilki maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi adalah gerakan dalam sebuah
tarian yang memiliki makna mendalam dan memiliki maksud tertentu.

5
Koreografi tari Gambyong sebagian besar berpusat pada penggunaan gerak kaki,
tubuh, lengan dan kepala. Gerak kepala dan tangan yang halus dan terkendali
merupakan spesifikasi dalam tari Gambyong. Arah pandangan mata yang bergerak
mengikuti arah gerak tangan dengan memandang jari-jari tangan, menjadikan faktor
dominan gerak-gerak tangan dalam ekspresi tari Gambyong. Gerak kaki pada saat sikap
beridiri dan berjalan mempunyai korelasi yang harmonis.
b. Wirama (irama)
Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana kemari
tanpa adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi gerakan
penari. Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih memiliki makna karena
tercipta suasana tertentu. Iringan musik yang dipakai pada tari gambyong adalah laras
pelog, dan memakai keprak.
c. Wirasa (rasa)
Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada
penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari harus
bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik wajah dan
pendalaman karakter. Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan adalah gadis
desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus
menampilkan mimik wajah yang mendukung.
d. Tata Rias dan Kostum
Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan
kostum dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan
tarian dan karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya
suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat. Para penari
gambyong juga selalu menggunakan selendang sebagai pelengkap kostum tarian
mereka. Biasanya selendang yang digunakan berwarna kuning.

6
BAB III PEMBAHASAN

A. JALAN PERTUNJUKKAN
Untuk mengawali tarian gambyong, pada umumnya pertunjukan dibuka dengan
gending pangkur. Gending pangkur adalah bagian dari beksan yang mempunyai arti
nyanyian awal untuk mengundang para penari naik ke atas panggung. Tari gambyong
ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu mundur beksan, beksan, dan maju beksan.

B. RAGAM GERAK
Secara umum, Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir
atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan,
dan mundur beksan.
Yang menjadi pusat dari keseluruhan tarian ini terletak pada gerak kaki, lengan,
tubuh, dan juga kepala. Gerakan kepala dan juga tangan yang terkonsep adalah ciri khas
utama tari Gambyong. Selain itu pandangan mata selalu mengiringi atau mengikuti
setiap gerak tangan dengan cara memandang arah jari-jari tangan juga merupakan hal
yang sangat dominan. Selain itu gerakan kaki yang begitu harmonis seirama membuat
tarian gambyong indah dilihat. Teknik gerak, irama iringan tari dan pola kendhangan
mampu menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.
Koreografi tari Gambyong sebagian besar berpusat pada penggunaan gerak
kaki, tubuh, lengan dan kepala. Gerak kepala dan tangan yang halus dan terkendali
merupakan spesifikasi dalam tari Gambyong. Arah pandangan mata yang bergerak
mengikuti arah gerak tangan dengan memandang jari-jari tangan, menjadikan faktor
dominan gerak-gerak tangan dalam ekspresi tari Gambyong. Gerak kaki pada saat
sikap beridiri dan berjalan mempunyai korelasi yang harmonis.
Sebagai contoh, pada gerak srisig (berdiri dengan jinjit dan langkah-langkah
kecil), nacah miring (kaki kiri bergerak ke samping, bergantian atau disusul kaki
kanan diletakkan di depan kaki kiri, kengser (gerak kaki ke samping dengan cara
bergeser/posisi telapak kaki tetap merapat ke lanati). Gerak kaki yang spsifik pada tari
Gambyong adalah gerak embat atau entrag, yaitu posisi lutut yang membuka karena
mendhak bergerak ke bawah dan ke atas.
Penggarapan pola lantai pada tari Gambyong dilakukan pada peralihan
rangklaian gerak, yaitu pada saat transisi rangkaian gerak satu dengan rangkaian gerak
berikutnya. Sedangkan perpindahan posisi penari biasanya dilakukan pada gerak
penghubung, yaitu srisig, singket ukel karana, kengser, dan nacah miring. Selain itu
dilakukan pada rangkaian gerak berjalan (sekaran mlaku) ataupun gerak di tempat
(sekaran mandheg).

C. KOSTUM
Para penari gambyong harus menggunakan kostum khusus berupa kemben
yang bahunya terbuka sampai bagian dadanya, dan menggunakan kain panjang
bermotif batik sebagai bawahannya.
Para penari gambyong juga selalu menggunakan selendang sebagai pelengkap
kostum tarian mereka. Biasanya selendang yang digunakan berwarna kuning.
7
Menurut masyarakat sekitar, warna kunging melambangkan kekayaan dan hijau
sebagi lambing kesuburan.
Para penari juga dirias dengan cantik supaya terlihat terlihat mempesona
ketika manarikan tarian gambyong ini. Selain itu, para penari akan diris oleh beragam
aksesoris seperti gelungan, sampur, kemben, stagen, jarit, gelang, dan kalung.

D. IRINGAN
Iringan musik yang dipakai pada tari gambyong adalah laras pelog, dan memakai
keprak. Cakupan gerongan yang dipakai adalah gerongan kinanthi. Pada iringan musik
tari gambyong dobagai menjadi tiga bagian:
a. Patet Jugog, diteruskan dengan sulukan, ayak-ayakan, dan Pathet Jugog Pathet
Nem.
b. Gending Gambir Sawit
c. Pathet Jugog ayak-ayakan, lalau Pathet Jugog Pelog Nem.
Bentuk iringan tari ini dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Tari Gambyong Gede, iringannya gendhing kethuk-krthuk kerep.
b. Tari Gambyong Cilik, bentuk iringannya ladrang

E. CARA PENYAJIAN
Pada awalnya, bentuk sajian tari gambyong didominasi oleh kreativitas dan
interpretasi penari dengan pengendang. Di dalam urut-urutan gerak tari yang disajikan
oleh penari berdasarkan pada pola atau musik gendang.
Perkembangan selanjutnya, tari gambyong lebih didominasi oleh koreografi-
koreografi tari gambyong. Perkembangan koreografi ini diawali dengan munculnya tari
Gambyong Pareanom pada tahun 1950 di Mangkunegaran, dan yang menyusun ialah
Nyi Bei Mintoraras.
Setelah kemunculan tari Gambyong Pareanom, banyak varian tarian gambyong
yang berkembang di luar Mangkunegaran, diantaranya Gambyong Sala Minulya,
Gambyong Pangkur, Gambyong Ayun-ayun, Gambyong Gambirsawit, Gambyong
Mudhatama, Gambyong Dewandaru, dan Gambyong Campursari.

8
BAB IV KESIMPULAN
Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni
terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi).
Tari Gambyong terdiri atas tiga bagian, yaitu: awal, isi, dan akhir atau dalam istilah tari
Jawa gaya Surakarta disebut dengan istilah maju beksan, beksan, dan mundur beksan.
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui
stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan
individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam
kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai
pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi
kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara lain : tari sebagai upacara , tari sebagai
sarana hiburan dan tari sebagai sarana pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi
percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga
alam. Jenis Tari Tradisional ada dua : Tari keraton adalah tari yang semula berkembang
dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang
dikalangan rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia masing-masing memiliki tarian
tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

https://qudsfata.com/tari-gambyong/

Anda mungkin juga menyukai