Jawa Tengah khususnya Dieng merupakan salah satu obyek studi wisata yang
favorit menjadi pilihan bagi peserta didik SMA N 2 Ngaglik. Kewajiban peserta didik
seusai studi wisata adalah membuat laporan ilmiah yang berupa Karya Tulis. Data
penyusunan berupa hasil pengamatan sejak dari keberangkatan sampai di obyek hingga
A. Lokasi
dekat, bisa menghemat waktu satu hingga tiga jam dibanding jalur lain.
alternatif lain untuk menuju ke Dieng juga bisa menggunakan jasa ojek.
Dieng terletak pada posisi geografis 4°37’ – 5°15’ Lintang Selatan dan
106°32’ – 106°52’ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m
dpl.
B. Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tieng pada tahun 2010 yaitu 2.054 Jiwa (Laki-laki
1.012 Jiwa dan Perempuan 1.041 Jiwa). Dengan luas wilayah 2,82 km² maka
kepadatan penduduk di desa ini adalah 728 jiwa/km². Terdapat 680 kepala
keluarga (KK) dan 577 rumah tangga. Jumlah Penduduk desa Dieng sebagian
besar mata pencahariannya adalah sebagai Petani (buruh tani dan Petani sendiri).
Selain itu terdapat profesi PNS, buruh bangunan, supir dan pedagang. Seluruh
2. Mobilitas penduduk
3. Mata pencaharian penduduk
bahkan membawa perubahan sosial ekonomi yang luar biasa dan membuka
Nama Dieng berasal dari bahasa sansekerta Die Hieyang (Edi dan Aeng)
Indah dan langka. Dieng yang berasal dari dua suka kata. “Die” dan “Hyang”,
dimana “Di” dimaknakan sebagai ardhi, redi, wukir, arga, dan lain-lain yang artinya
gunung atau tempat tinggi, yang puncak, yang ultimate, yang misterius, yang
transanden, yang sempurna, yang adi kodrati, yang abstark dan eksternal, , dan
meta di luar makna-makna “yang nyata”, natural, reality (yang ergelar/di gelar) dan
lain-lain. Di luar itu juga “Di” juga di anggap di luar dari konteks “hadi”, “adi” yang
di maknai sebagai “yang cantik”, indah, molek, dan mempesonakan, Dan “Hyang”
adalah sebuah kata sandang yang biasanya di pakai untuk penyebutan yang gaib
(nominousum) dewa-dewa atau yang diyakini sebagai dewa, Ruh leluhur, Tuhan
atau suatu yang diyakini sebagai Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah lainya.
Sementara “Hayang”, juga di makanai sebagai tempat dari makhluk-makhluk
Sehingga Dieng dikenal sebagai tempat bersemayamnya para Dewa dan ada juga
yang menjuluki negeri diatas awan begitu banyak sebutan untuk Dieng ini karena
2. System kemasyarakatan
pegunungan yang biasanya hidup rukun, memiliki jiwa sosial tinggi ,pekerja keras
masyarakat Dieng tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat Bali ,di kalangan
Jawa di Dataran Tinggi Dieng. Selain itu, letak wilayah Dieng yang secara
letak wilayah Dieng yang secara kebahasaan berada di wilayah transisi bahasa
Jawa standar bagian barat, berpotensi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki dialek
lain.
Masyarakat Dieng tidak menutup diri terhadap pengaruh hal – hal modern
akan tetapi masih ada beberapa tradisi yang dipegang teguh seperti dalam acara
Jawa. Fenomena seperti ini sering terjadi pada masyarakat tradisional Jawa
mengingat masyarakat tradisional Jawa masih percaya pada kekuatan di luar diri
manusia.
keberagaman budaya dan seni, bahkan masih terjaga di zaman modern seperti
sekarang ini. Kesenian daerah seperti tari lengger, tari topeng, tari rampak yakso
masih dilestarikan oleh penduduk lokal setempat. Banyak ritual maupun upacara
gimbal. Ritual pemotongan rambut gimbal atau yang sering di sebut ruwatan
rambut gimbal saat ini sudah menjadi agenda tahunan event nasional yang telah
merupakan pemeluk agama Islam yang patuh dan taat. Disisi lain kebudayaan
masyarakat Bali ,di kalangan masyarakat Hindu Bali, Dieng dianggap merupakan
Bali mengunjungi Dieng setiap setahun sekali dalam upacara muspe atau mabakti.
Dalam upacara ini, peziarah dari Bali mengambil air suci dari Gua Sumur, di
2. Sarana peribadatan
Untuk tempat ibadah, terutama bagi umat muslim, tersedia banyak masjid
besar dan musholla, sehingga wisatawan tidak perlu khawatir akan kesulitas
tempat ibadah, terutama bagi umat Hindu dan orang-orang yang memiliki aliran
Dieng.
3. Kerukunan beragama
Ada berbagai fenomena unik yang tejadi di Dieng yaitu salah satu
contohnya Dieng menjelma menjadi Negeri di atas awan. Lautan awan akan
terlihat persis di bawah kita seperti gulungan ombak / lautan. idak hanya fenomena
alam Dieng negeri di atas awan saja jika kita menapakkan kaki untuk berlibur ke
Dataran Tinggi Dieng. Pernahkah mendengar Dieng bersalju. Kabar itu memang
benar adanya, jika musim kemarau tiba suhu di Dieng Plateau ada di titik beku
bahkan minus.
Simbar, Kina, Besaran, Cemara Gunung, Accasia Decuren, Kayu Putih, Waru
Gunung, Kebek, Pasang, Celing, Tutuk, Benda, Dadap Ayam, Dadap Srep,
Beringin, Lo, Ipik, Beringin Karet, Anggrong, Bambu Petung, Bambu Wolong,
Aren, Wisnu, Jirek, Salam, Dempul, Lamtoro, Sepatu Dia, Sengon Jawa, Jeruk
buah besar, Jambu air, Nangka, Bambu Wuluh, Klepu, Sambel liler, Bambu
Elang bido, Puyuh, Macan kumbang, Rusa, Kucing Hutan, Ayam Hutan Hijau.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dieng,_Kejajar,_Wonosobo
https://rayendrablog.wordpress.com/2013/04/28/letak-geografis-dataran-tinggi-dieng/
http://dieng.org/
https://id.wikipedia.org/wiki/Dieng
https://www.wisata-dieng-wonosobo.com/2016/09/review-kawasan-wisata-dieng.html
http://diengplateau.com/save-dieng-kerusakan-lingkungan-dan-bencana-alam-
dieng/masyarakat-dieng-dan-aktivitas/