Anda di halaman 1dari 4

TARI REOG PONOROGO

JawaTimur
Nathin Loria Saragih [XII IPA 5] , 8 Maret 2021


TARI REOG PONOROGO, NATHIN LORIA SARAGIH 1


Tari Reog Ponorogo

Deskripsi

Tarian Reog Ponorogo adalah Tarian Daerah yang berasal dari Jawa timur bagian
barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota
Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat
reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih
sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Tokoh di Tarian Reog Ponorogo ialah Jathil, Warok, Barongan (Dadak Merak), Klono
Sewandono, Bujang Ganong (Ganongan). Tokoh ini lah yang menjadikan Inspirasi pada
Tarian Reog Ponorogo.

Judul Karya : Tari Reog Ponorogo

Koreografer : Ki Ageng Kutu

Tempat Penyelenggaraan : University Of Mindanao, Davao City, dan Mall Of Asia


Manila

Tanggal Penyelenggaraan : 20-23 Agustus dan 24-27 Agustus 2016.

Tema : Tarian “perang” antara Raja Singo Barong dan Raja Klono yang mengadu
ilmu hitam.

Jumlah Penari : Tarian pertama dibawakan oleh 6-8 penari pria (Penari ini
melambangkan sosok singa yang pemberani). Tarian selanjutnya dibawakan oleh
6-8 penari perempuan yang menaiki kuda.

Jenis Tarian : Tarian Pembuka, Tarian Inti, dan Tarian Penutup.

TARI REOG PONOROGO, NATHIN LORIA SARAGIH 2


Analisis

Menurut Endah Rahmi Yuliarti dari KJRI di Manila, masyarakat Filipina benar-
benar terpukau dengan atraksi kesenian asal Jawa Timur yang menggigit topeng raksasa
itu. Salah satu bukti, tim kesenian Reog Ponorogo berhasil mempesona ribuan warga
Davao Filipina itu adalah kerumunan manusia yang menonton sepanjang 2,5 kilometer di
hari perdana sampai hari terakhir.
”Acaranya sangat meriah banget, diawali pada tanggal 21 Agustus 2016 mereka
berpartisipasi dalam kegiatan parade yang biasa disebut di Filipina dengan sebutan
Kadayawan. Lokasinya di kota Davao. Mereka penuh sesak, acara ini sendiri bermakna
sebagai wujud syukur rakyat Davao atas hasil panen di wilayah mereka. Makin terhibur
dan meriah saat Reog tampil,” ujar Endah.
Endah membeberkan, buktinya meriah dengan banyaknya permintaan foto dari
warga Davao dengan penari Reog maupun pendukung Reog lainnya seperti Jantilan,
Warok, dan Barongan Dadak Merak.
Duta Besar RI untuk Filipina Johny Lumintang mengaku senang dengan antusias
yang didapat dari pagelaran Reog. Kata dia, pihaknya baru melihat begitu sumringahnya
rakat Filipina dengan Reog yang ditampilkan di berbagai kesempatan dan acara. Kata
Johny, acara hari kedua diisi dengan penampilan Reog Ponorogo dalam   international
conference on indonesian and filiphina art culture and languages, dalam acara ini tari Reog
berperan sebagai tari pembuka dan penutup.

Evaluasi

Dalam pertunjukan Reog harusnya ditampilkan topeng berbentuk kepala singa


yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi,
dan di atasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang
menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Tiongkoknya yang mengatur dari atas segala
gerak-geriknya. Jathilan, yang diperankan oleh kelompok penari   gemblak   yang
menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang
menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng
badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat
topeng Singa Barong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan
giginya.[5][6]   Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan   Bhre
Kertabhumi   mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan
oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran
akan   warok. Namun murid-murid Ki Ageng Kutu tetap melanjutkannya secara diam-

TARI REOG PONOROGO, NATHIN LORIA SARAGIH 3


diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk
dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun
jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita
rakyat Ponorogo yaitu Klono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.[4]

Interpretasi

Singo Barong Topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai Singo Barong,
raja hutan yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu
merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat. Jathilan
Jathilan adalah yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi
kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit. Gerak tari Jathilan
terkesan lembut dan kompak yang mengikuti irama dari gamelan.
Di dalam seni Reyog Ponorogo terkandung sejumlah nilai edukasi yang bisa
dimanfaatkan untuk membentuk karakter luhur Konco Reyog Ponorogo, terutama bagi
Konco reyog di sekolah melalui pembelajaran. Nilai-nilai pendidikan dalam seni Reyog
Ponorogo, meliputi: pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan
kepemimpinan, dan sebagainya. Nilai-nilai pendidikan tersebut ternyata sangat relevan
dengan nilai-nilai pendidikan Islam, sehingga dalam perspektif ini, pendidikan karakter
Konco Reyog bisa dititikmuarakan pada nilai-nilai ajaran Islam, mengingat basis
keagamaan Konco Reyog sebagai umat Islam. Pendidikan karakter melalui nilai-nilai
karakter yang dikandung dalam seni Reyog Ponorogo bisa dipergunakan untuk
menanamkan nilai-nilai karakter kepada Konco Reyog dengan sangat mudah, karena
berbasis seni budaya (Reyog Ponorogo) yang secara implisit sudah mengandung
kemenarikan.
Pesan Moral Yang Dapat Dipetik Setelah dipaparkan cerita Kesenian Reog Ponorogo
diatas seperti : 1. Sikap yang pantang menyerah, 2. Mempunyai sifat jujur, baik dalam
bertingkahlaku, 3. Mempunyai sikap watak yang terpuji, 4. Memiliki jiwa pekerja keras
dengan semangat yang tinggi.

TARI REOG PONOROGO, NATHIN LORIA SARAGIH 4

Anda mungkin juga menyukai