Anda di halaman 1dari 12

TARI JEPEN DI KECAMATAN MUARA BENGKAL

KABUPATEN KUTAI TIMUR

Ramlah Agustina

ABSTRAK

Ramlah Agustina, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman


Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur. Di bawah bimbingan Dr. H.
Asnar, M.Si sebagai Pembimbing I dan Dr. Jamil, S.Pd M.Ap sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan (2007-2013) tari
jepen, peran masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan tari jepen dan mengetahui kendala
yang dihadapi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian bibliografis, dengan pendekatan kualitatif
deskriptif. Fokus penelitian untuk mengetahui sejarah dan perkembangan tari jepen, peran
masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan tari jepen serta kendala yang dihadapi. Sumber
data yang digunakan yaitu data sekunder dan primer. Teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan, reduksi,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: tari jepen di Kecamatan Muara Bengkal dimulai
tahun 2007 yang disebut sebagai kelompok tari, kemudian tahun 2010 dibentuk sanggar tari
Lestari Budaya. Pada tahun 2014 sanggar tari tersebut dibagi menjadi dua yaitu sanggar tari
Lestari Budaya dan Lenggang Bengkal. Peran masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan
tari jepen di Kecamatan Muara Bengkal masih kurang, dikarenakan tingkat kesadaran akan
pentingnya menjaga kebudayaan masih sangat rendah. Kendala yang dihadapi adalah
pendanaan, fasilitas yang tidak memadai, dan pengaruh teknologi.

Kata Kunci : Tari Jepen, Sejarah dan Perkembangan dan Peran Masyarakat

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan kesenian. Terdapat
berbagai seni dan budaya yang unik dan indah, yang berkembang di Indonesia, mulai dari
sabang sampai merauke yang harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, salah satunya adalah
seni tari. Seni tari di Indonesia tersebar diseluruh provinsi yang ada, dimana terdapat lebih dari
3000 tarian asli Indonesia. Tarian tersebut dilestarikan diberbagai sanggar dan sekolah seni tari
yang ada di Indonesia. Salah satu wujud seni tari dapat kita lihat dalam kesenian masyarakat
Kalimantan Timur di Indonesia.
Seni tari masyarakat Kalimantan yang hadir dalam budaya Indonesia yang merupakan
representasi dari pengalaman estetika, ide, nilai, dan cara pandang komunitas pendukungnya.
Salah satu seni tari yang ada di Kalimantan adalah Tari Jepen. Tari Jepen merupakan khas
Kalimantan Timur yang dikembangkan oleh suku kutai dan suku banjar yang mendiami
kawasan pesisir Sungai Mahakam, dengan ragam gerak dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu
dan Islam. Asal muasal Tari Jepen oleh dibawa oleh ulama-ulama arab ke tanah Melayu lewat
India. Tarian ini lalu berkembang subur di pusat-pusat kerajaan Melayu, seperti di Johor, Riau-
Lingga dan Siak, hingga ke Kalimantan.
Tari Jepen yang ada di Kalimantan Timur mengalami perubahan seiring perkembangan
zaman. Sehingga muncul istilah tari Jepen modern. Tari Jepen diiringi oleh sebuah nyanyian
dan irama musik khas Kutai yang disebut dengan Tingkilan. Kabupaten di Kalimantan Timur
yang mengembangkan Tari Jepen salah satunya adalah Kabupaten Kutai Timur, di Kecamatan
Muara Bengkal. Di Kecamatan Muara Bengkal terdapat sanggar tari yang berperan
melestarikan Tari Jepen. Tari Jepen sering tampil dalam acara festival budaya yang
diselenggarakan pemerintah untuk penyambutan tamu, dalam acara-acara di suatu sekolah
sebagai hiburan, bahkan dalam acara pernikahan. Pada tahun 2013 Tari Jepen di Muara Bengkal
mengalami kejayaan, dimana sanggar tari Muara Bengkal termasuk salah satu perwakilan
Lembaga Pembinaan Kebudayaan Daerah Kabupaten Kutai Timur (LPKDKKT) dalam
kegiatan Chingay Parade 2013 Singapore. Tetapi setelah itu kejayaan Tari Jepen mulai menurun
dari tahun ke tahun.
Saat ini eksistensi Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal mulai terkikis, dikarenakan
di era modern ini telah berkembang kesenian luar yang mulai masuk dalam jiwa remaja
sekarang. Para remaja mengganggap bahwa kesenian tradisional adalah budaya yang
ketinggalan jaman atau kuno. Hal ini dibuktikan oleh hasil wawancara dengan beberapa remaja
dan masyarakat Muara Bengkal, dimana para remaja lebih cenderung memilih tari modern
dibandingkan Tari Jepen, yang berarti minat untuk mengenal atau mempelajari Tari Jepen mulai
berkurang. Selain itu hasil wawancara dengan masyrakat (orang tua para remaja) juga
menunjukkan bahwa masyarakat kurang perduli terhadap pelestarian Tari Jepen. Padahal Tari
Jepen merupakan suatu kesenian yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Melihat hal ini,
penulis mengganggap perlu dilakukan suatu penelitian mengenai Tari Jepen di Kecamatan

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
Muara Bengkal dalam lima tahun terakhir. Hal tersebut dapat memacu penulis untuk lebih
memperkenalkan, mengembangkan lagi Tari Jepen dan untuk tetap melestarikan Tari Jepen.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka melakukan penelitian degan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Tari Jepen (2007-2013) di Kecamatan Muara
Bengkal?
2. Bagaimana peran masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen (2013-2017)
di Kecamatan Muara Bengkal?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen (2013-
2017) di Kecamatan Muara Bengkal?
Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti yang dimaksud sebagai jawaban yang ingin di temukan dari suatu
penelitian. Rumusan tujuan peneliti harus sejalan dengan rumusan masalah peneliti. Adapun
yang ingin di capai penulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan (2007-2013) Tari Jepen di Kecamatan Muara
Bengkal.
2. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen
(2013-2017) di Kecamatan Muara Bengkal.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen
(2013-2017) di Kecamatan Muara Bengkal.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi sanggar tari Muara Bengkal, bahwa penelitian ini akan berguna untuk memberikan
atau bahan masukkan kepada seluruh pengurus sanggar tari Muara Bengkal dalam
menerapkan pentingnya menjaga dan melestarikan kesenian daerah.
b. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan atau perbandingan dan masukan yang ingin
mengadakan penelitian sejenis atau penelitian yang berkelanjutan.
c. Bagi perpustakaan, sebagai referensi di perpustakaan dan sebagi bahan informasi untuk
mengetahui pentingnya untuk melestarikan Tari Jepen sebagai kesenian daerah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, di harapkan dapat memahami makna dan sikap kepedulian terhadap
kesenian daerah sebagai sesuatu yang bernilai sejarah serta untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang penulis dapatkan di bangku kuliah yang berhubungan dengan maslah-
masalah yang di teliti.
b. Sebagai masukan ilmu pengetahuan kepada program studi pendidikan sejarah tentang
peran masyarakat dalam mengembangkan Tari Jepen.

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
c. Bagi masyarakat, di harapkan hasil dari peneliti ini akan berguna bagi kepentingan
masyarakat luas dalam menjaga dan melestarikan peninggalan yang bernilai sejarah agar
dapat terjaga kelestariannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Tari
Menurut Dekker (1984) tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat
dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.
Bunyi-bunyian yang yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat
maksud yang ingin disampaikan. Menurut Sekarningsih & Hany (2006 dalam Solihati, 2017)
beberapa gerak dalam tari adalah adalah gerak perkusi, gerak lembam, gerak bergetar, dan gerak
menahan yang kesamaannya ini menurut cara penggunaan dan penyaluran tenaga yang beraneka.
Menurut Sekarningsih & Hany (2006 dalam Solihati, 2017) fungsi tari secara umum ditinjau dari
khasanah tari di indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ada tarian yang berfungsi
sebagai sarana upacara (tari upacara), sebagai sarana hiburan (tari hiburan), serta sebagai seni
pertunjukan (tari pertunjukan). Menurut Septiana (2012) bentuk penyajian tari ada tiga bentuk,
maka dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
1. Tari tunggal adalah tarian yang dibawakan atau dimainkan oleh seorang penari, tarian ini
biasanya menggambarkan pertokohan atau peran tertentu. Misalnya tari arjuna, tari panji, tari
gatotkaca, tari tari klono dan tari anjasmara.
2. Tari berpasangan adalah bentuk penyajiannya yang ditarikan dua orang penari yang saling
melengkapi gerakkannya. Contoh tari payung, tari piring, tari saman, tari tayup dan lain-lain.
3. Tari masal adalah bentuk penyajiannya berjumlah lebih dari satu atau dua orang penari.
Contohnya tari golek, tari mandau, tari golek dan lain sebagainya.
Seni Tari
Menurut Septiana (2012) seni tari adalah hasil karya cipta manusia yang diungkapkan lewat
media geak yang memiliki keindahan. Seni tari yang terdapat di Indonesia sangat banyak, dimana
masing-masing daerah memiliki seni tari yang berbeda-beda pula. Seni tari adalah suatu bentuk
karya seni yang meliputi gerakan ritmis seorang penari yang mengikuti alunan musik yang
mengiringinya. Seni tari memiliki tujuan yang beragam, yakni sebagai bagian dari upacara
keagamaan, atau menjadi saranan hiburan pada pertunjukan seni. Tarian dapat menceritakan kisah
dan sejarah tertentu yang mengundang rasa kagum atau bahkan perasaan tersentuh bagi siapa saja
yang melihatnya (Putri, 2009).
Menurut Soedarsono (1977) dalam beberapa kebudayaan, seni tari menjadi bagian esensial
yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai sarana untuk bergaul, sebagai
sarana keagamaan dan uparaca adat dan sebagai sarana hiburan. Seiring dengan perkembangan
waktu, seni tari pun mulai menunjukkan keberagamannya. Berikut ini merupakan jenis-jenis seni
tari yang berkembang di Indonesia, yaitu tari tradisional, tari kreasi baru, tari kontemporer Tari
tradisional Indonesia, sering disebut juga dengan seni tari nusantara, dapat berupa tarian yang

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
sering dipentaskan pada masyarakat umum, atau tarian keraton yang hanya terbatas pada kalangan
tertentu. Tari kreasi baru tidak lain merupakan perkembangan dari aliran seni yang sudah ada.
Jenis tarian yang satu ini biasanya terinspirasi dari tari tradisional yang kemudian dikombinasikan
dengan gerakan-gerakan baru atau jenis tarian lain. Menurut Sri (2015) tari kontemporer
merupakan inovasi dari berbagai tarian yang mendapatkan sentuhan modernisasi. Inovasi yang
lazim dilakukan pada jenis tari ini terdapat pada musik pengiring, gerakan dan properti yang
digunakan oleh penari.
Tari Jepen
Tari Jepen adalah tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur. Tarian ini
terinspirasi dari kebudayaan melayu dan juga budaya islam. Tari Jepen berkembang diberbagai
daerah pinggiran sungai Mahakam Provinsi Kalimantan Timur. Tari Jepen merupakan salah satu
tarian tradisional yang mempresentasikan kebudayaan melayu yang dinamis, energik, atraktif dan
bersahaja (Anonim, 2016). Menurut Badan Pengembangan Pariwisata Daerah Kalimantan Timur
(1974) Tari Jepen biasanya diiringi oleh musik tradisi yang disebut Tingkilan. Tingkilan adalah
seni musik khas suku Kutai. Kesenian ini memiliki kesaan dengan kesenian rumpun melayu. Alat
musik yang digunakan adalah Gambus, Ketipung, Kendang, dan Biola.
Pertunjukkan Tari Jepen terbagi menjadi Tari Jepen Eroh dan Tari Jepen genjoh mahakam.
Tari Jepen tempo dulu berfungsi sebagai hiburan dalam rangka penobatan raja-raja dari Kesultanan
Kutai Kartanegara di Tenggarong dan sebagai tari pergaulan muda dan mudi, misalnya untuk
memadu janji, berkasih-kasihan, dan sebagainya. Sejak era 1970-an tarian seni rakyat ini
umumnya dipergunakan dalam acara penyambutan tamu-tamu daerah, upacara perkawinan, dan
untuk mengisi acara dalam hari besar lainnya, misalnya HUT Provinsi Kalimantan Timur, HUT
kota Tenggarong, dan lainnya (Proyek Pengembangan Kebudayaan Kalimantan Timur, 1997).
Dalam pertunjukannya, para penari menari dengan balutan busana perpaduan khas dari
melayu yang kental akan nuansa islami dan juga campuran busana khas dari Indonesia. Walaupun
dengan tata rias yang minimalis, tetapi para penari terlihat santun dan bersahaja. Pada saat menari,
penari juga dilengkapi dengan selendang sebagai properti menarinya. Penari pun menari dengan
energik dan juga penuh dengan keanggunan (Anonim, 2016).
Sanggar Tari
Sanggar tari adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau
sekumpulan orang untuk melaksanakan kegiatan seni, seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan
atau kriya, seni peran dan lain sebagainya. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa
kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari pembelajaran, penciptaan hingga
produksi dan semua proses hampir sebagian besar dilakukan di dalam sanggar (tergantung ada
tidaknya fasilitas dalam sanggar) (wikipedia). Menurut Risna (2013) sanggar tari merupakan
sarana, wadah ananda untuk berkreatifitas dan mengenal tari-tarian adat, dari berbagai daerah yang
dikomplikasikan serta dimodifikasi untuk mengenal lebih dekat tarian tradisional.

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Menurut Riduwan (2005) penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu
masalah dan untuk menebus batas-batas ketidak tahuan manusia. Arifin (2014) penelitian
sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa
lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan
penulis, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian bibliografis dengan pendekatan kualitatif
deskriptif. Dimana dalam penelitian penulis akan mencari, menganalisis untuk membuat
interpretasi atau suatu gambaran kompleks mengenai fenomena sosial dari fakta-fakta yang
merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dalam hal ini
mengenai Tari Jepen. Peneliti akan meneliti mengenai “Tari Jepen di Kecamatan Muara
Bengkal Kabupaten Kutai Timur”.
Fokus penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana Tari Jepen di
Kecamatan Muara Bengkal dan peran masyarakat dalam melestarikan Tari Jepen. Dengan
indikator sebagai berikut :
1. Sejarah dan perkembangan Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal, indikatornya adalah :
a. sejarah adanya Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal
b. Perkembangan Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal
c. Nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam Tari Jepen.
2. Peran masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen, indikator adalah:
a. Peran masyarakat dalam mengenalkan Tari Jepen.
b. Peran masyarakat dalam melestarikan. Tari Jepen
3. Kendala dalam melestarikan Tari Jepen, indikator adalah:
a. Kendala yang dihadapi oleh sanggar tari Kecamatan Muara dalam mengenalkan dan
melestarikan Tari Jepen.
b. Kendala yang dihadapi masyarakat dalam melestarikan Tari Jepen di Kecamatan Muara
Bengkal.
Heuristik
Data dan Sumber Data
Sumber data primer adalah data yang langsung dari sumbernya, melalui wawancara yang
dilakukan oleh penelitian dengan informan. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada
pengurus sanggar tari Kecamatan Muara Bengkal dan beberapa tokoh masyarakat yang dipilih
untuk mewakili seluruh masyarakat Muara Bengkal.
Menurut Sugiyono (2014) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Data sekunder ini dikumpulkan untuk menunjang data primer. Data
ini beruapa buku-buku, dokumentasi dan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti.

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa teknik. Pengumpulan
data primer menggunakan teknik wawancara, sedangkan pengumpulan data sekunder dengan
teknik observasi dan studi dokumentasi di lokasi penelitian. Adapun uraian rincian teknik
pengumpulan data sebagai berikut.
1. Observasi, pada penelitian ini observasi dilakukan saat wawancara, dimana penelti akan
melakukan observasi terhadap peran masyrakat dalam melestarikan Tari Jepen di Kecamatan
Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur.
2. Wawancara, dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin yaitu pengajuan pertanyaan dalam
wawancara bebas dikemukakan, artinya tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang
masalah-masalah pokok dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti membawa pedoman
wawancara yang berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
3. Catatan Lapangan, berupa coretan seperlunya yang dipersingkat, berisi tentang kata-kata inti,
frase, sketsa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan dan lain-lain.
4. Dokumentasi, penelitian ini peneliti juga mengunakan foto-foto yang relevan dengan data yang
di inginkan untuk memperjelas dan memaknai data dari objek tau sumber yang di teliti.

Interpretasi Data (Teknik Analisis Data)


Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data reduction (reduksi data), dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah penelitian
dilapangaan sampai laporan tersusun. Data kualitatif dapat dilaksanakan dan ditranformasi
dengan berbagai cara yaitu seleksi, ringkasan, penggolongan kedalam indikator-indikator.
2. Data Display (penyajian data), dalam penelitian kualitatif, pengkategori, tabel penyajian data
dpat dilakukan dalam bentuk uraian, singkat, bagan, hubungan antar kategori, tabel, grafik,
diagram dan sejenisnya.
3. Conclusion drawing (penarikan kesimulan), langkah ketiga adalah penarik kesimpulan dan
vertfikasi. Kesimpulan tersebut merupakan hasil dari penelitian yang diungkapkan dengan
mengunakan kalimat yang singkat, padat, dan mudah dipahami.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pembahasan Hasil Penelitian
Sejarah dan Perkembangan Tari Jepen (2007-2013) di Kecamatan Muara Bengkal
Tari Jepen adalah tarian tradisional Kalimantan Timur yang dipengaruhi oleh kebudayaan
Melayu dan juga budaya islam. Keberadaan budaya disuatu daerah tentu memuat sebuah cerita.
Berdasarkan hasil penelitian Tari Jepen di Muara Bengkal dimulai tahun pada 2007 yang dapat
disebut sebagai kelompok tari tanpa adanya suatu organisasi dari sebuah sanggar tari. Kelompok
Tari Jepen tersebut hanya menarikan Tari Jepen asli, dimana alat musik yang digunakan hanyalah
gambus.
Kelompok tari jepen yang ada di Muara Bengkal menggunakan gedung olahraga atau ruangan
sekolah untuk latihan, bahkan dari rumah ke rumah. Seiring berjalannya waktu muncul inisiatif

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
dari pelatih untuk membentuk suatu organisasi sehingga kelompok tari tersebut mendapatkan
perlindungan. Sehingga pada tahun 2010 dibentuklah sanggar tari yang bernama Lestari Budaya.
Mulai tahun 2011 sanggar tari Lestari Budaya mulai mengikuti beberapa kegiatan
perlombaaan, dimana pada tahun 2012 sanggar tari Lestari Budaya mendapat juara I ditingkat
kabupaten. Pada tahun selanjutnya yaitu 2013 sanggar tari Lestari Budaya terpilih sebagai
perwakilan kabupaten Kutai Timur, dalam hal ini melalui Lembaga Pembinaan Kebudayaan
Daerah Kabupaten Kutai Timur (LPKDKKT) untuk mewakili atas nama negara dalam kegiatan
Chingay Singapore 2013. Dampak dari terpilihnya sanggar tari Lestari Budaya untuk mewakili
Indonesia adalah apresiasi dari masyarakat serta semakin tingginya minat anak-anak dan remaja
bahkan masyarakat untuk belajar mengenai Tari Jepen. Saat itu eksistensi Tari Jepen melalui
sanggar tari Lestari Budaya kian meningkat. Seiring berjalannya waktu, dikarenakan jarang ada
perlombaan membuat minat dan motivasi peserta didik mulai berkurang sehingga berkurang pula
jumlah peserta didik. Selain berkurangnya peserta didik juga terjadi perbedaan pendapat diantara
pelatih atau pengurus sanggar tari Lestari Budaya, yang membuat 2 orang pelatih atau pengurus
sanggar tari Lestari Budaya keluar dan membentuk sanggar tari lain dengan nama Lenggang
Bengkal.
Kegiatan sanggar tari Kecamatan Muara Bengkal setelah terpecah menjadi dua yaitu, kegiatan
sanggar tari Lestari Budaya tidak seaktif dulu atau dapat dikatakan pasif, sedangkan kegiatan
Lenggang Bengkal lebih aktif dibandingkan sanggar tari Lestari Budaya. Hal ini dikarenakan
banyaknya kendala yang dihadapi oleh sanggar tari Lestari Budaya. Kendala-kendala yang
dihadapi sudah diatasi oleh sanggar tari sesuai dengan keadaannya. Dalam pertunjukkan Tari Jepen
tentunya terdapat alat musik dan kostum yang digunakan. Tari Jepen asli dan modern mempunyai
perbedaan dari segi kostum, aksesoris, alat musik bahkan gerakan dalam tari. Jepen modern
memerlukan kostum, aksesoris dan alat musik yang lebih banyak dibandingkan Tari Jepen asli.
Gerakan dalam Tari Jepen modern dapat bervariasi atau berpola. Kostum, askeseris dan gerakan
dalam Tari Jepen modern merupakan hasil kreatifitas dari sebuah sanggar tari.
Nilai Sosial Budaya
Dalam pertunjukkannya, suatu seni tari pasti terkandung nilai-nilai di dalamnya. Tari Jepen
memuat nilai sosial dan budaya dalam pertunjukkannya. Pertunjukkan Tari Jepen memiliki nilai
sosial yaitu nilai kekompakan, kerjasama, mengasah keterampilan, disiplin, tekun dan lainnya.
Sebagai contoh dalam hal ini penari dan pemain musik harus dapat bekerja sama dan kompak
ketika latihan sehingga dapat memberikan penampilan yang baik. Selain itu nilai sosial yang
sangat penting dalam tari jepen adalah merupakan sarana untuk mendidik anak-anak dan remaja,
wadah bersosialiasi satu dengan yang lain, sehingga mampu membentuk sikap, mental,
menumbuhkan potensi dan keterampilan anak-anak dan remaja. Nilai budaya yang terkandung
dalam tari jepen yaitu pertama sebagai sumber belajar mengenai budaya daerah yang bernilai
sejarah dalam hal ini Tari Jepen. Kedua, sebagai wadah untuk berinteraksi dengan masyarakat.
Ketiga, untuk mempertahankan kelestarian budaya daerah. Keempat untuk mempersatukan peserta
didik dari semua tingkatan dan sebagai hiburan dalam perayaan hari-hari besar atau suatu acara.

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
Peran Masyarakat dalam Mengenalkan dan Melestarikan Tari Jepen (2013-2017) di
Kecamatan Muara Bengkal
Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang pesat dan kebudayaan asing kian
berdatangan, oleh sebab itu dibutuhkan peran masyarakat untuk mengenalkan dan melestarikan
budaya yang ada merupakan hal yang sangat penting. Tari Jepen sebenarnya sudah sering
ditampilkan dalam acara-acara resmi pemerintah untuk penyambutan tamu, acara dilingkungan
pendidikan dan bahkan acara pengantin. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan dan melestarikan
Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal.
Berdasarkan wawancara dari beberapa narasumber dapat dikatakan bahwa dahulu saat
sanggar tari Lestari Budaya masih aktif, kesadaran masyarakat sangat tinggi. Setelah tahun 2014
hingga sekarang kesadaran itu mulai menurun. Hanya beberapa orang saja yang memang mengerti
akan pentingnya untuk mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen. Saat ini dapat dikatakan peran
masyarakat untuk melestarikan Tari Jepen masih sangat kurang, hal ini berimbas kepada
kurangnya minat anak-anak atau untuk mempelajari Tari Jepen. Oleh sebab itu perlunya
ditumbuhkan kembali kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya daerah dalam hal ini Tari
Jepen yang bersifat tradisional.
Pentingnya untuk melestarikan Tari Jepen adalah menjaga kesenian khas Kalimantan Timur
adalah untuk revitalisasi budaya (penguatan), sebelum kesenian atau budaya tersebut hilang dan
diakui oleh bangsa lain. Tari Jepen merupakan sumber belajar yang bernilai sejarah, untuk itu Tari
Jepen harus tetap dijuaga sebagai sumber belajar untuk generasi dimasa depan. Oleh sebab itu jika
masyarakat kembali menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian Tari Jepen dan menjalankan
peran dengan baik maka Tari Jepen akan tetap ada hingga generasi selanjutnya.
Kendala yang dihadapi dalam Mengenalkan dan Melestarikan Tari Jepen (2013-2017) di
Kecamatan Muara Bengkal
Dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal, tentunya
terdapat kendala yang dialami oleh masyarakat dan pihak sanggar tari. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat dikatakan bahwa kendala yang dihadapi oleh sanggar tari Lestari Budaya lebih
banyak, walaupun sudah mewakili Kutai Timur ke Chingay Parade 2013 Singapore tidak
menjamin kesejahteraan untuk sanggar tari. Kendala yang sama dihadapi oleh sanggar tari
Lenggang Bengkal dengan Lestari Budaya adalah mengenai tempat dan masalah pendanaan.
Untuk mengembangkan Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal pihak sanggar tari tentu
memerlukan dana. Pendanaan diperlukan dalam kegiatan latihan, membuat kostum, aksesoris dan
membeli alat musik serta mencari ivonasi mengenai Tari Jepen. Apabila pemerintah dan pihak
swasta dapat memberikan pendanaan tentunya peserta didik dan pihak sanggar tari akan terus
bersemangat untuk meningkatkan kreatifivitas dalam mengembangkan Tari Jepen di Kecamatan
Muara Bengkal. Berdasarkan pernyataan narasumber dapat dikatakan bahwa kendala yang
dihadapi masyarakat adalah faktor teknologi dan pengawasan orang tua. Dimana anak-anak atau
remaja dengan mudah menemukan tarian modern yang dianggap lebih asyik dan keren untuk
dipelajari. Hal ini membuat minat untuk mempelajari Tari Jepen sangat rendah. Untuk itu perlunya

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
ditingkatkan kembali kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan Tari Jepen sebagai
budaya daerah yang bernilai sejarah.
Berdasarkan penjelasan narasumber kendala dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen
adalah pendanaan dari pemerintah, fasilitas yang tidak memadai dan pengaruh teknologi. Majunya
teknologi seharusnya semakin memudahkan untuk mengenalkan Tari Jepen kepada anak-anak atau
remaja. Tetapi kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya membuat
masyrakat tidak melakukan pengawasan terhadap anak.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal dimulai tahun 2007 yang dapat disebut sebagai
kelompok tari tanpa adanya suatu organisasi dari sebuah sanggar tari. Kemudian pada tahun
2010 muncul inisiatif dari pelatih untuk membentuk sanggar tari yang bernama Lestari Budaya.
Pada tahun 2014 sanggar tari Lestari Budaya terpecah sehingga dibentuk sanggar tari lain
dengan nama Lenggang Bengkal.
2. Dahulu peran masyarakat dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen di Kecamatan
Muara Bengkal sudah baik, namun seiring berjalan waktu hingga sekarang dapat dikatakan
peran masyarakat mulai menurun atau kurang. Untuk itu peran masyarakat harus lebih
ditingkatkan agar kebudayaan yang ada tidak terkikis dengan munculnya budaya asing dari luar.
3. Kendala yang dialami pihak sanggar tari dalam mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen
adalah pendanaan, fasilitas yang tidak memadai. Sedangkan kendala yang dihadapi masyarakat
adalah pengaruh teknologi. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik dari pemerintah,
masyarakat dan sanggar tari.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan secara langsung dari lapangan tentang Tari
Jepen di Kecamatan Muara Bengkal, maka penulis memberikan saran-saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi pihak terkait dan pihak yang lain dan ingin mengembangkan penelitian yang
sama.
1. Bagi pemerintah Kecamatan Muara Bengkal dapat memberikan sumbangsih mengenai
pendanaan kepada pihak sanggar tari demi berkembangnya Tari Jepen di Kecamatan Muara
Bengkal.
2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga
kebudayaan daerah yang bernilai sejarah, sehingga dapat meningkatkan peran dalam
mengenalkan dan melestarikan Tari Jepen di Kecamatan Muara Bengkal.
3. Bagi generasi muda harus meningkatkan lagi minat serta mendalami budaya daerah yang
bernilai sejarah dan merupakan sumber belajar, sehingga kelak dapat diminati oleh generasi-
generasi selanjutnya.
4. Bagi tim sanggar tari Kecamatan Muara Bengkal diharapkan dapat terus berkembang dan maju
sehingga dapat selalu mempertahankan kelestarian budaya.

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, T. 2014. Metodologi Penelitian Sejarah. Bandung : CV Pustaka Setia

Arikunto S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Ayu, D. A. F. 2014. Jurnal Seni Tari. Semarang : UNS

Badan Pengembangan Pariwisata Daerah Kalimantan Timur. 1974. Guide to East Kalimantan.
Samarinda : Badan Pengembangan Pariwisata Daerah Kalimantan Timur

Dekker N. 1984. Seni Tari. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis

Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya

Narsidah. 2013. Tari Ronggeng Paser sebagai Identitas Masyarakat Suku Paser di Kabupaten
Kalimantan Timur. Jurnal UPT Perpustakaa ISI Yogyakarta, Vol. 1. No. 2

Pertiwi. A.F. (2017). Makna Komunikasi Nonverbal Pada Tari Jepen Tepian Olah Bebaya.
Ejournalilmu komunikasi, Vol. 5 No. 3, 488-497

Proyek Pengembangan Kebudayaan Kalimantan Timur. 1977. Kumpulan Naskah Kesenian


Tradisional Kalimantan Timur. Samarinda : Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra
Indonesia Daerah

Putri, W. 2009. Mengenal Tari Indonesia. Jakarta : Azka Press

Septiana D. R. 2012. Keanekaragaman Seni Tari Nusantara. Jakarta : Balai Pustaka

Soedarsono. 1977. Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta : Proyek Pengembangan Media Kebudayaan


Direktorat Jenderal Kebudayaan

Solihati, A. N. D. 2017. Pelaksanaan Kegiatan Seni Tari. Semarang : UMP

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung : Alfabeta

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com
Uring. 2015. Makna Simbolik Seni Tari Perang (Kancet Pepatai) sebagai Identitas Dayak Kenyah
di Desa Pampang Samarinda. eJournal Sosiatri-Sosiologi, Vol. 3 No. 4, 68-85

Sumber-sumber internet :

Anonim. 2015. Tari Jepen Kutai. http://budaya-indonesia.org/tari-jepen-kutai. Diakses pada


tanggal 20 Januari 2018 di Samarinda

Anonim. 2016. Tari Jepen Tarian Tradisional dari Provinsi Kalimantan Timur.
http://kamerabudaya.com/2016/02/tari-jepen-dari-provinsi-kalimantan-timur.html.
Diakses pada tanggal 20 Januari 2018 di Samarinda

Rifda. 2016. Seni Tari Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi dan Unsur Seni Tari.
http://majalahpendidikan.com/seni-tari-pengertian-jenis-jenis-fungsi-dan-unsur-seni-
tari.html. Diakses pada tanggal 20 Januari 2018 di Samarinda

Risna. 2013. Sanggat Tari. http://risna.sanggartari.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 10 Maret


2018 di Samarinda

Sri. 2015. Pengertian Tari Kontemporer Beserta Contohnya.


http://senitari.com/2015/08/pengertian-tari-kontemporer-beserta-contohnya. Diakses pada
tanggal 20 Januari 2018 di Samarinda

Wikipedia. Sanggar Seni. http://wikipedia.org/wiki/sanggar_seni.html. Diakses pada tanggal 10


Maret 2018 di Samarinda

Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan , Universitas


Mulawarman.ramlah.ade16@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai