Anda di halaman 1dari 11

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATF PENGARUH

PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA PADA SISWA SMKN 05 MALANG


TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan cara setiap individu untuk bisa berinteraksi atau berhubungan
satu sama lain baik itu dalam konteks langsung maupun secara tidak langsung untuk
keberlangsungan hidup. Berbagai cara dalam berkomunikasi juga sangat beraneka ragam
tidak peduli itu langsung ataupun tidak langsung, manusia adalah makhluk yang lebih
sempurna di bandingkan makhluk tuhan yang lainnya karena manusia dikaruniai kemampuan
untuk berfikir. Manusia bisa berfikir dan mengembangkan cara bagaimana agar tetap bisa
berkomunikasi atau berinteraksi satu sama lain walaupun dalam keadaan yang jarak yang
dekat atau jarak yang jauh sekalipun. Manusia selalu saja memiliki cara untuk hal seperti
demikian, sarana dan prasarana dalam berkomunikasi yang diciptakan oleh manusia
sangatlah banyak. Mulai dari surat menyurat, telepon, koran, siaran radio dan alat-alat yang
bisa menghasilkan informasi lainnya. Dan seiring dengan perkembangan zaman terlebih diera
globalisasi seperti sekarang sarana prasarana dalam berkomunikasi sangat banyak
bermunculan dengan sistem yang sangat canggih. Salah satunya adalah gadget yang mana
dengan gadget semua hal yang sulit bisa ringat, seperti kita tidak usah repot dalam surat
menyurat kita hanya cukup membuat email dan mengirimkannya lewat gadget. Dengan
gadget kita juga bisa mengakses berbagai aplikasi yang dapat digunakan agar bisa
berinteraksi atau berkomuniukasi dengan orang lain seperti Facebook, Whatsapp, BBM,
instagram dan masih banyak lagi aplikasi-aplikasi yang bisa di gunakan untuk berkomunikasi
baik itu pada jarak yang dekat atau jauh sekalipun. Aplikasi-aplikisi seperti itu biasa disebut
dengan Sosial Media.
Sosial media biasa digunakan oleh kalangan masyarkat untuk berinteraksi atau
berkomunikasi dengan sesama baik keluarga, teman, sahabat baik dijarak yang  dekat
maupun jauh. Sosial media yang bisa dikatakan sangatlah simple dan mempermudah
penggunanya dalam berkomunikasi sangatlah menarik penggunanya dari berbagai kalangan
mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan tak jarang anak sekolah dasarpun sekarang sudah
bisa menggunakan sosial media yang masih di bawah pengawasan orang tua.
Berbicara tentang penggunaan sosial dikalangan remaja sekarang memang kata sosial
media terdengar tidak asing apalagi dikalangan remaja terbukti dari Hasil penelitian pada
tahun 2014 yang berjudul "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di
Indonesia" yang yang dilakukan lembaga PBB untuk anak-anak, UNICEF, bersama para
mitra, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Universitas Harvard, AS.
Mencatat pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan remaja
diprediksi mencapai 30 juta.  Dari hasil penelitian itu dapat di simpulkan bahwa remaja di
Indonesia sudah bisa menggunakan internet dan tentunya mengenal sosial media yang mana
antara internet dan sosial media itu sangatlah berhubungan.
Ditinjau lagi dari penggunaan internet atau sosial media dikalangan remaja peneliti akan
mengerucutkan penggunaan sosial media di kalangan remaja tersebut pada satu aplikasi
sosial media yang paling banyak atau sudah umum digunakan oleh para remaja yaitu
facebook. Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang sangat populer di kalangan
masyarakat apalagi di kalangan remaja dengan facebook mereka bisa berteman dengan
siapapun baik yang di kenal secara langsung maupun orang yang sangat asing atau tidak sama
sekali di kenal, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Internet dan American Life
Project. Menggunakan facebook telah menjadi bagian lazim, sebuah kajian tahun 2009 yang
dilakukan oleh Harris Interactive and Teenage Reasearh Unlimited mengemukakan bahwa
anak muda berusia 13-24 tahun menghabiskan lebih banyak menghabiskan
waktu online setiap minggu di bandingkan menonton televisi, rata-rata 17 banding 14 jam.”
Badan Pengamat Tekhnologi Suwarno:2009 (dalam Intan 2012) juga mengemukakan
Indonesia merupakan negara terbesar ke-3 pengguna facebook terbanyak. dengan facebook
kita juga bisa menuliskan apa yang sedang kita rasakan, mengunggah foto dari moment-
moment tertetu atau bahkan hanya sekedar Updatet saja.
Bahkan saat ini remaja yang tidak memiliki facebook dianggapa kurang gaul dan
ketinggalan zaman. Facebook yang bisa di akses dimanapun sangat membuat para
penggunanya merasa ketagiahan atau bisa dikatakan ketergantungan, apalagi kalangan remaja
yang mana remaja bisa dikatakan sangatlah pintar dalam hal teknologi sehingga dalam
penggunaan facebuok mereka bisa mengakses dimanapun dan kapanpun. Pada tahun 2009
Badan Pengamat Teknologi Indonesia Suwarno:2009 (dalam Intan 2012) juga
mengemukakan bahwa 40% remaja mengakses facebook saat pelajaran berlangsung. Hal ini
berarti bahwa remaja sudah memiliki ketergantungan terhadap facebook sehingga mereka
bisa dikatakan tak peduli dengan pelajaran.
Dengan facebook remaja juga bisa menerima informasi, informasi yang diterima juga
beraneka ragam mulai dari berita yang biasa sampai berita yang sedang viral di kalangan
masyarakat. Facebook juga sarana dalam berinteraksi, walaupun interaksi dengan facebook
merupan interaksi yang tidak langsung tetapi melalui facebook indivudu dengan mudah bisa
berinteraksi dengan sesama sehingga walaupun pengguna tidak memiliki waktu yang luang
untuk bertemu secara langsung dengan orang yang ia butuhkan pengguna bisa tetap bisa
saling berinteraksi. Sehingga  hubungan antar individu bisa tetap terjalin dengan lancar.
Manusia adalah makhluk sosial yang mana dalam kehidupan seharinya manusia pasti
sangat memerlukan keterampilan dalam berinteraksi untuk di jadikan bahan dalam memenuhi
kotdratnya sebagai makhluk sosial  . Menurut Bonner dalam Budiawan (2010;51)
kemampuan interaksi sosial merupakan suatu kemampuan dalam menjalani hubungan antara
dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu satu mempengaruhi atau mengubah
individu yang lain atau sebaliknya. Berkenaan dengan hal tersebut bukan tidak mungkin apa
yang ada dalam facebook yang mana beraneka ragam informasi bisa di unggah atau di lihat di
facebook dapat mempengaruhi penggunanya yang akan di terapkan dalam kehidupan sehari-
harinya.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut mengenai sosial media dalam kaitannya dengan interaksi sosial, oleh karena itu penulis
mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Sosial Media Pada Siswa Smkn 05 Malang
Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial”.
1.2. Rumusan Masalah
1.        Berapa jumlah siswa/i pengguna sosial media (facebook) di SMKN 05 MALANG ?
2.        Bagaimana interaksi sosial yang dimiliki siwa SMKN 05 MALANG ?
3.        Bagaimana pengaruh penggunan sosial media terhadap interaksi soaial siswa/i SMKN 05
MALANG ?
1.3. Tujuan
1.      Mengetahui berapa jumlah siswa/i pengguna sosial media (facebook) di SMKN 05
MALANG.
2.      Mengetahui kemampuan interaksi sosial yang dimiliki siswa/i SMKN 05 MALANG.
3.      Mengetahui pengaruh penggunaan sisial media (facebook) terhadap interaksi sosial siswa/i
SMKN 05 MALANG.
1.4 Manfaat Penelitian
a.      Bagi Konselor
Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh konselor untuk merancang program bimbvingan dan
konseling mengenai keterampilan sosial dan interaksi soail siswa/i sehingga membantu dalam
pembinaan hubungan baik sesama siswa/i atau terhadap orang lain.
b.      Bagi Sekolah
Sebagai bahan informasi untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk
menciptakan atau tercapainya visi misi sekolah.
c.       Bagi Peneliti
Untuk dijadikan bahahan referensi kajian khususnya dalam topik mengenai interaksi sosial.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Sosial Media (facebook)
Menurut Wikipedia, media sosial adalah “sebuah media online”, dengan para penggunanya
(user) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi (sharing), dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
1.      Pengertian Facebook
Yaitu sebuah layanan jejaring sosial didunia maya yang digunakan untuk mencari teman
baru, teman lama dan lainnya. Selain itu facebook sebagai sarana untuk menambah
popularitas diri sehingga pengguna facebook merasa lebih percaya diri untuk menjalin suatu
hubungan pertemanan. Selain itu remaja menggunakan facebook untuk melampiaskan
kemarahan dengan cara menyindir orang yang tidak disukainya.
2.      Sejarah Facebook
Sejarah facebook berawal ketika Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14
Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School membuat situs jejaring sosial
facebook. Pada akhirnya, langkah yang diambil Zuckerberg tersebut sangatlah tepat
karena facebook  terus berkembang. Pada 2007 terdapat penambahan 200 ribu akun baru
perharinya. Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan facebook setiap harinya. Sampai pada
2009, penghasilan facebook mencapai nominal 800 juta US dollar.
2.2  Remaja (SMA/SMK)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan
masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri
(ego identity) (desmita, 2009, hlm.37). berkaitan denganm pencarian jati diri (ego identity)
masa remaja merupakan tahapan atau masa yang paling penting diantara tahapan lainnya,
karena pada ahir tahapan remaja orang harus mencapai tingkat identitas ego yang cukup baik
(alwisol, 2009, hlm.98).
Masa remaja di bagi atas tiga bagian bagian Menururt Hurlock (dalam Desmita, 2009, hlm.
23) fase remaja di mulai pada usia 11dan13 tahun sampai usi 21 tahun, yang di bagi atas tiga
masa, yaitu :
a.       Fase pre adolescence : mulai usia 11-13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar setahun
kemudian bagi pria.
b.      Fase early adolescense : mulai usia 13-14 tahun sampai 16-17 tahun
c.       Fase late adolescence : masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hampir
bersamaan dengan masa ketika seseorang tengah menempuh perguruan tinggi.
2.3 Interaksi Sosial
A.    Pengeretian Interaksi Sosial
Interaksi merupakan salah satu cara manusia untuk berlangsung hidup sehingga dapat di
katakan bahwa interaksi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Selama manusia hidup
pasti manusia akan melakukan interaksi menurut Solihatin,2008 (dalam Agustina, 2010. Hlm
32)  pergaulan mencirikan bahwa manusia berinteraksi dalam seting kelompok, dimana
terjadinya kesepakatan dalam bekerja sama. Bekerja sama dalam berbahagi hal seperti
pembagian kerja yang menuntut bahwa pekerjaan itu tidak dapat dikerjakan seorang diri
melainkan membutuhkan orang lain atau saling membantu satu sama lain, Hal itu karena
manusia merupakan makhluk sosial.
Menurut Thibaut dan Kelley dalam Ali dan Asrori,2004 (dalam Agustina, 2010. Hlm 32) 
Mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua
orang ataub lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau
berkomuniikasi satu sama lain.
Sedangkan H. Bonner dalam Gerungan,2000 (dalam Agustina,2010. Hlm 33) mendefinisikan
interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu, manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Pernyataan
ini menjelaskan bahawa anatara ada hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dalam
interaksi sosial.
Dari pendapat beberapa ahli di atas tentang interaksi sosial dapat di simpulkan bahwa
interaksi sosial merupan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih untuk
mendapatkan keuntungan masing-masing dengan perannya masing-masing.
B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut H. Bonner (dalam Agustina,2010. Hlm 33), interaksi sosial dibedakan dalam
beberapa faktor yang mendasarianya anatara lain sebagai berikut :
a. Faktor Imitasi
Tarde (dalam santoso, 2006) mengungkapkan bahawa imitasi berasal daro kata imitation
yang berarti peniruan. Karena manusia memiliki kebiasaan meniru dari adanya interaksi
sosial anatara individu. Seperti cara berpakaian.
b.   Faktor Sugesti
Sugesti dikenal dengan kata lain suggere yang berarti mempengaruhi (santoso, 2006). Jadi
interaksi sosial dapat terjadi karena adanya pengaruh baik individu itu mempengaruhi atau
berperan sebagai orang yang memberi pengaruh.
c.    Faktor Identifikasi
Indentifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain,
Sigmund Freud (dalam santososo, 2006).
d.   Faktor Simpati
Istilah simpati berasal dari bahasa latin sympathia yang berarti turut merasakan.
C.    Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Marton Deuttah, Park, dan Bagus (dalam Santoso, 2006) mebagi Interaksi soaial menjadi
lima bentuk  yaitu :
a.      Kerja Sama
Santoso (2006) mendefinisikan kerja sama adalah suatu bentuk interaksi soaial ketika tujuan
anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau tujuan
kelompok.
b.      Persaingan (compettion)
Santoso (2006) persaingan adalah suatu bentuk interaksi soaial ketika seorang individu dapat
mencapai tujuan sehingga individu lain akan terpengaruh dalam mencapai tujuan tersebut.
c.       Pertentangan (conflict)
Santoso (2006) menyamakan kata pertentangan dengan konflik, yang diartikan sebagai suatu
proses soSial ketika individu-individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan
jalan menentang pihak lain dengan ancaman.
d.      Persesuaian (accomodation)
Santoso mendefinisikan persesuaian adalah proses penyesuaian dimana orang-orang atau
kelompok-kelompok yang sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan
tersebut atau setuju untuk mencegah pertentangan tersebut atau setuju untuk mencegah
pertentangan yang berlarut-larut dengan melakukan interaksi damai baik bersifat sementara
maupun bersifat kekal.
e.       Perpaduan (assimilatin)
Perpaduan merupakan usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses
mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama (santoso, 2006).
D.    Jenis-Jenis Interaksi Sosial
Shaw (dalam Ali dan Asrori, 2004) membedakan interaksi menjadi tiga jenis, yaitu :
a.       Interaksi Verbal : merupakan salah satu bentuk interaksi yang terjadi jika ada dua orang
atau lebih melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat-alat artikulasi.
     
b. Interaksi Fisik : salah satu bentuk interaksi yang terjadi jika ada dua orang atau lebih
melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh.
      
c. Interaksi Emosional : adalah salah satu bentuk interaksi yang terjadi jika individu
melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan.
2.4 Layanan Bimbingan dan Konseling Di SMK
     Ruang lingkup kegiatan dalam rangka implementasi atau pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di SMK mencakup empat komponen program, yaitu  komponen
layanan dasar, komponen layanan responsif, komponen layanan peminatan dan perencanaan
individual, dan komponen layanan dukungan sistem. Selain itu, kegiatan pelaksanaan
program bimbingan dan konseling juga harus mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang
layanan belajar, bidang layanan pribadi, bidang layanan sosial dan bidang layanan karir.
Komponen program dan bidang layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara
langsung maupun tidak langsung atau melalui media.
Berkaitan dengan penelitian ini peneliti mengacu terhadap hubungan sosial dan pribadi
siswa. Maka berikut merupakan layanan Bimbingan dan Konseling di SMK dalam
Kompetensi Pribadi Sosial berdasarkan Standar kompetensi kemandirian peserta didik dalam
layanan bimbingan pribadi sosial bagi siswa SLTA (SMA/MA/SMK) berdasarkan setiap
aspek perkembangan yang dikemukakan oleh Depdiknas sebagai berikut:
a.         Mempelajari hal ihwal ibadah.
b.        Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat.
c.         Mempelajari cara-cara menghindari konflik.
d.        Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif.
e.         Mempelajari keragaman interaksi sosial.
f.         Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragamkehidupan.
g.        Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial.
h.        Mempelajari cara-cara membina kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman
sebaya.
 Berdasarkan uraian layanan bimbingan dan konseling bagi siswa SMK, khususnya
Layanan Bimbingan dan Konseling pribadi sosial hendaknya mengacu pada standar
kompetensi kemandirian peserta didik dengan memperhatikan aspek-aspek perkembangan
siswa. Dengan memperhatikan aspek-aspek perkembangan siswa diharapkan materi dapat
diterima secara optimal.
2.5. Asumsi Penelitian
a.       Siswa yang menggunakan facebook akan memiliki keterampilan dalam hubungan interaksi
sosial. Karena tidak hanya berhubungan secara langsung dengan orang lain tetapi juga
melalui media sosial (facebook).
     
b. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang mana individu dapat saling
mempengaruhi. Dengan facebook individu dapat menerapkan apa yang iya lihat di facebook
kedalam kehidupan seseharinya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Peneltian
Penelitian meruapakan kegiatan yang bertujuan untuk menegembangkan pengetahuan dan
juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian terdapat metode dalam
melakukan penelitian. Darmanwan (2013. Hlm 127) metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan masalah yang di teliti.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian kualitatif
dengan menggunakan desain penelitian studi kasus (case study) .  studi kasus (case study)
adalah desain penelitian yang dilatar belakangi masalah untuk mengkaji individu,
komunikasi, sistem, atau keterkaitan antar peristiwa (Agustina, 2016. Hlm 2) . tujuan dari
desain study kasus adalah untuk memperoleh keutuhan suatu peristiwa atau kasus.
Oleh karena itu peneliti menggunakan desain studi kasus karena peneliti ingin mengetahu
pengaruh penggunaan facebook terhadap kemampuan interaksi siswa SMKN 05 MALANG.
3.2. Partisipan dan Tempat Penelitian
a.    Populasi
Menurut Darmawan ( 2013. Hlm 137) Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu
yang memiliki jumlah banyak dan luas. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa SMKN 05 MALANG sebagai tempat untuk melakukan penelitiannya terkait dengan
pengaruh penggunaan sosial media terhadap kemampuan interaksi sosial.
b.   Sample
Menurut Darmawan (2013. Hlm 138) sample adalah subjek penelitian yang menjadi sumber
data yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampelan. Sedangkan peneliti dalam
mengambil sampel untuk penelitiannya menggunakan teknik sampel purposif (purposeful
samples) yaitu sampel yang dipilih dalam upaya penelitian kualitatif karena mereka cocok
dengan tujuan-tujuan tertentu peneliti (Agustina, 2016. Hlm 3). Sampel initidak terbatas pada
kondisi atau situasi yang menguntungkan peneliti dapat terlibat. Yaitu siswa kelas XI TKJ
SMKN 05 MALANG yang menggunakan Facebook maupun tidak menggunakan facebook.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


a.    Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran real terhadap
fenomena/kejadian yang di teliti (Agustina, 2016. Hlm 4). Dalam penelitian ini peneliti
berperan sebagai observer non-partisipan/ role of a non-participant observer yang mana
peneliti terlibat penuh sebagai penagmat yang melakukan pengumpulan data tanpa terlibat
dalam peristiwa atau fenomena yang di alami.
b.   Wawancara Semi-terstruktur
wawancara semi terstruktur diperlukan untuk memperoleh jawaban yang spesifik dari
sampel/partisipan. Analisis ini umumnya melibatkan perhitungan yang dapat diukur secara
statistik guna memperoleh konsisten jawaban dari sumber informan. Dan peneliti melakukan
wawancara kepada siswa yang menggunakan facebook dan juga kepada guru BK dan
beberapa guru tentang keamapuan Interaksi sosial yang dimiliki oleh siswa pengguna
facebook.
3.4. Instumen Penelitian
menurut Agustina (2016. Hlm 6) Instrumen merupakan alat bantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan skala likert. skala
likert bertujuan untuk mengukur sikap dan emosi sampel / subjek penelitian guna mencari
kebenaran yang bersifat objektif tidak berpihak terhadap bias peneliti.  Peneliti menggunakan
skala yang beruapa angket tentang kemampuan interaksi sosial.
3.5. Analisis Data
Analisis data berarti kategorisasi, penataan, dan peringkasan data untuk memperoleh jawaban
bagi pertanyaan dalam penelitian. Langkah-langkah dalam analisis data studi kasus
khususnya dalam bimbingan konseling dapat di lakukan dengan dua cara sebagai berikut:
a.       Secara Statistik
Yaitu dengan memaparkan perolehan data berupa angka-angka yang dapat di analisis melalui
program excel atau SPSS. Dari hasil perhitungan angket interaksi sosial.
b.      Secara Kualitatif
Analisis data kualitatif dianalisis dengan cara membuat kode data yang disesuaikan dari cara
mengumpulan data. Dengan menyampaikan persepsi dengan beberapa cara sebagai berikut :
1.     Triangulasi data
Yaitu data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber agar hasil dari wawancara,
observasi dan dokumentasi dapat di analisis seutuhnya.
1. Member checking
Yaitu dengan mengecek seluruh proses analisis data. Tanya jawab bersama informasi
terkait dengan hasil interpretasi peneliti tentang realitas dan makna yang di sampaikan
informan untuk memastikan nilai kebenaran data.
2.     Peer Examination
Pemeriksaan oleh sesama peneliti. Antara mahasiswa dan pembimbing melakukan
cros data dan temuan lapangan.
3.     Pola Partisipatoris
Informan dilibatkan dalam sebagian besar tahap penelitian, mulai dari perencanaan
hingga pemeriksaan interpretasi dan kesimpulan.
4.     Klarifikasi Bias Peneliti
Di awal peneliti bias peneliti jelas sebagai “peran peneliti”.
5.     Waktu Lama Observasi
Observasi dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu tertentu
sehingga menemukan data jenuh.
3.6. Tahapan atau Prosedur Penelitian
Berikut langkah-langkah atau tahapan dalam melakukan penelitian :
a.      Pertanyaan penelitian / study questions / research question
Peneliti memulai penelitian dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sebagai
upaya untuk memperoleh data dengan melakukan wawancara  Seperti menggunakan
pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” “apakah”. Seperti pertanyaan “bagaimana siswa
menggunakan sosial media (facebook) saat siswa sedang di sekolah?”. “Bagaimana guru
mengawasi siswa agar tidak menggunakan atau memainkan facebook saat di sekolah?”.
“apakah semua siswa menggunakan sosial media ?”.  
b.      Fokus kajian penelitian/ study proposotions
Pada tahap ini peneliti mencari dan mengkaji teori yang berkaitan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan yaitu tentang interaksi sosial dan sosial media (facebook) dari berbagai
sumber seperti buku, jurnal, maupun dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
c.       Analisis data/unit of analysis
Di tahap penganalisisan data peneliti menganalisis data yang sudah peneliti peroleh dari
sumber-sumber yang ada di ruang limgkup penelitian. Peneliti dalam menganalisis data
menggunakan dua cara yaitu dengan cara statistika untuk menganalisis hasil angket interaksi
sosial yang sudah peneliti sebarkan. Dan juga menggunakan cara interpretasi kualitatif untuk
menganalisis data dari hasil wawancara dan observasi.
d.      Menghubungkan prorsi data/lingking data to propositions
Setelah melakukan analisis data peneliti menghubungkan prorsi data dengan strategi-strategi
validitas kualitatif, yakni : triangulasi data, member checking, peer examination, pola
partisipatoris, klarifikasi bias penelitia, dan waktu lama observasi.Guna memastika ke
validitasan data yang sudah di proleh oleh peneliti.
e.       Menafsirkan temuan/criteria for interpreting the findings
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran temuan yang di sesuaikan dengan tujuan dan
kebutuhan data. Yang di sesuaikan dengan hasil penganalisisan data pada tahap
sebelumnya/penganalisisan data.
    
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. (2009). Psokologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja rosda karya
Alwisol. (2009). Psikolgi kepribadian edisi revisi. Malang : UMM PRESS
Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Agustina, I. (2016). Hangout Perkuliahan metode penelitian kualitatif. Universitas Kanjuruhan
Malang
Budiawan, A. (2010). Hubungan antara konsep diri dengan kemampuan interaksi sosial pada
siswa SMP Kartika IV Malang. Program Studi Bimbingan dan Konseling.Universitas
Kanjuruhan Malang
Agustina, I. (2010). Penerapan Pendekatan Konstruktivitas Model Cooperative Learning Untuk
Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Kelas VII-E Di Pendidikan Inklusi SMP NEGERI 18
MALANG. Program Stusi Bimbingan dan Konseling.Universitas Negeri Malang   
Intan, K. (Mei, 2012). Karya Tulis (pengaruh Facebook Terhadap Remaja). (Artikel Online).
Diakses dari http://khintoko-intan.blogspot.co.id/2012/05/karya-tulis-pengaruh-facebook-
terhadap.html. Pada senin 12-12-2016 13.20.

Anda mungkin juga menyukai