Anda di halaman 1dari 9

PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN REMAJA

( SUATU STUDI KASUS DI KOTA SORONG )

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester pada


Bidang Studi Bahasa Indonesia
Kelas XI IPS 2

Oleh :
Kelompok 2

Vania Winona Tegel


Axel Reynaldy Sianipar
Anatasya A.D.Wahyudhi
Maylan Dorce Kocu
Rainhard R. Segidifat
Rachel E.Meres
Klafun P. Buratehi
Wihelmina Sofia Hindom

SMA YPPK MODEL AGUSTINUS


KOTA SORONG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Diterangkan bahwa Proposal Penelitian dari :

Kelompok 2 :

1. Vania Winona Tegel


2. Axel Reynaldy Sianipar
3. Anatasya A.D.Wahyudhi
4. Maylan Dorce Kocu
5. Rainhard R. Segidifat
6. Rachel E.Meres
7. Klafun P. Buratehi
8. Wihelmina Sofia Hindom

Kelas : XI

Jurusan : IPS 2

Judul : Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Remaja ( Suatu Studi


Kasus di Kota Sorong )

Telah diterima dan disetujui oleh Guru Mata Pelajarani Bahasa Indonesia SMA
YPPK Model Agustinus Kota Sorong untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
dan menambah wawasan Peserta Didik.

Menyetujui,

Kota Sorong, 25 Januari 2021

Guru Pembimbing Guru Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia

Hilda Eku, S.Pd Hilda Eku, S.Pd


KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang akhirnya kami
dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul: “Penyalahgunaan Narkotika di
Kalangan Remaja” ( Suatu Studi Kasus di Kota Sorong ).
Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan
karena fakta keterbatasan yang ada. Untuk itu demi sempurnanya penelitian ini,
kami sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Penelitian ini kami persembahkan kepada : kedua orang tua kami yang telah
meluangkan segenap waktunya untuk mengasuh, mendidik, membimbing, dan
mengiringi perjalanan hidup kami dengan dibarengi alunan doa yang tiada henti
agar kami sukses dalam menggapai cita-cita. Buat kakak dan adik-adik yang
telah menjadi mitra semangat kami dan berdoa. Tuhan Yesus mencintai kalian
semua.
Penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu
kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Femmy Runtuwene, M.Pd. Sebagai Kepala Sekolah SMA
Model YPPK Agustinus Kota Sorong..
2. Ibu Dra. Budiarti Titik Harini., Sebagai Wali kelas XI IPS 2 SMA
Model YPPK Agustinus Kota Sorong.
3. Ibu Hilda Eku, S.Pd, Selaku pembimbing dan guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
kami.
4. Ibu Veronika Rettob, S.Pd Selaku guru kesiswaan yang bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan kami.
5. Bapak dan ibu guru SMA Model YPPK Agustinus Kota Sorong
atas ilmu yang telah diberikan kepada kami.
Kiranya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca.
Terima kasih.

Kota Sorong, 20 Januari 2021

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Anak adalah tunas, potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan


bangsa, oleh karena itu anak memiliki peran strategis bangsa dan negara di
masa depan. Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut,
maka ia perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, berakhlak mulia,
serta memperoleh perlindungan untuk menjamin kesejahteraannya.
Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anak-
anak menuju masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak
dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa.
Oleh karena itu bila masa remaja telah rusak oleh narkoba yang pada awal
kemunculan sebagai zat yang dapat meringankan dan meredakan rasa sakit
berubah fungsi menjadi zat yang membahayakan dan penggunaan zat atau obat
tanpa petunjuk dokter merupakan penyalahgunaan.
Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Anang Iskandar
menyatakan jumlah orang meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba
mencapai 200 juta per tahun. Angka ini didasarkan pada World Drug Report
2014 oleh Organisasi Dunia penanganan narkoba dan kriminal
(UNODC)."Pengguna narkoba tercatat sebanyak 315 juta orang pada usia
produktif 15 hingga 64 tahun.
Masyarakat terlalu cenderung untuk menyimpulkan faktor keluarga
sebagai faktor utama yang menyebabkan kenakalan remaja, sehingga orang tua
yang memegang tanggung jawab sepenuhnya terhadap anaknya. Padahal tidak
sepenuhnya demikian, remaja dalam dirinya sedang mencari jati diri seutuhnya.
Seiring dengan kondisi tersebut, Berbagai tindakan kriminalitas seperti
pencurian, tawuran, pengguna narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif lainnya
(NAPZA) yang saat ini jaringan dan penyebarannya semakin meluas, tentu akan
mengancam dan menghancurkan hidup serta masa depan setiap individu
terutama remaja. Pengguna narkoba menimbulkan penyakit fisik, mental dan
sosial mereka.Pengunaan narkoba akan kehilangan kontrol diri dalam bersikap
dan bertindak. Perubahan mereka juga semakin menyimpang dari norma-norma
yang ada.
Hal ini menimbulkan dampak antara lain, merusak hubungan kekeluargaan,
menurunkan kemampuan belajar dan ketidakmampuan untuk membedakan
mana yang baik dan yang buruk, perubahan perilaku, menurunnya produktifitas
kerja, gangguan\ kesehatan, mempertinggi kecelakaan lalu lintas, kriminalitas,
dan kekerasan lainya.
Menyadari akan bahaya pengguna narkoba berbagai upaya dan tindakan(oleh
aparat keamanan dan hukum) juga telah dilakukan untuk memberantas sindikat
-sindikat pembuat dan pengedar obat terlarang dan alkohol yang tidak berizin.
Banyak sekali dana yang terbuang bahkan jiwa melayang dalam usaha
pemberantasan narkoba. Akan tetapi sampai sekarang pengguna zat-zat adiktif
yang berbahaya ini tidak pernah dapat diberantas dengan tuntas.
Oleh karena bahaya narkotika terhadap kehidupan masyarakat dan
negara sangat besar, maka kami tertarik untuk mengangkat masalah narkotika
ke dalam penelitian dengan judul : “ Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan
Remaja “ (Suatu Studi Kasus di Kota Sorong ).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut di atas,maka untuk


memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, perlu dirumuskan hal-hal pokok
yang di angkat sebagai pembahasan antara lain :
1. Bagaimanakah perkembangan penyalahgunaan narkotika di kalangan
remaja yang terjadi pada tahun 2020 di kota Sorong?
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan
narkotika di kalangan remaja di Kota Sorong?
3. Upaya apakah yang dilakukan oleh Kepolisian Kota Sorong untuk
menanggulangi penyalahgunaan narkotika?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui perkembangan penyalahgunaan narkotika di


kalangan remaja yang terjadi pada tahun 2020 di Kota Sorong.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan
terjadinya penyalahgunaan narkotika di Kota Sorong.
3. Untuk mengetahui upaya apakah yang dilakukan oleh Kepolisian dan
Badan Narkotika Kota Sorong untuk menanggulangi penyalahgunaan
narkotika.

1.3.2. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya, dan ilmu hukum
pidana khususnya mengenai hal yang berkaitan dengan
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi atau gambaran kepada pihak penyidik
khususnya mengenai pengaturan hukum dalam rangka penyidikan
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Untuk
menambah wawasan kami serta menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam lapangan hukum pidana.
1.4. Kerangka Pemikiran

Penyalahgunaan obat ini menurut Soedjono Dirdjosisworo, yaitu


“pemakaian diluar pengawasan dan pengendalian dinamakan penyalahgunaan
Narkotika yang akibatnya sangat membahayakan kehidupan manusia baik
perorangan maupun masyarakat dan negara”.
Narkotika dan jenis obat-obatan adalah zat atau obat yang bermanfaat dan
diperlukan bagi upaya penyembuhan dan pelayanan kesehatan serta untuk
pengembangan ilmu pengetahuan (pendidikan, latihan, ketrampilan, penelitian),
namun demikian produksi dan peredaran gelap serta penyalahgunaannya
ternyata menimbulkan dampak negatif yang berbahaya bagi individu karena
menimbulkan ketergantungan atau merusak fisik, mental, merugikan secara
materi yang selanjutnya dapat merusak remaja sebagai penerus atau pemimpin
bangsa, menghambat tercapainya tujuan pembangunan mewujudkan sumber
daya manusia Indonesia yang berkualitas, menimbulkan kriminalitas, serta
mengganggu stabilitas keamanan, melemahkan ketahanan nasional dan
mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk mempertahankan ketertiban bangsa dan menanggulangi semakin
merajalelanya penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang, maka
pemerintah makin memperketat pembatasan dan pengawasan peredarannya.
Salah satu langkah awal pemerintah adalah dengan mengatur cara
penyediaannya dan penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang hanya untuk
keperluan pengobatan dan ilmu pengetahuan, serta mencegah dan
menanggulangi bahaya yang dapat ditimbulkan dari akibat penyalahgunaan
narkotika dan obat-obat terlarang.
Ketentuan mengenai peran serta pemerintah dan masyarakat dalam
masalah penanggulangan penyalahgunaan narkotika serta obat-obat terlarang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang
pokok isinya adalah:
1. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
berperan serta dalam membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan
obat-obat terlarang.
2. Masyarakat wajib melaporkan kepada pejabat yang berwenang bila
mengetahui adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
dan obat-obat terlarang.
3. Pemerintah memberikan jaminan keamanan dan perlindungan kepada
masyarakat yang melapor.
4. Pemerintah memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat
atau badan yang telah berjasa dalam membantu upaya pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
dan obatobat terlarang atau pengungkapan tindak pidana narkotika
dan dalam bentuk piagam, tanda jasa, premi, dan atau lainnya.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta masyarakat, jaminan
keamanan dan perlindungan, syarat dan tata cara pemberian
penghargaan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Kepolisian sebagai aparat yang berwenang dalam hal ini berkewajiaban
dengan segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan untuk menanggulangi peredaran
gelap dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang berdasarkan 7
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hukum biasanya polisi melakukan tindakan yang sifatnya prefentif
maupun represif yang bertujuan untuk meniadakan gejala-gejala yang mengarah
pada terjadinya tindak pidana, dan dalam penulisan hukum ini dikhususkan
mengenai upaya Kepolisian dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika
dan obat-obat terlarang di kalangan masyarakat.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu untuk memberikan


gambaran selengkap-lengkapnya tentang norma-norma penegakan
hukum terhadap tindak pidana narkotika dan obat-obatan terlarang di
kalangan remaja serta upaya penanggulangannya oleh Kepolisian dan
Badan Narkotika di Kota Sorong.

1.5.2. Metode pendekatan

Metode pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah yuridis


empiris.
Pendekatan yuridis ini mengkaji tentang upaya Kepolisian dan Badan
Narkotika Kota Sorong dalam tindakan preventif serta represif
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang berdasarkan
undangundang yang ada.
Pendekatan empiris mengkaji tentang bentuk dan jenis-jenis narkotika
dan obat-obatan terlarang, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang , serta faktor-
faktor yang menjadi hambatan pihak Kepolisian dan Badan Narkotika
dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di Kota Sorong.

1.5.3. Jenis dan Teknik pengumpulan data

a. Sumber Data Primer


Data yang berupa sejumlah keterangan atau fakta yang secara
langsung diperoleh dari tokoh yang berkaitan atau berhubungan langsung
dengan masalah penelitian di Polres Kota Sorong dan Badan Narkotika
Kota yang menangani langsung kasus peredaran dan penyalahgunaan
Narkotika dan obat-obatan terlarang di Kota Sorong.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder berupa bahan pustaka yang terdiri dari:
1) Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum
yang mengikat, terdiri dari peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Sehubungan dengan itu, maka bahan hukum primer yang digunakan
adalah:
a) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
b) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
c) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan meliputi literatur-literatur
yang terkait dengan peranan Kepolisian dan Badan Narkotika Kota
dalam menangani langsung kasus peredaran dan penyalahgunaan
Narkotika dan obat-obatan terlarang di Kota Sorong.

1.5.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan kelompok, maka


kelompok dalam melakukan penelitian menggunakan cara sebagai
berikut:
a. Studi Pustaka
Dilakukan dengan mencari, mencatat, menganalisis, dan
mempelajari data yang berupa bahan-bahan pustaka atau data
tertulis, baik berupa Kitab Peraturan Perundang-Undangan, buku-
buku, majalah-majalah, jurnal-jurnal, ataupun surat kabar serta
bahan tertulis yang berhubungan atau berkaitan dengan objek
penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Wawancara ini dilakukan secara langsung terhadap
pengguna narkotika, petugas kepolisian dan petugas badan
narkotika di wilayah Kota Sorong.

1.5.5. Metode Analisis

Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder,


kemudian dianalisis menggunakan metode analisis kualitatif. Yaitu
pengujian tanpa menggunakan angka – angka atau model – model
matematis dan rumusan – rumusan statistik, kemudian hasilnya disajikan
secara deskriptif analisis. Penyajian data secara deskriptif analisis disini
adalah pengolahan data tanpa menggunakan model matematis dan
rumusan-rumusan statistik, tetapi penyajian data langsung berupa
deskriptif sehingga pembaca mudah memahaminya.
1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan penelitian adalah sebagai berikut:


Bab I pendahuluan. Pada bab ini penulis menguraikan tentang
latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II. Pada bab ini menguraikan tentang tinjauan umum tindak
pidana narkotika, konsep remaja, dan tinjauan hukum tentang penegakan
hukum.
Bab III. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai apa saja bentuk-bentuk/jenis-jenis narkotika dan
obat-obatan terlarang yang beredar di Kota Sorong. Faktor-faktor apa
saja penyebab penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang serta
upaya kepolisian dan badan narkotika kabupaten dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di
Kota Sorong serta faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan.
Bab IV. Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran
yang berkaitan dengan permasalahan dan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai