Dosen penyusun
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Materi ajar Mata Kuliah
Teknik Tari Tradisi untuk mahasiswa semester 3 di Program Studi
Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Universitas Tanjungpura. Materi ajar ini
disusun dengan menyesuaikan pembelajaran daring dan luring yang lebih
menempatkan mahasiswa sebagai pusat kegiatan belajar (Student Center).
Materi ajar ini juga dilengkapi dengan latihan soal yang akan di tuangkan ke
dalam bentuk kuis melalui e-learning UNTAN untuk menguji pemahaman
siswa terkait dengan materi. Dalam materi ajar ini akan di bahas mengenai
teori-teori yang berkaitan dengan teknik tari tradisional, pakem gerak tradisi
Melayu dan Dayak Kalimantan Barat, serta Bali, Sunda dan Jawa. Pakem
gerak tersebut terdiri dari gerak kepala, gerak badan, gerak tangan dan
gerak kaki.
Penyusun
Uraian Materi
A. Pengertian Teknik
Teknik dalam tari harus dipahami sebagai suatu cara mengerjakan
seluruh proses baik fisik maupun mental yang memberikan kesempatan
kepada para penari untuk mewujudkan pengalaman estetisnya dalam
sebuah komposisi tari, serta keterampilan untuk melakukannya (Hadi,
2017: 48). Sebagai makhluk hidup, seorang manusia adalah makhluk
yang selalu bergerak, sedangkan gerak merupakan unsur utama di
dalam tari. Artinya seni tari hanya menggunakan keluwesan tubuh,
menjiwainya agar menghasilkan gerakan yang selaras.
Ketika hendak menganalisis gerak tari, salah satu yang harus
diperhatikan adalah teknik gerak penari. Teknik gerak tradisi memiliki
keberagaman ciri khas pada masing – masing etnis, bahkan ada
perbedaan juga pada masing – masing tari dalam satu etnis. Misalnya
teknik gerak tari sunda yang memiliki teknik gerak tangan baplang dan
sawang, teknik gerak tangan pada tari Bali seperti Nagastru dan
Luk nerudut. Teknik pada tarian tersebut merupakan interpretasi nilai
yang ada di masyarakat yang diwujudkan dalam gerak yang memiliki
aturan baku. Teknik – teknik tersebut harus dikuasai penari saat menari
dan harus dikuasai para kritikus saat menganalisis gerak.
Seni tari, khususnya tari tradisi memiliki ciri khas dan keunikan
gerakan, gerakan tersebut memiliki pakem-pakem dan kebakuan
sehingga menjadi pembeda antara satu tari dengan tari tradisi yang lain.
Oleh karena itu setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan budaya
adat tradisi yang berbeda sehingga kekayaan ini menjadikan nilai lebih
jika kita kembangkan. Tentu saja pengembangan ini adalah menjadikan
gerak tari tradisi akar atau pijakan awal dalam mengkompos (membuat)
tari.
Teknik dasar sangat berkaitan dengan tahapan-tahapan dan tata
cara melakukan gerakan. Adapun dalam materi ini yang akan dibahas
adalah teknik dasar yang terdiri dari gerak kepala, badan, tangan, dan
kaki, yang kemudian menjadi satu kesatuan gerak yang utuh.
Adapun gerak dasar dalam materi ini, antara lain;
1. Gerak kepala ada beberapa macam gerak kepala, yang masing-
masing kekuatannya bergantung pada cara menggerakkannya.
Berbagai macam gerak kepala yang yang fokusnya pada dagu,
tegkuk-kepala bagian atas, maupun penguatan atau
memfungsikan otot-otot leher sangat banyak kemungkinannya
yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dalam karya tari. Contoh:
gileg, godeg, ungklek, kedet
2. Gerak badan, gerak bagian badan terbatas karena bertumpu
pada gerak pinggang. Contoh: mendhak, hoyong, agem,
torsoan
3. Gerak tangan, Gerak tangan dapat diartikan bagaimana cara
melakukan gerakan tangan sesuai dengan kebutuhan gerak tari
dengan tidak meninggalkan kunci gerak persendian yang ada
disekitar lengan, siku dan bahu. Contoh: Nyekithing, baplang,
sawang
4. Gerak kaki mengacu pada perpindahan tempat dalam menari
dengan pergerakan kaki. Gerak dasar tari dapat diartikan
bagaimana cara melakukan gerakan tari sesuai dengan
kebutuhan gerak tari dengan tidak meninggalkan kunci gerak
persendian yang ada disekitar persendian paha, lutut, dan
tungkai ( Wibisono, 2001:9). Contoh: injit, lompat kijang, adeg-
adeg, trisig
L
Gambar 1 desain pentas dalam tari
Kiri
Gambar 2 Arah hadap
Gambar 3 level atas
2. Waktu
Waktu adalah durasi yang berlangsung selama pertunjukan tari.
Waktu dalam tari juga dipahami sebagai kecepatan atau kelambatan
dalam irama/ketukan gerak. Dua faktor yang penting dalam unsur
waktu yaitu ritme dan tempo. Ritme menunjukkan ukuran waktu dari
setiap perubahan detail gerak (cepat lambat gerakan) sedangkan
tempo mengarah pada kecepatan tubuh penari. Waktu biasanya di
lakukan oleh penari ketika melakukan desain serempak dan cannon
atau berurutan. Adapun desain-desain tersebut masuk ke dalam
komposisi kelompok yang akan di jabarkan sebagai berikut:
a. Desain serempak (unison), adalah pola-pola gerak yang
dilakukan oleh sejumlah penari dalam waktu dan tempo yang
bersamaan. Pada pelaksanaan gerak dengan desain serempak
akan terjadi pengulangan desain keruangan, wujud waktu, dan
dinamika. Disain ini memberikan kesan teratur, mempertegas
dan memperkuat pola gerak yang dilakukan.