Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN SENI TARI

Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang
dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan,
maksud danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga,
irama, dan rasa.

Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk
mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Menurut Corrie Hartong, ahli
tari dari Belanda, mengajukan batasan tari yang berbunyi tari adalah gerak-gerak yang
diberi bentuk dan ritmis dari badan didalam ruang.

Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya.


Tari juga berarti ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat
menimbulkan daya pesona. Yang dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan
rasa dan emosional yang disertai kehendak. Menurut Dr Soedarsono, tari adalah
ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah.
Gerakan pada seni tari diiringi dnegan musik untuk mengatur gerakan penari dan
menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki geraka berbeda dari gerakan
sehari-hari seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak realistis tetapi ekpresif fan estetis.
Agar sebuah tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni tari
melibatkan anggota badan. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk
gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
UNSUR-UNSUR SENI TARI
Seni tari pada pokoknya memiliki dua unsur, yakni unsur utama dan unsur pendukung.
Berikut ulasan lengkapnya:

1. Unsur Utama Dalam Kesenian Tari

Suatu gerakan tidak dapat dikatakan sebagai tarian jika tidak memenuhi 3 unsur. Jika
salah satu dari unsur ini tidak ada maka gerakan tersebut tidak termasuk tari. Ketiga
unsur tersebut adalah:

 Wiraga (Raga): Sebuah tarian harus memperlihatkan gerakan badan, baik


dengan posisi berdiri ataupun duduk.
 Wirama (Irama): Seni tari juga harus memiliki unsur irama yang bisa
menyatukan antara gerakan badan dan music pengiringnya. Baik dari segi irama
maupun temponya.
 Wirasa (Rasa): Tarian hendaknya mampu menyampaikan sebuah perasaan
yang ada di jiwa. Baik melalui sebuah gerakan dan tarian atau ekspresi
penarinya.
2. Unsur Pendukung Dalam Kesenian Tari

Unsur ini hanyalah sebagai pemikat orang yang melihat agar tarian kelihatan lebih
menarik. Meskipun unsur ini tidak terpenuhi maka suatu gerakan indah yang ritmis
sudah bisa dikatakan sebagai gerakan seni tari. Tapi alangkah lebih baik lagi kalau
unsur pendukung ini dipenuhi agar tarian memiliki daya pesona pada saat pementasan
atau pertunjukan. Unsur pendukung ini meliputi:

 Ragam Gerak: Sebuah tarian bisa terlihat indah jika semua anggota badan
berkolaborasi. Bukan hanya tangan dan kaki, tapi kombinasi lirikan mata dan
raut wajah, termasuk ekspresi wajah itu sendiri. Semua ini tentu akan
menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga tarian tersebut kelihatan estetis.
 Ragam Iringan: Suatu tarian bisa dinikmati jika ada musik yang ritmis dan cocok
dengan gerakan tari tersebut. Sehingga tercipta paduan yang indah antara musik
dan gerakan tubuh. Lebih indah dan dapat dinikmati lagi jika ditambah dengan
hentakan, tepukan maupun teriakan dari si penari.
 Rias Dan Kostum: Unsur ini sangat penting sekali dalam pertunjukan sebuah
tari. Tanpa riasan wajah dan kostum sebuah tarian pasti terasa hambar, tidak
memiliki makna, dan tidak menarik buat ditonton.
 Pola Lantai/Bloking: Tarian akan terlihat lebih berseni jika pola lantainya juga
indah. Karena seorang penari tidak mungkin berdiri dalam satu titik saja tapi
harus menyesuaikan tempat dan penontonnya.
FUNGSI TARI
Fungsi Seni Tari secara umum adalah sebagai sarana upacara, hiburan, media
pergaulan, penyaluran terapi, media pendidikan, pertunjukan, dan seni tari sebagai
media katarsis.

 Sarana upacara – Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara
keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.
 Sarana Hiburan – jenis ini menggunkan tema-tema yang sederhana tidak muluk-
muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dari tata panggungnya
dipersiapkan dengan cara menarik.
 Sarana Penyaluran Terapi – ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat
mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat
tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung
bagi penderita cacat mental.
 Sarana Pendidikan – Contohnya seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa
dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan
keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
 Sarana Pergaulan – Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan
beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana
pergaulan.
 Sarana Pertunjukan – Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi
artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide,
interpretasi, konsepsional, dan memiliki tema serta tujuan. Jenis tari ini bisa
sengaja dibuat untuk pertunjukan.
 Sarana Katarsis – Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media
katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang telah mencapai taraf atas dalam
penghayatan seni. Oleh karena itu, biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman
yang hakiki. Namun, seorang gurupun bisa melakukannya.
Jenis-Jenis Seni Tari
Pada dasarnya, seni tari dapat dikelompokkan menjadi dua jenis tari.Dari kedua itu
maka kita bisa mengetahui perbedaan dari seni tari sendiri.Dua macam berbedaan itu
bisa dilihat dari jumlah penarinya dan macam genre/aliranya.

1. Tari Berdasarkan Jumlah Penarinya


Dalam sebuah tarian pasti ada sebuah subjek utama yang menjalankan tarian tersebut.
Subjek tersebut adalah penari.Yang lain hanya pendukung agar lebih terlihat indah
saja.Seperti para pemain musik yang mengiringi tari tersebut, dan lain
sebagainya.Maka dari itu, tidak akan dikatakan seni tari jika subjek utama ini tidak ada.

Dalam hal ini maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Berikut penjabarannya.

 Tari tunggal (solo)


Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu penari laki-laki
maupun perempuan. Contoh : Tari Gatotkaca asal Jawa Tengah.
 Tari berpasangan (duet)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu penari laki-laki
dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, ataupun campur laki-laki
perempuan. Contoh : Tari Topeng asal Jawa Barat.
 Tari berkelompok (group)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau berkelompok. Penari
biasanya lebih dari dua orang. Baik dilakukan dengan laki-laki semua,
perempuan semua, ataupun campur laki-laki dan perempuan. Contoh : Tari
Saman asal Aceh.
2. Tari Berdasarkan Genre/Aliranya
Seni tari juga dibedakan berdasarkan genre atau alirannya. Dalam hal ini mencangkum
aliran gerakan tarian itu sendiri dan variasi musik yang dibawakan. Aliran seni tersebut
dapat dikelompokan menjadi lima kategori.

1. Tari tradisional
Seni tari tradisional yaitu tarian yang diwariskan dari masa ke masa sejak zaman
dahulu, yang dilestarikan lalu menjadi budaya di sebuah daerah. Dalam tarian tersebut
terdapat nilai, filosofi, simbol dan unsur religius.

Tari tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa. Dari segi pakaian tari, rias,
kostum, dan tarian itu sendiri. Karena tarian seperti ini biasanya salah satu tujuannya
adalah agar tetap terjaga dan tidak hilang dimakan zaman.

 Tari tradisional klasik


Tari ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan
istana atau keraton saja. Dikatakan bahwa tarian ini tidak boleh diganti gerakannya, pun
juga semua jenis tari tradisional memang tidak bisa diganti gerakannya.

Jika tarian tersebut diganti atau hanya sekedar ditambah, yang isi tarian tersebut
adalah budaya kerajaan, maka hanya akan merusak nilai sebuah tarian itu sendiri.
Walaupun zaman sudah berganti puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun. Tarian itu
tidak boleh diotak-atik.

Ciri seni tarian tradisional klasik adalah tarian yang bernuansa anggun dan berwibawa,
juga jubah dan aksesoris mewah yang dikenakan oleh para penari.Biasanya tarian ini
diadakan untuk menyambut sebuah tamu kehormatan dan berkebangsaan.Contoh dari
tarian ini adalah Tari Bedhaya Srimpi asal Jawa Tengah dan Tari Sang Hyang asal Bali.

 Tari tradisional kerakyatan


Kebalikan dari tari tradisional klasik, tari tradisional kerakyatan justru dikembangkan
dari masyarakat kaum bawah atau rakyat biasa.Berbeda dengan tradisional klasik,
tarian yang satu ini gerakannya tidak terlalu baku. Bahkan bisa di satu padukan dengan
gerakan baru yang lebih menarik. Karena tarian ini tidak harus memilki syarat yang
berbelit untuk melakukannya. Dari segi gerakan maupun penampilan.

Tari tradisional kerakyatan biasanya di laksanakan atau di adakan dalam bentuk


upacara perayaan dan sebagai tari pergaulan.

Contoh dari tarian ini adalah Tari Jaipong asal Jawa Barat dan Tari Lilin asal Sumatra
Barat.
2. Tari kreasi baru
Tari kreasi baru adalah sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang koreaografer
atau juga disebut penata tari.

Seni gerakan yang ditampilkan juga sudah jauh dari kaku. Gerakan yang ditampilkan
bersifat bebas, tapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang estetis dan indah.

Riasan dan iringan musik dalam tari kreasi baru juga sangat beragam. Tergantung
dengan tema dan tujuan yang ingin dibawakan oleh penari tersebut.

Tari kreasi baru dibagi menjadi dua bagian. Yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan tari
kreasi baru pola non tradisi.

 Tari kreasi baru pola tradisi


Tari seni ini menggunakan sentuhan unsur tradisional. Baik itu gerakannya, rias
dan kostum, iramanya. Ada nilai-nilai tradisi yang dibawakan dalam tarian jenis
ini.
 Tari kreasi baru pola non tradisi
Sebaliknya, tarian ini adalah tarian yang tidak menggunakan sama sekali unsur
tradisional dalam tariannya. Baik itu gerakannya, rias dan kostum, iramanya.
Dari sini kita bisa mengartikan bahwa tarian ini adalah tarian modern.

3. Tari kontemporer
Tarian jenis ini memupakan sebuah tarian yang mengunakan gerakan-gerakan yang
beresifat simbolik, unik dan mengandung pesan tertentu didalamnya.

Irama musik yang digunakan juga tidak biasa, cukup dibilang unik. Mulai dari musik
sederhana, orkestra, sampai musik flutyloops yang diambil dari teknologi musik digital.

Riasan wajah dan kostum dari tarian ini juga terbilang aneh sesuai dengan tema yang
dibawakan.

Terbilang aneh, mungkin karena tarian ini yang biasanya membawakan sebuah
gerakan berbentuk mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh, atau kejadian, atau
juga hari tertentu yang mana meninggalkan cerita khusus.
TATA RIAS DAN BUSANA
Tata Rias dan Tata Busana dua serangkai yang tidak dapat dipisahkan untuk
penyajian suatu garapan tari. Seorang penata tari perlu memikirkan dengan cermat dan
teliti tata rias dan tata busana yang tepat guna memperjelas dan sesuai dengan tema
yang disajikan dan akan dinikmati oleh penonton. Untuk itu memilih desain pakaian dan
warna membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang matang karena kostum berfungsi
untuk memperjelas pemeranan pada tema cerita.
Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dari Tata Rias
1.Tata Rias
Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri
khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata rias
pada seni pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/menentukan watak di atas
pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk
mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para
pemain di atas panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar (Harymawan,
1993: 134). Sebagai penggambaran watak di atas pentas selain acting yang dilakukan
oleh pemain diperlukan adanya tata rias sebagai usaha menyusun hiasan terhadap
suatu objek yang akan dipertunjukan.

Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam kekhususan yang
masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan
menjadi delapan macam rias yaitu:

1) Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang
akan dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa
hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2) Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah
pemain berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3) Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan
pada pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia
memerankan peran bangsa Belanda.
4) Rias usia, merupakan riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi)
menjadi orang tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5) Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan.
Misalnya memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh
seorang anak sholeh, tokoh anak nakal.
6) Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan
pemain. Misalnya memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra
alus, putra gagah.
7) Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya.
Misalnya pemain sedang memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua
contoh tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
8) Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat
pemain. Misalnya rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah
lepas dari penjara.
Untuk dapat menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan, diperlukan
pengetahuan tentang berbagai sifat bangsa-bangsa, tipe dan watak bangsa tersebut.
Selain itu diperlukan pula pemahaman tentang pengetahuan anatomi manusia dari
berbagai usia, watak dan karakter manusia, serta untuk seni pertunjukan tari dibutuhkan
pengetahuan tentang karakter dan tokoh pewayangan.
2.Tata Busana
Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan
(accessories) yang dikenakan penari di atas panggung.
Tata pakaian terdiri dari beberapa bagian
1) Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya,
setagen, korset, rok dalam, straples
2) Pakaian kaki, pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya binggel, gongseng,
kaos kaki, sepatu.
3) Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari
dada sampai pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja, mekak, rompi, kace, rapek, ampok-
ampok, simbar dada, selendang, dan seterusnya.
4) Pakaian kepala, pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya berbagai
macam jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekuk, gelung konde,
gelung keong, gelung bokor, dan sejenisnya).
5) Perlengkapan/accessories, adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian
tersebut di atas untuk memberikan efek dekoratif, pada karakter yang dibawakan.
Misalnya perhiasan gelang, kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker
(gelang tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya.
Perlengkapan atau alat yang dimainkan pemeran di atas pentas disebut dengan
istilah property. Misalnya, selendang, kipas, tongkat, payung, kain, tombak, keris,
dompet, topi, dan semacamnya.

Anda mungkin juga menyukai