Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman Jurnal

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar hakekatnya bertujuan agar siswa terampil
menggunakan Bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan, terutama untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi perhatian karena pada rentang
usia tersebut karena usia tersebut merupakan usia keemasan sesorang dalam pemerolehan dan
pembelajaran bahasa. Pada penelitian ini, terdapat sebuah kasus dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kasus tersebut berupa kesulitan menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Kesulitan
menyimak tersebut menjadi hambatan masuknya informasi kepada siswa. Hambatan tersebut dapat
berupa salah persepsi atau tidak utuhnya informasi yang sampai kepada siswa. Hal ini jelas akan
memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kecerdasan dan prestasi siswa tersebut di
sekolah. Sejalan dengan hal tersebut Saddhono (2012: 4) mengatakan bahwa “kemampuan menyimak
adalah kemampuan berbahasa pertama yang dimilki oleh manusia dalam pemerolehan bahasa”.

Unsur terpenting dalam pembelajaran menyimak adalah keterampilan untuk memahami apa yang
dikatakan dan diucapkan oleh orang lain atau pembicara. Kesulitan menyimak akan berkaitan langsung
dengan masalah pendengaran. Gangguan pendengaran merupakan salah satu penyebab terham-batnya
aktivitas menyimak. Hal ini dikarenakan proses menyimak sangat erat kaitannya dengan indera
pendengaran, yaitu telinga. Terdapat tahapan dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak yaitu
1) mendengar, 2) mengerti, 3) mengevaluasi dan 4) menanggapi. Proses tersebut harus dikuasai siswa
dalam pembelajaran menyimak karena apabila ada tahapan yang tidak bisa dilewati dan dikuasai maka
pembelajaran keterampilan menyimak akan mengalami kesulitan.

Kemampuan menyimak merupakan salah satu kemampuan peserta didik yang perlu dikembangkan oleh
guru. Karena menyimak merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Anak dapat
mengembangkan kemampuannya melalui menyimak. Menurut Dhieni (2007:6.15) melalui menyimak,
anak dapat mengekspresikan pikiran, sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu
hubungan (Dhieni, 2007). Sebelum mempelajari pengetahuan lain, anak memerlukan kemampuan
menyimak agar dapat memahami perkataan orang lain dengan baik. Dengan demikian anak akan dapat
mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat
mendukung keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi. Kemampuan menyimak anak juga akan berdampak
pula pada kecerdasan. Anakyang memiliki kecerdasan tinggi akan cepat memahami pembicaraan orang
lain. Namun, kemampuan untuk menguasai keterampilan menyimak ini tidak akan tumbuh dengan
sendirinya, tetapi harus melalui proses pembelajaran dan stimulus dari lingkungan terdekat anak.
Melalui kemampuan menyimak, anak dituntut untuk mampu mengerti perkataan orang lain dan mampu
memahami cerita yang disampaikan ataupun dibacakan. Kelancaran anak dalam menyimak dapat dilihat
dari kemampuan mengucapkan kalimat tanpa ada keragu-raguan. Bercerita merupakan sebuah metode
yang dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak. Menurut
Ekasriadi (2004) metode bercerita adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan
penerangan kepada anak secara lisan.
Tarigan (1997), menyatakan bahwa menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi
memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understanding) isi pembicaraan yang disampaikan oleh
si pembicara. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dalam kehidupan
sehari-hari, baik secara langsung maupun melalui media elektronik. Seseorang dapat dikatakan sebagai
penyimak komprehensif yang baik apabila mampu menerima, memperhatikan, dan memberikan makna
dari pesan yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak
kritis adalah sejenis kegiatan menyimakyang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan
juga untuk mencari kebaikan dan kebenaran dari ujaran seseorang (Tarigan, 1994).

Anda mungkin juga menyukai