KAJIAN TEORI
A. Persepsi
sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya.
Mulai saat itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar
1. Pengertian Persepsi
melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu
17
stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan
merupakan respon yang terintegrated dalam diri individu. Oleh karena itu
dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek (Branca, 1964 dalam
Mark (1982), tujuan persepsi adalah perwakilan internal dari dunia luar
stimulus yang secara fisik ada dan berusaha untuk membentuk suatu
obyektif.
sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri (Davidoff, 1981 dalam Bimo
18
Oleh karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam
stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan
a. Penerimaan.
b. Evaluasi
menyenangkan.
19
Jadi persepsi merupakan kesan, tanggapan/pandangan atau
Menurut Bimo Walgito (2004:89-90), ada tiga faktor yang berperan dalam
persepsi, yaitu :
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
c. Perhatian
dalam membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat
berada dalam pihak pelaku persepsi, dalam obyek atau target yang
20
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
• Sikap
• Motif
• Kepentingan
• Pengalaman
• Pengharapan
• Waktu Persepsi
• Keadaan/
Tempat Kerja
• Keadaan Sosial
• Hal baru
• Gerakan
• Bunyi
• Ukuran
• Latar Belakang
• Kedekatan
mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek
dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu
21
menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung
atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh
syaraf sensoris ke otal. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis.
individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa
yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran
menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau
apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses
B. Warga Desa/Masyarakat
yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab,
yaitu syirk artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk
merupakan kesatuan. Para ahli seperti MacIve, J.L Gillin, dan J.P. Gillin
22
sepakat, bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-
dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Munandar Soelaeman, 2008:
122).
manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan
baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-
batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi
23
yang lebih besar di antara anggota-anggotanya, dibandingkan dengan interaksi
yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu (Soerjono
yang oleh hukum Pidana dilarang dan diancam dengan pidana, untuk
24
pidana, yang didefinisikan beliau sebagai “perbuatan yang dilarang oleh
suatu aturan hukum yang larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang
(Adamichazawi, 2007:71).
pidana dilihat dari sudut obyektif, maka peristiwa pidana adalah suatu
hukum dilarang dengan ancaman hukuman. Unsur yang perlu sekali untuk
peristiwa pidana (ditilik dari sudut obyektif) adalah sifat tanpa hak
dapat kita jumpai pada Pasal 89 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana
25
kekerasan tersebut, sedangkan pengertian “tidak berdaya” adalah tidak
Santoso, 2002:11). Oleh karena itu, ada empat jenis kekerasan yang dapat
diidentifikasi:
26
Perilaku mengancam jauh lebih menonjol dari kekerasan terbuka,
27
2. Pengertian Rumah Tangga
khusus, tetapi yang dapat kita jumpai adalah pengertian “keluarga” yang
meliputi :
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerja sama
28
ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, mensosialisasi atau
terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan anak-anak yang biasanya
hubungan peran harus diuraikan secara terperinci, jika rumah tangga itu
termasuk dalam rumah tangga. Seorang ibu mertua dapat terus mengawasi
29
dibesarkan di situ. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak-anak
mereka.
macam itu dapat memberikan layanan sosial yang biasanya tidak terdapat
khusus. Dengan kata lain orang-orang yang hidup dalam unit seperti itu
dapat meminta bantuan pada banyak orang lain. Rumah tangga yang
30
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
perempuan (istri) dan pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban
tangga itu. Pelaku atau korban kekerasan dalam rumah tangga adalah
dilakukan oleh suami terhadap istri, anak, orang tua pasangan dan
31
suami atau anak, orang tua pasangan dan pembantu rumah tangga yang
a. Kekerasan Fisik
rumah tangga masih tampak kental. Hal ini menjadi salah satu
2004 : 67). Kekerasan fisik bisa muncul dalam berbagai bentuk dan
32
cidera berat, cacat permanen, bahkan kehilangan nyawa. Bisa jadi,
kekerasan fisik itu tidak memiliki dampak, atau hilang bekas fisiknya,
b. Kekerasan Psikis
dari rumah tanpa pamit, dan tidak mengacuhkan atau cuek (Sri
faktor-faktor yang ada di luar rumah tangga. Tidak sedikit juga, yang
33
menghina saya dengan menyediakan makanan yang tidak saya sukai;
c. Kekerasan Seksual
34
secara fisik, namun juga berdampak pada kondisi psikis atau mental
d. Kekerasan Ekonomi
untuk mencari dan memberi nafkah kepada istri, tetapi tidak sedikit
dari mereka yang menelantarkan istri dan anak-anak. Bahkan ada yang
tetapi juga tidak memberikan uang atau pendapatan yang cukup untuk
35
Dari berbagai kasus yang pernah terjadi di Indonesia, bentuk-
berikut ini.
a. Kekerasan Fisik
1) Pembunuhan
2) Penganiayaan
3) Perkosaan:
36
a) Ayah terhadap anak perempuan; ayah kandung atau ayah tiri
tangga;
1) Penghinaan;
5) Akan menceraikan;
37
3) Pemaksaan hubungan seksual ketika istri tidak menghendaki, istri
akhirnya menjurus pada kekerasan fisik. Hal ini dapat terjadi sebagai
38
penganiayaan ringan, penganiayaan berat dan pembunuhan. Tindakan
berupa suatu situasi yang tidak diinginkan oleh pelaku. Ledakan emosi
tangga dapat digolongkan menjadi 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan
39
Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar diri si pelaku
a. Masalah keuangan
antara suami dan istri. Gaji yang tidak cukup untuk memenuhi
suami.
b. Cemburu
c. Masalah Anak
40
Dalam penelitian diperoleh gambaran bahwa bagi orang tua yang
e. Masalah Saudara
Suami dan istri berasal dari keluarga dengan latar belakang yang
kekerasan.
41
Kesalahpahaman yang tidak segera dicarikan jalan keluar atau
istrinya sendiri, sehingga kalau itri tidak bisa masak akan ribut.
saat ini istri tidak hanya dituntut di ranah domestik saja tetapi juga
domestik atau dalam rumah tangga saja. Istri yang merasa tertekan
dari istri atau penghuni rumah yang lain, maka akan timbul
42
pertengkaran yang diikuti dengan timbulnya kekerasan (Moerti
masyarakat.
a. Pertama dan yang utama adalah adanya ketimpangan relasi antara laki-
keluarga. Istri diposisikan seperti milik penuh suami, yang berada pada
kesalahan sedikit saja dari istri dalam cara pandang suami, istri harus
jalur yang benar, menurut cara pandang suami. Pengontrolan ini tidak
43
bawah kekuasaan suami. Posisi rentan ini sering menjadi pelampiasan
kendali dan kuasa hampir selalu dimainkan oleh pihak yang kuat
kuasa ekonomi suami sebagai pihak yang kuat terhadap istri sebagai
ekonomi.
jika melihat ada perempuan yang diserang orang tidak dikenal, tetapi
44
d. Keempat, keyakinan-keyakinan yang berkembang di masyarakat
keluarga ideal yang penuh dan lengkap, tentang istri shalihah, juga
rumah tangga. Paling tidak, membuat istri berpikir seribu kali ketika
suami.
45
6. Perlindungan terhadap Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan fungsi dan tugas masing-
46
1) penyediaan ruang pelayanan khusus di kantor kepolisian;
2) penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial, dan pembimbing
rohani;
3) pembuatan dan pengembangan system dan mekanisme kerja sama
program pelayanan yang melibatkan pihak yang mudah diakses oleh
korban;
4) memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarga, dan
teman korban (Pasal 13 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004).
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan masalah sosial bukan
47
a. Peran kepolisian (Pasal 16-20)
korban.
3) Melakukan penyidikan.
48
c. Peran Pengadilan
perintah perlindungan.
medis lain yang memiliki kekuatan hukum untuk dijadikan alat bukti.
49
1) Melakukan konseling untuk menguatkan korban;
pendamping, yakni:
lengkap;
50
Berikut akan disajikan Mekanisme Perintah Perlindungan dan
- Tenaga
Korban Kesehatan
KDRT - Pekerja Sosial
- Relawan
Pendamping
Keluarga
- Pembimbing
Rohani
Kepolisian wajib:
- Memberikan
perlindungan
sementara pada
korban
- Meminta surat
penetapan perintah
perlindungan dari
pengadilan
- Melakukan
penyelidikan
51