Anda di halaman 1dari 4

Nama: Rahmi Aulia Puteri

Kelas: XII IPA 4


LAPORAN SBK

Perbedaan konsep, teknik, dan prosedur dari teater tradisional, kontemporer, dan
modern

• Tradisional
a. Konsep : Teater tradisional adalah suatu bentuk teater yang bersumber, berakar,
dan telah dirasakan fungsi seninya sebagai milik masyarakat pendukungnya.
Pengolahannya didasari pada cita rasa masyarakat pendukungnya. Hal ini menjadi
salah satu ciri-ciri spesifik dari teater tradisional.
b. Teknik:
1.Teknik teater tutur
Teater tutur merupakan teater tradisional dengan kekhasan penyampaian cerita atau
lakon yang dibawakan dengan cara mendongeng atau bercerita, dengan atau tanpa
diiringi musik. Contoh teknik teater tutur adalah Seni Pantun dari Jawa Barat,
Madihin dari Riau, Cepung dari NTB, Kentrung dari Jawa Timur, dan lainnya.
2. Teknik teater boneka
Media utama dari teknik teater ini adalah menggunakan boneka atau tiruan dari
benda atau makhluk hidup ang dijadikan alat untuk menyampaikan cerita.
Biasanya tokoh yang menghidupkan lakon dengan media boneka disebut dengan
dalang. Contohnya wayang golek, wayang kulit, wayang cepak, ondel-ondel,
hudok, dan lainnya.
3. Teknik teater manusia
Teater boneka adalah pementasan teater tradisional atau nontradisional dengan
manusia sebagai media utama dalam melakukan aksi seni peran di atas pentas.
Contohnya Mamanda dari Kalimantan Selatan, Randai dari Sumatra Barat, Lenong
dari Betawi, Topeng Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Uyeg dari Jawa Barat, dan
Ludruk, Ketoprak, dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
c. Prosedur: Dalam prosedur berkarya teater tradisional urutan pertunjukannya dimulai
dari pembukaan pertunjukan, adegan inti cerita, dan akhir pertunjukan.
Pertunjukan tersusun dari beberapa puluh adegan dan selalu diselingi dengan dagelan,
lelucon (adegan lucu), adegan tarian, atau sejumlah nyanyian (tembang) yang
digemari.
1. Bunyi Sebagai Penanda Pentas Dimulai
Tetabuhan ataupun alat musik instrumental dibunyikan sebagai pertanda akan
dimulainya pertunjukan. Pemain siap berekspresi, sementara perhatian penonton
terkonsentrasi ke pentas atau ke panggung.
2.Pembukaan
Tampil nyanyian dan tarian, bisa menyatu bisa juga sendiri-sendiri. Kadang tarian dan
nyanyian ini tidak berkaitan langsung dengan cerita yang akan dipentaskan. Namun,
apabila berkaitan akan lebih baik sebagai penuntun bagi penonton untuk masuk dalam
suasana cerita.
3. Perkenalan
Perkenalan dimulai dengan menampilkan karakter yang terlibat dalam cerita tersebut.
Ada perkenalan dengan cara seluruh pemain tampil ke depan, diperkenalkan satu per
satu, kemudian menyanyi bersama dipimpin oleh pemain utama atau pemimpin group
atau bisa juga langsung masuk ke cerita yang akan dipentaskan dengan sedikit
pengantar oleh pemimpin group.
4. Inti Cerita
Ditampilkan adegan demi adegan pertama dari cerita yang akan dipentaskan. Cerita
yang dipentaskan dalam teater tradisional biasanya terdiri atas paling kurang sepuluh
adegan.
5. Acara Setingan
Disela-sela pertunjukan adegan, disisipkan hiburan penonton bisa rileks sejenak.
Adegan selingan umumnya merupakan acara tersendiri yaitu kesempatan bagi para
penonton untuk menari bersama para pemain yang dipilihnya dengan memberikan
saweran kepada pemain yang bersangkutan. Biasanya acara selingan merupakan
puncak kemeriahan dalam pertunjukan teater tradisional.
6. Puncak Adegan atau Cerita
Pementasan cerita dilanjutkan biasanya berupa babak penyelesaian cerita, yakni
puncak adegan yang menarik dapat berupa pertempuran, peperangan, kemenangan,
atau kekalahan.
7. Adegan Penutup Acara
Adegan tutup acara sangat bervariasi. Ada pertunjukan yang ditandai dengan
ditutupnya layar saat cerita yang dipentaskan habis atau dengan sebuah lagu penutup.
Ada juga yang disertai upacara penutup seperti dengan tarian bersama atau dengan
suatu acara tertentu.
• Kontemporer
a. Konsep
konsep yang ada pada teater kontemporer tidak hanya harus memiliki dan
diciptakan oleh manusia yang bersifat masa kini tetapi harus juga memiliki cita
rasa pembebasan pikiran.
Teater kontemporer merupakan kreativitas seniman teater untuk mendapatkan jati
dirinya sehingga seniman tidak hanya ingin mempresentasikan tetapi juga
mengkomunikasikan dengan indah hanya kepada penonton. Konsep kontemporer
sendiri memiliki sebuah konsep bahwa manusia tidak perlu untuk selalu berarah
pada sebuah nilai yang sering dianggap sebagai suatu sumber dari segalanya
sehingga menjadi acuan sebagai sumber segalanya.
Semua tontonan mengandung arti, misi, dan gerakan, agar membebaskan diri dari
lingkupan waktu, tempat, situasi , nilai, serta pemahaman logika yang tidak relevan
merupakan pertunjukan kontemporer.
b. Teknik
Teknik proses latihan terdiri dari tiga cara berikut :
1. Olah tubuh, yaitu melatih anggota badan agar mencapai kelenturan. Misalnya
seorang pemain memerankan kera dengan jalannya yang merangkak dan sesekali
meloncat serta naik pohon.
Pemain yang memerankan tokoh kera itu sejak muncul di atas panggung sampai
akhir permainan harus melakukan gerakan berjalan, merangkak, loncat, dan bahkan
bergelayunan di pohon.
2. Olah vokal yaitu menguasai tempo cepat lambat pemain dalam mengucapkan
kalimat, mengusai dinamika penekanan pada sebuah kalimat, intonasi kalimat yang
baik, artikulasi yang baik agar setiap kata yang disampaikan dapat terdengar jelas
3. Olah Sukma yaitu Melatih konsentrasi agar terbiasa memusatkan pikiran
terhadap sesuatu dengan penuh konsentrasi maka dapat terhindar dari lupa dialog
juga lupa bloking (permainan tempat), serta gesture/sikap badan.
Selain teknik di atas juga terdapat macam-macam gerak dilakukan pemain pada
pertunjukan drama yaitu :
•Movement : perpindahan tempat pemain dari satu tempat ke tempat lain.
• Gestures : gerakan badan dengan angautanya, ke kiri, ke kanan, berputar
kebelakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya.
• Business : gerakan kecil yang dilakukan missal gerak tangan, jari, kepala.
• Gait : gerakan besar misalnya cara berjalan.
• Detail : gerakan yang lebih kecil, misalnya kedipan mata, menarik nafas,
mengernyitkan alis/dahi dan sebagainya
c. Prosedur: Persiapan pekerjaan Produksi dengan mempersiapkan bentuk kepanitian
yaitu orang yang bekerja berdasarkan pembagian tugasnya, seperti adanya
pimpinan, sekretaris dan koordinator.
Persiapan pekerjaan Artistik dengan persiapan yang dilakukan oleh seseorang
dengan merancang pengaturan panggung juga mempersiapkan properti yang
dibutuhkan oleh para pemain.
Persiapan karya dan penampilan teater dengan mempersiapkan naskah teater,
memastikan aktor/ pemain, mempersiapkan tata rias, mempersiapkan tata busana,
mempersiapkan tata lampu, mempersiapkan tata suara, mengendalikan kondisi
penonton.
• Modern
a. Konsep: Konsep teater modern merupakan teater yang penyampaian, penaskahan,
dan lainnya terpengaruh metode-metode Barat. Selain itu, penciptaannya pun
cenderung berasal dari fenomena kehidupan manusia atau karya sastra.
b. Teknik:
✓ Olah tubuh adalah latihan untuk menguasai gerak tubuh yang sesuai dengan
karakter peran dan situasi lakon. Olah tubuh meliputi latihan keseimbangan,
koordinasi, fleksibilitas, kekuatan, ketepatan, dan ekspresivitas tubuh. Olah tubuh
juga membantu pemeran untuk meningkatkan konsentrasi, stamina, dan
kreativitas1.
Beberapa contoh latihan olah tubuh adalah:
1.Latihan relaksasi: untuk melepaskan ketegangan otot dan pikiran.
2.Latihan isolasi: untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh secara terpisah dan
terkontrol.
3.Latihan imitasi: untuk menirukan gerak tubuh orang lain atau benda-benda
tertentu.
4.Latihan improvisasi: untuk menciptakan gerak tubuh secara spontan dan bebas.
5.Latihan karakterisasi: untuk menyesuaikan gerak tubuh dengan karakter peran.
✓ Olah suara adalah latihan untuk menghasilkan suara yang jelas, keras, variatif, dan
ekspresif. Suara merupakan faktor penting dalam akting karena sebagai penyampai
pesan kepada penonton. Olah suara meliputi latihan pernapasan, artikulasi,
intonasi, modulasi, proyeksi, dan interpretasi1.
Beberapa contoh latihan olah suara adalah:
1.Latihan pernapasan: untuk mengatur aliran udara dari paru-paru ke pita suara.
1. Latihan artikulasi: untuk melafalkan kata-kata dengan jelas dan tepat.
2. Latihan intonasi: untuk memberikan nada naik-turun pada suara sesuai dengan
makna kalimat.
3. Latihan modulasi: untuk mengubah volume, tempo, ritme, dan nada suara sesuai
dengan suasana hati dan emosi.
4. Latihan interpretasi: untuk memberikan makna dan emosi pada kata-kata yang
diucapkan.
✓ Olah emosi adalah latihan untuk mengeluarkan dan mengendalikan emosi yang
sesuai dengan karakter peran dan situasi lakon. Emosi merupakan faktor penting
dalam akting karena sebagai penjiwaan dari karakter peran. Olah emosi meliputi
latihan ingatan, imajinasi, identifikasi, dan ekspresi.
Beberapa contoh latihan olah emosi adalah:
1. Latihan ingatan: untuk mengingat kembali pengalaman-pengalaman pribadi
yang berkaitan dengan emosi yang dibutuhkan.
2. Latihan imajinasi: untuk membayangkan situasi-situasi yang dapat
membangkitkan emosi yang dibutuhkan.
3. Latihan identifikasi: untuk menempatkan diri sebagai karakter peran dan
merasakan apa yang dirasakan oleh karakter tersebut.
4. Latihan ekspresi: untuk menunjukkan emosi melalui gerak tubuh, suara, dan
wajah.
✓ Gaya akting yang sesuai dengan genre dan tema lakon. Gaya akting adalah cara
pemeran memerankan karakter peran dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
Gaya akting dapat berbeda-beda tergantung pada visi sutradara, naskah, dan
penonton. Contoh gaya akting: realisme, absurdisme, brechtian.
c. Prosedur
1. Tujuan penciptaan: Mengkomunikasikan gagasan kehidupan, pesan moral
melalui pertunjukan teater
2. Media Pengungkapan: Bahasa verbal (bahasa tubuh/gesture) atau mimik
3. Tata kelola produksi: Serangkaian cara, strategi, dan teknis produksi untuk
mewujudkan gagasan artistik yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai