Orang Tua :
SOAL :
4. Seni peran/ teater adalah kegiatan menceritakan sebuah cerita melalui tindakan oleh seorang pemeran
yang meniru tindakan karakter. Akting dapat dilakukan di teater, televisi, film, radio, atau media lain apa pun
yang menggunakan mode mimetik.
5. Drama musikal atau Operet adalah bentuk ekspresi kesenian yang menggabungkan antara seni peran,
musik, gerak dan tari.
6. Ada 4 teknik teater yang bisa dilakukan oleh para aktor, antara lain :
1) Suara
Pemain perlu menjiwai kata demi kata yang diucapkannya agar mengesankan emosi suasana suatu adegan,
sehingga tidak meluncur begitu saja tanpa makna.
• Nada suara : pengucapan tinggi rendahnya suara.
• Kecepatan ucapan : emosi membedakan tingkat kecepatan kata-kata yang diucapkan.
• Jeda saat suara berhenti : seberapa sering dan untuk berapa lama suasana hening tanpa suara dan kata
dilakukan untuk mengesankan suasana suatu adegan.
• Dinamika suara : pengaturan keras lembut suara untuk menghidupkan emosi suatu adegan.
• Artikulasi suara : pengaturan kejelasan pengucapan.
• Intonasi suara : pengaturan tekanan kata.
• Aksen khusus : pengaturan logat dan dialek suara.
• Bernapas : pengaturan pernapasan sehingga suara terkontrol saat menyampaikan perasaan tertentu.
2) Tubuh
Penguasaan teknik suara akan diperkuat oleh penguasaan teknik tubuh. Dimana, kehadiran bahasa tubuh di
tengah pentas bisa menimbulkan efek tersendiri dalam suatu adegan. Ada beberapa teknik teater pada
tubuh, yakni :
• Sikap postur (blocking) : pemain mengetahui di mana saja harus menempatkan diri untuk membantu
penonton fokus terhadap suatu adegan.
• Gesture atau isyarat : setiap bagian tubuh dengan tepat mengekspresikan ide, perasaan atau suasana hati
dalam suatu adegan.
• Kesiagaan : pemain tahu saat yang tepat menggunakan seluruh atau sebagian tubuhnya untuk
menghidupkan suasana.
• Fasial : pemain menggunakan wajah untuk menunjukan suasana hati, emosi, perasaan, dan tanggapan.
• Kontak mata : kontak mata diperlukan untuk membangun komunikasi di antara sesama pemain dan antara
pemain maupun penonton.
3) Gerakan
Setiap pemain harus mengetahui kemana harus bergerak sehingga bisa menghidupkan suatu adegan. Ada
beberapa teknik gerakan dalam teater, yakni :
Timing : pengaturan waktu cepat atau lambat bergerak dan durasi gerakan.
Arah : pengaturan kemana pemain akan bergerak, baik maju, mundur, menyamping, atau menyilang.
Energi : pengaturan tenaga saat pemain bergerak.
Kesiagaan : pengaturan gerak sebagai individu, kelompok kecil atau kelompok besar.
4) Ruang
Intensitas gerakan para pemain di tiap adegan perlu memanfaatkan ruang pentas yang tersedia.
Pemanfaatan ruang ini bisa membantu penonton untuk fokus pada bagian pentas tertentu di satu adegan
atau mampu menyeimbangkan perhatian ke seluruh pentas di adegan lain. Ada beberapa teknik ruang dalam
teater, yaitu :
Tingkat ataulevel : pengaturan pemanfaatan ruang sesuai jumlah pemain untuk tiap adegan. Karena dalam
pentas yang luas, saat adegan dengan satu atau dua pemain maka kesan ruang harus dibuat minimum.
Ruang pribadi atau kelompok : pengaturan posisi sesama pemain untuk memberi ruang kepada satu atau
sejumlah pemain yang menjadi fokus utama suatu adegan.
Kepekaan kondisional : pengaturan posisi, gerak, dan bahasa tubuh yang disesuaikan dengan kondisi fisik
pentas.
7. a. Olah tubuh
=> Melakukan latihan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Lakukan semua latihan seperti
permainan yang dilakukan dengan gembira.
Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari bagian kepala sampai bagian kaki.
Atau bisa dibalik dari kaki sampai kepala.
b. Olah suara
Seorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara yang baik. Suara merupakan faktor
penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton.
Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi. Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai dengan
tuntutan karakter tokoh yang diperankan. Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan tertentu.
Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk
mulut. Dalam latihan olah suara, terutama yang berhubungan dengan membaca naskah atau puisi, perlu
diperhatikan juga tekanan kata, jiwa kalimat, tempo, dan irama.
c. Olah rasa
Akting pada dasarnya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang aktor dalam mewujudkan berbagai
pikiran, emosi, perasaan, dan sosok peran yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter.
Untuk latihan olah rasa, seorang pemain teater meliputi berlatih konsentrasi, perasaan dan emosi.
• Latihan konsentrasi
=> latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek sesuai dengan tujuan.
Misalnya, pikiran fokus pada hafalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya
tidak terbagi dengan berbagai hal yang lain.
• Latihan imajinasi
=> Latihan mengolah daya khayal, seolah olah hal itu terjadi saat ini dan sedang dirasakan.
Latihan ini bisa dilakukan sendiri sendiri atau berimajinasi bersama. Misalnya berimajinasi pergi
berpertualang ke hutan belantara, mendaki puncak tinggi, dan menuruni jurang yang curam.
• Latihan ingatan emosi
=> latihan mengingat-ingat lagi berbagai emosi yang pernah kamu alami ataupun pernah melihat orang lain
dengan emosinya.
Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-
bahak dan berbagai emosi lainnya.
8. Teknik menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal atau operet :
a. Siapkan cerita.
b. Siapkan musik yang sesuai dengan cerita yang ada.
c. Siapkan properti yang sesuai dengan latar tempat dan waktu dalam cerita.
d. Siapkan pemeran atau tokoh yang akan bermain dalam cerita tersebut.
e. Lalu buatlah drama musikal yang anda mau. Selesai.
9. Rancangan sebuah pementasan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, teknik dan prosedur yaitu
suatu langkah kegiatan awal dalam menetapkan kegiatan drama musikal dan atau operet melalui tahapan
kerja untuk mencapai tujuan, termasuk kegiatan pengambilan keputusan dan pilihan alternatif-alternatif
keputusan.
Tujuannya untuk menghindari tingkat kesalahan atau hambatan yang akan terjadi serta sekaligus mendorong
peningkatan pencapaian tujuan dari sebuah rancangan.
Dimulai dengan menyusun naskah berdasarkan ide asli atau saduran dari kisah yang telah ada sebelumnya,
serta melakukan pembedahan secara bersama pada isi naskah drama yang akan dimainkan.
10. Langkah-langkah pementasan sebuah drama musikal dan atau operet berdurasi pendek :
1) memilih naskah drama
2) memilih lagu yang sesuai dengan drama musikal dan atau operet
3) memilih sutradara
4) memilih pembantu sutradara (asisten, dekorasi, rias, busana, lampu dan musik)
5) melakukan pembedahan secara bersama-sama atas naskah, tujuannya agar semua calon pemain
memahami peran sesuai isi naskah
6) reading : calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga memahami perannya dan peran tokoh lain
7) casting : melakukan pemilihan pemeran bertujuan menempatkan seseorang sesuai kemampuannya
berperan untuk tokoh tertentu
8) mendalami peran yang ingin dimainkan melalui pengamatan di lapangan
9) blocking, sutradara mengatur akting yang dilakukan pemeran agar terjadi pemandangan/pementasan
yang dapat dilihat secara ilmiah
10) running : pemain menjalankan latihan secara lengkap mulai dari dialog, napas
11) gladi bersih : latihan terakhir agar pementasan tidak terjadi kekurangan
12) pementasan yaitu semua komponen pementasan digunakan secara lengkap agar pementasan
sesempurna mungkin.
13.Evaluasi merupakan sarana memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kegiatan sebuah pameran.
Dengan adanya evaluasi setelah pelaksanaan pameran diharapkan kegiatan berikutnya dapat berjalan lebih
baik dan lancar dibanding yang sebelumnya.