Anda di halaman 1dari 6

PAMERAN DAN PEMERANAN DRAMA

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD 1 )


KD. 3.4 Memahami prosedur penyelenggaraan pameran karya seni rupa
KD. 3.1. Memahami konsep, teknik dan prosedur dasar seni peran sesuai kaidah pementasan
drama musikal dan atau operet
KD. 3.2. Memahami teknik menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal dan
atau operet
KD. 3.3. Memahami perancangan pementasan drama musikal dan atau operet sesuai konsep,
teknik dan prosedur
KD. 3.4. Memahami pementasan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, teknik dan
prosedur

Nama : Muhammad Nadhif Abhista Nilai :


Kelas : 9E Tanda tangan
Hari/ tanggal : Guru :

Orang Tua :

SOAL :

1. Jelaskan pengertian pameran dengan benar.


2. Terangkan fungsi dan tujuan pameran karya seni di sekolah dengan tepat
3. Identifikasi pameran menurut jenis, pesertanya dan tempat pelaksanaan pameran karya s. rupa.
4. Jelaskan pengertian teater / seni peran
5. Jelaskan pengertian drama musikal dan atau operet
6. Identifikasi berbagai teknik dasar bermain akting teater,
7. Deskripsikan teknik dasar bermain akting teater berdasarkan olah tubuh, olah suara, olah rasa.
8. Jelaskan teknik menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal dan atau operet
9. Jelaskan pengertian rancangan sebuah pementasan drama musikal dan atau operet sesuai
konsep, teknik dan prosedur
10. Jelaskan langkah-langkah pementasan sebuah drama musikal dan atau operet berdurasi pendek.
11. Secara umum kepanitiaan dalam pameran dibagi 2 Yaitu panitia pengarah dan pelaksana.
Jelaskan Tugas ke dua Panitia tersebut.
12. Sebutkan tahapan penyelenggaraan pameran
13. Setelah pameran selesai dilaksanakan, Langkah selanjutnya adalah melaksanakan Evaluasi.
Jelaskan manfaat dari pelaksanaan evaluasi tersebut !
JAWABAN :
1.Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sampai dapat diapresiasi
oleh masyarakat luas.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pameran adalah pertunjukan (hasil
karya seni, barang hasil produksi, dan lain sebagainya)
Pameran merupakan satu kegiatan penyajian karya seni yang dapat dilakukan oleh siapa saja untuk
memperlihatkan hasil karya mereka. Dalam praktiknya, pameran dapat dilakukan oleh individu maupun
kelompok.

2 .1) Fungsi Pameran di Sekolah


a. Sebagai media penampilan jati diri seorang
b. Sebagai sarana peningkatan daya ekspresi bagi seorang siswa
c. Sebagai media memperluas cakrawala pengetahuan seni.
d. Sebagai media komunikasi antarsiswa dengan apresiator.
e. Sebagai sarana perangsang kreativitas siswa dalam berkarya
seni.
f. Sebagai wahana pemunculan ide, aliran, dan jenis seni rupa baru bagi siswa.
2) Tujuan Pameran Seni Rupa di Sekolah :
a. Membangkitkan semangat siswa dalam berapresiasi karya seni rupa
b. Meningkatkan aprestasi siswa untuk berkarya seni.
c. Melatih berorganisasi
d. Melatih siswa mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas
yang diembannya.
e. Melatih bekerja sama dalam suatu kelompok.

3. 1) Jenis Pameran Berdasarkan Jenis Karyanya :


a. Pameran Homogen
Jenis pameran ini memamerkan satu jenis karya saja, sesuai dengan namanya yakni homogen. Contoh :
pameran lukisan, pameran patung, pameran seni grafis dan lain sebagainya.
b. Pameran Heterogen
Pameran heterogen memamerkan banyak jenis karya seni, tidak hanya satu. Misalnya seperti pameran seni
rupa yang menampilkan berbagai macam karya, baik itu patung, batik, lukisan dan lain lain.
2) Jenis Pameran Berdasarkan Jumlah Peserta :
a. Pameran Tunggal => Pameran yang dilakukan secara perorangan. Jadi, karya yang dipamerkan hanya karya
satu orang.
b. Pameran Kelompok => Pameran yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang. Bahkan, cenderung dengan
anggota kelompok
3) Jenis Pameran Berdasarkan Ruang Tempat Pelaksanaan :
a. Pameran Indoor => Dilaksanakan di dalam ruangan tertutup. Pameran indoor biasa bertempat di gedung
atau museum sekalipun.
b. Pameran Outdoor => Dilaksanakan di luar ruangan. Biasanya karya-karya yang ditampilkan dalam pameran
ini cenderung tahan akan suhu ruangan terbuka.

4. Seni peran/ teater adalah kegiatan menceritakan sebuah cerita melalui tindakan oleh seorang pemeran
yang meniru tindakan karakter. Akting dapat dilakukan di teater, televisi, film, radio, atau media lain apa pun
yang menggunakan mode mimetik.

5. Drama musikal atau Operet adalah bentuk ekspresi kesenian yang menggabungkan antara seni peran,
musik, gerak dan tari.
6. Ada 4 teknik teater yang bisa dilakukan oleh para aktor, antara lain :
1) Suara
Pemain perlu menjiwai kata demi kata yang diucapkannya agar mengesankan emosi suasana suatu adegan,
sehingga tidak meluncur begitu saja tanpa makna.
• Nada suara : pengucapan tinggi rendahnya suara.
• Kecepatan ucapan : emosi membedakan tingkat kecepatan kata-kata yang diucapkan.
• Jeda saat suara berhenti : seberapa sering dan untuk berapa lama suasana hening tanpa suara dan kata
dilakukan untuk mengesankan suasana suatu adegan.
• Dinamika suara : pengaturan keras lembut suara untuk menghidupkan emosi suatu adegan.
• Artikulasi suara : pengaturan kejelasan pengucapan.
• Intonasi suara : pengaturan tekanan kata.
• Aksen khusus : pengaturan logat dan dialek suara.
• Bernapas : pengaturan pernapasan sehingga suara terkontrol saat menyampaikan perasaan tertentu.

2) Tubuh
Penguasaan teknik suara akan diperkuat oleh penguasaan teknik tubuh. Dimana, kehadiran bahasa tubuh di
tengah pentas bisa menimbulkan efek tersendiri dalam suatu adegan. Ada beberapa teknik teater pada
tubuh, yakni :
• Sikap postur (blocking) : pemain mengetahui di mana saja harus menempatkan diri untuk membantu
penonton fokus terhadap suatu adegan.
• Gesture atau isyarat : setiap bagian tubuh dengan tepat mengekspresikan ide, perasaan atau suasana hati
dalam suatu adegan.
• Kesiagaan : pemain tahu saat yang tepat menggunakan seluruh atau sebagian tubuhnya untuk
menghidupkan suasana.
• Fasial : pemain menggunakan wajah untuk menunjukan suasana hati, emosi, perasaan, dan tanggapan.
• Kontak mata : kontak mata diperlukan untuk membangun komunikasi di antara sesama pemain dan antara
pemain maupun penonton.
3) Gerakan
Setiap pemain harus mengetahui kemana harus bergerak sehingga bisa menghidupkan suatu adegan. Ada
beberapa teknik gerakan dalam teater, yakni :
Timing : pengaturan waktu cepat atau lambat bergerak dan durasi gerakan.
Arah : pengaturan kemana pemain akan bergerak, baik maju, mundur, menyamping, atau menyilang.
Energi : pengaturan tenaga saat pemain bergerak.
Kesiagaan : pengaturan gerak sebagai individu, kelompok kecil atau kelompok besar.
4) Ruang
Intensitas gerakan para pemain di tiap adegan perlu memanfaatkan ruang pentas yang tersedia.
Pemanfaatan ruang ini bisa membantu penonton untuk fokus pada bagian pentas tertentu di satu adegan
atau mampu menyeimbangkan perhatian ke seluruh pentas di adegan lain. Ada beberapa teknik ruang dalam
teater, yaitu :
Tingkat ataulevel : pengaturan pemanfaatan ruang sesuai jumlah pemain untuk tiap adegan. Karena dalam
pentas yang luas, saat adegan dengan satu atau dua pemain maka kesan ruang harus dibuat minimum.
Ruang pribadi atau kelompok : pengaturan posisi sesama pemain untuk memberi ruang kepada satu atau
sejumlah pemain yang menjadi fokus utama suatu adegan.
Kepekaan kondisional : pengaturan posisi, gerak, dan bahasa tubuh yang disesuaikan dengan kondisi fisik
pentas.
7. a. Olah tubuh
=> Melakukan latihan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan. Lakukan semua latihan seperti
permainan yang dilakukan dengan gembira.
Mulai dengan meregangkan seluruh persendian dan otot tubuh. Mulai dari bagian kepala sampai bagian kaki.
Atau bisa dibalik dari kaki sampai kepala.
b. Olah suara
Seorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara yang baik. Suara merupakan faktor
penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton.
Penguasaan intonasi, diksi, artikulasi. Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai dengan
tuntutan karakter tokoh yang diperankan. Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan tertentu.
Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk
mulut. Dalam latihan olah suara, terutama yang berhubungan dengan membaca naskah atau puisi, perlu
diperhatikan juga tekanan kata, jiwa kalimat, tempo, dan irama.
c. Olah rasa
Akting pada dasarnya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang aktor dalam mewujudkan berbagai
pikiran, emosi, perasaan, dan sosok peran yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter.
Untuk latihan olah rasa, seorang pemain teater meliputi berlatih konsentrasi, perasaan dan emosi.
• Latihan konsentrasi
=> latihan memusatkan pikiran kita pada suatu objek sesuai dengan tujuan.
Misalnya, pikiran fokus pada hafalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Pikirannya
tidak terbagi dengan berbagai hal yang lain.
• Latihan imajinasi
=> Latihan mengolah daya khayal, seolah olah hal itu terjadi saat ini dan sedang dirasakan.
Latihan ini bisa dilakukan sendiri sendiri atau berimajinasi bersama. Misalnya berimajinasi pergi
berpertualang ke hutan belantara, mendaki puncak tinggi, dan menuruni jurang yang curam.
• Latihan ingatan emosi
=> latihan mengingat-ingat lagi berbagai emosi yang pernah kamu alami ataupun pernah melihat orang lain
dengan emosinya.
Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-
bahak dan berbagai emosi lainnya.

8. Teknik menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal atau operet :
a. Siapkan cerita.
b. Siapkan musik yang sesuai dengan cerita yang ada.
c. Siapkan properti yang sesuai dengan latar tempat dan waktu dalam cerita.
d. Siapkan pemeran atau tokoh yang akan bermain dalam cerita tersebut.
e. Lalu buatlah drama musikal yang anda mau. Selesai.

9. Rancangan sebuah pementasan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, teknik dan prosedur yaitu
suatu langkah kegiatan awal dalam menetapkan kegiatan drama musikal dan atau operet melalui tahapan
kerja untuk mencapai tujuan, termasuk kegiatan pengambilan keputusan dan pilihan alternatif-alternatif
keputusan.
Tujuannya untuk menghindari tingkat kesalahan atau hambatan yang akan terjadi serta sekaligus mendorong
peningkatan pencapaian tujuan dari sebuah rancangan.
Dimulai dengan menyusun naskah berdasarkan ide asli atau saduran dari kisah yang telah ada sebelumnya,
serta melakukan pembedahan secara bersama pada isi naskah drama yang akan dimainkan.

10. Langkah-langkah pementasan sebuah drama musikal dan atau operet berdurasi pendek :
1) memilih naskah drama
2) memilih lagu yang sesuai dengan drama musikal dan atau operet
3) memilih sutradara
4) memilih pembantu sutradara (asisten, dekorasi, rias, busana, lampu dan musik)
5) melakukan pembedahan secara bersama-sama atas naskah, tujuannya agar semua calon pemain
memahami peran sesuai isi naskah
6) reading : calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga memahami perannya dan peran tokoh lain
7) casting : melakukan pemilihan pemeran bertujuan menempatkan seseorang sesuai kemampuannya
berperan untuk tokoh tertentu
8) mendalami peran yang ingin dimainkan melalui pengamatan di lapangan
9) blocking, sutradara mengatur akting yang dilakukan pemeran agar terjadi pemandangan/pementasan
yang dapat dilihat secara ilmiah
10) running : pemain menjalankan latihan secara lengkap mulai dari dialog, napas
11) gladi bersih : latihan terakhir agar pementasan tidak terjadi kekurangan
12) pementasan yaitu semua komponen pementasan digunakan secara lengkap agar pementasan
sesempurna mungkin.

11. Tugas Panitia Pengarah :


1) membuat dan menentukan arah, sasaran, serta tujuan pelaksanan event dan mencari dan membentuk
kepanitiaan
2) merumuskan tema dan kemasan event yang akan diselenggarakan
3) memimpin dan memberikan pengarahan teknis pada panitia pelaksana
4) memberikan alternatif solusi jika terjadi masalah dalam penyelenggaraan event, dan dapat bertindak
sebagai wakil dari panitia pelaksana dalam interaksi dengan organisasi terkait
5) membantu dalam mencari sumber dana yang dapat diminta untuk berpartisipasi
6) menghubungi sumber-sumber dana untuk mendapatkan komitmen sponsor
7) melakukan rapat diantara para Steering Committee.
8) memantau dan melakukan evaluasi khusus yang ditujukan pada perbaikan kinerja panitia pelaksana
9) bersama ketua dan sekretaris panitia membuat laporan pertanggungjawaban keseluruhan kegiatan
Tugas Panitia Pelaksana :
1) melakukan koordinasi dengan bidang kerja lainnya dalam kepanitiaan event
2) berpartisipasi aktif melaksanakan kegiatan sesuai rencana
3) saling memberikan bantuan lintas divisi
4) melaporkan perkembangan kerjanya dalam rapat-rapat kepanitiaan
5) mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan kepada koordinator divisi
atau ketua pelaksana
6) menyusun laporan alokasi anggaran di tiap divisi

12. Tahapan penyelenggaraan pameran :


1) Menentukan Tujuan
2) Menentukan Tema Pameran
3) Menentukan Kepanitiaan.
4) Menetapkan waktu pameran
5) Menentukan lokasi pameran
6) Menyusun agenda kegiatan

13.Evaluasi merupakan sarana memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kegiatan sebuah pameran.
Dengan adanya evaluasi setelah pelaksanaan pameran diharapkan kegiatan berikutnya dapat berjalan lebih
baik dan lancar dibanding yang sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai