Anda di halaman 1dari 3

OLAH VOKAL DAN OLAH RASA DALAM DASAR-DASAR TEATER

OLEH :

NAMA : IRSAN ALI

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


STAI AL-GAZALI BULUKUMBA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
PEMBAHASAN
1. Olah Vokal
Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Suara/vokal yang
baik akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkan. Jenis suara
tiap orang berbeda-beda, tetapi di dalam teater dituntut untuk bisa menirukan
suara sesuai tokoh yang diperankan.
Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya,
suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan
membentak saja. Akan tetapi, berolah suara dalam teater lebih kompleks lagi.
Seorang pemain juga dituntut untuk bisa menirukan dialek (logat bicara), harus
benar dan tepat dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, dan harus pandai
mengolah suarasuara alam.
Semua kemampuan vokal itu memerlukan latihan yang keras dan disiplin
yang tinggi karena akan bermanfaat ketika bermain teater kelak. Pengucapan
kata dengan baik dan benar sesuai konteks sehingga setiap huruf, kata, dan
kalimat yang diucapkan dapat didengar dan dimengerti dengan jelas oleh
penonton. Hal ini akan memberi nilai tambah pada keberhasilan pementasan
teater. Sebagaimana latihan olah tubuh, latihan olah suara pun memerlukan
pemanasan terlebih dahulu. Fungsi pemanasan ini yaitu mengendorkan otot-otot
organ produksi suara. Latihan pemanasan olah suara diawali dengan senam
wajah, senam lidah, dan senam rahangPedoman latihan olah suara yaitu
sebagai berikut.
a. Konsentrasi dan sadar pada pekerjaan. Kesadaran ini akan memicu kepada
ingatanmu.
b. Santai dan lakukan pengulangan-pengulangan dalam latihan ini karena
otototot organ tubuh bukan suatu hal yang mekanis, melainkan lebih bersifat
ritmis.
c. Hindari ketegangan dan lakukan segala sesuatu dengan wajar secara alami.
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jangan lakukan latihan secara
terburu-buru. Beri kesempatan otot-otot dan persendian untuk
menyesuaikan perintahmu.
e. Lakukan semua latihan ini secara bertahap, mulai dari tempo lambat sampai
dengan tempo cepat.
.
2. Olah Rasa
Pemain teater harus memiliki kecerdasan dan ketangkasan. Kebiasaan
mengolah rasa mampu menumbuhkan sikap kritis untuk seseorang menghadapi
berbagai persoalan yang rumit. Latihan olah rasa dapat dilakukan dengan
membaca, berimajinasi, dan memunculkan tenaga jiwa.
a. Membaca
Membaca dilakukan dengan cara memindai secara sistematis.
Seorang pemain teater harus memiliki wawasan dan kepekaan terhadap
persoalan zaman sehingga saat dipanggung pertunjukan ia akan berusaha
menjadi tokoh sesuai dengan yang diperankan.
b. Imajinasi
Setelah melalui tahap membaca, secara otomatis imajinasi akan
muncul dalam pikiran. Imajinasi seorang pemain harus dipahami dan
dipelajari dalam semua karakteristik pancaindra. Peran pemain dalam setiap
penampilan bersifat sugesti, yaitu bagaimana caranya agar penonton
terbawa dan dengan mudah mengetahui maksud gerakan pemain. Sebagai
contoh, bagaimana ia berimajinasi ketika melihat kejadian aneh yang
menimpa orang lain, posisi mata pemain seolah-olah menjadi jembatan mata
penonton. Begitu pula dengan indra telinga, penciuman, perasa, dan peraba
harus pula dilatih secara teratur.
c. Tenaga Jiwa
Tenaga jiwa berfungsi memberikan roh peran tokoh yang diperankan
pemain. Latihan-latihan dasar untuk menggalang tenaga jiwa merupakan
ingatan-ingatan yang direncanakan dari hasil pengamatan terhadap
perasaan bawah sadar dan naluri. Latihan ini memerlukan waktu yang lama.
Berdasarkan ketiga teknik olah dalam berperan diatas dapat dikatakan bahwa
akting merupakan salah satu jenis keterampilan. Keterampilan ini bisa diperoleh
melalui proses pelatihan. Kamu pun bisa menjadi pemain teater, syaratnya kamu
harus bersungguh-sungguh dalam berlatih.

Anda mungkin juga menyukai