NAMA KELOMPOK 3 :
1. Anggun Febtiani
2. Feri Ardiansyah
3. Aldo Kurniawan
4. Destia Salsabila
5. Erwin Saputra
Segala puji bagi allah,rabb semesta alam Shalawat dan salam semoga
tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan hidup kita
memegang teguh dua pusaka yang tidak akan menggelincirkan manusia ke dalam
kehinaan dan kesesatan. Sebaliknya keduanya akan membimbing kita kepada cahaya
dan keselamatan,yaitu Al-quran dan Al-hadist.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata pelajaran
bahasa indonesia, tentang ”menggunakan intonasi, lafal, mimik, yang sesuai dengan
watak tokoh dalam pementasan drama”.
meskipun makalah ini kurang lengkap, akan tetapi kami berharap kepada allah
SWT. Semoga banyak hikmah dan manfaat yang dapat kita ambil, oleh para
pembaca terlebih bagi diri kami sebagai penyusun yang sangat membutuhkan hikmah
demi kelancaran atas terlaksananya menyusun makalah ini.
Walaupun kami telah mengupayakan semaksimal mungkin jelas sajian makalah ini
masih banyak kekurangannya, Oleh karena itu Kritik dan Saran yang bersifat
membangun dari para pembaca,sangat kami harapkan.
Terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Masalah 2
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
Drama merupakan sebuah bentuk karya sastra yang dipersiapkan sebagai
suatu karya seni yang dipentaskan. Tokoh-tokoh dalam drama baru akan hidup bila
dialog-dialog yang terdapat dalam naskah diperankan dengan penuh penghayatan
sesuai karakter tokoh itu. Untuk itu, seorang pemeran drama harus dapat menghayati
tokoh yang diperankan, menyesuaikan lafal, menggunakan intonasi, dan tekanan yang
tepat pada dialog-dialog yang diucapkan sesuai tuntutan naskah.
B. Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari isi makalah ini di harapkan siswa dapat
memahami apa yang di sebut dengan drama. Sehingga mampu memerankan drama
dengan sebaik-baiknya.
C. Rumusan masalah
1. Apa yang di sebut dengan drama?
2. Teknik apasajakah yang ada dalam pemunculan drama?
3. Potensi apasajakah yang harus di siapkan untuk memerankan drama?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Drama
1. Lafal
Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, kelompok
kata,maupun kaliamat. Melalui lafal pemain drama dapat menyampaikan pesan,
untuk itu pemain harus mampu menjaga pelafalannya.
2. Intonasi
Intonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendahnya suara
nada. Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan.
3. Mimik/Gerak-gerik
a. Mimik
b. Pantonim
1
Adalah gerak-gerik tubuh.
c. Pantomimik
Agar berhasil memerankan tokoh dalam sebuah pementasan drama, ada beberapa
hal yang perlu kamu perhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Ø Bacalah kata-kata dengan jelas terdengar. Ucapkan tiap suku kata dan kata dengan
jelas, mulut terbuka sehingga nyaring.
1
C. Teknik Pemunculan Pemain Drama
1. Teknik muncul, artinya pemain muncul pertama kali pada suatu adegan. Teknik
ini bertujuan untuk menciptakan kesan pertama penonton kepada watak yang
dilakonkan. Tekniknya dengan memberikan jeda (berhenti sejenak) sebelum masuk
ke panggung.
2. Teknik memberi isi, artinya teknik memberi hidup dengan cara menonjolkan
emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan perbuatan yang
dilakukan. Teknik ini menggunakan pengucapan dan gerak anggota badan dan
mimik. Termasuk di dalamnya adalah teknik memberi dinamik, nada, dan tempo.
5. Teknik timing, artinya menyelaraskan antara gerak dengan kata atau kalimat
yang diucapkan berdasarkan waktu tertentu.
4. Memerankan drama
1
Sebagai peraga cerita, aktor termasuk seniman unik. Kegiatan yang dapat di
lakukan hanya melihat permainan teman atau lawan perannya. Itupun tidak dapat di
lakukan dengan bebas karena dia sendiri terlibat dalam perpermainan itu. Jadi, hasil
karya seorang aktor adalah peragaan cerita. Dalam memperagakan cerita itu pemain
melakukan perbuatan akif yang di sebut akting. Oleh karena itu dapat di katakan
bahwa hasil karya aktor adalah akting.
Memanfaatkan potensi diri itu tentu tidak datang dengan sendirinya, tetapi
harus dengan giat berlatih, pelatihan dasar berikut ini dapat di lakukan oleh calon
aktor diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Potensi tubuh
Tubuh harus bagus dan menarik. Arti bagus bukan berarti tampan atau cantik. Hal
yang di maksud adalah tubuh harus lentur, sanggup memainkan semua peran dan
mudah di arahkan.
b. Potensi dria
c. Potensi akal
d. Potensi hati
Hati merupakan landasan perasaan. Perasaan manusia amat beragam dan silih
berganti. Kadang-kadang senang dan tertawa, kadang-kadang sedih dan meratap,
semua berurusan dengan hati.
1
e. Potensi imajinasi
Akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati ada kehendak. Kehendak (niat) itu
harus di lengkapi imajianasi (membvayangkan sesuatu).
f. Potensi vokal
g. Potensi jiwa
Seorang aktor harus mampu memerankan tokoh dengan penjiwaan. Artinya ia harus
berusaha agar jiwanya melebur dalam tokoh yang di perankan. Penjiwaan ini dapat di
bangkitkan dengan pengalaman dan pengamatan. Misalnya seorang tokoh dapat
memerankan tokoh sedih dengan penuh penghayatan karena di berpengalaman
merasakan sedih atau pernah mengamati orang bersedih.
Para Pemimpi
Teeet.. teet..
Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak pun mulai berlarian menuju kelas
masing-masing. Vina, Jian, Risa, Rima, Yutho, dan Dian melangkahkan kakinya ke
kelas seni. Mereka adalah enam sekawan yang sama-sama mengambil kelas seni.
Mereka mempunyai bakat dan sifat yang berbeda-beda. Sehingga membuat suasana
kelas seni seperti pelangi, meski pagi itu hujan tak kunjung datang.
1
Yutho :”Lakukan yang terbaik buat saya ya anak-anak, Lakukan sesuai bakat
dan minat kalian, boleh di dokumentasikan, atau .. terserah kalian, saya nggak sabar
menanti minggu depan untuk melihatnya“ (membaca tulisan di papan tulis)
Dian :”Tugas?”
Jian :Ih Bu Lintang, kenapa ada tugas sih!”
Risa :”Nama nya juga sekolah, ya pasti ada tugas.”
Rima :”Iya nih Jian, gimana sih?”
Vina :”Lagi ngomongin apa sih? Serius banget.”
Dian :”Lihat papan tulis di depan!”
Vina :”Ha? Tugas?”
Tak lama setelah merasa Shock ketika mereka tahu akan mendapat tugas,
mereka kembali duduk dan memikirkan apa yang akan dijadikan sebuah karya seni.
Kelas Seni terlihat sibuk pagi itu, tapi tak seperti biasanya , seorang siswi
hanya mengetuk-ngetuk mejanya dengan sebuah polpen hijau. Menatap ke segala
ruangan , memperhatikan kegiatan teman-temannya. Tak sadar dia telah menyelami
pikirannya yang kosong.
1
Rima :”Vin! Vina ! “
Vina :”Eh iya ? ( Terlonjak Kaget) “
Rima :”Ngelamunin apa sih ? “
Vina :” Nggak ada, nggak ada yang aku lamunin”
Jian :”Bohong ! Helooooooooo ^ Kapan sih Vina bakalan jujur ke kita?”
Risa :”Eh Ji, nggak usah nyolot dong..!!!!!”
Jian :”Kenapa?masalah buat lo!”
Vina :”Stop!! Kalian ini kenapa sih, nggak pagi nggak siang! Kerjaannya
berantem terus!!” (memukul meja Dan beranjak pergi dari kelas seni)
Semua murid terhenti dengan kegiatannya, dan menatap dengan tanda tanya
besar di jidadnya.
Rima :”Lihat, gara-gara kalian Vina marah!”
Risa :”Gara-gara kamu nih ji!”
Jian :”Gara-gara kamu!”
Waktu terasa berlalu sangat cepat. Kelas seni selesai dengan sendirinya, entah
apa yang terjadi pada Vina. Tapi yang jelas itu hal buruk!
Keesokan harinya ketika di kelas seni
1
Dian :”Iya sih, tapi aku nggak terlalu yakin aku bisa nyanyi, kalo mainnya mah
udah jago”
Risa dan Dian terhenti sejenak dan serentak menatap Vina dengan senyuman
mencurigakan
Jian :”Udah Risa! Kerjain, tuh puisi”
Risa :”Iya , bawel”
1
Risa :” Nih , ngelakban mulutnya Jian ! Eh Jian! Kamu itu baru bulan
kemaren masuk kelas seni, kalo’ nggak tahu apa-apa itu jangan sok ikut-ikutan deh!
Kamu itu yaa... ( Mengepalkan tangan)
Rima :”Gimana kalo’ ngelukis?” ( Menyela perdebatan )
Vina :”mmm ( Geleng-geleng kepala )“
Yutho :”Gambar animasi?”
Vina :”Apalagi itu!”
Dian :”Nyanyi aja !”
Vina :”Nggak!” ( Beranjak pergi dari kelas seni)
Rima :”Pasti ada apa-apa sama Vina, nggak mungkin dia jadi kayak gitu kalo’
nggak ada alesannya, gimanapun caranya. Kita harus bisa bangkitin
semangat musiknya lagi ! Apapun caranya, apapun resikonya!, Setuju?”
Semua kecuali Jian: “ Setuju” ( Menumpukkan telapak tangan masing-masing dan
bersiap untuk mengangkatnya sembari teriak)
Dian :”Kamu nggak ikut Ji ? “
Jian :”Enggak, sori aja yaa.. What Ever .. aku nggak peduli”
Risa :”Hu uuhh! “
Rima :”Udah-udah jangan mulai lagi ! “ (Memegangi Risa yang sudah seperti
ingin meledak)
1
Risa :”Mmm?” (Menatap penuh arti)
Vina :”Gimana perasaanmu, ketika kamu dilarang melakukan hal yang kamu
suka? Apa yang bakal kamu lakuin setelah kamu sadar, nggak ada yang pernah
ngedukung kamu? Nggak ada yang pernah mensupport kamu dalam menggapai
mimpimu?, Gimana kalo’ mimpimu hampir musnah gitu aja? Apa yang bakal kamu
lakuin dengan semua hal itu? Itu jawabanku”
Risa :”Viin, “
Vina :” Aku dilarang orang tuaku bernyanyi, mereka nggak pernah suka ngeliat
aku main musik, kata mereka itu semua sia-sia. Mereka nggak pernah ngedukung aku
dalam hal Seni, ,aku nggak berani ngelawan mereka, dan lebih parahnya lagi aku
nggak berani, bahkan buat ngebayangin aja aku nggak berani, aku nggak bisa dan
nggak berani bernyanyi. Aku takut , aku semakin trauma dengan musik. Bahkan
ketika aku mencobanya , Aku takut mimpiku untuk bernyanyi hanyalah sebuah
angan-angan yang mudah terhempas angin”
Risa :”Emang apa mimpimu?”
Vina :”Bernyanyi untuk semua orang, membahagiakan semua orang.
Bernyanyi lewat hati, bukan hanya sekedar suara yang merdu, bernyanyi untuk
mendapatkan senyuman dari pendengar, dan penenang hati ketika jiwa sedang
terpuruk, itu mimpiku “
Risa :”Kita bakalan bantu kamu, buat bangkit lagi, buat ngebagun lagi
kepercayaanmu terhadap mimpi muliamu”
Vina :”Kita?”
Tak sadar teman-temannya mengintip dibalik pintu kelas seni. Sedari tadi
mereka memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan Vina dan Risa
Yutho :”Nggak masalah kok ! Kita bakal bantu kamu!”
Rima :”Yup! Kita pasti bisa kalo kita bersama mencobanya”
Dian :”Pasti kalian butuh seorang gitaris yang Jago kan? , aku kasih diskon
deh buat kalian”
Semua :”Diaaan! “
1
Vina :” Aku nggak tahu harus bilang apa , aku aakuu a...k..uu”
Yutho :”Kamu nggak perlu ngomong apa-apa”
Risa :” Kamu hanya tinggal bernyanyi”
Sesaat , terasa mendung telah berganti dengan cerahnya kapas putih, rasa
keterpurukan kini berkurang sedikit demi sedikit.. Dan mulai bangkit lagi semangat
musik yang entah sempat pergi ke mana kemarin
Risa :”Apa yang harus kita lakuin?”
Tiba-tiba Jian datang dan seperti meledakkan mereka semua dengan kata-
katanya
Jian :”Aku punya Ide”
Semua : ( Saling menatap penuh ragu )
1
Vina :”Jangan dipaksa nyanyi lagi”
Risa :”Em em, RAHASIA”
Risa :” Duduk di sana, bernyanyi untuk semua orang disini. Buat mereka
hanya melihat padamu, buat mereka terpesona dengan suaramu. Kita di sini untuk
mengamen, dan uangnya juga bakalan kita kasih ke Anak jalanan. Jadi buatlah
banyak orang melihatmu dan memberi kita uang. Semata-mata kamu bernyanyi untuk
anak jalanan itu. Bernyanyi dengan hatimu. Bukan sekedar suaramu”
Yutho :”Sejak kapan kamu jadi puitis gitu Ris? “
Risa :” Sejak tadi , hehe”
Mereka menjauh dari Vina dan Dian, tepatnya menatap Vina penuh arti, hingga
mereka terkejut .. Tiba-tiba saja terdengar alunan musik dan suara yang mempesona
Sedikit demi sedikit, orang memberi mereka uang dan meletakkannya pada
sebuah tempat kecil yang memang disediakan oleh teman-teman Vina. Setelah
merampungkan acaranya, mereka semua kembali kerumah masing-masing dengan
pelangi dihati mereka masing-masing BERHASIL!!
1
Rima :”Iya, biasalah Miss Lebay kan banyak Ide”
Yutho :”Wah, besok udah hari terakhir loh, kalian semua udah siap kan? “
Semua :”Siap!”
Vina :”Aku punya ide”
Semua :”Apa?”
Vina :”Tunggu, besok yaa”
Semua : “Hhhhhh” -_-
1
Dian :” Mimpi, sulit untuk membayangkannya.. Tapi bersama, aku bisa
melakukan dan membayangkannya, bahkan bayanganku lebih indah dari tujuan awal
mimpiku”
Risa :” Tak sadar, aku bersama kalian.. Bersama kalian aku percaya, mimpiku
bukan hanya sekedar mimpi.. Tapi sebuah jalan yang bernama dan sebuah tujuan
hidupku yang menjadikannya lebih indah”
Yutho :” Bahkan ketika aku akan jatuh dalam lubang gelapku, kehilangan
mimpiku. Kehilangan semangatku , aku bisa kembali bangun, bangkit dari
keterpurukkanku sendiri”
Rima :” Karena aku bersama kalian, yang selalu ada untukku, mewarnai hidup
dan mimpiku, mengulurkan tali untuk mengangkatku keluar dari lubang gelapku, “
Jian :”Untuk bangkit kembali , menatap mimpiku, karena bersama kalian aku
percaya , mimpi bukan hanya untuk orang-orang yang berbakat, tapi mimpi adalah
milikku , dan milik semua pemimpi”
Vinaa :” Dan Ketika kamu ingin bermimpi , hendaklah kamu menutup mata
terlebih dahulu. Karena dengan begitu, kamu tak akan memperdulikan apa kata orang
lain tentangmu, dan tentang mimipimu. Tapi kamu benar-benar menghadapi dirimu
sendiri. Dan setelah kamu membuka mata, kamupun akan berkata AKU PERCAYA
PADA MIMPIKU AKU TAK BOLEH MENYERAH PADA MIMPIKU”
BAB III
PENUTUP
1
A. Kesimpulan
Ø Lafal
Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, kelompok
kata,maupun kaliamat. Melalui lafal pemain drama dapat menyampaikan pesan,
untuk itu pemain harus mampu menjaga pelafalannya.
Ø Intonasi
Intonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendahnya suara
nada. Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan.
Ø Mimik/Gerak-gerik
B. Saran
1
Di tinjau dari katanya drama yang berarti berbuat, bertindak, berkreasi, dan
sebagainya akan lebih mengerti dan paham jikalau dalam pembelajaran ini di
praktekan suatu saat nanti, Sebagai puncak dari pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
1
https://nannyngai.wordpress.com/2010/07/07/menggunakan-intonasi-lafal-dan-gerak-
gerik-yang-sesuai-dengan-watak-tokoh-dalam-pementasan-drama/
https://www.plengdut.com/2013/04/memerankan-tokoh-dalam-pementasan-
drama.html
https://www.academia.edu/32349016/Makalah_drama