Tuntutan dari segi suara dan fisik tidak kalah banyaknya dengan tuntutan yang ada dari segi
kejiwaannya. Bagi seorang aktor/aktris teater, kondisi suara dan fisik yang prima menjadi syarat
ang mutlak. Ia tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bak seorang binaragawan,
atau ratu kecantikan. Tidak perlu pula baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan
tubuh bak seorang pesenam. nyaSuara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya pun boleh berbentuk
bagaimana saja, sesuai kebutuhan tokoh yang ia perankan. Ia bisa bersuara
cempreng, bertubuh pendek gemuk, kurus tinggi, besar tegap atau sedang-sedang saja dan
berbagai bentuk suara dan tubuh yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak, artinya suara dan tubuhnya harus siap pakai
dalam kondisi seperti apapun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak, kesanggupan
untuk bersikap tak melawan atau berpasif dengan seluruh tubuhnya, dan berbagai sikap serta
perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Dan ini semua harus dilakukan secara logis, jelas
dan tegas. Untuk segalanya inilah, maka seorang aktor/aktris dituntut untuk senantiasa melatih
suara dan tubuhnya.
Salah satu usaha untuk itu adalah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Dapatkah suara dan
tubuh diolah? Kalau seorang aktor/aktris ingin melihat suara dan tubuhnya sebagaimana seorang
seniman keramik melihat tanah liat. Maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Seperti
sang seniman keramik menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduk dan diremas-remasnya
sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Harus seperti itulah sikap aktor/aktris terhadap
suaranya dan tubuhnya.
Tekanan ucapan ada tiga macam; 1). Tekanan Dinamik. 2). Tempo. 3). Tekanan Nada.
a. Tekanan Dinamik
Tekanan Dinamik ialah keras dan pelannya suatu ucapan. Gunanya untuk menggambar isi
pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya; “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya,
bukan hari minggu atau hari lainnya). “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya, bukan saya atau kakak
saya). “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya bukan ke toko buku atau ke toko makanan).
b. Tekanan Tempo
Tekanan Tempo maksudnya adalah cepat dan lambatnya ucapan. Gunanya sama dengan tekanan
dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya:
Tekanan nada merupakan lagu dari sebuah ucapan, contohnya; “Wah, dia pandai sekali!” atau
“Gila, ternyata dia dapat menjawab pertanyaan yang serumit itu!”
Ketiga teknik ucapan di atas (kejelasan ucapan, tekanan ucapan dan kerasnya ucapan), pada
dasarnya merupakan satu kesatuan yang utuh ketika seseorang berbicara atau berdialog. Ketiga
teknik itu saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih ketiga tekhnik ucapan di atas,
sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengendurkan urat-urat
leher, urat-urat pembentuk suara, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh.
Saat tubuh kita kedinginan dan bergetar, kita merasakan dingin dan ketidak nyamanan, maka kita
berkata: “dingin”. Pengalaman badaniah memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita.
SaaKita diliputi kegembiraan, maka kita melompat, menari dan menyanyi. Aliran perasaan yang
meluap meledak ke dalam bentuk aktifitas badaniah. Seorang aktor tidak akan bergerak demi
gerak itu sendiri dan tidak pula membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari dirinya diminta
agar menari, maka ia akan melakukannya sebagai seorang tokoh tertentu, pada waktu, tempat
dan situasi tertentu. Latihan olah tubuh bagi seorang aktor adalah suatu proses pemerdekaan diri.
Tulang punggung dapat menyampaikan kepada para penonton berbagai kondisi yang sedang kita
alami, apakah lagi tegang atau tenang, panas atau dingin, letih atau segar, tua atau muda, dan ia
juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis
bagian-bagian tulang punggung terdiri dari:
a. 7 ruas tulang tengkuk
b. 12 ruas tulang belakang
c. 5 ruas tulang pinggang
d. 5 ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor.
Seluruh rangkaian latihan olah tubuh tersebut harus dilakukan dengan menggunakan imajinasi
(pikir dan rasa), dan dapat ditambahkan berbagai variasi dengan membunyikan musik
instrumentalia.