Anda di halaman 1dari 6

Teknik Dasar Akting Teater

Teknik Dasar Akting Teater 1 : Aktor dengan Suara dan


Tubuhnya
Seorang aktor atau aktris dalam pekerjaan sehari-harinya pasti akan berhadapan dengan berbagai
masalah yang menyangkut suara dan tubuhnya. Berbagai perasaan yang berkecamuk dibathin
tokoh yang diperankan, harus mampu diejawantahkan melalui suara dan tubuhnya. Kondisi-
kondisi badaniah yang dihadapi sang tokoh harus mampu dikemukakan dengan memanfaatkan
suara dan tubuhnya. Melalui suara dan tubuhnya itulah seorang aktor-aktris berkomunikasi.
Dengan suara dan seluruh bagian dari tubuhnya, ia harus mampu bercerita sehingga dapat
meyakinkan orang lain.

Tuntutan dari segi suara dan fisik tidak kalah banyaknya dengan tuntutan yang ada dari segi
kejiwaannya. Bagi seorang aktor/aktris teater, kondisi suara dan fisik yang prima menjadi syarat
ang mutlak. Ia tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bak seorang binaragawan,
atau ratu kecantikan. Tidak perlu pula baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan
tubuh bak seorang pesenam. nyaSuara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya pun boleh berbentuk
bagaimana saja, sesuai kebutuhan tokoh yang ia perankan. Ia bisa bersuara
cempreng, bertubuh pendek gemuk, kurus tinggi, besar tegap atau sedang-sedang saja dan
berbagai bentuk suara dan tubuh yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak, artinya suara dan tubuhnya harus siap pakai
dalam kondisi seperti apapun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak, kesanggupan
untuk bersikap tak melawan atau berpasif dengan seluruh tubuhnya, dan berbagai sikap serta
perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Dan ini semua harus dilakukan secara logis, jelas
dan tegas. Untuk segalanya inilah, maka seorang aktor/aktris dituntut untuk senantiasa melatih
suara dan tubuhnya.

Salah satu usaha untuk itu adalah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Dapatkah suara dan
tubuh diolah? Kalau seorang aktor/aktris ingin melihat suara dan tubuhnya sebagaimana seorang
seniman keramik melihat tanah liat. Maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Seperti
sang seniman keramik menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduk dan diremas-remasnya
sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Harus seperti itulah sikap aktor/aktris terhadap
suaranya dan tubuhnya.

Teknik Dasar Akting Teater 2 : Olah Suara


Suara pemain teater harus dapat menempuh jarak yang lebih jauh dibanding dengan suara
pemain film dan sinetron, karena suara pemain teater tidak hanya dituntut terdengar oleh lawan
main, akan tetapi juga harus terdengar oleh seluruh penonton. Pertunjukan yang secara visual
baik, kalau suara pemainnya tidak cukup terdengar, akan membuat penonton tidak dapat
menangkap jalan ceritanya. Pertunjukan yang secara visual buruk, tapi kalau ucapan pemainnya
cukup terdengar oleh penonton,
asih dapat membuat penonton bisa menikmati jalan cerita dari pertunjukan tersebut. Ini
menunjukkan bahwa, suara mempunyai peranan yang cukup penting. Agar tujuannya tercapai,
pemain teater harus melatih:
1. Kejelasan ucapan. Agar setiap sukukata yang ia ucapkannya cukup terdengar.
2. Tekanan ucapan. Agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang diucapkannya bisa
ditonjolkan.
3. Kerasnya ucapan. Agar kalimat yang diucapkannya cukup terdengar oleh seluruh
penonton.

1) Melatih Kejelasan Ucapan


1. Latihan berbisik: Dua pemain berhadapan, membaca naskah dalam jarak 2-3 meter,
dengan cara berbisik.
2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi temponya, cepat dan lambat:
“zengzeng teeeengtes sreseptep brebeeeet ... maka para pesulap mengeluarkan kertas
berwarna-warni dari mulut dowernya yang kebanyakan mengunyah
popcorn, kentucky, pizza, humberger di rumah-rumah makan eropa-amerika dan
membuat jamur dari air ludahnya pada kertas panjang yang menjulur bagai lidah sungai
yang menuju jalan layang bebas hambatan kemudian melilit bangunan-bangunan mewah
disekitar pondok indah cinere pantai indah kapuk bumi serpong damai pluit pulomas
sunter hijau kelapa gading permai dan tugu monas yang menjulang tinggi ke angkasa...”

2) Melatih Tekanan Ucapan

Tekanan ucapan ada tiga macam; 1). Tekanan Dinamik. 2). Tempo. 3). Tekanan Nada.

a. Tekanan Dinamik
Tekanan Dinamik ialah keras dan pelannya suatu ucapan. Gunanya untuk menggambar isi
pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya; “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya,
bukan hari minggu atau hari lainnya). “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya, bukan saya atau kakak
saya). “Hari Sabtu ibu ke pasar” (artinya bukan ke toko buku atau ke toko makanan).

b. Tekanan Tempo
Tekanan Tempo maksudnya adalah cepat dan lambatnya ucapan. Gunanya sama dengan tekanan
dinamik. Untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari suatu kalimat. Contohnya:

 “Ha-ri Sab-tu ibu ke pasar”


 “Hari Sabtu i-bu ke pasar”
 “Hari Sabtu ibu ke pa-sar”

Tekanan nada merupakan lagu dari sebuah ucapan, contohnya; “Wah, dia pandai sekali!” atau
“Gila, ternyata dia dapat menjawab pertanyaan yang serumit itu!”

3) Melatih Kerasnya Ucapan


Teknik ucapan pemain teater ternyata lebih rumit dibanding dengan tehnik ucapan bagi pemain
film dan sinetron. Ucapan pemain teater tidak hanya dituntut jelas dan menggambarkan isi
pikiran dan isi perasaan, tetapi juga dituntut harus keras, karena ucapan pemain di atas panggung
menempuh jarak yang lebih jauh. Untuk itu kerasnya ucapan harus dilatih dengan berbagai
macam cara. Diantaranya;
1. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 meter atau 20 meter. Dalam
latihan ini, yang harus selalu dipertanyakan ialah: a). Apakah sudah jelas? b). Apakah
sudah menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan? c). dan pertanyaan yang terpenting,
apakah sudah wajar?
2. Latihan mengguman. Gumaman harus stabil dan konstan. Kemudian harus menggunakan
imajinasi dengan mengirim gumaman ke cakrawala. Bayangkanlah “gumaman” yang
dikeluarkan lenyap di cakrawala.

Ketiga teknik ucapan di atas (kejelasan ucapan, tekanan ucapan dan kerasnya ucapan), pada
dasarnya merupakan satu kesatuan yang utuh ketika seseorang berbicara atau berdialog. Ketiga
teknik itu saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih ketiga tekhnik ucapan di atas,
sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu. Misalnya, dengan mengendurkan urat-urat
leher, urat-urat pembentuk suara, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh.

Teknik Dasar Akting Teater 3 : Olah Tubuh


Bentuk tubuh kita, dan cara-cara kita berdiri, duduk dan berjalan memperlihatkan kepribadian
kita. Motivasi-motivasi kita untuk melakukan gerak lahir yang berasal dari sumber-sumber
fisikal (badaniah), emosional (perasaan), dan mental (pikiran), dan setiap tindakan (aksi) kita
berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati (impuls). Banyak sekali interaksi atau
pengaruh timbal-balik dan perubahan urutan yang tak habis-habisnya.

Saat tubuh kita kedinginan dan bergetar, kita merasakan dingin dan ketidak nyamanan, maka kita
berkata: “dingin”. Pengalaman badaniah memberi petunjuk bagi perasaan dan pikiran kita.
SaaKita diliputi kegembiraan, maka kita melompat, menari dan menyanyi. Aliran perasaan yang
meluap meledak ke dalam bentuk aktifitas badaniah. Seorang aktor tidak akan bergerak demi
gerak itu sendiri dan tidak pula membuat gerak indah demi keindahan. Bila dari dirinya diminta
agar menari, maka ia akan melakukannya sebagai seorang tokoh tertentu, pada waktu, tempat
dan situasi tertentu. Latihan olah tubuh bagi seorang aktor adalah suatu proses pemerdekaan diri.
Tulang punggung dapat menyampaikan kepada para penonton berbagai kondisi yang sedang kita
alami, apakah lagi tegang atau tenang, panas atau dingin, letih atau segar, tua atau muda, dan ia
juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis
bagian-bagian tulang punggung terdiri dari:
a. 7 ruas tulang tengkuk
b. 12 ruas tulang belakang
c. 5 ruas tulang pinggang
d. 5 ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor.

Teknik Dasar Akting Teater 4 : Latihan kepala dan leher


1. Jatuhkanlah kepala ke arah depan dengan seluruh bobotnya dan ayunkan dari sisi ke sisi.
2. Jatuhkan kepala ke arah kanan, ayunkan ke arah kiri melalui bagian depan, lalu ayunkan
ke arah kanan melalui punggung.
3. Lalukan latihan yang sama untuk “bahu”.
4. Untuk tangan dan kaki, dapat menggunakan variasi rentangan.

Teknik Dasar Akting Teater 5 : Latihan tubuh bagian atas


Berdiri dengan kedua kaki dengan sedikit direnggangkan berjarak antara 60 sentimeter.
Tekukkan lutut sedikit saja. Benamkan seluruh tubuh bagian atas ke arah depan di antara kedua
kaki. Biarkan tubuh bagian atas bergantung seperti ini dan berjuntai- juntai untuk beberapa saat.
Tegakkan kembali seluruh tubuh melalui gerakan ruas demi ruas, sehingga kepalalah yang paling
akhir mencapai ketinggiannya dengan seluruh tulang punggung melurus. Dengan cara yang
sama, coba membongkokkan tubuh ke arah kiri, ke arah kanan, dan ke arah belakang.

Teknik Dasar Akting Teater 6 : Latihan pinggul, lutut dan


kaki
1. Berdiri tegak dengan kaki rapat. Turunkan badan dengan menekuk lutut dan kembali
tegak.
2. Berdiri tegak dengan satu kaki, kaki yang lain dijulurkan ke depan. Turunkan badan
dengan menekuk lutut dan kemudian kembali tegak. Ganti dengan kaki yang lain.
3. Putar lutut ke kiri dan ke kanan. Buatlah berbagai variasi dengan konsentrasi pada lutut.

Teknik Dasar Akting Teater 7 : Seluruh batang tubuh


1. Berdiri dan angkatlah tangan ke atas setinggi-tingginya, regangkan diri bagaikan sedang
menguap keras merasuki seluruh tubuh. Ketika kita mengendurkan regangan tubuh,
berdesahlah ambil lemaskan diri sehingga secara lemah lunglai mendarat di lantai. Jangan
dilakukan secara mendadak, tapi biarkanlah bobot tubuh kita sedikit demi sedikit luruh ke
bawah/ke lantai.
2. Pantulkan diri dengan goyangkan lengan-lengan, tangan-tangan, lutut, kaki dan telapak
kaki ketika berada di udara. Keluarkan teriakan singkat ketika kita memantul.

Teknik Dasar Akting Teater 8 : Berjalan


1. Mengkakukan tulang punggung dan rasakanlah betapa langkah yang satu terpisah dari
langkah lainnya.
2. Mendorong leher ke arah depan.
3. Mengangkat dagu.
4. Menunduk/menjatuhkan kepala ke depan.
5. Mengangkat bahu ke atas tinggi-tinggi.
6. Menarik bahu ke arah belakang.
7. Menjatuhkan atau membungkukkan bahu ke arah depan.
8. Sambil menggerak-gerakkan tangan pada siku-sikunya.
9. Memantul-mantulkan diri dari kaki ke kaki.
10. Dengan membengkokkan telapak kaki ke atas dan bertumpu pada tumit-tumit kaki.
11. Mencondongkan seluruh tubuh ke arah belakang dan perhatikan betapa ini meninggalkan
berat bobot tubuh di belakang saat melangkah maju.

Teknik Dasar Akting Teater 9 : Berlari


Berdiri dan tarik napas terlebih dahulu, kemudian hembuskan napas ke depan sambil berlari,
mengeluarkan suara “haaaa” sepanjang kemampuan napas yang dikeluarkan. Kemudian berbalik
lagi ke tempat ketika berhenti, lalu tarik napas dan ulangi gerak lari yang sama. Gerakan dan
suara akan membentuk ungkapan atau ucapan yang selaras. Tariklah napas dalam-dalam, ketika
mengeluarkan napas larilah mundur sambil membungkukkan tubuh bagian atas ke arah depan.

Teknik Dasar Akting Teater 10 : Melompat


1. Berlari menuju ke titik suatu lompatan. Rasakan betapa sifat memantulnya berat tubuh
mengangkat kita.
2. Ayunkan kedua kaki sebebas-bebasnya dan melompatlah lebih tinggi lagi.

Seluruh rangkaian latihan olah tubuh tersebut harus dilakukan dengan menggunakan imajinasi
(pikir dan rasa), dan dapat ditambahkan berbagai variasi dengan membunyikan musik
instrumentalia.

Anda mungkin juga menyukai