Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS DIMENSI

A.    Dimensi Besaran
1.      Dimensi Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang


mewakili massa (mass), panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu
Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk satuan massa), L
(untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari
semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi gaya : M L
T-2 dan Dimensi percepatan : L T-2
Catatan :
Semua besaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok (Dimensi
Primer) yaitu panjang, massa dan waktu. Sebagaimana terdapat Satuan Besaran Turunan yang
diturunkan dari Satuan Besaran Pokok, demikian juga terdapat Dimensi Primer dan Dimensi
Sekunder yang diturunkan dari Dimensi Primer. 
Satuan dan dimensi suatu variabel fisika adalah dua hal berbeda. Satuan besaran fisis

didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu (contohnya, besaran panjang dapat

memiliki satuan meter, kaki, inci, mil, atau mikrometer), namun dimensi besaran panjang hanya satu,

yaitu L. Dua satuan yang berbeda dapat dikonversikan satu sama lain (contohnya: 1 m = 39,37 in; angka

39,37 ini disebut sebagai faktor konversi), sementara tidak ada faktor konversi antar lambang dimensi.

Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol (lambang)

besaran pokok. Hal ini berarti  dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun

dari besaran-besaran pokok. Apa pun jenis satuan besaran yang digunakan tidak memengaruhi

dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang dapat dinyatakan dalam m, cm, km, atau ft,

keempat satuan itu mempunyai  dimensi yang sama, yaitu  L.

Di   dalam mekanika, besaran pokok panjang, massa, dan  waktu merupakan besaran

yang berdiri bebas satu sama lain, sehingga dapat berperan sebagai dimensi. Dimensi besaran

panjang dinyatakan dalam L, besaran massa dalam M, dan besaran waktu dalam

T. Persamaan yang dibentuk oleh besaran-besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara


dimensional, yaitu kedua dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi suatu besaran yang

dinyatakan dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [  ]. Tabel berikut ini

menunjukkan lambang dimensi besaran-besaran pokok.

Besaran Pokok Satuan (SI) Dimensi


Panjang m [L]
Massa Kg [M]
Waktu s [T]
Suhu K [θ]
Arus Listrik A [I]
Intensitas Cahaya cd [J]
Jumlah zat Mol [N]
Dengan menggunakan dimensi besaran pokok, dapat dituliskan dimensi sebagai

besaran turunan. 

Besaran Turunan Satuan (SI) Dimensi


Luas m2 [L2]
Kecepatan m/s [LT-1]
Percepatan m/s2 [LT-2]
Berat kg.m/s2 [MLT-2]
Volume m3 [L3]
Gaya m.kg/s2 [MLT-2]
Usaha m2.kg/s2 [ML2T-2]
Daya m2.kg/s3 [ML2T-3]
Momentum m.kg/s [MLT-1]
Gaya m.kg/s2 [MLT-2]
Momentum sudut m2kg/s [ML2T-1]
Torsi m2kg/s [ML2T-1]
Koefisien viskositas kg/m.s [ML-1T-1]
Modulus Young kg/m.s2 [ML-1T-2]
Momen inersia kg.m2 [ML2]
Potensial gravitasi m2/s2 [L2T-2]
Medan listrik m.kg/s3A [MLT-3E-1]
Potensial listrik m3kg/s3A [ML3T-3E-1]
Induktansi m2kg/s2A2 [ML2T-2E-2]
Medan magnet kg/s2A [MT-2E-1]
Fluks magnet m2kg/s2A [ML2T-2E-1]
Momen dipol listrik m.s.A [LTE]
Kapasitansi s4A2/kg.m2 [M-1L-2T4E2]

B.     Analisis Dimensi
Analisis dimensi adalah alat konseptual yang sering diterapkan

dalam fisika, kimia dan teknik untuk memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran fisis yang

berbeda-beda. Analisis dimensi selalu digunakan dalam fisika dan teknik untuk memeriksa

ketepatan penurunan persamaan. Misalnya, jika suatu besaran fisis memiliki satuan massa dibagi

satuan volume namun persamaan hasil penurunan hanya memuat satuan massa, persamaan tersebut tidak

tepat. Hanya besaran-besaran berdimensi sama yang dapat

saling ditambahkan, dikurangkan atau disamakan. Jika besaran-besaran berbeda dimensi terdapat di

dalam persamaan dan satu sama lain dibatasi tanda "+" atau "−" atau "=", persamaan tersebut harus

dikoreksi terlebih dahulu sebelum digunakan. Jika besaran-besaran berdimensi sama maupun

berbeda dikalikan atau dibagi, dimensi besaran-besaran tersebut juga terkalikan atau terbagi. Jika besaran

berdimensi dipangkatkan, dimensi besaran tersebut juga dipangkatkan.

Kegunaan Dimensi dalam Fisika antara lain:


1.       Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika
keduanya memiliki dimensi yang sama atau keduanya termasuk besaran vektor atau skalar,
Mengungkapkan kesetaraan atau kesamaan dua besaran yang sepintas berbeda. Misalnya
antara energi dan usaha. Pada energi diambil rumus kinetik: ½ mv2. Dimensi massa (m) adalah
[M], dimensi kecepatan (v) yaitu [L][T]-1 , sedangkan ½ adalah konstanta yang tidak berdimensi.
Jadi dimensi energi:
[E] = [M]([L][T]-1)2 = [M][L]2[T]-2
Usaha adalah hasil kali gaya (F) dan perpindahan (s). dimensi gaya (F) adalah [M][L][T] -
2
 dan dimensi perpindahan (s) adalah [L].
Jadi, dimensi usaha (W) adalah : [W] = [M][L][T]-2. [L] = [M][L]2[T]-2
Tampak bahwa dimensi energi dan dimensi usaha sama.

2.       Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar,
Seringkali kita dapat menentukan bahwa suatu rumus salah hanya dengan melihat dimensi atau

satuan dari kedua ruas persamaan. Sebagai contoh, ketika kita menggunakan rumus A= 2πr untuk

menghitung luas. Dengan melihat dimensi kedua ruas persamaan, yaitu [A] = L2 dan [2πr] = L kita

dengan cepat dapat menyatakan bahwa rumus tersebut salah karena dimensi kedua ruasnya tidak sama.

Tetapi perlu diingat, jika kedua ruas memiliki dimensi yang sama, itu tidak berarti bahwa rumus tersebut

benar. Hal ini disebabkan pada rumus tersebut mungkin terdapat suatu angka atau konstanta yang tidak

memiliki dimensi, misalnya Ek = 1/2 mv2 , di mana 1/2 tidak bisa diperoleh dari analisis dimensi.

Kita harus ingat karena dalam suatu persamaan mungkin muncul angka tanpa dimensi, maka

angka tersebut diwakili dengan suatu konstanta tanpa dimensi, misalnya konstanta k.

Misalnya, manakah hubungan yang benar: x = at ataukah x = at2 ? dengan x menyatakan jarak, a

besarnya percepatan, dan t waktu. Diketahui jarak merupakan besaran panjang memiliki dimensi

[L]. Percepatan memiliki dimensi [L]/[T2], sedangkan dimensi waktu adalah [T], sehingga:

     x = at
  [L] = [L]/[T2]. [T]
ternyata x memiliki dimensi [L], dan at memiliki dimensi [L]/[T], berarti secara dimensional
persamaan x = at tidak benar! Sedangkan
   x = at2
[L] = [L]/[T2]. [T]2
ternyata x dan at memiliki dimensi sama, yaitu [L]/[T], berarti secara dimensional persamaan x =
at2 adalah benar!
3.       Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan
besaran fisis tersebut dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Jika kita melakukan suatu eksperimen untuk meneliti suatu kejadian fisika, kita pasti
menemukan faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian fisika tersebut sehingga kejadian
fisika tersebut dapat terjadi. Setelah semua faktor telah di analisis, tugas selanjutnya kita harus
membuat persamaan fisika dari kejadian tersebut agar kejadian tersebut dapat dihitung dengan
angka sehingga kita dapat menafsirkan apa yang akan terjadi jika faktor-faktornya diubah. Selain
seperti yang kita tahu semua kejadian fisika mempunyai persamaan bukan?
Salah satu cara untuk menurunkan persamaan suatu kejadian fisika adalah dengan cara
analisis dimensi. Bagaimana caranya? Coba lihat contoh soal dan penyelesainnya berikut.
(a)    Perhatikan gerak melingkar horizontal yang ditempuh sebuah batu yang diikat pada ujung seutas
tali. Kita anggap bahwa gaya tegang F dalam kawat memiliki kesebandingan dengan besaran-
besaran berikut: massa batu m, kelajuan batu v, dan jari-jari lintasan r. Tentukan persamaan gaya
tegang dalam kawat (F).
Strategi :
Kita dapat menulis persamaan gaya tegang dalam kawat sebagai :
F = kmxvyrz ……………………………………………………………………… (*)
Dimana x, y, z adalah pangkat yang tak diketahui dan k adalah tetapan tanpa dimensi.
Selanjutnya dengan menggunakan prinsip dimensi ruas kiri = dimensi ruas kanan, kita bisa
menghitung nilai x, y, z dan akhirnya menemukan persamaan gaya tegang dalam kawat.
Jawab :
Dimensi gaya F adalah [M][L][T]-2, dimensi massa m adalah [M], dimensi kelajuan v adalah [L]
[T]-1, dimensi jari – jari r adalah [L].
F = kmxvyrz
[F] = k[m]x[v]y[r]z
[M][L][T]-2 = [M]x([L][T]-1)y[L]z (k tak berdimensi)
[M]1[L]1[T]-2 = [M]x[L]y + z[T]-y
upaya dimensi ruas kanan dan kiri sama, maka pangkat dari [M], [L], [T] dikedua ruas harus
sama. Kita peroleh :
Pangkat [M] : 1 = x
x=1
Pangkat [T] : -2 = -y
y=2
Pangkat [L] : 1 = y + z
1=2+z
z = -1
Masukkan nilai x, y, z di atas ke dalam persamaan (*), sehingga akan kita peroleh persamaan
gaya tegang tali :
F = km1v2r-1                    atau                 F = kmv2/r

Anda mungkin juga menyukai