Anda di halaman 1dari 2

NAMA : STEVI PUSVITA SARI

NPM : 212001516001

MATA KULIAH : TELAAH DRAMA

Teater dalam arti sempit dideskripsikan sebagai sebuah drama kehidupan yang diperankan
oleh tokoh/pelaku di atas pentas, berdasarkan atas sebuah naskah dan diatur oleh sutradara serta
disaksikan oleh penonton.

Manfaat seni teater bagi siswa adalah melatih diri dalam memaknai perilaku, tanggung
jawab, kejujuran, disiplin, percaya diri, kerja sama, mengontrol ego, serta mengasah kepekaan
jiwa dan empati. Dengan dasar itu, banyak ditemukan pengaruh teater dan aplikasinya dalam
berkehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seorang aktor akan memainkan sebuah peran tertentu,
misalnya sebagai pengemis/pemulung/pembantu, dll (skenario kehidupan orang kecil) maka si
aktor melakukan observasi sehingga secara otomatis ia mengembangkan daya imajinasinya,
kreatifitas, ekspresi dan konsentrasinya untuk memenuhi tuntutan peran.

melakukan berbagai proses latihan. Beberapa aspek latihan yang harus dilalui oleh para
calon aktor, seperti olah tubuh, olah vokal, dan olah sukma. Olah tubuh berfungsi untuk
membentuk kelenturan tubuh sehingga bisa dengan fleksibel bergerak menggambarkan isi
cerita.Olah vokal berfungsi untuk melatih ketepatan lafal, aksentuasi, intonasi, nada dan tempo
yang akan memperkuat dan mendukung dialog sehingga pesan cerita dapat diterima oleh
penonton. Olah sukma berfungsi untuk melatih dan mengasah kepekaan jiwa dan empati sehingga
bisa dengan mudah menghayati/menjiwai peran sesuai tuntutan naskah.

Dengan proses yang dialami seorang tokoh akan memperoleh sebuah kematangan jiwa
yang tergambar sampai tahap pementasan yang harus bekerja sama secara timdalam hal ini;
pemeran, sutradara, staf produksi dan crew. Segala hal yang dialami oleh siswa (tokoh/pemeran)
mulai dari latihan sampai proses pemanggungan akan membawa dampak dalam kehidupan sehari-
hari. Kepekaan yang diperoleh dari hasil menghayati sebuah peran akan memudahkan siswa
menyikapi setiap kejadian yang ada di sekitarnya dengan lebih bijak karena telah banyak belajar
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Misalnya ketika seorang siswa yang dalam
kehidupan nyata hidup serba berkecukupan, tetapi harus memerankan sebagai pembantu rumah
tangga, maka saat itu ia harus betul-betul menghayati dan melakonkan secara totalitas, sehingga
secara perlahan mengkristal dalam sukmanya dan berkata bahwa; ‘begini toh rasanya menjadi
seorang pembantu, menjadi orang kecil’. Demikian seterusnya dengan peran-peran yang bertolak
belakang dengan kehidupan nyata seorang siswa.
Bagi siswa yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seni teater di sekolah akan
mendapatkan nilai plus dalam pembentukan dan pengembangan kepribadiannya, bahkan juga
berpengaruh pada nilai akademiknya. Seperti siswa yang biasanya tidak berani melihat gurunya
secara langsung, pemalu, takut berbicara, tidak bisa berargumen, kurang berani berpendapat,
apalagi harus tampil di depan teman-temannya ketika pembelajaran berlangsung. Akan tetapi,
ketika harus tampil di atas panggung memerankan sebuah lakon, maka dengan berani menatap
begitu banyak penonton dan menyampaikan dialog demi dialog dengan lancar. Dengan begitu,
kelemahan yang selama ini dimiliki secara perlahan akan hilang dan akhirnya akan terbentuk rasa
percaya diri, selanjutnya mewujudkan pula kemampuannya berinteraksi dalam kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, juga membentuk kecerdasan otaknya dalam memahami dan menghafal
naskah drama seberapapun panjang dan kompleksnya, kemudian mampu mengekspresikan dalam
lakon. Dengan dasar itu, Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa akan dengan mudah pula
memahami dan menerima setiap mata pelajaran dengan baik.

Teater pada dasarnya merupakan akumulasi dari berbagai cabang seni yang ada. Di
dalamnya terdapat seni rupa, sastra, musik, tari, serta unsur pendukung; tata artistik, kostum, tata
lampu, tata panggung dan lain-lain. Fenomena di lapangan menggambarkan keberadaan kesenian
teater belum sepopuler dengan seni pertunjukan yang lain. Salah satu indikasinya dapat kita lihat
pada panggung-panggung hiburan, sangat jarang ditampilkan seni teater. Kalaupun ada, biasanya
ditempatkan pada penampilan akhir acara, yang penontonnya juga sudah mulai bubar.Demikian
pula dengan perhatian pihak yang berkompeten terhadap seni teater itu sangat kurang. Terbukti
pada beberapa kegiatan olimpiade yang lebih mengutamakan prestasi akademik, nilai kognitif,
dan olah raga dari pada kegiatan seni teater yang lebih mengarah ke aspekolah jiwa, olah rasa dan
karsa.

Fungsi seni teater (drama) yang lebih nyata bagi siswa adalah : 1. Mengembangkan
kepercayaan diri untuk tampil di depan umum; 2. Melatih keterampilan berbicara (penggunaan
lafal, nada, intonasi , aksentuasi,dll); 3. Mengasah kepekaan jiwa (peduli, empati, dlsb); 4.
Membentuk kecerdasan emosional dan intelektual; 5.Membiasakan kerjasama tim (tidak
individual).

Seni teater yang berfungsi sebagai wadah pengembangan kepercayaan diri, dapat kita lihat
pada bagian kegiatan pementasan. Setiap pemeran harus tampil di atas panggung
mengekspresikan watak tokoh yang diperankan, dan disaksikan oleh penonton. Fungsi melatih
keterampilan berbicara, secara jelas terdapat pada bagian dialog. Setiap tokoh akan berdialog
dengan baik untuk menyampaikan pesan cerita. Fungsi mengasah kepekaan jiwa terdapat pada
kegiatan penghayatan/penjiwaan peran yang dibawakan. Fungsi membentuk kecerdasan terdapat
pada bagian memahami isi naskah, menghafal secara keseluruhan lalu mengekspresikannya.
Fungsi membiasakan kerja sama tim terdapat pada kegiatan pementasan. Para pelaku senantiasa
menyadari bahwa keberadaan dan kesuksesan mereka di atas panggung tidak terlepas dari kerja
sama dan dukungan mereka yang berada di belakang panggung ( sutradara, staf produksi, penata
artistik, lampu,kostum, musik, dll ).

Anda mungkin juga menyukai