Anda di halaman 1dari 4

Peran Cantuman Bibliografi dalam Pengawasan Bibliografi dan Temu Balik Informasi

Disusun oleh : Fauzan Abdi 1106078290 Mahasiswa Ilmu perpustakaan FIB UI

Cantuman bibliografi adalah hal yang sangat penting dalam proses pengawasan bibliografi dan sarana temu balik informasi. Istilah cantuman bibliografi juga sangat familiar di kalangan dunia perpustakaan. Pengertian dari cantuman bibliografi itu sendiri adalah wakil ringkas atau pengganti ringkas dokumen (condensed document representations atau condensed document surrogates) yang terdiri atas sekelompok data bibliografi yang mengidentifikasi dokumen. Sekelompok data yang biasanya terdapat pada cantuman bibliografi adalah: 1. Judul dan penanggung jawab Penanggung jawab adalah orang yang bertanggung jawab atas isi intelektual atau artistik suatu karya seperti penyusun, penerjemah, penulis dan lain-lain 2. Edisi 3. Data khusus (contoh: skala pada peta) 4. Publikasi (tempat, penerbit dan tahun penerbit) 5. Deskripsi fisik ( jumlah halaman, ilustrasi, gambar, tinggi buku, lampiran) 6. Seri ( nomer seri dan judul seri) 7. Catatan (hal-hal yang perlu ditulis) 8. Nomer standar ( ISBN dan ISBD) Sebagai contoh wakil ringkas dokumen : Taylor, Arlene G The organization of information / Arlene G. Taylor and Daniel N. Jourdey. Westport, connecticut : Libraries unlimited, 2009 xxv, 512 p : il :; 29 cm, (Library and Information science text series) ISBN 978-1-59158-586-2 Keterangan: 1. Merah : Judul dan penanggung jawab 2. Kuning : Edisi 3. Biru : Publikasi 4. Hijau : Deskripsi fisik 5. Ungu : Seri 6. Hitam : Nomer standar

3rd..

Page

Wakil ringkas dokumen atau cantuman bibliografi tercipta lewat proses pengindeksan. Dan pengindeksan sendiri memiliki 2 tahapan yaitu: 1. Pengatalogan deskriptif 2. Pengatalogan subyektif Cantuman bibliografi sendiri adalah hasil dari pengatalogan deskriptif. Deskripsi bibliografi terdiri atas data tentang ciri fisik dokumen yang dicatat dengan mengikuti peraturan ISBD (International Standard Bibliographic Description), jadi dibagi menjadi 8 daerah (area) yang masing-masing terbagi lagi atas beberapa unsur. ISBD diterbitkan oleh IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions) dan telah di-integrasikan dalam pelbagai standar pengatalogan, a.l. dalam AACR2 Part 1. Sumber informasi utama untuk pembuatan deskripsi bibliografi adalah halaman judul (apabila yang dideskripsikan berbentuk monograf), sebab data bibliografi terpenting seperti umpamanya judul, pengarang, penerbit, tempat terbit dan tahun terbit tercantum di halaman judul (recto dan verso). AACR2 sendiri sebagai aturan baku dalam penyusunan cantuman bibliografi adalah hasil dari integrasi dari International Standard Bibliographic Description yang disingkat ISBD lahir dari tindak lanjut IMCE yang nengembangkan standar deskripsi bibliografi yang bersifat internasional. ISBD menghasilkan suatu dekripsi yanf dapat mengindentifikasikan dokumen tersebut, dan dapat berdiri sendiri. ISBD tidak mengatur penentuan tanggung jawab intelektual atas isi ( menentukan entri tama dan tamabahan), serta bentuk tajuk. Hal-hal ini diatur pada Paris Principles. ISBD telah diterima dan diintregaaikan dalam bebrapa kode pengatolagan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya sebagai contoh AACR2 dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa, sehingga sudah menjadi standar baku untuk penagatalogan deskriptip yang berlaku di seluruh penjuru dunia. Wakil ringkas dokumen bisa berbentuk kartu, bisa berbentuk data elektronik yang tersimpan dalam pangkalan data bibliografi. Istilah cantuman bibliografi (bibliographic record) biasanya digunakan untuk wakil dokumen yang berformat elektronik. Cantuman bibliografi biasanya ditemukan pada katalog perpustakaan karena fungsi katalog pada perpustakaan adalah memudahkan pengguna perpustakaan atau pemustaka menemukan informasi yang ingin diperoleh. Fungsi utama dari cantuman bibliografi atau document surrogates itu sendiri adalah representasi dari bentuk utuh dokumen itu sendiri sehingga ketika seseorang pemustaka menginginkan sebuah informasi, Pencari informasi di perpustakaan bisa melihat katalog yang isinya dalah cantuman bibliografi paengguna informasi dapat melihat versi mini dari informasi yang ingin diperoleh, hal ini sangat membantu pencari informasi serta menghemat waktu pencari informasi dalam memperoleh informasi. Hal ini sesuai dengan salah satu aturan pada five laws of library science yang dikemukan oleh S.R. Ranganathan yaitu save the time of the reader karena sebagai seorang pustakawan haruslah membantu pemustaka dalam mencari informasi dan menghemat waktu dari si pemustaka itu sendiri. Ini adalah salah satu dari tugas seorang pustakawan.

Page

Uraian tersebut menunjukan betapa pentingnya peranan cantuman deskripsi bibliografi dalam sarana temu kembali informasi. Karena pada dasarnya aturan-aturan dalam pembuatan cantuman bibliografi itu sendiri adalah untuk memudahkan temu kembali informasi. Selain fungsinya dalam sarana temu kembali informasi peranan cantuman bibliografi adalah perananya dalam pengawasn bibliografi. Pengertian dari pengawasan bibliografi itu sendiri adalah usaha pengembangan dan pemeliharaan sistenm pencatatan semua bentuk bahan, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, bahan tercetak, bahn pandang dengar, bahan multimedia yang dapat menambah khazanah (kekeyaan/0 ilmu pengetahuan dan informasi. Tujuannya dari sistem pengawasn bibliografi itu sendiri adalah meperlancar temu kembali informasi. Hal ini sesuai dengan fungsi peranan cantuman bibliografi yang telah diuraikan sebelumnya. Ini menunjukan kedua peranan cantuman bibliogarfi mempunya keterkaitan peranan. Sebelum membahas peranan cantuman bibliografi dalam pengawasan bibliografi ada baiknya mengetahu kegiatan dari pengawasan bibliografi itu sendiri. adapun kegiatan dari pengawasn bibliografi adalah : 1. Mengindetifikasikan keberadaan dokumen. 2. Mengindetifikasikan jenis karya ( misalnya artikel dalam makalh, majalah, karangan ) 3. Mengumpulkan dokumen ( di perpustakaan, pusat arsip, museum ) 4. Membuat daftar dokumen dengan standar baku 5. Melenkapi daftar titik aksees ( pengarang, judul, subjek, dan sebagainya ) 6. Menyediakan sarana untuk memgetahui lokasi dokumen. ( Katalog induk ) Kegiatan nomor 4 yaitu membuat daftar dokumen dengan standar baku adalah hubungan peranan dari cantuman biblografi pada pengawasan bibliografi. Walaupun fungsi utama dari pengawasan bibliografi adalah mempermudah temu kembali informasi ada beberapa manfaat dari pengawasan bibliografi. Manfaat pengawasan bibliografi : 1. Agar informasi ( dokumen ) dapat dimanfaatkan secara maksimal. 2. Agar informasi ( dokumen ) dapat digunakan dari generasi ke generasi. 3. Agar informasi ( dokumen ) dapat dihimpun untuk koleksi lembaga informasi. 4. Agar informasi ( dokumen ) diketahui keberadaanya oleh banyak orang. 5. Agar informasi ( dokumen ) yang tersebar dapat terhimpun. 6. Agar ada standar baku untuk pencatatan dokumen (AACR/ ISBD ) 7. Agar dapat memnyediakan berbagai titik akses terhadap informasi ( dokumen ) seperti : pengarang, judul, subjek.

Page

Cantuman bibliografi Pengawasan bibliografi Temu kembali informasi

Dari skema dan uraian manfaat pengawasan bibliografi diatas terdapat manfaat agar adanya standar baku untuk pencatatan dokumen dalam hal ini hasilnya adalah cantuman bibliografi yang diatur dalam anglo-american catalouging rules atau disingkat AACR. Hal ini menjelaskan bahwa adanya cantuman bibliografi memenuhi manfaat dari pengawasan bibliografi. Sedangkan fungsi utama dari pengawasan bibliografi itu sendiri adalah memudahkan temu kembali informasi. Kesimpulannya dari uraian diatas adalah adanya keterkaitan atau peranan cantuman bibliografi dengan pengawasan bibliografi dan pengawasan biblografi sendiri memiliki keterkaitan dengan sarana temu kembali informasi.

Page

Anda mungkin juga menyukai