Anda di halaman 1dari 29

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Katalogisasi


Kata katalogisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
perkatalogan; pendaftaran buku; lukisan, dan lain sebagainya. Adapun satu
istilah yang sangat terkait dengan istilah katalogisasi adalah katalog.
Katalog adalah sebuah kata benda yang artinya daftar buku yang terdapat di
perpustakaan atau dalam suatu koleksi. Dari pengertian ini, maka katalog
dapat dipahami sebagai suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan
yang lengkap (komprehensif) dari suatu buku-buku koleksi, dokumen-
dokumen, atau bahan-bahan pustaka lainnya.

Sementara itu secara lebih gamblang, Yaya Suhendar dalam


Prastowo (2012: 174) menjelaskan bahwa katalog perpustakaan
adalah daftar bahan pustaka, baik berupa buku maupun nonbuku seperti
majalah, surat kabar, mikrofilm, slide, dan lain sebagainya, yang dimiliki
dan disimpan pada suatu atau sekelompok perpustakaan. Sedangkan,
informasi-informasi yang tercantum dalam katalog perpustakaan, yaitu
informasi-informasi penting yang dipakai oleh pemakai atau pengunjung
perpustakaan sebagai bahan informasi yang menyangkut fisik bahan
pustaka, isi, ataupun informasi-informasi lainnya, seperti judul buku, nama
pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, subyek
bahasan, ISBN, dan lain sebagainya.

Setidaknya, lima kelompok keterangan yang harus tertera pada


katalog. Pertama, tajuk entri yang berupa nama keluarga pengarang atau
nama utama pengarang (beading). Kedua, judul buku, baik judul utama
buku maupun subjudul (title statement). Ketiga, keterangan tentang kota
terbit, nama penerbit, dan tahun terbit (imprint). Keempat, keterangan
tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi,
dan apendiks (collation). Kelima, keterangan singkat mengenai seri

2
penerbitan, judul asli, dan pengarang aslinya (jika buku itu adalah
terjemahan).

Ibrahim Bafadal dalam Prastowo (2012: 175) menyatakan bahwa


katalogisasi koleksi pustaka adalah suatu proses katalog buku-buku
perpustakaan sekolah. Jadi, katalogisasi adalah proses pengatalogan koleksi
perpustakaan. Dalam pembuatan katalog, para pemakai perpustakaan akan
lebih mudah menemukan bahan yang mereka cari, yaitu dengan membaca
informasi tentang pengarang, judul, atau subyeknya. Namun, jika
katalogisasi tidak dilakukan dengan benar maka akan menghambat
pekerjaan di perpustakaan. Oleh karena itu, katalog harus disusun menurut
kaidah-kaidah dan sistem khusus. Katalog dibuat dengan memperhatikan
ciri-ciri atau unsur-unsur khusus dari koleksi pustaka. Sehingga, para
pemakainya mudah mengenali dan menemukannya. Dengan menggunakan
katalog, para pengunjung perpustakaan dapat mengenali koleksi khusus,
melihat aspek bibliografi dan kandungan setiap buku, menemukan lokasi
raknya, dan mengakses informasi yang relevan.

Dari uraian penjelasan tersebut, dapat kita pahami bahwa katalogisasi


adalah salah satu bagian dari proses pengolahan koleksi pustaka. Kegiatan
tersebut dilakukan setelah klasifikasi koleksi pustaka selesai, membuat
katalog bagi setiap koleksi pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah
meruppakan kegiatan inti dalam katalogisasi.

3
2.2. Tujuan dan Fungsi Katalog
Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki
perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan sebaik-baiknya.
Menurut pendapat Sulistyo-Basuki (1994: 316) tujuan katalog adalah
sebagai berikut:
1. Memungkinkan seseorang dapat menemukan buku yang
diketahuinya berdasarkan: pengarang Judul atau subjek
2. Menunjukan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan
Berdasarkan pengarang Berdasarkan subjek tertentu Dalam
jenis literature tertentu
3. Membantu dalam pemilihan buku Berdasarkan edisinya
Berdasarkan karakternya

Tujuan pertama menegaskan bahwa katalog perpustakaan


bertindak sebagai daftar temuan bagi dokumen tertentu. Tujuan
kedua menegaskan bahwa katalog perpustakaan sebagai daftar
temuan bagi kelompok dokumen, ini memerlukan entri seragam bagi
setiap kelompok. Tujuan ketiga berhubungan dengan deskripsi
dalam katalog sehingga pengguna dapat membedakan berbagai edisi
buku dan memungkinkan pemilihan buku dengan penyediaan ciri
khusus.

Fungi Katalog
Pengatalogan bahan pustaka juga berfungsi sebagaai bahan
penunjuk atau rujukan bagi pengguna perpustakaan terhadap koleksi
yang di butuhkan, apakah koleksi tersedia dan dimana tempatnya,
serta apa jenisnya. Menurut Lasa (1990: 23), fungsi katalogisasi
bahan pustaka adalah:
1. Mencatat suatu koleksi yag dimiliki oleh perpustakaan
2. Memudahkan pembaca dalam mencari bahan pustaka milik
perpustakaan
3. Mengembangkan standar-standar bibliografis secara internasional

4
2.3. Macam, sistem dan susunan katalog.
Ada beberapa macam katalog yang digunakan pada perpustakaan,
umumnya kita mengenal 3 macam katalog, yaitu:
1. Katalog kartu (card catalog)
Katalog kartu yang tebuat dari kertas manila yang agak tebal dari
pada kertas HVS, kartu ini memiliki ukuran 12,5 x 7,5 cm.
Selanjutnya kartu katalog kartu ini disimpan dalam laci-laci katalog
dan disusun secara alfabetis pengarang (katalog pengarang),
alfabetis subyek (katalog subyek) maupun urutan klasifikasi
(katalog selflist)

2. Katalog berkas (sheaf catalog), adalah katalog yang berupa


lembaran lepas, disatukan dengan penjepit khusus. Setiap lembar
memuat satu entri, dan setiap penjepit berisi 500 600 lembar atau
slip. Ukuran katalog berkas ini 12,5 x 20 cm

3. Katalog buku (book catalog), adalah katalog tercetak dalam bentuk


buku, yang masing-masing halamannya memuat sejumlah entri.

4. Katalog elektrik, adalah katalog dalam bentuk file di komputer


katalog ini mudah diakses untuk penelusuran atau pencarian
ulang.

5. Katalog terpasang, yaitu katalog yang entri-entri disusun


dalam komputer dengan menggunakan database tertentu

Dari beberapa macam katalog tersebut diatas, ada keuntungan


dan kelemahannya masing-masing, suatu contoh katalog kartu
mempunyai keuntungan :
a. Tidak mudah hilang, karena tidak mudah dibawa-bawa seperti
katalog buku atau berkas.
b. Mudah menggunakannya
c. Luwes, karena dengan mudah kita dapat menyisipkan kartu-kartu
baru.
5
d. Mudah dalam menggandakan entri-entrinya
e. Mudah dibuatkan petunjuk-petunjuknya (guide card)

Kelemahan katalog kartu antara lain:


a. Katalog kartu sangat tergantung pada tempat, sehingga bila
jumlahnya sampai melebihi kapasitas laci katalog akan
menimbulkan kesulitan dalam menggunakannya.
b. Katalog kartu tidak bisa dibawa kemana-mana.

Adapun sistem katalog yang dipakai di perpustakaan ada beberapa


sistem yakni:
1. Sistem katalog abjad (alphabetical catalog), pada sistem ini
katalog-katalog pengarang, judul, dan subyek disusun menurut
urutan abjad. Dari sistem ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
2. Sistem katalog kamus (dictionary catalog), suatu sistem dimana
katalog-katalog-katalog pengarang, judul dan subyek disusun
dalam satu jajaran menurut abjad (alphabetical order)
3. Sistem katalog terbagi (divided catalog), biasanya sistem ini
disusun menurut dua jajaran secara abjad, yaitu satu jajaran
menurut entri subyeknya , satu jajaran menurut entri pengarang
dan entri judul secara abjad pula.
4. Sistem katalog klasifikasi (calssified catalog), sistem katalog ini
biasanya disebut juga katalog sistematis, dimana katalog disusun
menjadi tiga jajaran, yaitu:
4.1 Jajaran katalog pengarang-judul yang disusun menurut abjad
4.2 Jajaran katalog subyek yang disusun menurut urutan
klasifikasi sebagai entri yang diutamakan
4.3 Jajaran katalog indeks subyek yang disusun menurut abjad

6
2.4. Pengatalogan Bahan Pustaka
Pengatalogan bahan pustaka merupakan tugas pokok
perpustakaan. Kegiatan pengatalogan ini dilakukan oleh pustakawan
bidang pelayanan teknis. Ada dua macam kegiatan pembuatan
katalog, yaitu:
1. katalogisasi subyek, yakni menampilkan subyek buku berupa
tajuk subyek dan notasi klasifikasi,
2. katalogisasi deskriptif, yakni menampilkan entri utama dari
sebuah buku, terdiri atas tajuk entri utama dan deskripsi
bibliografi.

2.4.1 Langkah-langkah Prakatalogisasi

Sebelum dilakukan katalogisasi pada bahan pustaka,

terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu

1. Pengelompokan bahan pustaka menurut jenisnya,

seperti monograf (buku), terbitan berseri (majalah,

buletin, laporan tahunan, dsb.) brosur/leaflet, dan

bahan bukan buku (non book material seperti: foto,

CD, kaset, peta, atlas, slide, dsb.). Hal ini penting

dilakukan, karena setiap jenis bahan pustaka berbeda

cara pengolahannya.

2. Pengecekan pada katalog kendali (shelflist) atau pada

pangkalan data, untuk memverifikasi keberadaan

bahan pustaka dengan judul yang sama (duplikat),

sehingga pustakawan tidak perlu mengolah buku

tersebut lebih lanjut,cukup dengan menambahkan

nomor induk barunya saja, dan

7
2.4.2 Langkah-langkah Katalogisasi
1. Proses katalogisasi:
a. Menentukan tajuk entri utama (main entry)
b. Menyusun deskripsi bibliografis/deskripsi fisik
c. Membuat jejakan katalog

2. Pembuatan katalog:
a. Katalog dasar/utama
b. Katalog tambahan

2.5. Proses Katalogisasi Bahan Pustaka Monograf


Monograf adalah sebutan lain untuk buku, dan digunakan untuk
membedakan terbitan tersebut dengan terbitan berseri.

Ciri ciri monograf adalah sebagai berikut :


- Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun
terdiri dari beberapa makalah (misalnya dalam
prosiding seminar) maka semua makalah
berhubungan dengan tema pokok dari seminar
tersebut.
- berjilid
- mempunyai halaman judul
- terdapat lembar pendahuluan dan / atau kata
pengantar
- terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan
bentuk jilid sama
- Umumnya memiliki ISBN (International
Standard Book Number).

Untuk mengolah bahan pustaka monograf perlu dilakukan


proses menentukan tajuk entri dan pencatatan daerah
bibliografi

8
2.5.1 Penentuan Tajuk Subjek
Subjek merupakan tema, isi, topik yang dibahas dalam
suat karya oleh pengarang. Isi dari karya tersebut diungkap
dengan istilah atau kata-kata yang dapat mewakili dokumen
yang diambil dalam daftar tajuk subjek atau tesaurus. Kegiatan
ini sering juga disebut dengan mengindeks.

Menurut pendapat Philips dalam buku yang berjudul


membina perpustakaan (1992), mengindeks adalah seni
menentukan subjek suatu karya, dan mencari istilah yang sama
untuk subjek tersebut dalam daftar tajuk subjek.

Untuk menentukan tajuk subjek bukanlah pekerjaan yang


mudah. Oleh karena itu seorang kataloger harus berpedoman
pada daftar tajuk subjek yang sudah ditetapkan oleh
perpustakaan, agar tidak terjadi kesalahan terhadap judul buku
yang sama tetapi ditempatkan pada tajuk subjek yang
berlainan.

Pedoman untuk menetukan tajuk subjek pada perpustakaan


pada umumnya banyak memakai pedoman Library of Congres
Subject Headings (LSCH), Searlist Subject Heading, daftar
tajuk subjek dan lain-lain

Menetukan Tajuk Entri Utama


Tajuk entri utama berfungsi untuk menentukan posisi
kartu dalam penyusunan katalog. Sumber yang dapat dipakai
untuk memperoleh tajuk suatu buku adalah buku itu sendiri
secara keseluruhan, mulai dari halaman judul, halaman depan
dan kulit.

9
Menurt Tairas Soekarman (1981 :128) entri utama
adalah uraian katalog lengkap dari suatu bahan yang
memberikan informasi yang diperlukan untuk
mengindentifikasi suatu karya. Dalam katalog, entri ini juga
memberikan jejakan dari semua entri tambahan yang dibuatkan
untuk suatu karya. Tajuk entri utama berfungsi untuk
menentukan posisi kartu dasar dalam susunan katalog
pengarang dan katalog judul, karena pada umumnya katalog
pengarang atau katalog judul disusun berdasarkan abjad. Pada
umunya yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang
(nama orang, badan korporasi, badan pemerintah atau swasta)
maupun yang bertanggung jawab atas isi dari suatu buku
tersebut.

Menetukan Tajuk Entri Tambahan


Pada katalog dapat diberikan tajuk entri tambahan, sehingga
karya tersebut dapat ditemukan kembali melalui titik telusur
lainnya, selain melalui tajuk entri utama.

Tajuk entri tambahan dibuat berdasarkan jejakan yang ada di


katalog dasar/utama. Jumlah katalog tambahan yang dibuat adalah
sebanyak jejakan yang tercantum. Pada katalog tambahan, tajuk
entri tambahan tercantum pada baris paling atas

a. Karya Pengarang Tunggal


Karya pengarang tunggal adalah karya yang disusun atau dikarang
oleh seorang pengarang. Bila suatu karya kumpulan atau pilihan karya yang
disusun oleh seorang, meskipun ada redaktur atau dikumpulkan oleh orang
lain maka Tajuk Utama pada penyusun karya tersebut.
Contoh :
o Riwayat dan perjuangan sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia,
17 Agustus 1945 oleh Adam Malik
Tjuk Utama pada Pengarang (Adam Malik)
10
Tajuk tambahan pada Judul (Riwayat dan )
Contoh :
MALIK, Adam
Riwayat dan perjuangan sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia,
17 Agustus 1945/ oleh Adam Malik.- Ed. 3, cet 5.
Jakarta : Merbabu, 2003
iv, 317 hlm.: bibl., ind.; 23 cm

ISBN : 979-877-543-x

1. INDONESIA SEJARAH
I. Judul

o Kreativitas yang bertanggung jawab : kumpulan pidato dan karangan oleh


Oteng Natahamidjaja
Tajuk utama pada Pengarang (Oteng Natahamidjaja)
Tajuk tambhan pada judul (Kreativitas yang ...)
Contoh :
NATAHAMIDJAJA, Oteng
Kreativitas yang bertanggung jawab : kumpulan pidato dan karangan/
oleh Oteng Natahamidjaja.- Ed. 3, cet. 8.- Jakarta : Rajawali Indah Pustaka,
2005.
xi, 237 hlm. : bibl., ind. : 23 cm.

ISBN : 979- 445-300- 0

1. PSIKOLOGI BELAJAR
I. Judul

b. Karya pengarang ganda


Karya pengarang ganda adalah karya yang diciptakan / disusun oleh dua
orang atau lebih yang bersama-sama menciptakan / menyusun suatu karya
yang dapat berupa karya bersama atau karya kumpulan.
Karya pengarang ganda tersebut dapat dibedakan menjadi :
11
Karya oleh dua arang pengarang
Bila suatu karya dikarang oleh dua orang pengarang, seorang diantaranya
bertindak sebagai pembantun, maka tajuk utam ditentukan pada nama
pengarang uatamanya (pengarang yang disebut pertama), sedangkan tajuk
tambahan pada pengarang ke dua dan judul karya.
Contoh :
Daftar tajuk subyek Perpustakaan Nasional disusun oleh J.N.B Tairas
dengan bantuan Rojani
Tajuk utama pada J.N.B Tairas (sebagai pengarang utama)
Tajuk tambahan pada Rojani (sebagai pengarang pembantu) dan judul.

025.049
TAI TAIRAS, J.N.B
Daftar tajuk subyek Perpustakaan Nasionan / disusun oleh J.N.B Tairas;
dengan bantuan Rojani.- Ed. rev.- Jakarta : Perpustakaan Nasional RI,
2006.
xviii, 554 hlm, 30 cm

ISBN : 979-3856-37-8

1. Tajuk Subyek I. Judul


II. ROJANI

Karya oleh tiga orang pengarang


Bila suatu karya dikarang oleh paling banyak tiga orang pengarang tanpa
ada pengarang utamanya, meskipun ada redaktur, maka tajuk utamanya
ditentukan pada nama pengarang yang disebut pertama kali pada halaman
judul, sedangkan tajuk tambahan pada nama pengarang ke dua dan ke tiga
serta judul karya.

12
Contoh :
The art speaking oleh Masri Singarimbun, Hari Pangestu dan Nani Widjaja
Tajuk utama pada Masri Singarimbun (pengarang yang disebut pertama)
Tajuk tambahan pada Hari Pangestu, Nani Widjaja dan Judul

808.51
SIN SINGARIMBUN, Masri
a The art speaking / oleh Masri Singarimbun, Hari Pangestu dan
Nani Widjaja.- Ed. 3, cet. 8.- Jakarta : Pradnya Paramita, 2007
viii, 207 hlm.: bibl., ind., 21 cm

ISBN : 789-979-5567-876-x

1. PIDATO I. Judul
II. PANGESTU, Hari II. WIDJAJA, Nani

Karya oleh lebih dari tiga pengarang


Bila suatu karya dikarang oleh lebih dari tiga orang pengarang tanpa ada
pengarang utamanya, maka tajuk utama ditentukan pada judul karya
sedangkan tajuk tambahan dibuat pada nama pengarang yang disebut
pertama kali.

Contoh :
Pornomedia : sosiologi media, konstruksi sosial teknologi telematika dan
perayaan seks di media massa oleh Burhan Bungin, Kris Daryanto, Amir
Imron dan Amrozy.
Tajuk utma pada judul (Pornomedia : sosiologi ...)
Tajuk tambahan pada pengarang yang disebut pertama (Burhan Bungin)

13
303.483 4
POR PORNOMEDIA : sosiologi media, konstruksi sosial
teknologi telematika dan perayaan seks di
media massa / oleh Burhan Bungin [ et.al ].- Ed.
2, cet. 8. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006.
xix, 478 hlm. : bibl., ind., : 23 cm

ISBN : 979-3556-7886- 755-x

1.TEKNOLOGI INFORMASI ASPEK SOSIAL


I. BUNGIN, Burhan

Himpunan penulisan-penulisan terpilih karya T.B Simatupang , Susanto-


Sunaryo, Bachtiar Rifai, Sayonara Sirait dan Samson Natasa
Tajuk utama pada judul karya (Himpunan penulisan-penulisan terpilih)
Tajuk tambahan pada T.B Simatupang

808.06
HIM HIMPUNAN penulisan-penulisan terpilih / karya T.B
Simatupang [ et. al ].- Cet. 5.- Jakarta : Bulan Bintang :
2006.
viii, 367 hlm.: bibl., ind.:23 cm

ISBN : 979-4432-6775-0

1. TEKNIK PENULISAN
I. SIMATUPANG, T.B

14
c. Karya kumpulan
Bila ada karya yang merupakan karya kumpulan dengan judul bersama di
bawah pimpinan editor atau penyunting maka tajuk utama ditentukan pada
judul bersama, sedangkan tajuk tambahan dibuatkan pada nama editor
atau penyunting.

Contoh :
Bacaan anak-anak : pandangan beberapa ahli dihimpun dan disusun oleh
Organisasi Pengarang Indonesia, penulis karya berjumlah 21 pengarang
Tajuk utama pada judul (Bacaan anak-anak : )
Tajuk tambahan pada Editor (Organisasi Pengarang Indonesia)

028.5
Bac BACAAN anak-anak : pandangan beberapa ahli / dihimpun
dan disusun oleh Organisasi Pengarang Indonesia.- Ed.
Rev.
Jakarta : Gunung Agung, 2006.
xiii, 276 hlm. : bibl., ind. : 23 cm

ISBN : 979-776-554-x

1. KESUSASTERAAN ANAK
I. ORGANISASI PENGARANG INDONESIA

Teknologi dan dampak kebudayaan penyunting J.B Mangunwidjaja


Tajuk utama pada judul (Teknologi dan dampak kebudayaan)
Tajuk tambahan pada J.B Mangunwidjaja (penyunting)

303.483 Teknologi dan dampak kebudayaan di


Indonesia / penyunting Man J.B Mangunwidjaja.- Cet. 5.-
Yogyakarta : Kanisius,2005.
vii, 210 hlm.: bibl. , ind. : 23 cm.

15
ISBN : 979- 5563-7765-334-0

1. TEKNOLOGI DAN PERUBAHAN SOSIAL


I. Mangunwidjaja, J.B

d. Karya campuran :
Bila beberapa pengarang telah menyumbangkan isi kecendekiawanan pada
suatu karya dengan fungsi yang berbeda-beda (penterjemah, penyadur,
penggubah). Maka sifat kepengarangannya adalah campuran. Maka dalam
penentuan tajuk utamanya tergantung pada peran pengarang masing-masing
dalam karya tersebut.

d.1 Karya terjemahan


Bila suatu karya diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain, maka tajuk
utamanya ditentukan pada pengarang asli, sedangkan tajuk tambahan
dibuatkan pada penterjemahnya.

Contoh :
Perspektif tentang perubahan sosial oleh Robert H Lauer; penterjemah
Alimandan judul asli Perspective of social change.
Tajuk utama pada Robert H Lauer (pengarang asli)
Tajuk tambahan pada Alimandan (penterjemah)

303.4
LAU LAUER, Robert H
P Perspektif tentang perubahan sosial / oleh Robert H Lauer;
penterjemah Alimandan.- Jakarta : Gunung Agung, 2007.
viii, 373 hlm.: bibl., ind. ; 24 cm
Judul asli : Perspective of social change.
ISBN : 979-547-543-0

1. SOSIAL PERUBAHAN
I. Judul II. ALIMANDAN.
16
d.2. Karya saduran / gubahan.
Suatu karya dari hasil saduran atau ringkaan tajuk utamanya ditentukan
bukan pada pengarang asli melainkan ditajukkan pada penyadur atau
penggubah.
Bila penyadur atau penggubah tidak diketahui, maka tajuk utama
ditentukan pada judul, sedangkan tajuk tambahan pada pengarang asli.

Contoh :
Manajemen informasi : pengantar ke komputerisasi oleh Martino, disadur
oleh Husyni Hasan.
Tajuk utama pada Husyni Hasan (penyadur)
Tajuk tambahan pada Martino (pengarang asli)

656.403 8
HAS HASAN, Husyni
m Manajemen informasi : pengantar ke komputerisasi /
oleh Martino, disadur oleh Husyni Hasan.- Cet. 8.-
Jakarta : Gunung Agung, 2005
xii, 276 hlm. : bibl., ind.;23 cm.

ISBN : 979-7653-7886-x

1. MANAJEMEN INFORMASI
I. MARTINO II. Judul

17
e. Karya anonim.
Karya anonim adalah suatu karya yang tidak diketahui nama pengarangnya
ataupun pengarangnya tidak jelas.
Bila suatu karya merupakan karya anonim, maka tajuk utama ditentukan
pada judul karya, sedangkan tajuk tambahan pada penutur ulang jika ada.

Contoh :
Indonesia : an invitation ditulis ulang oleh Sumarno
Tajuk utama pada Judul (Indonesia )
Tajuk tambahan pada Sumarno (penulis ulang)

060
IND INDONESIA : an invitation /ditulis ulang oleh Sumarno.-
Cet. 6. 11. Jakarta : Pradnya Paramita, 2005.
xii, 267 hlm. : bibl., ind. : 24 cm.

ISBN : 979-664-773-887
1. KONGRES DAN KONVENSI
I. SUMARNO

f. Karya Badan Korporasi.


Badan korporasi adalah suatu badan atau lembaga atau organisasi atau
kumpulan orang-orang yang dikenal dengan nama tertentu yang
mempunyai kekuatan hukum (berbadan Hukum) dan bertindak atau dapat
bertindak atas namanya sebagai satu kesatuan.
Badan korporasi dianggap sebagai pengarang dari suatu publikasi, jika isi
publikasinya adalah tanggung jawab badan korporasi dan bukan tanggung
jawab anggotanya walaupun nama seorang anggota tercantum sebagai
penyusun. Jenis karya badan korporasi ini dapat ditetapkan tajuk utamanya
di bawah nama badan korporasi tersebut.

18
Contoh :
Islam, alim ulama dan pembangunan oleh Pusat Dawah Islam Indonesia.
Tajuk utama pada Pusat Dawah Islam Indonesia (badan korporasi)
Tajuk tambahan pada Islam, alim ulama (Judul karya)

Penerapannya sbb:

297.62
PUS PUSAT DAWAH ISLAM INDONESIA
I Islam, alim ulama dan pembangunan/ oleh Pusat Dawah
Islam Indonesia.- Ed. 3, cet. 5.- Jakarta : Almaarif, 2006
viii, 203 hlm. ; bibl. ; ind. ; 21 cm.- (Seri Siar Islam; No. 3)

ISBN : 979-435-0012-x

1. ISLAM PENYIARAN
I. Judul II. Seri

Indonesia fertility-mortility survey, 2005 : preliminary report oleh Lembaga


Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tajuk utama pada Universitas Indonesia. Fakultas Ekonomi. Lembaga Demo-
grafi (Badan korporasi)
Entri tambahan pada Indonesia fertility ... (judul karya)

304.6
UNI UNIVERSITAS INDONESIA. FAKULTAS EKONOMI.
LEMBAGA
I DEMOGRAFI
Indonesia fertility-mortility survey, 2005 : preliminary report
/ oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.- Cet. 8. Jakarta : UI Press, 2005
vi, 207 hlm.: bibl., ind.; 24 cm

19
ISBN : 979-8876-7765-987-x

1. PENDUDUK 2. MORTILITAS 3 FERTILITAS


I. Judul

Masalah kependudukan di Jawa Tengah : suatu kumpulan hasil studi


disusun oleh Universitas Diponegoro.
Tajuk utama pada Universitas Diponegoro (Badan korporasi)
Tajuk tambahan pada Masalah kependudukan (Judul karya)

304.6
UNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
m Masalah kependudukan di Jawa Tengah : suatu kumpulan
hasil studi / disusun oleh Universitas Diponegoro.- Cet. 2.-
Semarang : UNDIP Press, 2006.
viii, 227 hlm.; 23 cm.

ISBN : 979-9978-3345-2334

1.PENDUDUK
I. Judul

g. Peraturan perundang-undangan.
Peraturan-peraturan berikut ini berlaku untuk peraturan per Undang-
Undangan dari suatu yurisdiksi yang membuat kekuatan hukum.

1. Undang-Undang Dasar atau Konstitusi.


Tajuk utama di bawah tajuk nama geografi dari suatu negara ybs, yang
kemudian diikuti dengan judul seragam untuk Undang-Undang Dasar atau
Konstitusi.

20
Contoh :
Undang-Undang Dasar 1945 dengan penjelasannya dan susunan Kabinet
Indonesia Bersatu.
Tajuk utama pada INDONESIA (nama geografi) kemudian diikuti dengan
[Undang-Undang, peraturan, dsb] (tajuk judul seragam).
Tajuk tambahan pada Undang-undang Dasar 1945 dengan (Judul karya)

Penerapannya sbb :
342.02
IND INDONESIA
U [Undang-Undang Dasar 1945, Dsb]
Undang-undang Dasar 1945 dengan penjelasanny dan susunan Kabinet
Indonesia Bersatu/ Sekretariat Negara RI.- Jakarta : Sekretariat Negara RI,
2006.
Vi, 367 hlm. ; 28 cm

ISBN :

1. UNDANG-UNDANG DASAR
I . Judul II. INDONESIA. Sekretariat Negara.

2. Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah


Tajuk utama di bawah tajuk nama geografi untukyurisdiksi yang kemudian
diikuti dengan tajuk judul seragam untuk undang-undang dan peraturan.
Contoh :
1. Undang-undang koperasi dan peraturan-peraturannya serta ketentuan-
ketentuan pelaksanaannya disusun oleh Departemen Koperasi.
Tajuk utama pada INDONESIA (nama geografi) kemudian diikuti dengan
[Undang-undang, peraturan, dsb] (tajuk judul seragam)
Tajuk tambahan pada Undang-undang koperasi dan (judul karya)
Penerapannya :

21
334
IND INDONESIA.
U [Undang-undang, peraturan, Dsb]
Undang-undang koperasi dan peraturan-peraturannya serta ketentuan-
ketentuan pelaksanaannya/ disusun oleh Departemen Koperasi.- Ed. 2, cet
10.- Jakarta : Badan penerbit Departemen Koperasi, 2005.
iv, 348 hlm. ; 27 cm.

ISBN : 979-7765-4432-07

1. KOPERASI- UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN


I. Judul II. INDONESIA. Departemen Koperasi

3. Peraturan-peraturan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang hak


atas tanah di DIY oleh Pemkot DIY
Tajuk utama pada YOGYAKARTA (Daerah Istimewa) (nama
geografinya) kemudian diikuti dengan [Peraturan, dsb] (tajuk judul
seragam)
Tajuk tambahan pada Peraturan-peraturan daerah ... (judul karya)

Penerapannya sbb :

346.04
YOG YOGYAKARTA (Daerah Istimewa)
[Peraturan-Peraturan, Dsb]
P Peraturan-peraturan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
tentang hak atas tanah di DIY/ oleh Pemkot DIY.- Ed. 2,
cet. 2.
Yogyakarta : Pemkot DIY, 2006.
xii, 321 hlm.; 23 cm.

ISBN : 979-1128-9472-07

1.AGRARIA UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN


22
I..DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTA II. Judul

h. Karya biografi
Suatu karya yag melukiskan riwayat hidup seseorang tokoh tertentu, maka
tajuk utama pada nama orang yang dibiografikan, sedangkan yang
menceritakan atau penulis biografi tersebut sebagai tajuk tambahan.

Contoh :
Bung Karno penyambung lidah rakyat oleh Adam Malik
Tajuk utama pada Sukarno (nama orang yang dibiografikan)
Tajuk tambahan pada Adam Malik (penulis naskah tersebut)

Penerapannya :
923.159 8
SUK SUKARNO
B Bung Karno penyambung lidah rakyat/ oleh Adam Malik.
Ed. 3, cet 10.- Jakarta : Pradnya Paramita, 2006
xi, 197 hlm. ; 21 cm

ISBN : 979-6752-5214-09

1. SUKARNO PRESIDEN, 1945-1967


BIOGRAFI
I. MALIK, Adam II. Judul

23
i. Karya Kitab Suci
Tajuk utama untuk Kitab-Kitab Suci atau bagian-bagiannya ditetapkan di
bawah tajuk judul seragam untuk masing-masing kitab suci.
Peraturan umum untuk Kitab-Kitab Suci ialah dengan menggunakan judul
seragam yang dikenal secara umum dalam bahasa Indonesia, seperti :

Al-Quran Tripitaka
Alkitab Wedda, dsb.

Untuk menetapkan bagian-bagiannya, tambahkan di belakang judul


seragam kitab suci yang bersangkutan nama bagian atau sub bagian, seperti
:

Al-Quran. Jus Ama


Al-Quran. Surat Yassin.
Alkitab. Perjanjian Baru.
Alkitab. Perjanjian Lama.
Wedda. Swaweda.

Sedangkan untuk terjemahan Kitab Suci, tambahkan di belakang judul


seragam nama terjemahannya, seperti :
Al-Quran. Indonesia.
Al-Quran. Jus Amma. Jawa.
Dsb.

Contoh :
1. Kitab suci : kitab Mazmur terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan
catatan Wali-Wali Gereja di Indonesia
Tajuk utama pada judul seram untuk Kitab Suci Injil (ALKITAB)
Tajuk tambahan pada judul karya (Kitab suci )

24
Penerapannya sbb:

220
ALK ALKITAB. Perjanjian Lama. Mazmur. Indoneia
K Kitab suci : Kitab Mazmur ; terjemahan dalam bahasa Indonesia
dengan catatan Wali-Wali Gereja di Indonesia.- Ende : Nusa
Indah, [ 2003 ?]
xiv, 256 hlm. ; 23 cm

1. ALKITAB
I. Judul

2. Surat Al-Kahfi dengan terjemahan bahas Indonesia dan ringkasan cerita


penghuni Goa (Ashabulkahfi).
Tajuk utama pada judul seragam untuk kitab suci Islam (QURAN)
Tajuk tambahan pada judul karya (Surat al-Kahfi dengan )

Penerapannya :

297.12
QUR Al-QURAN. Surat al-Kahfi. Indonesia.
s Surat al-Kahfi dengan terjemahan bahasa Indonesia
dan ringkasan cerita penghuni Goa (Ashabulkahfi).-
Bandung : Almaarif, 2005.
xix, 217 hlm. ; 21 cm.
ISBN : -

1.AL QORAN
I. Judul

25
Ringkasan :
Untuk memudahkan dalam pemahaman pengkatalogisasian maka
di bawah ini secara ringkas disajikan ketentuan-ketentuan dalam
menetapkan tajuk utama dan tajuk tambahan berdasarkan jenis karja.

No Jenis karya Tajuk utama Tajuk tamabahan


01 Pengarang Tuggal Pengarang Judul
02 Pengarang ganda :
2 s/d 3 org Pengarang Pertama Pengarang lainnya
pengarang judul Pengarang Pertama
4 org pengarang ke
atas
03 Editor / penyunting Judul Editor/ penyunting
04 Anonim Judul Penutur / penulis
ulang
05 Campuran :
Terjemahan Pengarang asli Penerjemah
Saduran / gubahan Penyadur / penggubah Pengarang asli
06 Badan Korporasi Nama Badan Korporasi Judul
07 Per-Undang- Tajuk judul seragam Penyusun / judul
Undangan
08 Biografi Nama orang yg Penyusun / Penulis
dibiografikan
09 Kitab suci Tajuk judul seragam Penyusun (kalau
ada)

Catatan : Karya terjemahan bila tidak diketahui pengarang asli maka tajuk
utamanya pada judul
Menentukan tajuk Pengarang.

26
2.5.2 Daerah Deskripsi Bibliografis

1. Pengertian
Yang dimaksud dengan deskripsi bibliografis katalog adalah
pemberian atau pencatatan keterangan-keterangan dari daerah judul
sampai dengan informasi daerah jejakan.
2. Tujuan
Deskripsi bibliografis katalog bertujuan untuk memberikan
informasi dari suatu karya sehingga karya tersebut dapat dikenali
atau diketahui dan dapat diseleksi atau dipakai alternatif untuk
dipilih serta dapat diketahui lokasinya berdasarkan nomor panggil
yang terdapat pada katalog apabila karya tersebut diperlukan oleh
penggunanya.
Untuk memenuhi tujuan tersebut maka keterangan yang diberikan
harus memadai dan jelas namun harus sesingkat mungkin.
3. Susunan dan tanda baca (pungtuasi = punctuation)
Unsur-unsur tanda baca (pungtuasi) yang ditetapkan untuk deskripsi
bibliografis katalog untuk bahan monograf atau buku terdiri dari 7
bidang, yaitu :
a. bidang judul dan keterangan pengarang :
Judul biasa
= Judul paralel atau judul sejajar
: Judul lain atau anak judul atau sub judul
/ Pengarang pertama
, Pengarang kedua yang setarap
; Pengarang yang lain yang beda kedudukan misal penulis ;
Penerjemah
b. Bidang edisi :
. bidang edisi
(sesuaikan dengan bahasa karya tersebut)
c. Bidang impresium (bidang penerbitan/ publikasi) :
.- Tempat penerbit (pilih yang pertama disebutkan)
: Tahun terbit (pilih yang pertama disebutkan)
, Tahun terbit (pilih tahunterbit yang paling terakhir)

27
d. Bidang kolasi (diskripasi fisik)
Jumlah jilid; halaman, bibliografi dan indeks serta ukurannya.
Mis : Jil. I : xi, 131 hlm. ; bibl. , ind.; 21 cm
Jil. II: vii, 325 hlm. ; bibl., ind. ; 21 cm
Atau 2 jil. ; 21 cm.

: ilustrasi
; lampiran dan ukuran buku

e. Bidang seri :
.- Pernyatan seri diikuti dengan tanda kurung
: Keterangan sub seri
; Keterangan nomor seri
Contoh : .- (seri manajemen : keuangan; No. 6)

f. Bidang catatan :
Dapat memberikan keterang singkat bila diperlukan termasuk
untuk karya terjemahan memberikan informasi tentang judul asli

g. Daerah Nomor Standar (ISBN) dan Harga


ISBN kalau ada
Harga bila diperlukan

4. Fungsi tanda baca dan penulisannya.


a. .Tanda baca yang telah ditetapkan didahului titik dan diikuti dengan
spasi
b. . - Titik, spasi garis (tanda penghubung) spasi dipakai untuk
memisahkan bidang satu dengan bidang berikutnya kecuali oleh karena
bidang tersebut diawali dengan paragraf atau baris baru atau indensi
baru maka cukup di tandai dengan titik ( .)

28
c ... (tiga titik) bila pada pernyataan judul menggunakan tanda baca
titik tiga maka dalam penulisan deskripsinya diganti dengan tanda
penghubung ( - ), karena tanda ... dipakai sebagi simbul untuk
memotong judul yang terlalu panjang.

d. [ ] kurung sikut. Bila pada pernyataan judul menggunakan tanda baca


kurung siku maka dalam penulisan deskripsinya diganti dengan tanda
kurung biasa ( ), karena kurung siku dipakai untuk menandai pada
bidang lain.

5. Singkatan-singkatan yang dipakai


Singkatan-singkatan berikut ini telah ditetapkan dalam ISBD (S) untuk
abjad latin, yaitu

a. Bidang 1 et al = et alii (and others; dan kawan kawan)


Untuk menyatakan pengarang lebih dari tiga [et. Al]
b. Bidang 2 Ed atau Cet. Untuk singkatan Edisi ataupun cetakan
Bilamana pernyataan edisi atau cetakan dinyatakan dengan kata-
kata misal edisi ke delapan cetakan kesepuluh maka ditulis
dengan ed 8, cet 10
c. Bidang 3 s.l. Sine loko (tempat terbit tidak diketahui)

29
BAB III
KESIMPULAN

Dalam menajemen perpustakaan sebenarnya banyak faktor yang


menentukan tingkat keberhasilan perpustakaan, diantaranya adalah
katalogisasi perpustakaan.

Dengan menggunakan katalogisasi perpustakaan, dapat


mempermudah para pengunjung perpustakaan dalam menemukan buku
yang mereka cari, serta mempermudah pencatatan pembukuan dan
pelaporan perpustakaan. Perpustakaan sebagai suatu system informasi
berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta
pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan dapat
diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada
diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).

Bahan pustaka monograf (buku) merupakan salah satu koleksi yang


terdapat di perpustakaan. Dalam proses pengolahannya seorang pustakawan
diharuskan untuk memahami Deskripsi bibliografis dan penentuan tajuk
subjek, juga disarankan adanya pelatihan atau pembinaan penggunaan
sarana temu balik informasi untuk pemustaka, sehingga memudahkan untuk
menemukan koleksi buku sesuai dengan kebutuhannya.

30

Anda mungkin juga menyukai