Anda di halaman 1dari 2

NAMA : HENDRI GUNARDI

NIM : 042657574

TUGAS 1

1. Organisasi informai apabila diperhatikan sebagai suatu kegiatan, maka berakhirnya


kegiatan organisasi ini mudahnya informasi diakses dan ditemukan kembali. Dengan
demikian organisasi informasi ini mempunyai kegitan yang bertahap.
a. Jelaskan fungsi organisasi informasi
b. Jelaskan tahapan dalam kegiatan organisasi informasi

a. Maka fungsi dari organisasi informasi ini adalah:


1. Menjadi alat bantu dalam pemilihan dokumen;
2. Menjadi alat bantu dalam penataan dokumen;
3. Menjadi alat bantu dalam penelusuran dokumen.
b. Tahapan dalam kegiatan organisasi informasi
1. Mengidentifikasi Keberadaan Suatu Informasi
Sebuah buku kemungkinan diterbitkan atau dipublikasikan dalam sebuah web, tetapi jika tidak
ada yang mengetahui keberadaannya kecuali pembuatnya, maka sama saja buku tersebut tidak
menginformasikan apapun bagi orang lain. Maka berbagai produsen informasi membuat strategi
agar produksinya ini dikenal orang lain sebagai upaya untuk membuat keberadaan dan eksistensi
produksinya menjadi pengetahuan publik.
2. Mengidentifikasi Informasi yang Dimuat dalam Suatu Karya
Kegiatan organisasi informasi berikutnya adalah upaya menentukan informasi yang
terkandung di dalam suatu terbitan, karena informasi tersebut adalah bagian penting dari suatu
karya. Misalnya dalam suatu majalah terdapat artikel, atau dalam suatu proceeding itu ada makalah
hasil konferensi, karangan dalam bunga rampai, dan lain-lain, adalah sebagai contoh bahwa ada
informasi dalam suatu karya yang diterbitkan.
3. Mengumpulkan dan Menyusun Informasi Secara Sistematis.
Kegiatan menciptakan informasi adalah kegiatan yang turun temurun secara tradisional sudah
ada di perpustakaan, arsip maupun museum. Tetapi perlu disadari bahwa informasi akan selalu
muncul dan ada dalam berbagai situasi yang berbeda. Sebagai contoh koleksi pribadi ditata
sedemikan rupa karena kebutuhan yang sudah diprediksi akan mencari kembali informasi yang
sudah tersedia dalam waktu tempat yang berbeda.
4. Membuat Daftar-Daftar Dokumen dan Karya-Karya Menurut Peraturan Standar.
Karya-karya atau bahan pustaka yang dikelola perpustakaan tidak dibiarkan begitu saja.
Bahan pustaka yang datang tidak serta merta ditata di rak tanpa proses pengolahan terlebih dahulu.
Bahan pustaka yang datang terlebih dahulu melalui proses indexing, yaitu proses membuat bahan
pustaka yang nantinya akan mudah ditelusuri keberadaannya.
5. Melengkapi Daftar-Daftar Dokumen dengan Titik Akses Lain yang Berguna.
Informasi yang sudah ditangkap, diolah dan dikelola dengan baik, tidak lain bertujuan untuk
kemudahan akses bagi pemustaka/pengguna yang datang di perpustakaan. Maka agar mudah
diakses, diperlukan suatu alat bantu yang dapat mengakses informasi dengan menggunakan titik
akses yang lebih spesifik, seperti katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek, atau bahkan
katalog terpasang.
6. Menyediakan Sarana
Untuk Mengetahui Lokasi Dokumen Di Koleksi Lembaga-Lembaga Pengelola Informasi, dan
Mendapatkan Dokumen Tersebut Kegiatan organisasi informasi berikutnya adalah kegiatan
menyediakan alat bantu yang dapat menunjukkan lokasi informasi berada

2. Kerangka sistem informasi yang berkaitan dengan organisasi informasi di perpustakaan


menurut Doyle terbagi dalam 2 tahap yaitu tahap masukan dan tahap keluaran.
Jelaskan kedua tahapan pada kerangka sistem informasi bila dihubungkan dengan
organisasi informasi di perpustakan
Berikut tahapan masukan dan tahapan keluaran
1. Bahan Pustaka (Materi Pustaka) Bahan pustaka merupakan media informasi rekam baik
tercetak maupun noncetak yang merupakan komponen utama di setiap sistem informasi
baik perpustakaan maupun unit informasi lainnya. Dengan adanya perkembangan
teknologi informasi maka materi pustaka yang dikoleksi perpustakaan tidak hanya dalam
bentuk tercetak, tetapi juga dalam bentuk noncetak, seperti bahan pandang dengar (audio
visual) yang terdiri atas koleksi rekaman suara, rekaman video, bahan grafika, dan bahan
kartografi, seperti peta, atlas, dan sebagainya. Selain itu, juga terdapat koleksi digital,
seperti CD-ROM, bukubuku elektronik (e-books), dan jurnal elektronik (e-journal).
2. Susunan Koleksi
susunan koleksi adalah susunan koleksi buku tercetak. Penempatan koleksi perpustakaan
merupakan hal yang perlu diperhatikan juga. Sistem temu kembali informasi sangat
berkaitan dengan sistem penempatan koleksinya. Penempatan koleksi perpustakaan hanya
dapat disusun berdasarkan salah satu ciri materi pustaka. sarana temu kembali informasi
bisa dilakukan dari beberapa pendekatan, seperti pengarang, subjek, judul, dan sebagainya
sesuai kebutuhan kita.
3. Sarana Temu Kembali Informasi
Untuk mengetahui materi pustaka apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan dan dalam hal
ini materi pustaka tersebut disimpan diperlukan alat bantu yang disebut dengan sarana temu
kembali informasi. Ada beberapa sarana temu kembali yang biasa digunakan oleh
pemustaka, di antaranya berikut ini. a. Bibliografi. b. Katalog. c. Indeks. d. Search engines.
4. Pengguna Perpustakaan (Pemustaka)
Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yang akan memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Istilah pengguna yang digunakan dalam UndangUndang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
perpustakaan adalah pemustaka. Pemustaka melakukan penelusuran informasi baik
melalui katalog maupun langsung ke jajaran koleksi. Seperti telah dijelaskan di atas, saat
ini sudah banyak perpustakaan yang menggunakan sistem katalog berbasis web dalam hal
penelusurannya dapat melalui internet sehingga pemustaka dapat melakukan penelusuran
informasi kapan dan di mana saja tanpa harus mendatangi perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai