0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi informasi di perpustakaan. Terdiri dari 2 bagian utama yaitu fungsi organisasi informasi dan tahapan dalam kegiatan organisasi informasi, serta kerangka sistem informasi yang terbagi atas tahap masukan dan keluaran.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi informasi di perpustakaan. Terdiri dari 2 bagian utama yaitu fungsi organisasi informasi dan tahapan dalam kegiatan organisasi informasi, serta kerangka sistem informasi yang terbagi atas tahap masukan dan keluaran.
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi informasi di perpustakaan. Terdiri dari 2 bagian utama yaitu fungsi organisasi informasi dan tahapan dalam kegiatan organisasi informasi, serta kerangka sistem informasi yang terbagi atas tahap masukan dan keluaran.
1. Organisasi informai apabila diperhatikan sebagai suatu kegiatan, maka berakhirnya
kegiatan organisasi ini mudahnya informasi diakses dan ditemukan kembali. Dengan demikian organisasi informasi ini mempunyai kegitan yang bertahap. a. Jelaskan fungsi organisasi informasi b. Jelaskan tahapan dalam kegiatan organisasi informasi
a. Maka fungsi dari organisasi informasi ini adalah:
1. Menjadi alat bantu dalam pemilihan dokumen; 2. Menjadi alat bantu dalam penataan dokumen; 3. Menjadi alat bantu dalam penelusuran dokumen. b. Tahapan dalam kegiatan organisasi informasi 1. Mengidentifikasi Keberadaan Suatu Informasi Sebuah buku kemungkinan diterbitkan atau dipublikasikan dalam sebuah web, tetapi jika tidak ada yang mengetahui keberadaannya kecuali pembuatnya, maka sama saja buku tersebut tidak menginformasikan apapun bagi orang lain. Maka berbagai produsen informasi membuat strategi agar produksinya ini dikenal orang lain sebagai upaya untuk membuat keberadaan dan eksistensi produksinya menjadi pengetahuan publik. 2. Mengidentifikasi Informasi yang Dimuat dalam Suatu Karya Kegiatan organisasi informasi berikutnya adalah upaya menentukan informasi yang terkandung di dalam suatu terbitan, karena informasi tersebut adalah bagian penting dari suatu karya. Misalnya dalam suatu majalah terdapat artikel, atau dalam suatu proceeding itu ada makalah hasil konferensi, karangan dalam bunga rampai, dan lain-lain, adalah sebagai contoh bahwa ada informasi dalam suatu karya yang diterbitkan. 3. Mengumpulkan dan Menyusun Informasi Secara Sistematis. Kegiatan menciptakan informasi adalah kegiatan yang turun temurun secara tradisional sudah ada di perpustakaan, arsip maupun museum. Tetapi perlu disadari bahwa informasi akan selalu muncul dan ada dalam berbagai situasi yang berbeda. Sebagai contoh koleksi pribadi ditata sedemikan rupa karena kebutuhan yang sudah diprediksi akan mencari kembali informasi yang sudah tersedia dalam waktu tempat yang berbeda. 4. Membuat Daftar-Daftar Dokumen dan Karya-Karya Menurut Peraturan Standar. Karya-karya atau bahan pustaka yang dikelola perpustakaan tidak dibiarkan begitu saja. Bahan pustaka yang datang tidak serta merta ditata di rak tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Bahan pustaka yang datang terlebih dahulu melalui proses indexing, yaitu proses membuat bahan pustaka yang nantinya akan mudah ditelusuri keberadaannya. 5. Melengkapi Daftar-Daftar Dokumen dengan Titik Akses Lain yang Berguna. Informasi yang sudah ditangkap, diolah dan dikelola dengan baik, tidak lain bertujuan untuk kemudahan akses bagi pemustaka/pengguna yang datang di perpustakaan. Maka agar mudah diakses, diperlukan suatu alat bantu yang dapat mengakses informasi dengan menggunakan titik akses yang lebih spesifik, seperti katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek, atau bahkan katalog terpasang. 6. Menyediakan Sarana Untuk Mengetahui Lokasi Dokumen Di Koleksi Lembaga-Lembaga Pengelola Informasi, dan Mendapatkan Dokumen Tersebut Kegiatan organisasi informasi berikutnya adalah kegiatan menyediakan alat bantu yang dapat menunjukkan lokasi informasi berada
2. Kerangka sistem informasi yang berkaitan dengan organisasi informasi di perpustakaan
menurut Doyle terbagi dalam 2 tahap yaitu tahap masukan dan tahap keluaran. Jelaskan kedua tahapan pada kerangka sistem informasi bila dihubungkan dengan organisasi informasi di perpustakan Berikut tahapan masukan dan tahapan keluaran 1. Bahan Pustaka (Materi Pustaka) Bahan pustaka merupakan media informasi rekam baik tercetak maupun noncetak yang merupakan komponen utama di setiap sistem informasi baik perpustakaan maupun unit informasi lainnya. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi maka materi pustaka yang dikoleksi perpustakaan tidak hanya dalam bentuk tercetak, tetapi juga dalam bentuk noncetak, seperti bahan pandang dengar (audio visual) yang terdiri atas koleksi rekaman suara, rekaman video, bahan grafika, dan bahan kartografi, seperti peta, atlas, dan sebagainya. Selain itu, juga terdapat koleksi digital, seperti CD-ROM, bukubuku elektronik (e-books), dan jurnal elektronik (e-journal). 2. Susunan Koleksi susunan koleksi adalah susunan koleksi buku tercetak. Penempatan koleksi perpustakaan merupakan hal yang perlu diperhatikan juga. Sistem temu kembali informasi sangat berkaitan dengan sistem penempatan koleksinya. Penempatan koleksi perpustakaan hanya dapat disusun berdasarkan salah satu ciri materi pustaka. sarana temu kembali informasi bisa dilakukan dari beberapa pendekatan, seperti pengarang, subjek, judul, dan sebagainya sesuai kebutuhan kita. 3. Sarana Temu Kembali Informasi Untuk mengetahui materi pustaka apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan dan dalam hal ini materi pustaka tersebut disimpan diperlukan alat bantu yang disebut dengan sarana temu kembali informasi. Ada beberapa sarana temu kembali yang biasa digunakan oleh pemustaka, di antaranya berikut ini. a. Bibliografi. b. Katalog. c. Indeks. d. Search engines. 4. Pengguna Perpustakaan (Pemustaka) Pemustaka adalah pengguna perpustakaan yang akan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Istilah pengguna yang digunakan dalam UndangUndang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan adalah pemustaka. Pemustaka melakukan penelusuran informasi baik melalui katalog maupun langsung ke jajaran koleksi. Seperti telah dijelaskan di atas, saat ini sudah banyak perpustakaan yang menggunakan sistem katalog berbasis web dalam hal penelusurannya dapat melalui internet sehingga pemustaka dapat melakukan penelusuran informasi kapan dan di mana saja tanpa harus mendatangi perpustakaan.