Anda di halaman 1dari 10

PERPUSTAKAAN DIGITAL DI TENGAH-TENGAH COVID-19

Oleh:

Andini Haspita Hasrul

40400117044

1.Pendahuluan
Perpustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan
koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara
khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh
pemakainya. Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama
mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan,
variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan
secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku. Banyak
kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem,
tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem
perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang
terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan,
penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi
– fungsi perpustakaan.
Gagasan yang muncul pertama kali sebagai dasar konsep
perpustakaan digital muncul pada bulan Juli tahun 1945 oleh Vannevar
Bush. Beliau mengeluhkan penyimpanan informasi manual yang
menghambat akses terhadap penelitian yang sudah dipublikasikan.
Untuk itu, Bush mengajukan ide untuk membuat catatan dan
perpustakaan pribadi (untuk buku, rekaman/dokumentasi, dan
1
komunikasi) yang termekanisasi. Menurut Tedd (2005), setidaknya ada
empat tokoh dari dunia perpustakaan dan informatika yang merupakan
pionir munculnya perpustakaan digital. Mereka adalah Vannevar Bush,
Douglas Engelbart, Ted Nelson, dan Tim Berners-Lee. Pada September
1995, enam universitas di Amerika diberi dana untuk melakukan proyek
penelitian perpustakaan digital. Penelitian yang didanai
NSF/ARPA/NASA ini melibatkan peneliti dari berbagai bidang, organisasi
penerbit dan percetakan, perpustakaan-perpustakaan, dan pemerintah
Amerika sendiri. Proyek ini cukup berhasil dan menjadi dasar penelitian
perpustakaan digital di dunia.
Perpustakaan digital telah merubah dari bentuk cetak ke digital,
koleksi yang semula lokal (hanya ada di perpustakaan setempat) kini
dapat menjadi internasional karena adanya jaringan perpustakaan dan
karena adanya link dengan sumber informasi yang berada di kota atau
negara lain. Tidak kalah penting adalah adanya perubahan dimana
koleksi dulu selalu lebih aman karena berada di tempat, kini koleksi
tersebut tidak selalu ada di tempat dan apabila server sedang ’down’
maka sumber informasi tersebut bisa jadi tidak dapat diakses. Pada
dasarnya, perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa,
hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber daya
digital (Widyawan, 2005).
Akhir-akhir ini dunia digegerkan dengan munculnya virus yang
bernama coronavirus (COVID-19). Penyakit ini adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus jenis baru yang belum pernah teridentifikasi
pada manusia. Penyebaran utama coronavirus baru ini adalah melalui

2
kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin,
atau melalui kontak dengan tetesan air liur atau cairan/lender hidung
orang yang terinfeksi. Wabah ini kali pertama diumumkan pada 31
Desember 2019, bermula muncul dari pasar makanan yang berada di
Kota Wuhan, China. Sekarang covid-19 telah merebak hampir keseluruh
dunia termasuk di Indonesia. Korban yang berjatuhan telah mencapai
203.000 orang sampai pada tanggal 26 April 2020, dan di perkirakan
akan bertambah banyak lagi korban yang berjatuhan. Indonesia sendiri
sampai saat ini (26 April 2020) telah mencapai 8.607 orang yang positif
terkena virus corona, yang meninggal dunia sebanyak 720 orang, hal ini
diungkapkan oleh Ahmad Yurianto sebagai juru bicara pemerintah untuk
penanganan corona. Indonesia jadikan virus corona sebagai bencana
nasional sehingga pemerintah harus melakukan tindakan pembatasan
social (Social distancing) dan salah satunya anjuran tetap berada di
rumah selama pandemi ini berlangsung.
Di tengah masa pandemi Covid-19 (Corona), jumlah pengunjung
dan pengguna layanan perpustakaan juga ikut terdampak, dan anjuran
untuk tetap berada di rumah akibat virus ini, maka dari itu perpustakaan
digital dapat menjadi solusi untuk tetap mengakses maupun
mendapatkan buku yang diperlukan di perpustakaan tanpa harus keluar
rumah, yang sejalan dengan anjuran pemerintah untuk melakukan
pembatasan sosial.

3
2. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dari berbagai
referensi atau penelitian yang sudah ada sebelumnya yang berkaitan
dengan perpustakaan digital:
a. Menurut (Widyawan, 2005) dalam buku yang berjudul “Membangun
Perpustakaan Digital”, perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri,
melainkan terkait dengan sumber-sumber informasi lain dan
pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di seluruh dunia.
Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik
pengganti bentuk tercetak saja, ruang lingkup koleksinya malah
sampai pada artefak digital yang tidak bisa tergantikan oleh bentuk
tercetak.
b. Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan
data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file
elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protocol
elektronik melalui jaringan komputer. Istillah perpustakaan digital
atau digital library sendiri mengandung pengertian sama dengan
electronic library dan virtual library. Sedangkan istilah yang sering
digunakan dewasa ini adalah digital library, hal ini bisa kita lihat
dengan adanya workshop, simposium, atau konferensi dengan
memakai nama digital library. (Scientic Meeting, Indonesian Student
for Science and Technology in Japan, Tekno'98, March 7, 1998).
c. John Millard dalam (Wahono, RomiSatria. 2006. “Teknologi
Informasi untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital dan Sistem
Otomasi Perpustakaan”) mendefinisikan sebagai berikut :

4
“libraries that are distinguished from information retrieval systems
because they include more type of media, provide additional
functionally and services, and include other stages of the information
life cycle, from creation through use. Digital libraries can be viewed
as a new form of information institution or as an extension of
services libraries currently provide”.Jadi sebuah perpustakaan yang
dibedakan berdasarkan sistem temu kembali informasinya, sebab
perpustakaan ini mempunyai banyak model media yang dimasukkan
kedalamnya. Yaitu menyediakan layanan dan fungsi tambahan dan
juga termasuk peningkatan masa hidup sebuah informasi, sejak
informasi itu diciptakan dan kemudian digunakan. Perpustakaan
digital dapat dilihat sebagai sebuah bentuk baru dari institusi
informasi atau sebuah perluasan dari pelayanan perpustakaan yang
diberikan pada masa sekarang.
d. Dalam jurnal (Magdalena, Hilyah, 2012) yang berjudul “Rancang
Bangun Perpustakaan Digital Sebagai Upaya Mendukung Green
Computing Di Perguruan Tinggi”, Perpustakaan digital adalah bentuk
lain dari perpustakaan. Perkembangan teknologi informasi
membawa perubahan pada bentuk perpustakaan. Keinginan
menyajikan sumber pustaka yang tidak terbatas pada ruang dan
waktu juga mendorong pesatnya perkembangan perpustakaan
digital. Perpustakaan digital membuat banyak perubahan bentuk
pada sumber pustaka. Format sumber pustaka tercetak diubah
menjadi bentuk digital. Dengan adanya perpustakaan digital

5
pengumpulan, pengelolaan, dan penyebaran sumber pustaka dapat
dilakukan lebih baik, lebih mudah, lebih murah, dan lebih luas.
e. Perpustakaan pada umumnya adalah tempat yang menyediakan
koleksi buku dan catatan dalam bentuk fisik. Perpustakaan pada
umumnya dikelola oleh lembaga pemerintah. Seiring kemajuan
teknologi, perpustakaan dapat dikonversi menjadi perpustakaan
digital yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Keberadaan
perpustakaan digital dapat memberikan solusi terhadap masalah
yang ada di antara mereka, kurangnya wadah penyedia informasi.
Perpustakaan digital yang telah dibangun tidak hanya berfungsi
sebagai penyedia informasi, tetapi wadah yang mampu menampung
karya penulis lokal. Perpustakaan digital dibangun menggunakan
Adobe Dreamweaver CS6, disertai dengan CSS (Cascading Style
Sheet) dan MySQL sehingga proses pengembangan situs web dapat
lebih cepat dan mudah. Tujuan pembuatan situs web perpustakaan
digital ini adalah menyediakan layanan publik yang dapat diakses
oleh semua lapisan masyarakat. Sedangkan koleksi perpustakaan
adalah semua karya yang disumbangkan oleh donor dalam bentuk
perpustakaan digital. Sebelum hasil karya diterbitkan, administrator
akan memeriksa isi koleksi yang telah disumbangkan. Ini dilakukan
sebagai filter jika koleksi layak diterbitkan atau tidak. Berdasarkan
dengan jurnal yang berjudul “Pemanfaatan Sistem Informasi
Perpustakaan Digial Berbasis Website Untuk Para Penulis” (Prayitno
Agus, Desember 2015).

6
3. Pembahasan
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang
telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu
pengetahuan, serta memberikan berbagai layanan lainnya. Pada era
informasi abad ini, teknologi informasi dan komunikasi atau TIK telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global.
Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang sangat
penting kedudukannya dalam dunia informasi dan pendidikan harus
dapat menjawab tantangan di era informasi ini. Tuntutan kebutuhan
terhadap perolehan informasi yang cepat dan mudah telah melahirkan
suatu perpustakaan berbasis teknologi informasi bernama Perpustaaan
Digital. Hadirnya perpustakaan digital adalah respon terhadap
perkembangan teknologi yang didasari atas kebutuhan terhadap sumber
informasi yang cepat, mudah dan dapat diakses kapanpun.
Perpustakaan digital merupakan suatu perpustakaan di mana
seluruh isi koleksi dan proses pengelolaan serta layanannya tersebut
berupa kumpulan data dalam bentuk digital. Kemudian dalam upaya
pengembangannya dalam penyimpanan, penelusuran informasi serta
mamanipulasi data dalam media teks, gambar, suara atau gambar yang
dapat didistribusikan melalui jaringan.
Seperti yang kita ketahui sekarang, covid-19 (Corona) telah
merebak hampir keseluruh dunia termasuk di Indonesia. Indonesia
jadikan virus corona sebagai bencana nasional. Adapun tindakan
pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah menutup seluruh
sekolah, instansi dan perguruan tinggi dan memberlakukan sistem

7
Work From Home (bekerja dari rumah) untuk pegawai. Hal ini
diharapkan bisa menekan angka menyebarnya virus corona di Indonesia.
Virus corona atau covid-19, telah memberikan dampak yang
sangat besar terhadap manusia. Salah satunya adalah bagi pendidikan di
Indonesia, karena penutupan instansi dan perguruan tinggi, dan
merubah sistem pembelajaran yang semula tatap muka menjadi online
atau non tatap muka, sistem berbasis daring atau bisa juga disebut
proses pembelajaran dari jarak jauh dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
Sistem kuliah online sudah mulai berkembang di Indonesia.
Melalui metode online learning, beberapa perguruan tinggi sudah
membuka kelas untuk mahasiswa yang dirasa memiliki kesibukan padat.
Menariknya, para mahasiswa akan dibekali fasilitas perpustakaan digital
sebagai rujukan pembelajaran. Berbeda dengan perpustakaan fisik,
perpustakaan digital dapat diakses kapan dan di mana saja. Mahasiswa
hanya perlu media untuk mengaksesnya, mulai laptop, netbook, tablet
hingga ponsel pintar dengan internet yang baik. Mahasiswa dapat
mengakses perpustakaan digital sebagai fasilitas pembelajaran.
Pada dasarnya perkuliahan dengan sistem online memang
menuntut mahasiswa untuk belajar lebih mandiri. Oleh karena itu,
tambahan fasilitas perpustakaan digital akan memudahkan mahasiswa
yang membutuhkan referensi buku. Melalui perpustakaan digital ini
metode pembelajaran online lebih maksimal. Mahasiswa tak perlu
datang ke kampus kalau ingin mencari referensi pembelajaran. Buku-

8
buku penunjang perkuliahan yang sudah berformat e-book bisa diunduh
dengan mudah dan cepat.
4. Kesimpulan
Hadirnya perpustakaan digital ditengah wabah korona seperti
saat ini, sangat membantu para pustakawan dan pengguna
perpustakaan. Perpustakaan digital menawarkan kemudahan bagi para
pengguna. Akses layanan perpustakaan tetap dapat dinikmati dari
rumah tanpa harus datang ke perpustakaan, yang sejalan dengan
anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah selama pandemi ini
berlangsung.

9
Daftar Pustaka

Borgman C.L (1999) What are digital libraries? Competing visions.


Information Processing and Management, 35 (3), 227-43.

Pendit, Putu Laxmana. 2007. Perpustakaan Digital: Perspektif


Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta Seto.

Abdul Rahman Saleh. (2010). Membangun Perpustakaan Digital.


Jakarta: Sagung seto.

Scientic Meeting, Indonesian Student for Science and Technology in


Japan, Tekno'98, March 7, 1998.

Wahono, Romi Satria. (2006). Teknologi Informasi untuk Perpustakaan:


Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan.

Magdalena, Hilyah. (2012). Rancang Bangun Perpustakaan Digital


Sebagai Upaya Mendukung Green Computing Di Perguruan Tinggi.
Jurnal Semantik. Vol 2. No 1.

Prayitno, Agus. (Desember 2015). Pemanfaatan Sistem Informasi


Perpustakaan Digial Berbasis Website Untuk Para Penulis. Indonesian
Journal on Software Engineering (IJSE) Vol, No 1.

https://www.kompasiana.com/yusnitabangka/5e7b3ad1097f367606780
7a3/pelayanan-perpustakaan-kab-bangka-tetap-buka-di-tengah-
pandemi-corona

https://langgam.id/hikmah-di-balik-wabah-virus-corona/
10

Anda mungkin juga menyukai