Anda di halaman 1dari 10

MAKTABATUN: JURNAL PERPUSTAKAAN Doi:……………………

DAN INFORMASI …………

Maktabatun: Jurnal Perpustakaan


dan Informasi|ISSN:xxxx-xxxx)(Online) |

PERPUSTAKAAN KONVENSIONAL, HIBRIDA, PERPUSTAKAAN DIGITAL &


BOOKLESS LIBRARY

Madinatul Munawwarah Ridwan1, Ismaya2, Syahdan3, Andi Muhammad


Aminullah4, Nurlaeli Jamaluddin5
1,2,3,4,5
Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, Universitas Muhammadiyah Enrekang,
Kabupaten Enrekang, Indonesia
Email:
1
madinamunawara@icloud.com;2ismaya.aya1@gmail.com;3syahdanip@gmail.com;4An
dy.oxide@gmail.com; 5nurlaelijamaluddin@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi pada era digital ini membawa
dampak yang sangat berpengaruh pada perpustakaan, pustakawan dan pemustaka. Tidak
dapat dipungkiri terjadi perubahan karakter pencarian informasi pada pemustaka di setiap
perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan
berkembangnya teknologi perpustakaan juga mengalami banyak perubahan salah satunya
adalah dengan hadirnya perpustakaan berbagai jenis dari hibrida, digital sampai
bookless.Perpustakaan konvensional merupakan perpustakaan yang hanya memiliki
koleksi cetak dan melakukan pekerjaan dengan manual. Perpustakaan hibrida merupakan
gabungan perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital, dimana informasi yang
dikemas dalam media elektronik maupun cetak digunakan secara bersamaan.
Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang menyediakan sumber-sumber digital.
Sedangkan perpustakaan bookless merupakan perpustakaan yang memiliki koleksi dalam
bentuk digital tanpa koleksi tercetak. Perkembangan perpustakaan tidak terlepas dari pro
dan kontra tapi kembali lagi mengingat tentang sejauh mana manfaat yang dapat diambil
dari perkembangan tersebut. jenis-jenis perpustakaan yang telah dibahas dalam makalah
ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi, dan perpustakaan membutuhkan
inovasi untuk dapat terus bertahan dengan menggunakan perkembangan teknologi yang
ada, maka dari itu perpustakaan hibrida, digital dan bookless menjadi alternatif yang
dapat digunakan untuk tetap mempertahankan eksistensi keberadaan perpustakaan.
Kata kunci : perpustakaan konvensional, digital, hibrida, bookless

ABSTRACT

53 | P a g e
The development of science, technology and information in this digital era has had an
impact on libraries, librarians and librarians. It is undeniable that there is a change in
the character of information search in the library in each library, both the school library
and the college. With the development of library technology is also experiencing many
changes one of which is with the presence of libraries of various types of hybrids, digital
to bookless. Conventional library is a library that only has a collection of prints and do
the work with the manual. Hybrid Library is a combination of conventional libraries and
digital libraries, where information packed in electronic and print media is used
simultaneously. Digital libraries are libraries that provide digital sources. While the
bookless library is a library that has collections in digital form without printed
collections. The development of the library cannot be separated from the pros and cons
but back again to remember about the extent to which benefits can be taken from these
developments. The types of libraries discussed in this paper are the impact of
technological developments, and libraries require innovation to continue to survive using
existing technological developments, so hybrid, digital and bookless libraries serve as an
alternative that can be used to maintain the existence of existence library.
Keywords: convensional library, hybrid, digital, bookless

54 | P a g e
PENDAHULUAN perpustakaan yang menggunakan teknologi
1. Latar Belakang informasi untuk meningkatkan kualitas
Perpustakaan sebagai pusat sumber pelayanan dan perpustakaan itu sendiri.
daya informasi menjadi tulang punggung Karena teknologi informasi juga
gerak majunya suatu institusi terutama perpustakaan masa kini muncul dengan
institusi pendidikan, di mana tuntutan untuk wajah baru atau seperti yang kita kenal
adaptasi terhadap perkembangan informasi dengan perpustakaan digital dan bookless
sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pengguna library dimana perpustakaan ini memiliki
dominan dari kalangan akademisi yang koleksi dengan format digital yang bisa
kebutuhannya akan informasi sangat kuat, diakses pemustaka dimanapun dan kapanpun.
sehingga mau tidak mau perpustakaan harus Dari pernyataan diatas diketahui bahwa
pula berfikir untuk berupaya perpustakaan dari dulu hingga sekarang telah
mengembangkan diri guna memenuhi banyak mengalami perubahan, apalagi
kebutuhan pengguna. Perpustakaan adalah dengan hadirnya perkembangan TI yang
sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung sangat pesat. Maka dari itu penulis tertarik
atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk untuk menganalisis perkembangan
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang perpustakaan dari bentuk konvensional,
disusun secara sistematis untuk digunakan hibrida, digital hingga bookless library, serta
pembaca, bukan untuk dijual. memperjelas kelemahan dan kelebihan dari
Perkembangan ilmu pengetahuan, masing-masing bentuk perpustakaan tersebut.
teknologi dan informasi pada era digital ini
membawa dampak yang sangat berpengaruh 2. Rumusan Masalah
pada perpustakaan, pustakawan dan Berdasarkan latar belakang diatas yang
pemustaka. Tidak dapat dipungkiri terjadi telah diuaraikan, maka rumusan masalah
perubahan karakter pencarian informasi pada adalah : apa yang dimaksud perpustakaan
pemustaka di setiap perpustakaan, baik konvensional, hibrida, digital dan bookless?
perpustakaan sekolah maupun perguruan
tinggi. Dengan perubahan yang ada HASIL DAN PEMBAHASAN
perpustakaan juga telah banyak mengalami
perubahan dengan berkembangnya teknologi 1. Perpustakaan Konvensional
dengan hadirnya perpustakaan dengan Ketika membincangkan perpustakaan
berbagai jenis dari hibrida, digital sampai konvensional (perpustakaan berbahan kertas
bookless merupakan hasil dari perkembangan dan tinta), tentu kita tidak pernah bisa
teknologi yang ada. melepaskan unsur tempat karena eksistensi
Pemustaka saat ini lebih banyak perpustakan konvensional ditandai dengan
berteman akrab dengan gadget dan elektonik tempat. Dalam suatu batasan perpustakaan,
maka dari itu perpustakaan membenah diri adalah ruangan, ataupun bagian sebuah
dengan menghadirkan perpustakaan- gedung atau gedung itu sendiri yang
perpustakaan yang sesuai dengan trend yang digunakan untuk menyimpan buku dan
ada, seperti perputakaan digital dimana terbitan lainnya yang biasanya disimpan
pemustaka dapat menemukan informasi menurut tata susunan tertentu untuk
dimana dan kapan saja. Kebutuhan digunakan pembaca bukan untuk dijual.1 Dari
pemustaka merupakan prioritas keberadaan pengertian diatas dapat disimpulkan
perpustakaan maka dari itu inovasi terbaru perpustakaan konvensional merupakan
patut menjadi perhatian agar perpustakaan perpustakaan yang hanya memiliki koleksi
tetap dapat mempertahankan eksistensinya. cetak, pada saat ini perpustakaan kebanyakan
Perkembangan teknologi informasi
membawa dampak perubahan terhadap
1
bentuk perpustakaan yang hanya Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu
menyediakan koleksi buku dengan pelayanan Perpustakaan. (Jakarta: Gramedia Pustaka
manual, sekarang berkembang menjadi Utama. 1991)Hlm 3.

55 | P a g e
sudah berpindah menuju perpustakaan persistence over time of collections of digital
hibrida. Adapun perpustakaan konvensional works so that they are readily and
biasanya bisa kita dapati pada perpustakaan economically available for use by defined
taman kanak-kanak atau sekarang lebih community or set of communities”. Batasan
dikenal dengan TK dimana pengguna terakhir memberi makna yang lebih luas dari
perpustakaan merupakan anak-anak dibawah dua terdahulu, yaitu bahwa perpustakaan
umur yang masih membutuhkan buku-buku digital menyediakan sumber-sumber digital
bergambar, buku dogeng dsb. disamping pegawai dengan tatakerja dan
tujuan kerja serta masyarakat yang
2. Perpustakaan Digital diharapkan dapat memanfaatkan layanan
Konsep perpustakaan digital, perpustakaan. Selanjutnya Tedd dan Large,
perpustakan elektronik ataupun perpustakaan seperti dikutip Pendit 5 , menyebut ada tiga
hibrida sering dianggap sama atau sinonim. karakter untuk menyebut perpustakaan
Artinya bila menyebut satu istilah di atas sebagai perpustakaan digital yaitu:
maka istilah itu megacu pada perpustakaan a. Memakai teknologi yang
yang sama. Namun sekarang, konsep mengintegrasiakan kemampuan menciptakan,
perpustakaan digital lebih sering didengar mencari, dan menggunakan informasi dalam
dari istilah lainnya, karena kebanyakan orang berbagai bentuk dalam sebuah jaringan
berharap ada ada kemajuan besar dalam digital yang tersebar luas.
dunia perpustakaan.Dari sinilah para ahli b. Memiliki koleksi yang mencakup data dan
mulai membatasi istilah perpustakaan digital. metadata yang saling mengaitkan berbagai
Batasan yang paling sederhana adalah data, baik di lingkungan internal maupun
definisi Lesk sebagaimana dikemukakan eksternal.
Pendit dalam Perpustakaan digital: perspektif c. Merupakan kegiatan mengoleksi dan
perpustakaan perguruan tinggi, yaitu mengatur sumberdaya jasa untuk memenuhi
”Organized colections of digital kebutuhan informai masyarakat tersebut
information”. 2 Batasan lain yang lebih luas karenanya peprustakaan digital merupakan
disampaikan Arms seperti dikemukakan integrasi institusi museum, arsip, dan sekolah
Deegan 3 yaitu:“A Managed collection of yang memilih, mengoleksi, mengelola,
information, with associated services, where merawat dan menyedikan informasi secara
the information is stored in digital formats meluas ke berbagai komunitas.
and accessible over network. A crucial part Karakter terakhir yang menyebut
of this definition is that the information is integrasi berbagai lembaga informasi untuk
managed.” melayani berbagai masyarakat, merupakan
Federasi perpustakaan di Amerika salah satu gambaran paling dicitakan dalam
Serikat juga memberi batasan sebagaimana konsep perpustakaan digital. Dari sisi
dikutip oleh Deegan 4 sebagai berikut: teknologi, maka yang menjadi perhatian
“Digital libraries are organizations that utama adalah adanya integrasi dan
provide the resources, including the keterkaitan antar berbagai jenis format data
specialized staff, to select, structure, offer dalam jumlah yang sangat besar; disimpan
intellectual access to, interpret, distribute, dan disebarluaskan melalui jaringan
preserve the integrity of, and ensure the telematika yang bersifat global. Mukaiyama 6
5
2
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan
digital: perspektif perpustakan perguruan tinggi digital: perspektif perpustakan perguruan tinggi
Indonesia. (Jakarta: Sagung Seto, 2007) Hlm 29. Indonesia. (Jakarta: Sagung Seto, 2007) Hlm 30
6
3
Deegan, Marilyn, Simon Tanner. Digital Mukaiyama, Hiroshi. Technical Aspect of
Futures: Strategy For Information Age. (London: Next Generation Digital Library Project. (Tokyo,
Library Association Publishing. 2002) Hlm 20. 1999)
http://www.dl.slis.tsukuba.ac.jp/ISDL97/proceedi
4
Ibid. Hlm 20. ngs/hiro/hiro.html (diakses 22 juni 2017)

56 | P a g e
mengemukakan setidaknya ada 7 (tujuh ) bahan cetak dan bahan noncetak.
teknologi yang menjadi perhatian utama Perpustakaan hibrida adalah campuran
dalam mewujudkan perpustakan digital yaitu: bahan-bahan cetakan seperti buku, majalah,
a. Contents processing technology. Teknologi dan juga bahan-bahan berupa jurnal
yang digunakan untuk menciptakan, elektronik, e-book dan sebagainya.
menyimpan, menemukan kembali informasi Perpustakaan hibrida merupakan
digital, baik informasi primer maupun continuum antara perpustakaan konvensional
sekunder secara efektif. dan perpustakaan digital, dimana informasi
b. Information access technology. Teknologi yang dikemas dalam media elektronik
yang memungkinkan menyediakan akses ke maupun cetak digunakan secara bersamaan.
berbagai jenis informasi tanpa batasan waktu Tantangan pengelola perpustakaan hibrida
dan tempat. adalah mendorong pemakai untuk
c. Human-friendly, intelellgenet interface. menemukan informasi dalam berbagai
Antarmuka yang memungkinkan peningkatan format. Inggris merupakan negara yang
produktivitas intelektual dalam bentuk paling aktif melakukan penelitian guna
fasilitas yang juga memungkinkan berbagai mewujudkan perpustakaan digital. D-lib
pengguna melakukan berbagai carian Magazine edisi Oktober 1998 mencatat,
informasi. setidaknya ada lima proyek yang Inggris
d. Interoperability. Teknologi yang coba untuk mewujudkan impiannya
memungkinkan berbagi teknologi yang menciptakan perpustakaan hibrida. Yaitu:
berbeda-beda saling bertemu dalam a. HyLife (Hybrid Library of the Future)
lingkungan yang heterogen. Proyek ini berusaha mendirikan, menguji,
e. Scalability. Teknologi yang memperluas mengevaluasi, serta menyebarkan sekitar
sebaran informasi dan mmapu meningkatkan teori dan praktik perpustakaan hibrida yang
jumlah pengguna serta memungkinkan terdiri atas layanan lektronik dan cetak.
aksesnya. Proyek ini dikembangkan di University of
f. Open system development. Teknologi yang Northumbria yang menfokuskan diri dalam
memungkinkan penggunaan standard hal nonteknologi untuk memahami
international dan standar de facto tetapi bagaimana cara terbaik mengoperasikan
Dengan persyaratan yang begitu perpustakaan hibrida. Salah satu hasilnya
kompleks untuk mewujudkan suatu adalah Hybrid Library Toolkit, yang
perpustakaan digital, maka membangun berisikan panduan mengenai langkah
perpustakaan digital tidak mungkin implementasi bagi perpustakaan-
dikerjakan oleh perpustakaan perguruan perpustakaan yang ingin mengembangkan
tinggi saja. Proyek besar memerlukan kerja jasa elektronik sesuai dengan kebutuhan.
sama yang erat antara banyak pihak,dalam b. Malibu (Managing the hybrid Library for
mewujudkan perpustakaan digital the Benefit of Users). Proyek ini
membutuhkan perjalanan dan proses yang memfokuskan diri pada pengembangan
lumayan panjang. model institusi untuk organisasi dan layanan
perpustakaan hibrida. Malibu didirikan oleh
tiga lembaga yaitu King’s College London,
3. Perpustakaan Hibrida University of Oxford, dan University of
Sebelum banyak ahli membincangkan Southamton, yang mengembangkan
perpustakaan digital, sesungguhnya mereka perpustakaan hibrida dalam kajian
sudah mewacanakan perpustakaan hibrida. humanities. Proyek ini menarik sebab juga
Istilah perpustakaan hibrida (Hybrid library) melibatkan pemakai untuk membuat skenario
pertama kali dikemukakan oleh Chris sistem yamg memudahkan dalam melayani
Rusbridge dalam artikel yang dimuat dalam pemakainya. Malibu memfokuskan pada
di D-Lib Magazine pada tahun 1998. Istilah pengembangan model institutsi untuk suatu
ini digunakan untuk menggambarkan suatu organisasi dan manajemen layanan
perpustakaan yang koleksinya terdiri atas perpustakaan hibrida.

57 | P a g e
c. HeadLine(Hybrid Electronic Access and b. Perpustakan hibrida memperluas konsep
Delivery in the Library Networked cakupan jasa informasi sehingga perubahan
Environment) Proyek ini dikerjakan oleh koleksi elektronik dan digital serta
London School of Economics, The London penggunaan teknologi komputer tidak
Business School, dan The University of dipisahkan dari yang berbasis tercetak.
Hertfordshire. Proyek ini bertujuan Konsep perpustakaan hibrida sangat
mrerancang dan mengimplementasikan jelas yaitu mempertahankan keberadaan
model perpustakaan hibrida dalam dalam perpustakaan tercetak dengan alasan bahwa
lingkungan akademik yang nyata. Pproyek pemakai masih saja memerlukan koleksi
ini bereksperimen dengan lingkungan jasa tercetak untuk memenuhi keperluan mereka.
informasi personal alias Personal Tetap saja buku tercetak tidak tergantikan
Information Environment dengan dengan buku digital. Untuk itulah koleksi
mengembangkan portal yang memungkinkan tercetak harus tetap dipertahankan.
pemakai perpustakaan mengakses informasi
elektronik maupun nonelektronik secara 4. Bookless Library
terintegrasi. Bookless library merupakan
d. Builder (Birmingham University perpustakaan yang memiliki koleksi dalam
Integrated Library Development and bentuk digital tanpa koleksi tercetak,
Electronic Resource) Dikembangkan di perpustakaan bookless pertama berada di
University of Birmingham, bertujuan untuk texas yang bernama Bibliotech. Bookless
mempelajari dampak perpustakaan hibrida library merupakan salah satu bukti dunia
terhadap pemakai di perguruan tingi, mulai yang berubah dengan adanya teknologi.
dari mahasiswa serta dosen yang mengajar di Adapun pengertian bookless library adalah :
sana, serta pengelola perpustakaan sendiri. “Bookless library are public, academic and
e. Agora, membangun sistem manajemen school libraries that do not have any printed
perpustakaan hibrida ( a hybrid library books. Instead they offer all-digital
management system /HLMS) merupakan collections of literary works, reading
konsorsium yang terdiri atas University of material and scientific and academic
East Anglia, UKOLN, Fretwell-Downing research material. A bookless library
Informatics, dan CERLIM (the Centre for typically uses the space that would have once
Research in Library and Information been used for books to offer public
Management) dengan konsentarsi pada computers, e-readers and other technology
Hibrid Library Management System. used to consume and produce digital media.
Perhatian utama dalam proyek ini adalah Over the last decade, driven by changes in
pengembangan sistem informasi berbasis scholarly communication, several major
pada konsep search, locate, request, an research libraries have successfully become
deliver. bookless”7
Dari temuan di atas akhirnya para Perpustakaan Bookless merupakan
pustakawan dan para teknolog berkolaborasi perpustakaan tanpa fisik buku yang
mengembangkan suatu konsep perpustakaan diperuntukkan untuk umum, akademisi,
hibrida yang tetap mempertahankan koleksi sekolah yang menawarkan semua koleksi
tercetak, dan digital secara terintegrasi tanpa bahan pustaka dalam format digital baik
harus menomorduakan macam koleksi untuk bacaan karya sastra, bahan bacaan,
tententu. Yang membedakan perpustakaan bahan penelitian ilmiah dan akademis. 8
digital dangan hibrida adalah:
a. Hibrida masih memiliki koleksi tercetak
yang permanen dan setara dengan koleksi 7
Haq, Husna"'Bookless libraries' – has it
digitalnya, dimana perpustakaan digital really come to this?". Christian Science Monitor.
berusaha ingin mengubah semua koleksinya Retrieved 31 July 2013.(diakses 23 juni 2017)
ke dalam bentuk digital. 8
Dheeraj Singh Negi. Bookless libraries,
(Mar 2015)

58 | P a g e
Perpustakaan bookless berbeda dengan Perkembangan tersebut tidak terlepas dari
perpustakaan hybrid yang memiliki dua jenis perkembangan teknologi yang ada dan juga
koleksi—koleksi cetak dan digital, sementara pemustaka yang membutuhan koleksi digital
di perpustakaan bookless, semua koleksi agar lebih mudah. Adapun Kelebihan dari
cetak tidak disediakan. Fasilitas baca perpustakaan konvensional adalah:
menggunakan ereader. Itulah sebabnya a. Hemat dana, perpustakaan konvensional
sebuah perpustakaan bookless meminjamkan melakukan pekerjaan dengan manual tanpa
ereader kepada para pemustakanya, selain bantuan system, maka kerusakan computer
juga menyediakan desktop untuk akses atau system yang membutuhkan campur
koleksi di tempat. Konsep perpustakaan tangan ahli yang tentu saja membutuhkan
bookless adalah perpustakaan tanpa koleksi dana tidak akan terjadi.
cetak, dan tetap membutuhkan space. b. Pelayanan yang tetap beroperasi walaupun
Sementara perpustakaan digital tidak mati lampu. Pepustakaan konvensional masih
membutuhkan space, tetapi membutuhkan menggunakan katalog kertas manual, dimana
konten yang dapat diakses dari manapun dan proses peminjaman dan pengembalian
kapanpun. 9 koleksi perpustakaan juga dilakukan secara
Bookless library sering dianggap manual maka tidak akan menimbulkan
sebagai model perpustakaan masa depan kekhawatiran apabila terjadi mati lampu
yang modern, namun perpustakaan tanpa karena perpustakaan konvensional tidak
buku banyak menghadapi tantangan termasuk menggunakan system yang membutuhkan
keterikatan kuat publik terhadap koleksi listrik.
media cetak di perpustakaan, masalah akses Berdasarkan kelebihan dari
dan hak cipta juga menjadi salah satu yang perpustakaan konvensional terdapat juga sisi
membatasi kegunaan perpustakaan tanpa kelemahan perpustakaan konvensional yaitu :
buku atau bookless library. a. Membutuhkan ruangan besar.
Perpustakaan konvensional hanya berisi
Kelebihan Dan Kelemahan Dari koleksi fisik (buku) yang tentu saja sangat
Perpustakaan Kovensional, Hybrid, membutuhkan ruangan yang lebih besar.
Digital & Bookless b. Koleksi buku yang ada diperpustakaan
tidak bisa didownload atau disimpan
1. Perpustakaan Konvensional diperangkat digital.
Perpustakaan konvensional bisa c. Tidak ada OPAC atau mesin pencarian
dikatakan sebagai perpustakaan tradisional informasi untuk mempermudah pemustaka
Karena hanya memiliki koleksi tercetak dan dalam menemukan koleksi yang
pelayanan yang tidak mengikuti diinginkannya.
perkembangan teknologi yang ada. d. Memerlukan banyak tenaga kerja.
Perpustakaan the U.S Library of congress Perpustakaan konvensional melakukan segala
terkenal sebagai perpustakaan konvensional hal dari pengolahan sampai pelayanan
terbesar didunia tetapi perpustakaan tersebut dengan manual maka dari itu memerlukan
sudah bertransformasi menjadi perpustakaan banyak tenaga kerja.
yang mempunyai koleksi digital. e. Kurang menarik, seiring berkembangnya
teknologi, masyarakat saat ini membutuhkan
https://www.slideshare.net/dheerajsnegi9/bookles sebuah perpustakaan yang bisa mengikuti
s-libraries (diakses 22 juni 2017) perkembangan yang ada dan tentu saja
9
Ida F Priyanto. Perpustakaan memberikan inovasi-inovasi terbaru untuk
Perkembangan Baru Dalam Dunia Perpustakaan. mempermudah para pemustaka.
(Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia. 21 April 2016). 2. Perpustakaan Hibrid
http://digilib.undip.ac.id/v2/2016/04/21/perkemba Perpustakaan hybrid adalah
ngan-baru-dalam-dunia-perpustakaan/ (diakses 22 perpustakaan yang memadukan duan bentuk
juni 2017) perpustakaan yaitu konvensional dan digital,

59 | P a g e
perpustakaan ini menjadi solusi ideal untuk b. Memakai saluran elektronik untuk
perpustakaan saat ini, pemustaka menghubungkan penyedia informasi dengan
membutuhkan koleksi digital tetapi tetap pengguna informasi
membutuhkan koleksi cetak, maka c. Memanfaatkan transaksi elektronik.
perpustakaan hybrid inilah yang menjadi d. Memakai sarana elektronik untuk
alternative terbaik untuk perpustakaan. menyimpan, mengelola, dan menyampaikan
Adapun kelebihan dari perpustakaan ini informasi kepada pengguna.
adalah : Dari ke empat ciri diatas dapat diambil
a. Sumber data yang beraneka ragam dari kesimpulan bahwa perpustakaan
koleksi cetak sampai digital membutuhkan pemustak yang juga mengerti
b. Efektif, pemustaka sangat beragam ada tentang IT untuk mengembangkan akses
yang lebih memilih koleksi cetak dan ada informasi yang ada di perpustakaan. Adapun
yang memilih koleksi digital. Perpustakaan kelebihan dari perpustakaan digital adalah :
ini telah memberikan keduanya. Pemustaka a. Tidak dibatasi ruang dan waktu.
juga lebih mudah dalam mencari dan Pemustaka dapat mengakses informasi yang
menemukan informasi yang diinginkan atau diinginkan dimana dan kapanpun.
dibutuhkannya. b. Menghemat ruang. Koleksi di
c. Peluang untuk mendapatkan informasi perpustakaan digital merupakan dokumen-
yang lebih akurat dapat dilakukan dengan dokumen digital yang tentu saja tidak
mudah. membutuhkan ruangan yang besar dalam
Adapun kelemahan dari perpustakaan penyimpanannya.
hibrida ini adalah : c. Koleksi digital beragam, tidak hanya teks
a. Koleksi digital yang dipublikasikan masih tetapi gambar dan suara.
kurang karena masih membutuhkan Adapun Kelemahan dari perpustakaan
pertanggung jawaban hak cipta yang jelas, hibrida adalah :
apalagi plagiarism menjadi salah satu alasan a. pemustaka memang membutuhkan
perpustakaan tidak mempublikasikan informasi dalam bentuk digital tetapi disisi
keseluruhan isi koleksi digital seperti skripsi, lain, koleksi bentuk cetak juga masih
tesis dan disertasi. dibutuhkan.
b. Pengetahuan masyarakat tentang literasi b. Koleksi digital membutuhkan izin dari hak
informasi masih kurang, karena itu masih cipta koleksi yang akan didigitalkan, dan
sering didapati pemustaka yang bingung kebanyak pengarang tidak mengizinkan hal
menggunakan OPAC dalam mencari tersebut.
informasi yang diinginkan. c. Masih banyak perpustakaan yang takut
berhijrah ke perpustakaan bentuk satu ini
3. Perpustakaan Digital karena dana.
Seiring bekembangnya teknologi d. Masih banyak pustakawan yang mengerti
perpustakaan dituntut dalam bentuk koleksi cara mendigitalkan koleksi dengan benar.
digital tetapi dalam merealisasikan e.
perpustakaan digital membutuhkan tenaga
professional dan biaya yang sangat tinggi 4. Bookless Library
untuk mewujudkannya. Seperti yang kita Bookless library atau perpustakaan
ketahui bahwa ciri umum dari perpustakaan tanpa buku merupakan model terbaru dari
digital adalah10 : perpustakaan masa kini, perpustakaan yang
a. Menggunakan komputer untuk mengelola menyediakan informasi yang sepenuhnya
SDP (sumber daya perpustakaan) digital atau online dengan menyediakan
desktop untuk para pemustaka yang datang.
Di Indonesia sendiri bookles library belum
10
Suwarno, Wiji. Pengetahuan Dasar ada karena untuk mewujudkan bookless
Kepustakaan. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010) library dengan melihat kebutuhan dari para
Hlm 25. pemustaka yang ada. Adapun kelebihan dari

60 | P a g e
perpustakaan ini adalah mengikuti trend dan c. Mahal, dalam mewujudkan perpustakaan
memberikan kemudahan pemustaka karena ini membutuhkan dana yang tidak sedikit,
dapat seperti pengadaan e-reader yang banyak dan
Tapi pilihan itu jadi berat karena biaya komputer.
yang sangat tinggi untuk mewujudkannya.
Melihat hal ini maka langkah yang paling SIMPULAN
rasional adalah menjelmakan perpustakaan Perkembangan perpustakaan tidak
kita dalam bentuk perpustakaan hibrida, terlepas dari pro dan kontra tapi kembali lagi
dimana koleksi tercetak, elektronik dan mengingat tentang sejauh mana manfaat yang
digital menyatu. Adalah suatu fakta yang tak dapat diambil dari perkembangan tersebut.
terbantahkan bahwa pemakai perpustakaan di Kehadiran internet umpamanya, dulu orang
negara maju sekalipun tetap menggunakan begitu kawatir terhadap akibat yang
bahan tercetak sebagai andalan koleksinya, ditimbulkan. Salah satu alasannya adalah
karena tak selamanya pemakai bisa membaca plagiasi, namun dengan berjalannya waktu
secara nyaman di depan layar komputer. ternyata kekhawatiran itu mulai terkikis
Apakah pemakai perpustakaan mampu dengan berkembangnya teknologi yang ada.
membaca habis novel di komputer? Itu artinya memang internet
Jawabanya bisa iya bisa tidak, tetapi masih mempunyai dua pilihan yang berbeda, tinggal
banyaknya orang yang membutuhkan koleksi kita yang memilih akan menggunakan
nyata merupakan bukti bahwa kita belum internet dengan pintar atau tidak. Seperti
bisa meninggalkan perpustakaan berbasis halnya jenis-jenis perpustakaan yang telah
kertas dan tinta. Tapi kita mampu dibahas dalam makalah ini. Perpustakaan
mengombinasikan bahan koleksi membutuhkan inovasi untuk dapat terus
perpustakaan dengan bahan berbasis kertas bertahan dengan perkembangan teknologi
dan tinta, elektronik dan tentu juga bahan yang ada, maka dari itu perpustakaan hibrida,
digital. digital dan bookless menjadi alternatif yang
Adapun kelebihan perpustakaan dapat digunakan untuk tetap
Bookless adalah : mempertahankan eksistensi keberadaan
a. Modern, Rapi karena hanya ada komputer perpustakaan.
yang disediakan untuk pemustaka.
b. Membaca koleksi menggunakan e-reader, DAFTAR PUSTAKA
pemustaka juga dapat meminjam koleksi [1] Deegan, Marilyn, Simon Tanner. Digital
menggunakan e-reader yang disediakan Futures: Strategy For Information Age.
pustakawan. London: Library Association Publishing.
c. Lebih praktis dan efisien 2002.
d. Pemustaka dapat menggunakan gadget
[2] Dheeraj Singh Negi. Bookless libraries,
masing-masing untuk membaca koleksi yang
(Mar 2015).
ada.
Dari poin diatas dapat disimpulkan [3] https://www.slideshare.net/dheerajsnegi9/
bahwa perpustakaan bookless menggunakan bookless-libraries (diakses 22 juni 2017).
teknologi informasi untuk memberikan [4] Haq, Husna"'Bookless libraries' – has it
suasana perpustakaan yang berbeda kepada really come to this?". Christian Science
pemustaka. Dari kelebihan diatas Monitor. Retrieved 31 July 2013.(diakses 23
perpustakaan bookless juga memiliki juni 2017).
kelemahan yaitu :
a. Perizinan untuk koleksi digital yang sulit. [5] Ida F Priyanto. Perpustakaan
b. Peminjaman koleksi menggunakan e- Perkembangan Baru Dalam Dunia
reader, apabila e-reader habis maka Perpustakaan. (Universitas Gadjah Mada,
pemustaka harus menunggu pemustaka Yogyakarta, Indonesia. 21 April 2016).
lainnya.

61 | P a g e
[6] http://digilib.undip.ac.id/v2/2016/04/21/p
erkembangan-baru-dalam-dunia-
perpustakaan/ (diakses 22 juni 2017.
[7] Mukaiyama, Hiroshi. Technical Aspect of
Next Generation Digital Library Project.
(Tokyo, 1999).
[8] http://www.dl.slis.tsukuba.ac.jp/ISDL97/
proceedings/hiro/hiro.html (diakses 22 juni
2017).
[9] Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan
digital: perspektif perpustakan perguruan
tinggi Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2007.
[10] Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan
digital: perspektif perpustakan perguruan
tinggi Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2007.
[11] Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 1991.
[12] Suwarno, Wiji. Pengetahuan Dasar
Kepustakaan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
PROFIL PENULIS

Para penulis merupakan tenaga


pengajar pada prodi Perpustakaan dan Sains
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Enrekang. Para
penulis juga merupakan alumni S1 dan S2
Ilmu Perpustakaan.

62 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai