Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap perpustakaan selalu ada katalog artinya daftar koleksi sebuah
perpustakaan. Katalog perpustakaan bertujuan mengetahui apakah perpustakaan
memiliki sebuah karya yang ditulis oleh pengarang tertentu atau apakah perpustakaan
memiliki judul tertentu atau perpustakaan memiliki buku dalam subjek tertentu atau
apakah perpustakaan memiliki buku dalam seri tertentu (Cutter, 1953).
Di perpustakaan, katalog itu sendiri mengalami perubahan fisik, semula dalam
berbentuk buku (sheaf catalogue), kemudian dalam bentuk kartu berukuran 7,5 x 12,5
cm yang masih popular di Indonesia hingga saat ini, kemudian dalam format
terbacakan mesin (INDOMARC, 1995) lalu dalam bentuk tersimpan di komputer
sehingga melahirkan katalog publik akses sambung jaring (Online Public Access
Catalogue, OPAC) hingga ke katalog yang tersimpan di sebuah server serta dapat
diakses dari mana saja.
Dengan kemajuan Teknologi Informasi (TI), maka akses katalog atau kini popular
dengan sebutan pangkalan data bibliografis dapat menjadi lebih mudah. Dengan
hanya mengetikkan nama depan atau belakang pengarang atau sebagian judul atau
bagian dari sebuah seri, maka seorang pemakai dapat menemukan entri literatur yang
diperlukannya melalui sistem sambung jaring. Misalnya dengan mengetik nama
Basuki pada WorldCat atau pada Library of Congress Online Catalogue pembaca
dapat menemukan pengarang yang menggunakan nama tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Lembaga Informasi dalam Mengelola Informasi

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Lembaga Informasi dalam Mengelola Informasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Informasi di Lembaga Informasi
A. Pengelola Informasi
Untuk mewujudkan pembangunan perekonomian dalam menghadapi
persaingan global, maka semua unsur kiranya dapat terlibat secara proaktif dan
antisipatif. Dalam pasal 1 Undang-undang Perpustakaan No. 43 tahun 2007
disebutkan bahwa “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,
karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku
guna memenui kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka”
Setiap Perpustakaan memiliki tanggung jawab dengan tuntutan
profesionalisme pengelolaan, guna menjawab perkembangan zaman dan
merespon serta berusaha memenuhi kebutuhan pemakai yang selalu berkembang.
Kesemuanya itu tidak sederhana dan tidak pernah berakhir, tetapi akan terus
berubah, inovasi dan menyesuaikan dengan lingkungan kehidupan
masyarakatnya.1
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perpustakaan belum dapat
berkembang dan masih belum bisa berdiri sendiri.
a. Pengelolaan perpustakaan
b. Sumber Informasi, dan
c. Masyarakat pemakai
Dalam dunia yang bergerak serba cepat setiap organisasi pengelola informasi,
termasuk perpustakaan harus berjuang untuk paling tidak, mampu bertahan atau
eksis. Namun lebih daripada itu, sebaiknya terus berusaha untuk memupuk
kemampuannya agar memiliki daya dan kekuatan dalam menjalankan seluruh
aktivitas. Pada sisi lain, perpustakaan tidak dapat terhindar terhadap persaingan
yang ketat dan kompleks. Cara yang dapat ditempuh misalnya dengan
memanfaatkan secara cermat dan tepat kegunaan teknologi, terutama teknologi
informasi dan teknologi komunikasi, membuka jaringan yang luas, mudah, dan
berdaya guna. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pedidikan dan
pelatihan, mengikuti temu karya ilmiah, mengadakan studi banding, dan menjalin
kerjasama dengan pusat informasi dan dokumentasi. Perpustakaan seharusnya
melakukan pembelajaran organisasi sehingga terjadi suatu pengetahuan organisai
sesuai dengan kebutuhan. Sebuah perpustakaan perlu berpegang pada tugas

1
Wiji. Suwarno, “Pengetahuan Dasar Kepustakaan”, 2010, hal 5-12

2
pokok dan fungsinya sebagai lembaga informasi, sehingga dituntut untuk
sanggup berprakarsa melakukan perbuhan sebelum lembaga lain berubah.
Tersedianya berbagi sumber informasi dan dengan kecanggihan teknologi
informasi komunikasi memudahkan pengguna untuk dapat langsung mengakses
informasi tanpa bantuan perpustakaan. Sehingga timbul anggapan, apalagi yang
mesti dilakukan oleh perpustakaan?
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan merumuskan peran perpustakaan ke
depan sebagai berikut.
a. Memberkan fasilitas akses terhadap sumber elektronik bagi mereka yang
tidak memiliki akses tersebut secara fisik, termasuk reproduknya.
Ketidakmampuan seseorang untuk membeli semua sumber informasi yang
dibutuhkannya membuat ia menggunakan jasa perpustakaan yang relatif
murah.
b. Membimbing pengguna mencari dan memiliki sumber informai yang
sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan kemampuan profesionalisme
yang dimiliki staf perpustakaan. Asumsi yang dipakai tidak semua pencari
informasi adalah pengguna dan tidak semua pengguna dapat memenuhi
kebutuhan informasinya sendiri, terutama bila subyek itu diluar bidang
yang di kuasainya.
c. Mengkoleksi, mengakatalog, dan mengindeks bahan pustaka. Keterampilan
mengorganisasi informasi ini akan memberi kemudahan untuk
mengaksesnya, baik untuk informasi dalam bentuk tercetak maunpun versi
elektronik.
Sebuah Perpustakaan yang dikelola dengan baik dan dapat menepati peran
yang penting dan startegis, melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik akan
memberi sejumlah nilai atau manfaat. Dimensi nilai yang terkandung dalam
perpustakaan sebagai berikut.
a. Nilai Penididikan
Manusia memerlukan pendidikan dalam kehidupannya, karena dalam
pendidikan manusia mempu mengembangkan potensi dan mengembangkan
pemikirannya.
b. Nilai Informasi
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, dan informasi yang ada
di perpustakaan tentunya sudah diseleksi, dihimpun, diolah, dipersiapkan dan
dikemas dengan baik sehingga semua informasi yang ada di perpustakaan benar-
benar telah dikaji dan dianalisis serta dipertimbangkan kegunannya.2
c. Nilai Ekonomis
2
Ibid hal 5-12

3
Sebagai pusat pendidikan, perpustakaan dapat menjad mediator untuk
menetralisir tingkat kemahalan nilai
konomis dari sebuah informasi yang dirasakan oleh masyarakat. Dengan cara
sebagai berikut.
1) Sebuah buku dibeli oleh perpustakaan dan dapat digunakan oleh banyak
orang, maka buku tersebut akan sangat murah dibandingkan dengan buku
yang sama tapi hanya digunakan oleh si pembeli dan keluarganya.
2) Apabila buku dibeli oleh perpustakaan jumlahnya banyak, biasanya akan
mendapat potongan harga. Sementara seseorang tentunya tidak akan
membeli buku sebanyak yang dibeli oleh perpustakaan.
3) Orang-orang yang berkunjung ke perpustakaan dapat dengan leluasa
membaca dan meminjam, hal ini tidak mungkin dilayani oleh toko buku
atau tempat yang lain.
4) Pengunjung perpustakaan dapat memesan buku atau informasi lain yang
dibutuhkan untuk disediakan oleh perpustakaan, tanpa harus membayar/
5) Suasana di perpustakaan tidak sesibuk dan seramai sekolah, kampus, atau
toko buku.
6) Perpustakaan merupakan salah satu konsumen yang potensial bagi penerbit
dan toko buku.
Suasana yang nyaman dan aman untuk membaca dan belajar di
perpustakaan memiliki nilai eknomis, meskipun tidak terlalu dapat dihitung
dengan mata uang.

d. Nilai Sejarah dan Dokumetasi


Seluruh informasi atau koleksi yang terhimpun dalam perpustakaan
merupakan hasil cipta, karsa, dan karya umat manusia pada waktu yang lalu
sampai sekarang. Perpustakaan dalam menghimpun berbagai jenis koleksi dan
informasi berasal dari berbagai sumber, yang diciptakan dan merupakan wujud,
bukti dan catatan atas sejarah kehidupan umat manusia yang sesuai dengan kondisi
dan perkembangan pada masanya. Termasuk penemuan, pemikiran, berbagai
cabang ilmu dan pengetahuan dan budaya.

e. Nilai Sosial
1) Perpustakaan mempunyai nilai sosial atau nirlaba karena memang
perpustakaan tidak diarahkan menjadi lembaga yang komersil untuk
mencari keuntungan. 3

3
Ibid hal 5-12

4
2) Dalam rangka subsidi silang, dengan membantu masyarakat yang secara
ekonomis tidak mampu membeli buku atau mengadakan informasi yang
mereka butuhkan.

3) Dalam rangka pemerataan kesempatan belajar secara mandiri dan


nonformal, karena perpustakaan memberikan waktu yang relatif lama dan
tidak mengikat.

f. Nilai budaya
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang menghimpun, mewadahi,
menampung, melestarikan dan mengembangkan budaya umat manusia.
Perpustakaan merupakan agen budaya, perubahan dan pembanguna, karena segela
penemuan masa lalu yang ada di perpustkaan tidak hanya disimpan, tetapi dikaji
oleh para ilmuwan. Sejak dulu, sekarang dan masa yang datang perpustakaan
merupakan sumber inspirasi yang tak habis-habisnya.

g. Nilai demokrasi dan keadilan


1) Memberikan kesemptan yang dan merata kepada pamakai dalam
menggunakan perpustakaan dan semua fasilitas yang tersedia.
2) Memberikan kesempatan kepada pemakai untuk memberikan ide,
gagasan, masukan untuk mengembangkan perpustakaan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
3) Pada dasarnya perpustakaan adalah milik masyarakat atau komunitas
tertentu, sehingga pembinaan dan pengembangannya menjadi tanggung
jawab bersama

Nilai keadilan dan demokrasi yang digunakan tetap mengacu pada kebijakan
jenis dan muatan informasi, yakni penyesuain dengan segmen layanan dan
kelompok masyarakat pemakai.4

h. Nilai perubahan
Tidak ada satu ilmu pengetahuan pun yang murni berdiri sendiri. Ilmu
pengetahuan yang dikembangkan selanjutnya, adalah dalam rangka
mengembangkan nilai-nilai budaya dan keingtahuan manusia dalam mencapai
perubahan, kemajuan dan kesejehataraan hidup. Oleh karena itu, sebuah
perpustakaan mengandung nilai perubahan, pengembangan dan pembangunan.
Namun, tingkat perubahan itu tidak tergantung kepada keberadaan perpustakaan,
tetapi tergantung kepada bagaimana usaha manusia untuk menggali, menganalisis,

4
Ibid hal 5-12

5
mengkaji, dan memanfaatkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang di
antaranya ada di perpustakaan

i. Nilai hiburan dan rekreasi


Pada sisi lain kehidupan umat manusia, keberadaan sebuah perpustakaan yang
baik akan dapat memberikan suasana lain, seperti sebuah mata air di padang pasir,
yang memberikan kesejukan dan menghilangkan dahaga bagi masyarakat. Karena
setiap perpustakaan –apapun jenisnya- memiliki nilai hiburan, rekreasi dan wisata
batin.

B. Informasi dan Aspek Perlindungannya


Sejak beberapa kurun waktu yang lalu, dan mejelang abad 21 kita dihadapkan
pada abad informasi yang sangat kompleks, baik dilihat dari segi sumber, daerah,
sifat dan derajatnya. Dalam terminologi yang sederhana, abad yang dikenal dengan
“eksplosi informasi”. Kita tidak mengetahui secara pasti apa dan bagaimana
informasi yang telah terjadi di muka bumi ini. Meskipun alat akses sudah
dikategorisasikan sebagai alat modern dan telah banyak membantu mengatasi
kesenjangaan penerimaan informasi yang sangat kompleks ini, sulit kiranya bagi
kita untuk mampu menyajikan dan menyebarluaskam informasi “well balanced
and oriented” kepada masyarakat.
Dalam konteks perundang-undangan, seperti yang dinyatakan dalam pasal 1
ayat (2) Undang-Undang Repunlik Indonesia No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Punlik, informasi didefinisikan sebagai “keterangan,
pernyataaan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan,
baik data, fakta maupun penjelasan yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang
disajikan dalam berbagi kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik”
Batasan ini cukup luas dan lebih lengkap. Meskipun lebih dikontekskan ke dalam
perkembangan teknologi infomasi dan komunikasi.
Definisi di atas jelas memperlihatkan bahwa informasi merupakan bentuk
pemaknaan dari data dalam konteks tertentu yang ditujukan agar dapat
meningkatkan pemahaman dan mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan.5

5
Ibid hal 5-12

6
C. Sumber Informasi
Sebenarnya informasi itu bisa ada dimana-mana: di ruamh, di pasar, di
sekolah, di lembaga organisasi, dalam durat kabar, dalam majalah, dalam buku,
dalam film, di perpustakaan, dan banyak lagi. Dan dimana suatu benda atau
peristiwa berada, disana bisa timbul informasi. Pembahsan ini difokuskan hanya
kepada berbagai jenis informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan,
dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yaitu informasi yang bisa diperoleh
di perpustakaan, baik informasi ilmiah maupun yang bukan ilmiah.

Menurut Yufus(1988: 8) Informasi yang bersifat ilmiah (yang bisa


dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan), seperti yang terdapat pada
rekaman atau tulisan ilmiah, baik yang tersimpan pada literatur primer, sekunder,
maupun tersier, buku, majalah, majalah profesi khusus, surat kabar, termasuk juga
media bukan hasil cetakan seperti disket komputer, film, slide, dan lain-lain.6

Sebagaimana diketahui, konsep perpustakaan adalah lembaga pengelola


informasi yang tampak dalam penghimpunan, dan penyebarluasan informasi untuk
kepentingan pengguna bagi masyarakat banyak. Karena unsur pemanfaatannya
dilakukan secara berulang dan terus menerus maka segi-segi keawetan dan
pemerataannya sangat diperhatikan oleh perpustakaan, dan oleh karena itu disini
berlaku fungsi pelestari informasi dari perpustakaan, yang kemudian berkembang
menjadi fungsi untuk melestarikan hasil budaya bangsa. Melalui perpustakaan,
segala jenis informasi terekam hasil karya manusia dari suatu daerah, wajib
disimpan kopinya diperpustakaan nasional.
Berdasarkan penciptanya menurut Sulistyo Basuki dalam (lib.ui, 2018),
terdapat tiga jenis sumber informasi, yaitu:
a. Sumber primer (primary sources)
Merupakan informasi yang berasasl dari penemuan baru atau ilmu
pengetahuan baru. Sumber primer disebut juga informasi yang berasal dari
asalnya, yang dihasilkan penulis atau peneliti. Sumber primer ada yang
diterbitkan dan ada yang tidak diterbitkan.

Contoh sumber primer yang diterbitkan adalah:


1. Laporan Penelitian
2. Paten
3. Prosiding
4. Skripsi, Tesi, Desertasi (jika diterbitkan sebagai artikel atau buku

6
Siti. Wahdah, “Buku Ajar Literasi Informasi”, 2019, hal 7-11

7
Contoh sumber primer yang tidak diterbitkan adalah:
1) Berkas pribadi
2) Berkas lembaga
3) Buku harian , memo
4) Lukisan
b. Sumber sekunder (secondary sources)
Merupakan penilaian, ringkasan, atau kritikan terhadap suatu karya atau
penelitian seseorang. Informasi tentang sumber primer yang disusun
secara sistematis supaya mudah diakses.
Contoh sumber sekunder adalah:
1) Buku
2) Jurnal
3) Majalah
4) Ulasasn (reviews)
5) Essay
6) Antologi
c. Sumber tersier (tertiary sources)
Merupakan memuat informasi berupa saringan, rangkuman atau kumpulan
dari sumber primer dan sekunder.
Contoh sumber tersier adalah :
1) Indeks
2) Abstrak
3) Almanac
4) Ensiklopedia
5) Bibliografi

Sumber–sumber informasi digital sendiri sebetulnya sangat beragam,


akan tetapi setidaknya ada beberapa yang mugkin sering digunakan oleh para
praktisi dan akademis, yakni:
1. OPAC (Open Public Access Catalog)
2. E-Journal
3. E-Book
4. E-Publications
5. Online database
6. Directories and Searches Tools
7. Other Resources : Blog, Online Reference, Social Media, Online
Gallery, Podcast Video Datbase, Online Mass-Media7

7
Ibid hal 7-11

8
B. PUSDOKINFO
Pusdokinfo (Pusat dokumentasi dan informasi) adalah Suatu unit atau
lembaga penyimpanan dokumen atau fakta yang di dalamnya melakukan kegiatan
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan dokumen dalam
bidang pengetahuan, yang berbentuk fakta serta milik bersama. Karena
dikomunikasikan sebagai bukti ataupun keterangan.
Menjadi milik bersama maksudnya dapat dipinjam atau dibaca, tegantung
masing-masing aturan dari lembaganya.

Contoh lembaga : Kantor arsip, museum dan perpustakaan.

1.  Kaitan Pusdokinfo dengan Teknologi Informasi


Teknologi informasi, tidak hanya terbatas pada teknologi komputer saja
(software dan hardware). Namun dapat digunakan untuk memproses ataupun
menyimpan informasi.
Seperangkat alat yang dapat digunakan untuk membantu meringankan
pekerjaan manusia dalam mengolah data menjadi informasi dan dapat
dikomunikasikan. Atau menggunakan teknologi untuk mengolah informasi. Jadi,
hubungan diantara keduanya adalah sama-sama dapat mengolah informasi serta
mengkomunikasikan informasi (menyebarluaskan).

2. Layanan Pusdokinfo dengan TI (Perpustakaan) :       


Library Housekeeping, pengolahan bahan perpustakaan dan perawatan
bahan pustaka. Agar perpustkaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Information Retrival, menggunakan teknologi untuk mempermudah dan
mempercepat pencarian informasi.
3 Macam sarana :
 Pangkalan data lokal,database berada di perangkat komputer atau laptop
sehingga tidak dapat digunakan oleh orang lain.
 CD-ROM, database berada didalam CD.
 Internet, database berada di internet, untuk menggunakannya harus memiliki
koneksi internet.
General Purpose Software, perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan.
Contoh :
 Word processing, mengolah teks atau tulisan.

9
 Spreadsheet, kalkulasi keuangan atau hitungan.
 Graphics, untuk presentasi statistik.
 Publishing, percetakan dan penerbitan.
 Email, mendistribusikan pesan.
Library Networking, kerjasama antar perpustakaan. Cakupannya luas, namun
meliputi :
 Kerjasama antar dua atau lebih perpustakaan yang bergerak dibidang
informasi yang sama atau relevan.
 Pengkaitan komputer lembaga Pusdokinfo ke komputer lain yang jauh
jaraknya, untu membentuk WAN.

3. Peranan dan penerapan Teknologi Informasi di bidang


keamanan
Peranan Teknologi Informasi di bidang Keamanan adalah membantu dan
memudahkan dalam pekerjaaan manusia di bidang keamanan.
 Penerapannya bisa dilihat dari semakin canggihnya peralatan perang suatu
negara untuk melindungi negaranya. Contohnya pesawat F-22 Raptor yang
memiliki teknologi canggih di bidang militer yang pertama kali digunakan
Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Pesawat ini
memiliki teknologi canggih seperti mesin dan sistem kontrol yang hebat,
sistem komputer jaringan khusus, termasuk teknologi untuk menghindari
radar. Contoh yang lain juga pesawat tanpa awak General Atomic MQ-1
Predator. Pesawat tanpa awak ini mampu terbang dengan kecepatan 135
mil/jam dan bisa terbang sampai ketinggian 25.000 kaki, pesawat ini juga
dilengkapi 2 rudal AGM-114 Hellfire berpemandu laser.
 Penerapan lainnya yaitu dalam bidang sistem informasi. Keamanan sistem
informasi adalah usaha untuk melindungi komputer serta peralatan non
komputer seperti  fasilitas, data, dan informasi dari penyalahgunaan orang-
orang yang tidak bertanggung jawab. Namun keamanan ini jarang sekali
mendapat perhatian dari pemilik ataupun pengelola sistem informasi. Contoh
kasus dari keamanan sistem informasi seperti, virus, trojan, worm.

a. Virus, adalah penyakit yang diderita komputer dan menyerang software


komputer. Virus dapat menggandakan file atau data serta menyisipkannya
ke dokumen lain. Sehingga membuat penggunaan memori komputer
menjadi bertambah atau meningkat signifikan, dan menghapus file atau
data hingga merusak komputer. Namun bisa juga virus tidak menimbulkan
efek sama sekali. Virus bertindak secara agresif.

10
b. Trojan, program yang dibuat untuk memata-matai hingga mencuri data.
Lalu mengirimkannya ke orang lain tanpa diketahui oleh pemilik atau
pengelola. Cara kerja tidak seagresif virus, sehingga banyak yang tidak
tahu apabila datanya sedang dimata-matai atau dicuri.
c. Worm, program dalam komputer yang mampu menggandakan dirinya
tanpa bantuan pihak ketiga. serta dapat menginveksi kamputer lain tanpa
sepengetahuan pemilik atau pengguna atau pengelola. Worm menginveksi
komputer bila menemukan celah keamanan software dalam komputer.
Bertindak agresif seperti virus.

C. Pelaksana Organisasi Informasi


1. Organisasi perpustakaan
Organisasi adalah sekelompok manusia yang bekerja sama dalam tugas
bersama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi berbeda dari masyarakat,
komunitas atau keluarga, dalam arti organisasi sengja didirikan untu mencapai tujuan
bersama. Perpustakaan merupakan organisasi karena perpustakaan sengajasengja
didirikan, di dalamnya orang-orang, baca pustakawan, bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Perpustakaan merupakan organisasi formal karena didirika secara
formal dan merupakan organisasi nirlaba.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bersumber dari peroses pengorganisasian merupakan
sistem hubungan secara formal diuraikan dan secara informal tertentu yang mengatur
aktivitas orang-oarag dalam sebuah organisasi yang saling tergantung satu dengan
yang lain guna mencapai sasaran bersama.
Oleh karena itu struktur organisasi diciptakan oleh manusia maka struktur
tersebut tidak bersifat permanen, tetap atau dianggap sakral. Banyak perubahan tidak
berani mengubah struktur organisasi karena takut pada perubahan atau tidak tahu
bahwa aktivitas baru akan menghasilkan struktur baru atau struktur yang diubah.
Seperti sering di katakan bahwa perpustakaan yang ada sekarang dibentuk untuk
mencapai tujuan dan sasaran baru pada organisasi yang sudah kuno akan
menghasilkan inefisiensi, duplikasi tindakan atau malaha kekacauan.
Drucker (1974) mengatakan untuk menentukan tipe struktur yang diperlukan
bagi sebuah organisasi harus memperhatikan analisis aktivitas, analisis keputusan,
dan analisis hubungan. Dengan analisis aktivitas pustkawan dapat memutuskan
pekerjaan apa yang perlu dilakukan bagaimana menyatukan aktivitas, dimana
aktivitas di tempatkan dalam struktur organisasi, analisis keputusan menyangkut jenis

11
keputusan yang di perlukan, di mana tempatknya dalam struktur organisasi serta
keterlibatan masing-masing menajer dalam proses pengambilan keputusan. Dalam
analisis hubungan, ditekankan hubungan antara unit-unit dalam struktur manajer pada
unit, serta tanggung jawab unit lain pada manajer. 8

3. Kerja sama informasi


Pengertian Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan
atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan interaksi yang
paling penting karena pada hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa
orang lain sehingga ia senantiasa membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat
berlangsung manakala individu- individu yang bersangkutan memiliki kepentingan
yang sama dan memiliki kesadaran untuk bekerja sama guna mencapai kepentingan
mereka tersebut.
Dengan demikian kerja sama informasi merupakan suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan yang sama yaitu
untuk saling bertukar informasi. Alasan dilakukannya kerja sama, karena tidak semua
perpustakaan mempunyai koleksi yang lengkap, sehingga untuk melengkapinya
diperlukan saling pertukaran informasi.
Dalam perpustakaan, tidak hanya ada konsep pertukaran, namun penyediaan
dokumen juga menjadi kegiatan pokok perpustakaan. Dengan demikian, kerja sama
perorangan dan lembaga menjadi lengkap sudah. Dengan adanya teknologi informasi
dan komunikasi, mekanisme kerja sama pertukaran dan penyediaan informasi
menjadi lebih beragam dan mudah dilakukan. Sebagai contoh bagaimana sebuah file
atau sebuah folder disharing supaya dapat dimanfaatkan orang lain.
a. Berbagi Dokumen
Berbagi dokumen dapat dilakukan secara konvensional dan pelibatan
ekmologi informasi dan komunikasi. Secara konvensional berbagi dokumen depat
dilakukan melalui kegiatan peminjaman antar perpustakaan (inter bbrary loan), kerja
sama jaringan perpustakaan baik regional maupun internasional. Dengan
memanfaatkan TIK, berbagi dokumen dapat dilakukan personal atau lembaga.9
b. Berbagi File
Berbagi file dapat dilakukan dengan cara membagi hak akses terhadap sebuah
file, atau dapat pula dilakukan dengan mengirimkan file nenggunakan berbagai

8
Sulistyo. Basuki, “Pengantar Ilmu Perpustakaan”, 2011, hal 4.3 – 4.8
9
Eka. Kusmayadi, “Teknologi Informasi dan Komunikasi”, 2018, hal 9.44 – 9.46

12
sarana, seperti email, aplikasi windows, file transfer rotocol (FTP), aplikasi
mendeley, Google Drive dan sebagainya.
c. Surat Elektronik
E-mail dalam bahasa Indonesia memiliki arti surat elektronik yang
memungkinkan semua orang saling berkirim pesan lewat jaringan internet. E- mail
atau surat clektronik merupakan sebuah sistem yang memungkinkan nesan berbasis
teks dikirimkan dan diterima secara elektronik melalui komputer atau telepon seluler.
Bukan hanya berbasis teks saja, e-mail juga dapat mengirimkan data berupa gambar,
video, audio. Tentu saja, perbandingan e-mail dengan surat biasa sangat jauh berbeda,
jika surat biasa membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke tujuan. Dengan
adanya e- mail ini jauh lebih mudah dan menghemat waktu, karena hanya dalam
sekejap data terkirim pada alamat e-mail yang dituju. Kita bukan hanya bisa
mengirimkan data ke dalam negeri saja, tetapi ke luar negeri pun bisa.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan e-mail, antara
lain akses pendidikan lebih luas, sebagai media pengiriman dokumen, dan dapat
mengurangi penggunaan kertas. Banyak peserta didik (baik siswa maupun
mahasiswa) yang menggunakan e-mail sebagai salah satu media atau perantara
mengirimkan tugas kepada pendidik (guru atau dosennya) maupun antar peserta didik
itu sendiri. X
Adapun kelebihan dengan menggunakan e-mail, yaitu: 1) mudah, karena
hanya menggunakan jaringan internet untuk mengirim datanya; 2) cepat, tidak
membutuhkan waktu yang lama; 3) biaya pengiriman relatif murah, jika
oibandingkan penggunaan telepon atau mengirim surat ke luar daerah ataupun luar
negeri; 4) global, bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja sebagai
sarana komunikasi seluruh dunia; 5) reliable, dapat menyimpan e-mail din server
yang tidak hilang, kecuali di hapus; 6) sebagai pesan multimedia, yang dapat
mengirim pesan multimedia, yang dapat mengirim data bukan hanya teks saja, tetapi
dapat berupa gambar, audio, dan video.
Selain itu, adapun kekurangan dari penggunaan e-mail, yaitu: 1)salah kirim
alamat e-mail, jika data yang dikirim merupakan data rahasia bisa saja
disalahgunakan; 2) pemalsuan identitas, karena tidak bisa memastikan keaslian
identitas hanya dari alamat e-mail saja; 3) banyak sampah e-mail berupa iklan
komersil; 4) respon terlambat, tidak semua orang membaca e-mail setiap hari,
sehingga ada kemungkinan balasan e-mail mengalami keterlambatan. 10

10
Ibid hal 9.44 – 9.46

13
BAB III
Penutup
Kesimpulan
informasi didefinisikan sebagai “keterangan, pernyataaan, gagasan, dan tanda-
tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasan
yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagi kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun non elektronik”.
Dimensi nilai yang terkandung dalam perpustakaan sebagai berikut : Nilai
pendidikan, nilai informasi,nilai ekonomis, nilai sejarah dan dokumentasi, nilai sosial,
nilai budaya, nilai demokrasi dan keadilan, nilai perubahan, nilai hiburan dan
rekreasi.
Menurut Yufus(1988: 8) Informasi yang bersifat ilmiah (yang bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan), seperti yang terdapat pada
rekaman atau tulisan ilmiah, baik yang tersimpan pada literatur primer, sekunder,
maupun tersier, buku, majalah, majalah profesi khusus, surat kabar, termasuk juga
media bukan hasil cetakan seperti disket komputer, film, slide, dan lain-lain.

Berdasarkan penciptanya menurut Sulistyo Basuki dalam (lib.ui, 2018),


terdapat tiga jenis sumber informasi, yaitu: Sumber primer (primary sources), Sumber
sekunder (secondary sources), Sumber tersier (tertiary sources).
Pusdokinfo (Pusat dokumentasi dan informasi) adalah Suatu unit atau
lembaga penyimpanan dokumen atau fakta yang di dalamnya melakukan kegiatan
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan dokumen dalam bidang
pengetahuan, yang berbentuk fakta serta milik bersama. Karena dikomunikasikan
sebagai bukti ataupun keterangan.
Menjadi milik bersama maksudnya dapat dipinjam atau dibaca, tegantung
masing-masing aturan dari lembaganya.

Contoh lembaga : Kantor arsip, museum dan perpustakaan.

14
Organisasi adalah sekelompok manusia yang bekerja sama dalam tugas
bersama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi berbeda dari masyarakat,
komunitas atau keluarga, dalam arti organisasi sengja didirikan untu mencapai tujuan
bersama. Perpustakaan merupakan organisasi karena perpustakaan sengajasengja
didirikan, di dalamnya orang-orang, baca pustakawan, bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Perpustakaan merupakan organisasi formal karena didirika secara
formal dan merupakan organisasi nirlaba.
Struktur organisasi bersumber dari peroses pengorganisasian merupakan
sistem hubungan secara formal diuraikan dan secara informal tertentu yang mengatur
aktivitas orang-oarag dalam sebuah organisasi yang saling tergantung satu dengan
yang lain guna mencapai sasaran bersama.
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan interaksi yang
paling penting karena pada hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa
orang lain sehingga ia senantiasa membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat
berlangsung manakala individu- individu yang bersangkutan memiliki kepentingan
yang sama dan memiliki kesadaran untuk bekerja sama guna mencapai kepentingan
mereka tersebut.

15
Daftar pustaka
Basuki, Sulistyo.2011.Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta:Universitas
Terbuka.
Kusmayadi, Eka.2018.Teknologi Informasi dan Komunikasi
Informasi.Banten:Universitas Terbuka.
Septiyantono, Tri.2016.Literasi Informasi.Tanggerang:Universitas Terbuka.
Suwarno, Wiji.2010.Pengetahuan Dasar Kepustakaan.Bogor:Ghalia
Indonesia.
Wahdah, Siti,2019.Buku Ajar Literasi Informasi.Banjarmasin:Laksita
Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai