Banyak pihak menilai bahwa suatu technology clearing house memiliki peran yang sangat
penting. Tapi apa sebenarnya dan siapa yang mengelolanya? Saya ingin mengawali diskusi ini
dengan penjelasan singkat.
Technology clearing house pada dasarnya adalah suatu lembaga atau organisasi (atau
pengorganisasian) yang :
1. Berperan melakukan clearance test bagi teknologi. Jadi dalam hal ini, lembaga tersebut
berperan (diberi kewenangan) untuk menilai dan menyatakan bahwa suatu teknologi
laik untuk diterapkan di suatu negara atau untuk konteks tertentu di suatu negara;
dan/atau
2. Berperan memfasilitasi penghimpunan dan pertukaran informasi, keahlian dan/atau
produk teknologi tertentu.
Mudah-mudahan skema ini dapat membantu sedikit memberikan gambaran tentang technology
clearing house.
Mengapa penting? Adanya peran technology clearing house demikian pada dasarnya diperlukan
untuk (atas dasar) kepentingan nasional (national interest), seperti kepentingan publik tertentu
(misalnya kesehatan, keamanan, dan keselamatan), kemandirian teknologi, pengembangan
industri dalam negeri, peningkatan efektivitas, efisiensi dan keterpaduan difusi teknologi
(termasuk informasi teknologi), dan lainnya. Bagi komunitas pengguna teknologi, adanya
organisasi yang menjalankan technology clearing house dapat memfasilitasi akses (dalam arti
tingkat kemudahan, keterjangkauan, kecepatan) terhadap informasi teknologi dan pemanfaatan
teknologi itu sendiri, dan/atau kepakaran yang terkait dengan teknologi. Jadi, tentunya
technology clearing house memiliki peran penting dalam pengembangan atau penguatan sistem
inovasi di suatu negara [silahkan lihat-lihat kembali beberapa artikel tentang ini di blog ini atau
blog sistem inovasi].
Technology clearing house bisa beroperasi dalam spektrum bidang teknologi yang luas atau
spesifik.
Lantas siapa yang dapat menjalankan peran sebagai technology clearing house? Ini tentu bisa
berdasarkan peryimbangan peraturan perundangan, bisa karena kompetensi yang diakui dan
memperoleh pengakuan atau menjadi konsensus komunitas tertentu, atau kombinasinya.
Bagaimana pendapat Anda? Siapa yang sebaiknya menjalankan peran sebagai technology
clearing house di Indonesia?
2. Arti dan perbedaan perpustakaan dengan: Arsip Museum Pusat dokumentasi Pusat informasi
ARTI: Arti perpustakaan: kumpulan materi yang tercetak dan media non cetak dan di gunakan
oleh pemaki. Arti arsip: suatu catatan yang tidak di gunakan untuk melakukan kegiatan namaun
disimpan baik sebagai bukti keaslian.
PERBEDAAN PERPUSTAKAAN DENGAN ARSIP Perustakaan: menyimpan dan
menyediakan koleksi dan bahan tercetak tertentu lainya. Perpustakaan: Mengumpulkan.
Perpustakaan: subyek. Perpustakaan: secara nomor kelas. Perpustakaan: menyediakan bahan
bacaan. Perpustakaan: buku bisa di fotokopi. Perpustakaan: pustakawan berinteraksi dengan
buku satuan individu. Perpustakaan: buku sumber sekunder. Perpustakaan: pemakai lebih luas. .
Arsip:memelihara akumulasi arsip dan dinamais atau makalah dari menjadi organik dan
peroranagn termasuk bahankearsipan tercetak semacam bahan buku panduan yang di keluarkan
oleh sebuah badan, lembaga/ institusi. Arsip: menerima Arsip: tupoksi (catatan yang dilestarikan)
Arsip: di simpan di Nasional Arsip sebagai kegiatan Arsip tidak bisa di fotokopi Arsip: sebagai
satuan tidak lazim dalam perorangan Arsip: sumber primer Arsip: pemakai terbatas
ARTI : Museum adalah PERBEDAAN PERPUSTAKAAN DENGAN MUSEUM Perpustakaan:
Perpustakan: lebih banyak kertas atau buku atu media lainya. Perpustakaan: menyimpan barang
yang bisa di pinjamkan. Museum: Museum: lebih banyak menyipan barang yang sejenis.
Museum: menyimpan barang yang tidak boleh di pinjam. ARTI: Dokumentasi menurut Paul
Otlet pada International Economic Conference tahun 1905. adalah kegiatan khususu berupa
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali dan penyebaran dokumen. Dalam
Encyclopedia Britanica juga mengemukakan tenteang dokumentasi adalah sebagai berikut:
dokumentasi adalah semacam pengawasan dan penyusunana bibiliografi, yang mengunakan alatalat seperti seperti indeks, sari karnagn dan isei bibiliografi disamping memakai cara tradisional
(klasikal dan katalogisasi), untuk membuat informasi itu dapat dicapai. Federataion
Internationale de Decomentation (FID). yang di bentuk oleh Paul Otlet dan Henri La Funtaine.
Tahun 1938. adalah: mengumpulkan menyebarkan dokumen-dokumen dari semua jenis-jenis
mengenai semua lapangan pekerjaan manusia (documentation C est reunir, classer et distribuer
des document de tout genre dans tours les domaines de Lativite humaine). Arti dokumentasi dari
kesimpulkan diatas adalah: kegiatan dokumentasi melibatkan kegiatan pengumpulan,
pemeriksaan, pemilihan dokumen sesuai dengan kebutuhan dokumentasi; memungkinkan isi
informasi yang didapat, akhirnya sering terjadi salah pemahaman arti di dalam menggunakan dan
pemanfaatkannya. Akibatnya sering kali terjadi kesalahan dalam memperlakukan informasi yang
tersirat di dalam dokumentasi, arsip, dan juga pada perpustakaan.
Kondisi kerancuan dari arti dokumentasi, arsip, informasi dan perpustakaan baik di kalangan
pemerintah sendiri ataupun pihak swasta yang memiliki bagian-bagian dokumen perpustakaan,
dengan fungsinya atau malah sebaliknya semuanya lepas tanggungjawab pada fungsinya. Jikalau
keadaan ini terjadi, tentu yang sangat dirugikan adalah para masyarakat konsumen.
Oleh sebab itulah perlu ada peran serta fungsi yang tegas antara dokumentasi agar dapat
memberikan layanan yang baik bagi para konsumen. Kerjasama yang berimbang, teratur dan
saling membutuhkan antara lembaga dan bekerjasama antar sesama pengelola, sehingga sebagai
teman kerja yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Bukan malah seperti sebaliknya
yang terjadi selama ini sesama lembaga dokumentasi, lembaga kearsipan, lembaga informasi dan
perpustakaan, saling mengakui sebagai lembaga yang paling memberikan pelayanan terbaik
kepada konsumen.
Di sini akan diulas tentang peran dan fungsi lembaga dokumentasi, arsip, informasi dan
perpustakaan, serta macam koleksi apa yang harus disediakan oleh para lembaga tesebut. Ini
dimaksudkan agar konsumen dapat dengan cepat dan tepat sasaran untuk menentukan kemana
Dia harus mencari informasi yang dibutuhkan,sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
Dokumentasi.
Istilah dokumentasi selalu saja dikaitkan kegiatan foto memfoto dalam suatu kegiatan. Salah
contoh setiap kegiatan dalam suatu kepanitiaan, baik yang bersifat formal atau non formal, selalu
ada seksi dokumentasi. Pengertian dokumentasi di sini secara umum, sama dengan mengambil
gambar/foto dari suatu kegiatan/acara yang diadakan oleh panitia. Dokumentasi yang dimaksud
di dalam kepanitiaan tersebut mencakup kegiatan penyimpanan barang-barang seperti ,foto, dan
benda antik. Inilah yang disebut dengan dokumentasi korporil (dokumen yang berupa benda
sejarah). Kegiatan dari foto memfoto itu merupakan salah satu dari dokumentasi, dan sebagai
wahana untuk merekam kejadian yang dapat dijadikan sebagai bahan komunikasi antar manusia.
Selain dokumentasi korporil ada pula dokumentasi literer (bahan tulisan), yaitu penyimpanan dan
menemukan kembali catatan yang berupa tulisan.
Paul Otlet dan Henri la Fontaine pada tahun 1895 di Belgia adalah orang pertama yang
memperkenalkan istilah dokumen. Kala itu dokumentasi diartikan sebagai pengawasan
bibliografi, yaitu kegiatan usaha pencatatan setiap buku yang akan diterbitkan. Maksud dari
pengawasan itu adalah untuk menyusun bibilografi secara universal, berupa daftar buku-buku
yang diterbitkan. Berikutnya pada awal abad ke-20 arti dokumentasi disamakan dengan
perpustakaan khusus, yang kemudian berubah lagi menjadi semua kegiatan yang mencakup
penyalinan bentuk, misalnya dari bentuk buku ke dalam bentuk mikrofis. Timbul masalah baru,
ternyata perubahan bentuk penyalinan tidak memberikan rasa nyaman kepada para pembacanya,
karena apabila ingin membaca tulisan dalam bentuk mikrofis, harus menggunakan alat bantu
baca yaitu micro reader.
Difinisi Dokumen
Adalah pekerjaan mengumpulkan, menyusun dan mengelola dokumen-dokumen literer yang
mencatat semua aktivitas manusia dan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan
serta penerangan mengenai berbagai masalah (Sulistyo Basuki 1996: h.11) Difinisi ini seirama
dengan tugas kewajiban dokumantasi menurut Peraturan Presiden No. 20 tahun 1961, yaitu
menyediakan keterangan-keterangan dalam bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam
arti yang luas, sebagai hasil dari kegiatan manusia dan untuk keperluan itu mengumpulkan dan
menyusun keterangan-keterangan tersebut. Pembagian ini lazim digunakan dalam dokumentasi
yaitu dokumen primer, sekunder, dan tersier. Dokumen primer (utama) berisi laporan-laporan
penelitian, aplikasi teori, majalah, makalah, disertasi, paten. Sedangkan dokumen sekunder
(menengah) berisi informasi mengenai dokumen primer. Keberadaan dokumen sekunder tak
lepas dari keberadaan dokumen primer. Contoh; bibilografi, katalog, majalah, indeks, abstrak,
daftar isi. Dokumen tersier (kecil) mengumpulkan, mencari dan mencatat segala informasi yang
ada di dokumen sekunder dan primer. Termasuk dokumen tersier adalah bibliografi dari
bibliografi direktori panduan literatur buku.
Profesi Dokumentalis.
Di Eropah Barat, pengolahan artikel majalah ilmiah dilakukan oleh tenaga ilmuwan yang secara
terangan-terangan menyebut dirinya sebagai dokumentalis bukan pustakawan lagi. Tugas
seorang dokumentalis adalah mengolah buku atau majalah beserta isinya, mengembangkan
(inovatif) sistem cepat temu kembali serta menyebarluaskan isinya. Sedangkan di Amerika
Serikat pengolahan majalah ilmiah dilakukan oleh pustakawan yang bekerja di perpustakaan
khusus. Oleh karenanya pengertian dokumentalis sama dengan Pustakawan Khusus. Profesi
dokumentalis di Indonesia nyaris tidak dikenal walaupun sebenarnya para dokumentalis sudah
menjalankan pekerjaannya secara profesional, dengan cara menghimpun, mengolah, menyimpan,
dan mendistribusikan dokumen.
Kearsipan
Istilah arsip berasal dari bahasa Yunani Archaios yang berarti lama,kuno, namun begitu arsip
mempunyai makna sebagai power atau kekuasaan (Arche). Dari kata Arche jadi kata Archeion
atau Archivum (bahasa latin), yang berarti gedung pemerintahan, tempatnya para penguasa
berada. Lama-lama arti Archium tidak sebatas gedungnya saja, tetapi termasuk juga isi yang ada
di dalam gedung/disimpan dalam gedung. Jadi tidak heran kalau orang awam (orang
kebanyakan) beranggapan bila mendengar istilah arsip yang terlintas dalam benaknya adalah
tumpukan kertas-kertas yang sudah lama/kuno.
Namun demikian seiring dengan kemajuan teknologi informasi, maka arsip saat ini sudah ada
yang berbentuk elektronik, yang tersimpan dalam file-file, dengan demikian memberikan
kemudahan untuk mencarinya kembali dan menemukan kembali apabila dibutuhkan. Lembaran
kertas yang di alih mediakan menjadi lembaran elektronik, sehingga dapat lebih menghemat
ruangan dan tersusun rapi, bersih dan indah. Hasil dari alih media arsip disimpan dalam bentuk
file-file yang secara fisik direkam dalam media elektronik seperti Harddisk, CD, DVD dan lainlain. Penyimpanan file-file ini dilengkapi dengan pangkalan data yang membentuk sistem arsip
elektronik terpadu.
Schellenberg, arsip sebagai pranata umum/swasta yang dinilai perlu disimpan secara permanen
untuk tujuan sebagai acuan dan bahan penelitian, untuk itulah Lembaga Arsip Nasional sebagai
tempat yang dipilih untuk menyimpan semua arsip-arsip tersebut. Sedangkan menurut UU No. 7
tahun 1971 tentang pokok-pokok kearsipan, naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Perintah serta Badan-Badan Swasta dalam bentuk
apapun, baik dalam keadaan tunggal, maupun berkelor, untuk kegiatan Pemerintah dan
pelaksanaan dalam kehidupan kebangsaan.
Jenis-Jenis Arsip
Arsip sering kali kita jumpai berupa surat dalam bentuk lembaran kertas. Arsip dibedakan
menurut subyeknya, arsip kepegawaian, keuangan, pemasaran, pita rekaman, mikrofilm, disket,
CD, dan nilai kegunaan bisa berupa informasi, administrasi keuangan, pendidikan. Di samping
itu juga menurut sifat kepentingannya misalnya, penting, vital, tidak penting, atas dasar
fungsinya dari arsip dinamis, dan statis, juga berdasarkan dari keasliannya, arsip asli, tembusan,
salinan, petikan, serta dipandang menurut kekuatan hukum, arsip otentik, dan tidak otentik.
Profesi Arsiparis.
Profesi arsiparis dijamin oleh UU No.7/1971, tentang pokok-pokok kearsipan. Di dalam pasal 6
dan 7 dijelaskan bahwa pemerintah berkewajiban mengadakan, mengatur dan mengawasi
pendidikan kader ahli kearsipan, Pemerintah mengatur kedudukan hukum dan kewenangan
tenaga ahli kearsipan, dan melakukan usaha-usaha untuk menjamin tenaga ahli kearsipan sesuai
dengan fungsi serta tugas di dalam lingkungannya.
Informasi
Difinisi Informasi.
adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan , kabar atau berita yang mengandung gambar
ataupun berupa lambang-lambang.
Ilmu Informasi
Disiplin Ilmu yang mempelajari tentang informasi disebut ilmu informasi, dan Ilmu Informasi itu
sendiri baru tumbuh dan berkembang setelah selesai perang dunia ke-II, tahun 1959. Orang yang
berjasa di bidang ilmu informasi adalah, Moore School of Engineering University of
Philadelphia. Kemudian pendidikan ilmu informasi banyak dipelajari mulai tahun 1960. Bidang
Ilmu Informasi lebih mengutamakan temu baliknya, ketimbang untuk penyebarannya.
Ilmu informasi tumbuh dan berkembang akibat timbulnya masalah komunikasi, dan yang
menyangkut bidang teknis (pengiriman berita, semantik (pengertian dalam berita), dan tingkat
efektivitas dalam mentransfer suatu berita. Kemudian masalah literatur, dengan membumming
informasi dikarenakan setiap karya ilmiah seseorang harus diterbitkan untuk jadikan milik
umum. Dan masalah sistem informasi yang menyangkut keberadaan literatur/buku, semakin
bertambah literatur, maka semakin tambah masalah harus menambah menyediakan pengadaan,
pengolahan, penyimpanan, pengawetan, temu balik dan penyebarannya.
Trend saat ini yaitu dimana semua yang berbau informasi mempunyai daya tarik yang tinggi,
karena arahannya nanti untuk masyarakat yang berbasis kepada informasi. Bahkan siapa saja
yang dengan cepat menguasai informasi, maka dialah yang mengungguli kompetisi dalam segala
bidang seperti; (lapangan pekerjaan, taraf kehidupan, jenjang karier, jodoh, perumahan,
transfortasi dll) Oleh karenanya dalam pendidikan tinggi jurusan informasi peminatnya selalu
melimpah, ketimbang jurusan lain seperti hukum, ekonomi.
Perpustakaan
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis secara profesional dengan sistem yang
baku, guna memenuhi kebutuhan para pencari informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan juga terkadang diartikan tempat/gedung, tetapi juga koleksi buku-buku itu sendiri.
Bayangan terlintas pertama kali apabila mendengar istilah perpustakaan adalah rak-rak yang
dipenuhi dengan tumpukan buku-buku. Dugaan itu benar, karena perpustakaan berasal dari kata
pustaka/library berasal dari bahasa latin, liber/libri, yang berarti buku. S.K. Menpan No.18/1988.
Perpustakaan sebagai satuan kerja yang minimum mempunyai 1000 judul koleksi atau sekurangkurangnya terdiri 2500 eksemplar.
Fungsi Perpustakaan.
Perpustakaan berfungsi sebagai dunia pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi,
serta untuk meningkatkan kecerdasan/keberdayaaan dari suatu bangsa. Tujuan diadakan
perpustakaan adalah, untuk memberikan layanan kepada masyarakat pemustaka, dan
meningkatkan kegemaran kepada masyarakat untuk membaca, serta memperluas wawasan
pengetahuan demi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Fungsi dan tujuan pengadaan perpustakaan sungguh mulia, apalagi misi yang diemban oleh
lembaga perpustakaan dan pustakawannya. Pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi/kemampuan yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan kepustakawanan.
Seorang pustakawan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan
dan pelayanan perpustakaan. Di Indonesia ada 5 jenis perpustakaan, yaitu Perpustakaan
Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Perpustakaan Perguruan
Tinggi, dan Perpustkaan Khusus (pasal 20).
Profesi Pustakawan.
Profesi pustakawan bila dibandingkan profesi arsiparis, dokumentalis, dan informasi lebih jelas
dan tebuka lebar untuk pengembangan kariernya. Di Indonesia profesi ini mulai dikenal publik
sejak tahun 1988 dengan dikeluarkan SK Menpan No.18/1988 yuncto SEB Menteri P dan K dan
Kepala BAKN No. 53649/MPK/1988. No.15/SE/1988 tentang Angka Kredit bagi Jabatan
Pustakawan. Kenaikan pangkat, tunjangan fungsional, tim penilai lebih jelas dibandingkan
dengan profesi arsiparis, dokumentalis dan informasi.
Bahan;
Letak Perbedaan
Definisi
Perpustakaan
Sebuah ruangan,
Kearsipan
Arsip merupakan suatu
lembaga yang
mengumpulkan dan
menyediakan sumber
utama penglestarian
kegiatan hidup
kepemerintahan suatu
negara dan kehidupan
yang biasanya disimpan
terkumpul bahan-bahan
tertentu untuk
digunakan pembaca,
direncanakan, diciptakan
(Sulistyo-Basuki, 1993)
Menyimpan dan
2
Fungsi
menyediakan koleksi
buku dan bahan
tercetak
Soemardjan)
Memelihara akumulasi dari
bukti aktivitas / kegiatan
suatu organisasi atau
perorangan sebagai organic
entity.
Pengguna
terbatas aspek
tertentu.
pendidikan.
Dapat dipinjam dan
difotokopi, jika hilang Tidak dapat dipinjam dan
Isi Koleksi
Jenis Koleksi
dapat diganti,
merupakan sumber
sekunder.
Bahan pustaka yang
tersedia diperpustakaan
lain.
tempat lain.
Bahan pustaka
Manuskrip-manuskrip,
Penyusunan Koleksi
Layanan
(tercetak, tertulis)
dokumen-dokumen
Berdasarkan bagan
organisasi lainnya.
Berdasarkan isi informasi
klasifikasi dan
peraturan pengatalogan.
organisasi.
Layanan Arsip Elektronik,
Sirkulasi, referensi,
indeks, bibliografi
Reegerings Almanak,
Preview film.
Penguasaan subject matter
Penguasan subject
matter bersifat generalis
8
Kompetensi Pengelola
10
Bentuk Penyimpanan
Data/Storage
Deskripsi Petugas
Fisik catalog
Pustakawan
ditambah dengan
penguasaan teknik khusus
penyimpanan yang lengkap
perpustakaan.
9
dan utuh.
Naskah otentik, berkasberkas asli.
Arsiparis atau petugas
berhubungan dengan
kearsipan berhubungan
tersendiri