STANDAR PENGOLAHAN
KELENGKAPAN BUKU
JUMLAH PAPAN PENGUMUMAN
SARANA PENYIMPANAN KATALOG
RAK BUKU REFERENSI
RAK DISPLAY BUKU BARU
JUMLAH MEJA SIRKULASI
SARANA PENGAMANAN
RAK MAJALAH DAN SURAT KABAR
RAK JURNAL
RAK BUKU
KURSI BACA
MEJA BACA
DAFTAR SCANNER
PENCAHAYAAN
SIRKULASI UDARA
KEBERSIHAN GEDUNG DAN RUANGAN
JUMLAH MEJA KERJA PETUGAS
Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang telah diputuskan menjadi milik
perpustakaan. Pencatatan ini penting agar pengelola perpustakaan maupun orang yang
berkepentingan dengan perpustakaan mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki, rekam jejak dari
pengadaan koleksi tersebut, dan agar tertib administrasi. Beberapa kegiatan atau pekerjaan dalam
inventarisasi adalah sebagai berikut:
(1) Pemeriksaan. Pemeriksaan bahan pustaka dapat dimulai dari memeriksa kondisi bentuk
fisiknya apakah baik atau cacat, kesesuaian antara jumlah judul dan eksemplar yang dipesan
dengan yang diterima, serta kelengkapan isinya apakah ada halaman yang kosong dan apakah
kualitas pencetakannya sudah sesuai.
(2) Pengelompokkan. Pengelompokkan dilakukan dengan mengelompokkan bahan pustaka yang
telah diperiksa tadi ke dalam bidang-bidang umum, misalnya dikelompokkan berdasarkan judul.
Hal ini bertujuan agar memudahkan pekerjaan selanjutnya, seperti penelusuran sementara
ataupun pengontrolan.
(3) Pengecapan. Pengecapan stempel kepemilikan dan stempel inventaris dilakukan atas bahan
pustaka yang dikelompokkan tadi, pada halaman atau bagian tertentu dari bahan pustaka
tersebut. Pada umumnya, minimal tiga cap kepemilikan dibubuhkan pada setiap bahan pustaka.
Misalnya pada halaman judul, halaman tertentu di tengah-tengah (contohnya dicap di halaman
17 atau 27 pada bahan pustaka), dan halaman terakhir. Sedangkan, satu cap inventaris
dibubuhkan pada setiap halaman judul.
(4) Pencatatan. Semua bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan atau yang telah diputuskan
menjadi milik perpustakaan harus dicatat pada buku, baik itu buku induk atau langsung dicatat di
komputer. Pencatatan ini dapat dipisahkan menurut jenis bahan informasinya. Sebagai contoh,
inventaris buku paket, buku fiksi/non fiksi, majalah, CD, referensi, jurnal, peta/atlas, dan
sebagainya. Informasi-informasi pada bahan pustaka yang harus dicatat pada buku induk atau
komputer minimal terdiri dari nomor urut, tanggal pencatatan, nomor inventaris, asal bahan
pustaka, pengarang, judul, impresum, dan keterangan tambahan.
Klasifikasi
Klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompokkan buku berdasarkan subyek atau isi bahan
pustaka yang bersangkutan. Dengan dasar ini maka bahan pustaka yang subyeknya sama akan
berdekatan atau berada pada rak yang sama apapun bentuk bahan pustaka tersebut (Yusuf dan
Suhendra, 2005:40). Dengan demikian, klasifikasi ini berguna untuk mempermudah pengguna
maupun pustakawan dalam penelusuran informasi atau pencarian bahan pustaka di rak.
Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan
sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki,
membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional
(Lasa Hs, 2007:129). Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan,
katalog berkas, katalog kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC
(Online Public Acces Catalog).
Shelving
Shelving adalah kegiatan penjajaran koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem
tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka.
Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau
pustakawan.
Sistem penjajaran koleksi ke dalam rak ada dua macam:
(1) Berdasarkan jenis, yaitu disusun berdasarkan jenis koleksi dalam bidang apapun dijadikan
satu susunan. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi referensi.
(2) Berdasarkan sandi pustaka atau call number, yaitu disusun berdasarkan urutan nomor kelas
sesuai dengan tata susunan koleksi. Sistem ini cocok untuk penjajaran koleksi buku teks.
Dalam penjajaran buku ini perlu diperhatikan hal-hal berikut: (1) rak tidak diisi penuh untuk
memudahkan penambahan dan pergeseran, (2) digunakan standar buku, (3) buku tidak disusun
berlapis atau ditumpuk, (4) rak hendaknya mudah dipindahkan, (5) dan desain rak hendaknya
disesuaikan agar sirkulasi udara baik.
SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN
Sistem otomasi perpustakaan yang digunakan oleh Perpustakaan STFK Ledalero yaitu
menggunakan apllikasi SLiMS. Sistem otomasi Perpustakaan STFK Ledalero bias diakses
melalui alamat http://elibrary.stfkledalero.ac.id/ Aplikasi yang digunakan ini memiliki fungsi
sebagai berikut:
Sebagai sebuah Sistem Automasi Perpustakaan yang terintergrasi, modul-modul yang telah
terdapat di SLiMS antara lain: pengatalogan/bibliografi, keanggotaan, sirkulasi, masterfile, stock
opname (inventarisasi koleksi), pelaporan/reporting, manajemen kontrol serial, digital library,
dan lain-lain.
1) Pencarian sederhana.
2) Pencarian tingkat lanjut (Advanced).
3) Dukungan penggunaan Boolean's Logic dan implementasi CQL (Common Query
Language).
4) OPAC Web Services berbasis XML.
5) Mendukung akses OPAC melalui peralatan portabel (mobile device)
6) Menampilkan informasi lengkap tetang status koleksi di perpustakaan, tanggal
pengembalian, dan pemesanan item/koleksi
7) Detil informasi juga menampilkan gambar sampul buku, lampiran dalam format
elektronik yang tersedia (jika ada) serta fasilitas menampilkan koleksi audio dan visual.
8) Menyediakan hyperlink tambahan untuk pencarian lanjutan berdasarkan penulis, dan
subjek.
1) Mampu memproses peminjaman dan pengembalian koleksi secara efisien, efektif dan
aman.
2) Mendukung fitur reservasi koleksi yang sedang dipinjam, termasuk
reminder/pemberitahuan-nya.
3) Mendukung fitur manajemen denda. Dilengkapi fleksibilitas untuk pemakai membayar
denda secara cicilan.
4) Mendukung fitur reminder untuk berbagai keperluan seperti melakukan black list
terhadap pemakai yang bermasalah atau habis keanggotaannya.
5) Mendukung fitur pengkalenderan (calendaring) untuk diintegrasikan dengan
penghitungan masa peminjaman, denda, dan lain-lain.
6) Memungkinkan penentuan hari-hari libur non-standar yang spesifik.
7) Dukungan terhadap ragam jenis tipe pemakai dengan masa pinjam beragam untuk
berbagai jenis keanggotaan.
8) Menyimpan histori peminjaman anggota.
9) Mendukung pembuatan peraturan peminjaman yang sangat rinci dengan
mengkombinasikan parameter keanggotaan, jenis koleksi, dan gmd selain aturan
peminjaman standar berdasarkan jenis keanggotaan
1) Memungkinkan beragam tipe pemakai dengan ragam jenis kategori peminjaman, ragam
jenis keanggotaan dan pembedaan setiap layanan sirkulasi dalam jumlah koleksi serta
lama peminjaman untuk jenis koleksi untuk setiap jenis/kategori
2) Dukungan terhadap input menggunakan barcode reader
3) Memungkinkan untuk menyimpan informasi preferensi pemakai atau subject interest.
4) Memungkinkan untuk menyimpan informasi tambahan untuk keperluan reminder pada
saat transaksi.
5) Memungkinkan menyimpan informasi detail pemakai yang lebih lengkap.
6) Pencarian informasi anggota minimal berdasarkan nomor dan nama anggota.
7) Pembuatan kartu anggota yang dilengkapi dengan barcode untuk transaksi peminjaman.
Modul Lain-lain