PENGERTIAN KATALOG
Katalog berasal dari bahasa Indonesia berasal dari kata Catalog dalam bahasa Belanda, serta
Catalogue dari bahasa Inggris. Istilah katalog itu sendiri berasal dari frase Yunani Katalogos.
Kata bermakna sarana atau menurut, sedangkan logos memiliki berbagai arti seperti kata,
susunan, alasan dan nalar. Jadi katalog dari segi kata bermakna sebuah karya dengan isinya
disusun menuruit cara yang masuk akal. Menurut sebuah simpanan rencana atau hanya
berdasarkan kata demi kata.(strout 1957)
Beberapa definisi katalog menurut ilmu perpustakaan dapat disebutkan sebagai berikut :
Katalog berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem
tertentu.(Fathmi, 2004)
A catalogue is a list of, an index to, a collection of books and/or other materials. It
enables the user to discover : what material is present in the collection, where this
material may be found. (Hunter)
suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan
,dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk
fisik, subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. (Gates)
katalog perpustakaan adalah daftar buku atau koleksi pustaka dalam suatu perpustakaan
atau dalam suatu koleksi. (Sulistyo Basuki, 1991)
Katalog perpustakaan merupakan suatu rekaman atau daftar bahan pustaka yang dimiliki
oleh suatu perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun menurut aturan dan
sistem tertentu. (Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan, 2003)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog merupakan daftar dari koleksi
perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga
memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang
dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.
1. Tujuan Katalog
2. Fungsi Katalog
Fungsi tersebut dikemukakan oleh Cutter lebih dari 100 tahun yang lalu, namun sampai saat ini
masih sangat relevan tentunya dengan beberapa penyesuaian seperti istilah buku sebaiknya
diganti dengan istilah koleksi. Sedangkan untuk katalog induk mempunyai fungsi tambahan
antara lain mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing), mendukung pengawasan
bibliografi (bibliographic control), dan menopang silang layan (inter library loan).
katalog buku
2. Katalog Berkas atau album dalam bahasa inggris disebut sheaf catalogue merupakan
kumpulan kartu yang dijilid menjadi satu menjadi buku atau album.Keuntungannya
adalah mudah digunakan, pengguna dapat menggunakan katalog berkas yang berbeda-
beda. Sedangkan kerugiannya adalah sekali adanya penambahan harus membongkar
berkas, cenderung mudah hilang karena bentuknya lebih kecil dari pada katalog buku.
katalog berkas
3. Katalog Kartu adalah Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua
deskripsi bibliografisnya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Keuntungan katalog
berbentuk kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di
perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada
jajaran kartu yang ada. Kelemahannya adalah satu laci katalog hanya menyimpan satu
jenis entri saja, sehingga pemustaka sering harus antri menggunakannya, terutama bila
melakukan penelusuran melalui entri yang sama.
katalog kartu
4. Katalog Cetak merupakan proses Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system
tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan.
Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi
kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru.
katalog cetak
5. Katalog COM (Computer Output Microform) dibuat pada salah satu bentuk microfilm
atau microfishe. Katalog dalam bentuk mikro ini relative lebih murah jika dibandingkan
dengan katalog dalam bentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih
murah daripada katalog kartu. Disisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche
yang tidak menyenangkan digunakan. (Taylor, 1992 dalam Hasugian, 2009).
katalog COM
6. Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory) adalah katalog yang dikemas
dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer.
katalog CD-ROM
7. OPAC (Online Public Access Catalog) adalah Katalog yang tersimpan di komputer,
dapat diakses dari berbagai titik atau lokasi selama titik/lokasi tersebut tergabung dalam
jaringan internet. Menurut Hermanto (2007) OPAC banyak di gunakan pada berbagai
perpustakaan karena memiliki berbagai keuntungan diantaranya :
1. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
2. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu
3. Jajaran tertentu tidak perlu di-file
4. Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus
5. Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas
OPAC
1. Katalog Pengarang
2. Katalog Judul
3. Katalog Subjek
Entri subjek disusun menurut abjad, memungkinkan pengguna mengakses katalog menurut judul.
b. Katalog berkelas
1. Alphabetico-classed catalogue
Katalog dengan entri subjek disusun menurut sebuah bagan klasifikasi. Dalam susunan ini, mula-
mula entri katalog disusun menurut susunan klas, kemudian subdivisi dalam klas tersebut
disusun menurut abjad.
Katalog terbagi sebenarnya merupakan sempalan dari katalog susunan kamus. Pada katalog
terbagi terdapat 2 jajaran utama, yaitu jajaran subjek disusun menurut abjad serta gabungan
pengarang dan judul, sisusun menurut abjad. Katalog ini merupakan katalog susunan kamus.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seiring bergulirnya waktu perkembangan dan inovasi berdampak di berbagai aspek kehidupan.
Begitupula dengan perpustakaan khususnya mengenai sistem temu kembali informasi, dalam hal
ini adalah katalog perpustakaan. Dari segi jenis-jenisnya katalog dapat dibagi menjadi delapan,
yaitu katalog kartu, katalog lembaran dan buku, katalog mikrofis, katalog terpasang, katalog web
OPAC, katalog induk, katalog nasional dan katalog penerbit. Setiap katalog berkembang dari
segi media maupun kandungan informasi yang dimiliki sehingga setiap katalog tersebut memiliki
keunggulan sekaligus kekurangan masing-masing.
3.2 Saran
Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra USU
1. Pengantar
Pada masa ini, komputer mulai digunakan untuk proses pengawasan sirkulasi
di perpustakaan. Sistem komputer digunakan untuk tujuan pengumpulan data,
khususnya pencatatan peminjaman. COM (computer output on microfilm) menjadi
metode yang terkenal digunakan untuk menghasilkan katalog. Perkembangan pada
masa ini, juga ditandai dengan munculnya sistem kerjasama pengatalogan dan
pemanfaatan bersama, pada berbagai perpustakaan. Misalnya, di Inggris LASER
(London and South Eastern Library Region), dan di Amerika Utara OCLC (Ohio College
Library Centre). Sistem kerjasama ini menghasilkan cantuman katalog pada komputer
untuk sejumlah perpustakaan yang berpartisipasi, baik dalam bentuk COM, maupun
kartu katalog.
e. Tahun 1990-an
020 ISBN
035 No. Kendali Setempat
041 Kode Bahasa
080 No. Panggil UDC
082 No. Panggil DDC
099 No. Panggil Setempat
100 Entri Utama Nama Orang
110 Entri Utama Nama Badan Korporasi
111 Entri Utama Nama Pertemuan
245 Judul
250 Edisi
260 Penerbit dan Distribusi
300 Deskripsi Fisik
440 Seri
500 Catatan Umum
650 Entri Tambahan Subyek
695 Kata Kunci
700 Entri Tambahan Nama Orang
710 Entri Tambahan Badan Korporasi
711 Entri Tambahan Nama Pertemuan
850 Badan Pemilik
985 Jumlah Eksemplar
999 Nomor Identitas (Saleh 1999, 14-15)
Salah satu tujuan penggunaan format MARC pada kegiatan pengatalogan yang
terautomasi adalah untuk membangun pangkalan data bibliografi koleksi
perpustakaan. Sedangkan salah satu tujuan pembentukan pangkalan data koleksi,
ialah untuk menghasilkan katalog terpasang atau OPAC, yang dapat diakses pengguna
dari terminal komputer yang tersedia. Dengan demikian, OPAC adalah bentuk katalog
terpasang yang dirancang bangun dengan menggunakan format MARC. Pada 1960-an
MARC diperkenalkan, tahun 1970-an sistem pengatalogan terautomasi dikembangkan,
dan pada awal tahun 1980-an OPAC diperkenalkan dan digunakan pada sejumlah
perpustakan tertentu (Beheshti 1992, 222).
Sebelum OPAC muncul, telah ada berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan
bentuk katalog yang paling luas digunakan ialah katalog kartu (Horgan 1994, 2). Akan
tetapi setelah OPAC muncul pada permulaan tahun 1980-an, sejumlah perpustakaan
tertentu telah mulai mengkonversi katalog kartu dan beralih ke bentuk OPAC.
Perpustakaan mempunyai berbagai pertimbangan dan alasan untuk beralih dari
katalog kartu ke OPAC.
Murphy (1995, 46) menyatakan bahwa OPAC adalah katalog yang paling cocok
saat ini digunakan di perpustakaan. OPAC jauh melebihi katalog kartu dan katalog
lainnya yang digantinya. Katalog kartu memiliki sejumlah keterbatasan dibanding
dengan OPAC. Sekalipun fungsi dasarnya sama yaitu sebagai sarana temu balik di
perpustakaan, namun diantara katalog kartu dan OPAC terdapat banyak perbedaan.
Selain bentuk fisik, ada sejumlah perbedaan diantara OPAC dengan katalog
kartu. Salah satu perbedaan penting diantara keduanya adalah, bahwa cantuman
bibliografi pada OPAC dapat ditelusur dalam berbagai cara dan dapat ditampilkan pada
berbagai bentuk format tampilan, sedangkan pada katalog kartu hal itu tidak mungkin
©2003 Digitized by USU digital library 9
dilakukan. Perbedaan lainnya dapat dilihat dari sisi kegiatan penelusuran yang
mencakup interaksi (interaction), bantuan pengguna (user assistance), kepuasan
pengguna (user satisfaction), kemampuan penelusuran (searching capabilities),
keluaran dan tampilan (output and display), serta ketersediaan dan akses (availability
and access) (Fattahi 1995, 49-53).
OPAC dinyatakan sebagai katalog yang interaktif. Disebut interaktif karena
sistem tersebut menyediakan komunikasi antara pengguna dengan komputer dalam
suatu mode atau cara yang bersifat dialog. Seal, dalam Fattahi (1995, 50)
menyatakan OPAC dapat memberi reaksi dan merespon pengguna dalam suatu cara
yang cerdas. Cara itu dapat digunakan untuk menunjukkan pilihan penelusuran yang
tersedia, mengoreksi pengoperasian yang salah, menunjukkan alternatif dokumen
yang cocok dengan kriteria penelusuran dan menuntun pengguna selama melakukan
penelusuran. Pendekatan penelusuran yang interaktif ini tidak mungkin bisa dilakukan
pada katalog kartu.
OPAC mempunyai kemampuan untuk menyediakan bantuan pengguna dalam
berbagai cara dan tingkatan, yang bisa langsung dibaca pengguna pada sistem. Mitev,
dalam Fattahi (1995, 51) menggolongkan empat kategori bantuan yaitu, bantuan
temu balik (retrieval aids), bantuan bahasa (linguistic aids), bantuan menjelajah
(navigational aids), dan bantuan arti kata (semantic aids). Bantuan penelusuran
seperti ini, tidaklah mungkin ditemukan pada penelusuran menggunakan katalog kartu
dan katalog manual lainnya.
Kepuasan pengguna merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan
perpustakaan. Umumnya, pengguna mengakui bahwa ada tingkat kepuasan yang
tinggi dengan OPAC, dimana pengguna lebih menyukai bentuk OPAC dari pada katalog
kartu (Lewis 1987, 152). Pengguna lebih menyukai OPAC karena: a) menelusur di
OPAC menyenangkan, b) menelusur di OPAC menghemat waktu, c) OPAC
menyediakan layanan baru, dan d) OPAC menyediakan ciri khas yang baru (Markey
1993, 88).
Salah satu keunggulan sistem OPAC dari katalog kartu dan katalog manual
lainnya, adalah kemudahan dalam penelusuran. Melalui OPAC, pengguna bisa
menelusur dokumen yang dibutuhkan dengan berbagai cara, yang tidak mungkin
dapat dilakukan pada katalog kartu atau katalog manual lainnya, misalnya menelusur
berdasarkan kata kunci ke semua ruas, menelusur menggunakan operator Boolean,
operator word adjacency dan sebagainya. Sistem OPAC biasanya menawarkan atau
menyediakan akses yang luas kepada seluruh cantuman bibliografi. Hasil penelusuran
melalui sistem OPAC dapat ditampilkan secara sistematis dan bervariasi.
Tampilan informasi bibliografi adalah hal lain yang utama yang membedakan
OPAC dengan katalog kartu. Bentuk dan isi cantuman bibliografi pada katalog kartu
selalu berada pada format yang sama, sedangkan pada OPAC dimungkinkan pada
format yang fleksibel, dengan kemungkinan tampilan informasi bilbiografi dalam
berbagai variasi dan pada level yang berbeda. Tingkat deskripsi bilbiografi pada OPAC
biasanya luwes dan bisa didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna.
OPAC dapat diakses melalui terminal pada tempat yang berbeda dari dalam
atau dari luar gedung perpustakaan, melalui local area networks (LAN) dan wide area
networks (WAN), sedangkan pada katalog kartu dan katalog manual lainnya hal itu
tidak mungkin dilakukan. Pengguna yang berbeda, yang berada di dalam atau di luar
gedung perpustakaan dimungkinkan menggunakan sistem OPAC secara bersama,
sekalipun menelusur cantuman yang sama pada waktu yang bersamaan, sedangkan
bila menggunakan katalog kartu, hal itu tidak mungkin dapat dilakukan. Kelemahan
penggunaan sistem OPAC ialah dipengaruhi faktor luar seperti terputusnya aliran
listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Katalogisasi
Katalog berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti daftar, dalam pengertian umum
katalog diartikan sebagai daftar nama-nama, judul dan barang-barang. Dalam sejarah
kepustakawanan, katalogisasi atau pengkatalogan (cataloguing, catalogieseren) merupakan
keterampilan yang sudah dimiliki sejak berabad-abad lamanya, sebagai senarai inventaris.
Dalam dunia perpustakaan katalog diartikan sebagai daftar berbagai jenis koleksi, dapat berupa
buku yang dibuat menurut sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara sistematis
untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pemustaka (user)
maupun oleh petugas perpustakaan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) : katalog merupakan secarik kartu, daftar atau
buku yang memuat nama benda atau informasi tertentu yang ingin disampaikan, disusun secara
berurutan, teratur dan alfabetis: kartu membantu memudahkan orang mencari buku di
perpustakaan; berkas katalog yang dibuat pada slip kertas yang diikat di jilid berkas untuk
memungkinkan adanya penyisipan bahan baru yang tepat susunannya. Katalog juga merupakan
gambaran dari fisik sebuah dokumen. Hasil pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan
dari bahan pustaka dan pemeliharaan katalog yang memberikan akses utama kepada koleksi
Katalog perpustakaan adalah daftar semua bahan pustaka (buku, majalah, kartografi, kaset,
keping CD dan lain-lain) yang ada di perpustakaan dengan dilengkapi oleh semua cantuman
bibliografis sesuai dengan sistem yang telah ditentukan pada katalog untuk semua jenis bahan
pustaka yang dimiliki perpustakaan. Hal ini diharapkan dapat membantu Pemustaka (user)
maupun Pengelola (Pustakawan) untuk menemukan kembali bahan pustaka yang diperlukan
dengan cepat dan tepat.
Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog
dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi
intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek. Jadi katalogisasi adalah
proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan
berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.
Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen (condensed
representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen
yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat.
a.Tujuan Katalogisasi
Menunjukan buku yang dimiliki perpustakann oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya dan berdasarkan karakternya (sastra
b. Fungsi Katalogisasi
Katalog berfungsi sebagai alat komunikasi yang menginformasikan koleksi yang dimiliki oleh
Katalog berbentuk buku, katalog tersebut sering juga disebut katalog tercetak (printed catalog).
Keuntungan dari katalog berbentuk buku adalah dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan, dapat
diletakkan pada berbagai tempat, dan mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain.
Kelebihan dari katalog buku ini adalah entri pada katalog berbentuk buku dapat ditemukan
dengan cepat, mudah menyimpannya, mudah menanganinya, bentuknya ringkas dan rapi.
Kelemahan dari katalog/indeks berbentuk buku adalah cepat usang atau ketinggalan jaman. Hal
itu terjadi karena setiap kali perpustakaan memperoleh buku baru, berarti katalog sebelumnya
harus diperbaharui kembali, atau setidak-tidaknya membuat suplemen. Dengan demikian,
katalog berbentuk buku ini tidak luwes. Biaya pembuatan berbentuk buku cenderung lebih
mahal, karena bentuk dan jumlah cantumannya sering berubah, katalog berbentuk buku
cenderung ditinggalkan oleh perpustakaan dan beralih ke katalog kartu.
Bentuk katalog kartu masih banyak digunakan di perpustakaan hingga saat ini. Keuntungan dari
katalog kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan
tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada.
Penggunaan katalog kartu tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya terputusnya aliran listrik, dan
kemungkinan rusak sangat kecil terkecuali jika perpustakaan terbakar. Kelemahannya ialah satu
laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga Pemustaka (user) sering harus antri
menggunakannya jika berada pada jumlah yang besar, karena harus memilah-milah jajaran kartu
sesuai urutan indeksnya
Katalog berbentuk kartu telah lama digunakan di perpustakaan, katalog tersebut disimpan pada
laci-laci katalog, katalog tersebut terbagi dengan berbagai susunan yang digolongkan dalam 3
golongan besar yaitu :
a. Katalog abjad.
Yaitu katalog yang disusun berdasarkan urutan abjad dari nama pengarang, subjek dan judul
dalam satu urutan secara alfabetis.
1.Katalog Pengarang
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui nama pengarangnya. Atau ingin
mengetahui pengarang tertentu telah mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun
sistematis berdasarkan nama pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Penulisan nama
pengarang adalah dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama keluarga.
2.Katalog Judul
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui judul bukunya. Atau ingin mengetahui
judul buku tertentu yang sama telah dikarang oleh pengarang mana saja. Katalog judul disusun
secara sistematis berdasarkan judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog judul dapat diketahui
judul-judul buku yang sama, yang dikarang oleh pengarang yang berbeda.
Digunakan bila kita ingin mengetahui berbagai buku yang membahas subyek yang sama,
biasanya sering digunakan dalam mengumpulkan bahan pustaka untuk kepentingan pembuatan
penelitian, makalah dsb. yang membahas suatu subyek tertentu. Melalui katalog subyek akan
diketahui karya-karya yang dikarang oleh berbagai pengarang dengan judul yang berbeda-beda
tetapi memiliki pokok bahsan yang sama.
Yaitu katalog yang sebelumnya dibagi berdasarkan : Subjek, Pengarang, dan Judul. Masing-
masing kelompok kemudian disusun berdasarkan abjad (secara alfabetis).
Yaitu katalog subjek yang disusun menurut suatu urutan nomor klasifikasi.
Katalog bentuk mikro atau computer output microform (COM). COM dibuat pada salah satu
bentuk mikrofilm atau mikrofis. Katalog mikro lebih murah dibanding dengan katalog
berbentuk buku dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah dari pada katalog kartu.
Bentuknya ringkas dan mudah menyimpannya.
Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan Online Public
Access Catalogue (OPAC), yaitu bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah
perpustakaan tertentu. OPAC menjadi pilihan bentuk katalog yang digunakan diberbagai
perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di perpustakaan, OPAC
dianggap paling luwes (flexible) dan paling mutakhir (Taylor 1992). Program aplikasi yang
digunakan di perpustakaan, seperti CDS/ISIS, Inmagic, VTLS, Dynix, Tinlib, dan lain-lain.
2.4.Prosedur Pengkatalogisasi
Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan:
1. Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah
halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama
dan tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD.
2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas),
mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan
klasifikasi, daftar tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman
bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.
Sistem katalog dibedakan dari susunannya dalam laci katalog, yang terdiri dari:
yaitu catalog yang disusun menurut abjad pengarang, judul dan subyek dalam satu susunan.
2) Sistem katalog klasifikasi (classified catalog)
Merupakan suatu sistem katalog yang disusun menurut suatu bagian klasifikasi tertentu., terdiri
dari tiga susunan yaitu:
Indek subyek yang menunjukkan notasi klasifikasi tertentu untuk suatu subyek, umumnya
disusun menurut abjad.
Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah catalog Nama pengarang atau yang dianggap sebagai
pengarang Judul buku Judul tambahan Imprint (impressum) untuk menyatakan kota penerbit,
penerbit dan tahun terbit;Kolasi untuk menyatakan jumlah halaman keterangan lain dan ukuran
buku; Nomor seri bila buku itu mempunyai nomor seri; Anotasi yang merupakan catatan; Tanda
buku (call number).
Sebelum menentukan macam dan bentuk katalog yang akan digunakan, terlebih dahulu
diperhatikan tentang ciri- ciri katalog antara lain :
Katalog harus kompak, dalam pengertian jika main entri menyebutkan adanya added entri,
misalnya : pengarang tambahan dan subyek maka katalog pengarang dan subyek tambahan
tersebut harus tersedia.
2. katalog judul ( yang digunakan sebagai main entri nya : judul buku )
3. katalog subyek ( yang digunaka sebagai main entri nya : subyek buku )
4. katalog self list / katalog induk (katalog yang disimpan oleh pustakawan)
1. Book catalogue / printed catalogue adalah bentuk katalog yang paling tua digunakan di
perpustakaan Amerika. Pembuatannya mahal dan tidak fleksibel.
2. Sheaf catalogue jenis ini terbuat dari kertas karton yang berukuran 20×30 cm. katalog ini kurang
fleksibel.
3. Microform catalogue (COM =Computer Output Microform ) jenis katalog ini menjadi populer
dengan adanya perkembangan komputer.
4.Card catalogue ( katalog kartu) jenis ini paling umum digunakan. Berukuran 7.5×12.5 cm.
ciri- cirinya :
Fleksibilitas
Mudah digunakan
5.OPAC (Online Public Acces Catalogue )adalah jenis katalog yang peling sering digunakan
dengan memanfaatkan kecanggihan komputer. Bentuk ini adalah yang paling fleksibel dan
Ppaling modern. Beberapa keunggulannya : filing tidak diperlukan lagi, database dapat di update
secara online atau remote, tersedianya menu help dan cross reference : dapat diproduksi dalam
bentuk katalog lain, dapat dihubungkan dengan database lain.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dalam dunia perpustakaan katalog diartikan sebagai daftar berbagai jenis koleksi, dapat
berupa buku yang dibuat menurut sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara
sistematis untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pemustaka
(user) maupun oleh petugas perpustakaan.
Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog
dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi
intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek. Jadi katalogisasi adalah
proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan
berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.
Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen (condensed
representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen
yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat.