Studi Kasus
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu : Retno Pandan Arum
Disusun oleh:
1
Kualitatif: Studi Kasus
KATA PENGANTAR
Segala puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah pendekatan kualitatif dengan judul Studi Kasus tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian
Kualitatif, Ibu Retno Pandan Arum K., M.Si secara khususnya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan kekurangan
karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat diharapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya, karena masih banyak kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
2
Kualitatif: Studi Kasus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI .
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........4
B. Rumusan Masalah.....5
C. Tujuan Makalah....5
A. Kesimpulan....14
DAFTAR PUSTAKA
3
Kualitatif: Studi Kasus
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi kasus merupakan salah satu jenis pendekatan kualitatif yang menelaah sebuah kasus
tertentu dalam konteks atau setting kehidupan nyata kontemporer. Peneliti studi kasus bisa
memilih tipe penelitiannya berdasarkan tujuan, yakni studi kasus instrumental tunggal (yang
berfokus pada satu isu atau persoalan tertentu), studi kasus kolektif (yang memanfaatkan
beragam kasus untuk mengilustrasikan satu persoalan penting dari berbagai perspektif), studi
kasus intrinsic (yang fokusnya pada kasus itu sendiri, karena dianggap unik atau tidak biasa).
Prosedur utamanya melibatkan sampling purposeful (memilih kasus yang dianggap penting),
kemudian dilanjutkan dengan analisis holistic atau melalui deskripsi detail atas pola-pola,
konteks dan setting di mana kasus itu terjadi.
Oleh karena itu studi kasus lebih berfokus pada kasus tertentu, peneliti didorong untuk
mencari suatu kasus yang kemudian dianalisis terkait dengan mitos atau yang terjadi di lokasi
penelitian. Pertanyaan riset yang bisa diajukan adalah bagaimana respon masyarakat atau
responden dan informan setempat. Untuk menjawabnya, peneliti dituntut untuk melakukan
analisis holistik.
Kelompok berkebudayaan sama dapat dianggap sebagai pokok bahasan etnogrfi, yang
membedakan adalah untuk memahami bagaimana kebudayaan tersebut berjalan daripada
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang kasus tunggal atau mengeksplorasi isu
atau permasalahan dengan menggunakan kasus tersebut sebagai ilustrasi yang spesifik, yang
merupakan tujuan dari studi kasus.
4
Kualitatif: Studi Kasus
Pendekatan studi kasus sangat familier bagi para ilmuwan sosial karena popularitasnya dalam
psikologi (Freud), kedokteran (analisis kasus tentang permasalahan), hukum (hukum kasus), dan
sains politik (laporan kasus).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari studi kasus?
2. Apakah kegunaan dari studi kasus?
3. Bagaimana sejarah studi kasus?
4. Apa saja ciri utama dari studi kasus?
5. Apa saja tipe-tipe dari studi kasus?
6. Bagaimana prosedur pelaksanaan studi kasus?
7. Bagaimanakah tantangan dalam menggunakan studi kasus?
8. Apa saja keistimewaan dari studi kasus?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi studi kasus
2. Untuk mengetahui kegunaan studi kasus
3. Untuk mengetahui sejarah studi kasus
4. Untuk mengetahui ciri utama studi kasus
5. Untuk mengetahui tipe-tipe studi kasus
6. Untuk mengetahui prosedur pelaksaan studi kasus
7. Untuk mengetahui tantangan dalam studi kasus
8. Untuk mengetahui keistimewaan studi kasus
5
Kualitatif: Studi Kasus
BAB 1I
PEMBAHASAN
Hamel, Dufour, dan Fortin (1993) menelusuri asal mula studi kasus ilmu pengetahuan
sosial modern melalui antropologi dan sosiologi. Contohnya studikasus tentang
Kepulauan Trbriand dari antropolog situs Malinowski, studi tentang keluarga dari
sosiolog Perancis LePlay, dan studi kasus dari jurusan Jurusan Sosiologi Universitas
Chicago dari 1920-an dan 1930-an hingga 1950-an (misalnya, studi 1958 oleh
Thomas dan Znaniecki tentang para petani Polandia di Eropadan Amerika) sebagai
antesenden dari riset studi kasus kualitatif.
Sekarang para penulis studi kasus memiliki banyak teks pendekatan yang dapat
dipilih : Yin (2009), mendukung pendekatan kuantitaif dan kualitatif untuk
pengembangan studi kasus dan membahas studi kasus kualitatif eksplanatoris,
eksloratoris, dan deskriptif.
Merriam (1998) mendukung pendekatan umum untuk studi kasus kualitatif dalam bidang
pendidikan. Stake (1995) secara sistematis menetapkan prosedur untuk riset studi kasus
dan menyebutkan secara panjang lebar, contoh karyanya adalah sekolah Harper.
Berawal dari tujuan etnografi yang hanya memahami bagaimana kebudayaan tersebut
berjalan tanpa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang kasus tunggal atau
mengeksplorasi isu dan permasalahan dengan menggunakan kasus tersebut sebagai ilustrasi yang
spesifik. Maka dari itu riset studi kasus mencakup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan
nyata, dalam konteks atau setting kontemporer (Yin, 2009).
6
Kualitatif: Studi Kasus
Studi kasus bukan merupakan metodologi, melainkan pilihan atas sesuatu yang hendak
dipelajari (kasus dalam sistem terbatas, yang dibatasi waktu dan tempat) yang lain
menganggapnya sebagai strategi penelitian, metodologi, atau strategi riset komprehensif (Denzin
& Lincoln, 2005; Merriam, 1998; Yin, 2009).
Adapun kegunaan dari studi kasus adalah untuk memahami individu, kelompok, lembaga,
latar tertentu secara mendalam.
7
Kualitatif: Studi Kasus
Creswell dalam bukunya penelitian kualitatif dan desain riset memilih diantara lima
pendekatan :
a) Riset studi kasus dimulai dengan mengidetifikasi satu kasus yang spesifik. Kasus
ini dapat berupa entitas yang konkret, misalnya individu, kelompok kecil,
organisasi atau kemitraan. Pda level yang kurang konkret, kasus ini mungkin
komunitas, relasi, proses keputusan, atau proyek yang spesifik (Yin, 2009). Jadi
pada intinya untuk mendefinisikan kasus yang dapat dibatasi atau dideskripsikan
dalam arameter tertentu, misalnya tempat dan waktu yang spesifik.
b) Tujuan dari pelaksanaan studi kasus. Studi kasus kualitatif dapat disusun untuk
mengilustrasikan kasus yang unik, kasus yang memilki kepentingan yang tidak
biasa dalam dirinya dan perlu dideskibsikan atau diperinci. Kasus ini disebut
kasus intrinsik (Stake 1995). Atau, tujuan dari studi kasus tersebut adalah
memahami isu, problem, atau keprihatinan yang spesifik (misalnya, kehamilan
remaja) dan kasus atau beberapa kasus diseleksi untuk dapat memahami
permasalahan tersebut dengan baik. Kasus ini disebut dengan kasus instrumental
(Stake, 1995).
c) Ciri studi kasus yang baik yaitu kasus itu memperlihatkan pemahaman mendalam
tentang kasus tersebut. Untuk menyempurnakan penelitian, peneliti
mengumpulkan beragam bentuk data kualitatif, mulai dari wawancara,
pengamatan, dokumen, hingga bahan audiovisual. Apabila bersandar pada satu
dat saja tidak cukup untuk mengembangkan pemahaman mendalam.
d) Pemilihan pendekatan untuk analisis data yang berbeda-beda. Sebagian studi
kasus melibatkan analisis terhadap unit-unit dalam kasus tersebut (misalnya,
sekolah, distrik sekolah), sementara itu sebagian yang lainn melaporkan tentang
keseluruhan kasus (misalnya distrik sekolah). Demikian juga, pada sebagian
studi, eneliti memilih kaus majemuk untuk dianalisis dan diperbandingkan,
sementara itu dalam studi kasus yang lain dipilih kasus tunggal untuk dianalisis.
e) Agar analisisnya dapat dipahami dengan baik, riset studi kasus yang baik juga
melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut. Deskripsi ini berlaku untuk studi
kasus intrinsik maupun instrumental. Peneliti dapat mengidentifikasikan tema
atau isu/masalah atau situasi spesifik yang hendak dipelajari dalam masing-
8
Kualitatif: Studi Kasus
masing kasus. Studi kasus dapat menghasilkan temuan yang lengkap maka harus
melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut dan tema atau masalah yang telah
diungkap oleh penelitiketika kasus tersebut dipelajari.
f) Tema atau maslah dapat diorganisasikan menjadi kronologi oleh peneliti,
menganalisis keseluruhan kasus untuk mengetahui berbagai persamaan dan
perbedaan di antara kasu tersebut, atau menyajikannya dalam suatu model teoritis.
g) Studi kasus sering diakhiri dengan kesimpulan yang dibentuk oleh peneliti tentang
makna keseluruhan yang diperoleh dari kasus atau kasus tersebut. Stake (1995)
menyebutnya sebagai penegasan atau pembentukan pola, sedangkan Yin
(2009) disebut sebagai penjelasan, dan Creswell (2015) sebagai pelajaran
umum yang diperoleh dari studi kasus tersebut.
Tipe Studi Kasus menurut Creswell dalam bukunya penelitian kualitatif dan desain riset
memilih diantara lima pendekatan :
a. Tipe studi kasus kualitatif dibedakan berdasarkan ukuran batasan dari kasus
tersebut. Misalnya, apakah kasus tersebut melibatkan satu individu, bebrapa
individu, suatu kelompok, suatu program besar, atau suatu aktivitas.
b. Studi kasus dibedakan dalam hal tujuan dari analisis kasusnya. Terdapat tiga
variasi dalam hal tujuan :
1. Studi kasus eksperimental tunggal, peneliti memfokuskan pada isu atau
persoalan, kemudian memilih satu kasus terbatas untuk mengilustrasikan
persoalan ini.
2. Studi kasus kolektif atau majemuk, satu isi atau persoalan juga dipilih tetapi
peneliti memilih beragam studi kasus untuk mengilustrasikan isu atau
persoalan tersebut. Peneliti sering kali memilih hal ini untuk memperlihatkan
beragam perspektif tentang isu tersebut.
3. Studi kasus intrinsik, yang fokusnya pada kasus itu sendiri (misalnya
mengevaluasi program, mempelajari seorang siswa untuk memiliki kesulitan
9
Kualitatif: Studi Kasus
Stake 1995) karena kasus tersebut menghadirkan situasi yang tidak biasa atau
unik.
Tipe studi kasus Stake 1995 :
1. studi kasus intrinsik (intrinsic case study), studi kasus dilakukan untuk memahami
secara lebih baik dan mendalam tentang individu tertentu, kelompok, peristiwa,
atau organisasi. Hal ini dilakukan karena ingin mengetahui secara intrinsik, bukan
untuk menciptakan sebuah teori atau melakukan generalisasi temuan riset kepada
populasi.
2. Studi kasus instrumental (instrumental case study), studi atas kasus untuk alasan
eksternal, bukan karena ingin mengetahui hakikat kasus tersebut. Kasus hanya
dijadikan sebagai saranauntuk memahami hal lain di luar kasus, misalnya untuk
membuktikan suatu teori yang sebelumnya sudah ada. Tujuan utama adalah untuk
memahami pertanyaan atau masalah yang terkait dengan teori yang melandasi
masalah tersebut.
3. Studi kasus kolektif (collective case study), untuk menarik kesipulan atau
generalisasi atas fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut. Hal ini untuk
membentuk suatau teori atas dasr persamaan dan keteratran yang diperoleh dari
setiap kasus yang diselidki.
10
Kualitatif: Studi Kasus
Studi ini digunakan ketika peneliti melakukan penelitian sebab-akibat. Contoh yang
dikemukakan oleh Berg (2001) adalah studi kasus eksplanatori digunakan untuk
mendapatkan penjelasan (explanation) mengenai banyak faktor atau kasus yang
mempengaruhi sesuatu yang diteliti.
3. Studi kasus deskriptif (descriptive case study)
Dilaukan ketika peneliti mengangkat sebuah teori yang melandasi riset yang dilakukan
dengan mengacu kepada pendekatan terori tersebut. Teori tersebut digunakan sebagai
landasan berfikir dan landasan bertindak bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan
penelitian dan digunakan sebagai pedoman dalamm melakukan analisis yang dilakukan.
Studi kasus desain dan metode. Robert K. Yin. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2015
Penelitian kualitatif & desain Riset memilih diantara lma pendekatan. John W.
Creswell. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2015
11
Kualitatif: Studi Kasus
G. Tantangan
Tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan studi kasus kualitatif adalah peneliti
harus mengidentifikasi kasus tersebut. Kasus terpilih mungkin memiliki ruang lingkup yang luas
(organisasi) atau ruang lingkup yang sempit (pengambilan keputusan). Peneliti harus
memutuskan sistem terbatas mana yang hendak dipelajari, mempertimbangkan apakah akan
mempelajari kasus tunggal atau kasus majemuk. Peneliti juga harus menetapkan dasar pemikiran
bagi strategi sampling purposeful-nya untuk memilih kasus dan mengumpulkan informasi
tentang kasus tersebut.
H. Keistimewaan
Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneliti emik, yakni menyajikan pandangan
subjek yang diteliti
Menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam
kehidupan sehari-hari
Merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden
Memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya
merupakan konsistensi gaya dan fsktual tapi juga kepercayaan (truth-worthiness)
Memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
1. Bersifat luwes dalam hal metodee pengumoulan data yang digunakan. Metode
yang digunakan berbagai macam seperti wawancara, observasi, materi
audiovisual, focused group discussion dan dokumentasi. Konteks dari kasus yang
diangkat meliputi situasi dan setting-nya.
2. Dapat lebih menjangkau dimensi yang lebih spesifk dari topik yang diselidki.
3. Dapat dilakukan secara lebih praktis pada lingkungan sosial. faktor lingkungan
sosial apa pun tidak menjadi halangan dan hambatan bag peneliti.
4. Case study dapat digunakan sebagaii penguji suatu teori. Jenis case study yang
dapat digunakan untuk mengji suatu teori adalah instrumental case study.
13
Kualitatif: Studi Kasus
BAB III
PENUTUP
Sekarang para penulis studi kasus memiliki banyak teks pendekatan yang dapat dipilih,
mendukung pendekatan kuantitaif dan kualitatif untuk pengembangan studi kasus dan membahas
studi kasus kualitatif eksplanatoris, eksloratoris, dan deskriptif, dengan ciri khasnya yaitu
dimulai dengan mengidentifikasi satu kasus yang spesifik dengan dibatasi oleh tempat dan
waktunya. Tujuan studi kasus kualitatif sebagai pengilustrasian kasus yang unik yang perlu
diperinci dan dideskripsikan, disebut kasus instrinsik. Tema atau masalah dapat diorganisasikan
menjadi kronologi oleh peneliti, menganalisis keseluruhan kasus dan menyajikannya dalam suatu
model teoretis. Diakhiri dengan kesimpulan yang dibentuk peneliti tentang makna keseluruhan
yang diperoleh dari kasus tersebut.
Tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan studi kasus kualitatif adalah peneliti
harus mengidentifikasi kasus tersebut. Adapun keistimewaan studi kasus antara lain, merupakan
sarana utama bagi peneliti emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti. Menyajikan
uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
Memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan
konsistensi gaya dan fsktual tapi juga kepercayaan (truth-worthiness). Memberikan uraian
tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
Kelebihan dari studi kasus yaitu, bersifat luwes dalam hal metodee pengumoulan data yang
digunakan. Dapat lebih menjangkau dimensi yang lebih spesifk dari topik yang diselidki.Dapat
dilakukan secara lebih praktis pada lingkungan sosial. faktor lingkungan sosial apa pun tidak
menjadi halangan dan hambatan bag peneliti.
14
Kualitatif: Studi Kasus
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Yin, Robert. 2015. Studi Kasus Desain dan Mode. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Herdiansyah, Haris. 2015. Metodolog Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Salemba
Humanika
15
Kualitatif: Studi Kasus